Filsafat Pendidikan Perenialisme

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Metode Berpikir Ilmiah
Advertisements

Apakah Nilai itu?.  Nilai merupakan wujud daripada afektif (affective domian) dan berada dalam diri seseorang.  Secara utuh, nilai merupakan suatu sistem.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Ilmu Budaya Dasar Tim Pengajar IBD FH – UI.
Filsafat Ilmu: administrasi
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
WAWASAN DASAR IDEOLOGI Sebuah sistem ide yang digali dari sumber nilai agama, keyakinan, serta tradisi untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN REALISME
Pendidikan Kewarganegaraan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Topik 3 PANDANGAN KEFILSAFATAN
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
TUJUAN MATA KULIAH PENGANTAR ARSITEKTUR
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
FILSAFAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
BAB IX LOGIKA, SENI BERPIKIR KRITIS Pertemuan 09
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Oleh: RUSDIANTO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012
LANDASAN KURIKULUM DEDE ROSYADA.
FILSAFAT PENDIDIKAN.
Intervensi Organisasi : BUDAYA ORGANISASI
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
Gimana Jadinya Negara Indonesia tanpa Ideologi Pancasila ?????
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
FILSAFAT PANCASILA KELOMPOK 2 NAMA :
KEBUDAYAAN Antarin Prasanthi.
SEJARAH FILSAFAT ILMU.
RUANG LINGKUP FILSAFAT
FILSAFAT ILMU.
Hubungan Etika dan Ilmu
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT IM TELKOM
ETIKA PROFESI Agus Firmansyah Dosen dan Peneliti Media
FILSAFAT PENDIDIKAN MK 115
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Etika Pancasila.
MENGGUGAT EQUALITAS PELAKSANAAN KURIKULUM SLB
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
TUGAS FILSAFAT ILMU.
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
Makna Akhlak, etika dan moral
LANDASAN KURIKULUM.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
KONSEP ETIKA DAN ETIKET
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
FILSAFAT PENDIDIKAN ESENSIALISME
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN.
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB ESSENSIALISME
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
KELOMPOK 3 ` AHMAD WAHYU AJI P RAMOS LENNY BINTI NURYIAH
FENOMENA KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF EPISTEMOLOGIS
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
ILMU DAN LOGIKA.
KURIKULUM PERENIALISME
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ALIRAN REKONSTRUKSIONISM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN Presented by: Erwin Siswanto Elly Nuraeni
Kelompok Pertama : 1.ZULFIKAR ISMAR 2.CIPTO 3.KARTUBI.
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
ETIKA DAN MORAL. MANUSIA AHLAK ETIKA MORAL Makna Etika dan Moral Etika adalah filsafat moral. Antara etika dan moral dapat dijadikan sebagai bentuk konsep.
OLEH : ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H. Nilai, norma, dan moral adalah konsep- konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya.
Transcript presentasi:

Filsafat Pendidikan Perenialisme Unit 9

Istilah perenialisme berasal dari perenis (Latin) atau perenial (Inggris), yang berarti tumbuh terus sepanjang waktu atau abadi. Ada keyakinan bahwa nilai-nilai dan norma-norma bersifat abadi dalam kehidupan. Pola perkembangan sepanjang zaman merupakan pengulangan dari masa lampau (tradisionalisme).

Perenialisme telah muncul pada abad pertengahan, namun teori-teori pendidikannya lebih dikenal pada 1930an ketika memberikan reaksi keras terhadap kalangan progresif yang dinilai menyimpang dari visi hidup yang sebenarnya.

Kaum perenialis mengambil jalan mundur dengan menggunakan kembali nilai-nilai serta prinsip-prinsip umum yang dipegang kuat sejak zaman sebelumnya. Perenialisme mempunyai kesamaan dengan esensialisme dalam hal menentang paham progresivisme, namun berbeda karena perenialisme berorientasi pada ajaran agama.

1. Pendidikan Perenialisme Perenialisme berpandangan bahwa tujuan pendidikan yang pasti serta perilaku pendidik yang stabil sangat diperlukan dalam kondisi dunia yang tidak menentu dan kacau akibat krisis dalam kehidupan manusia.

Pendidikan harus dikembalikan pada kebudayaan masa lampau yang ideal dan telah terbukti tahan uji. Perenialisme menentang gaya kehidupan yang modernistik, yang telah menjauh dari tradisi dan terlalu mengandalkan logika, rasio, serta bersifat materialistik.

2. Teori Pendidikan Perenialisme Perenialisme menganggap pendidikan adalah proses mengembalikan keadaan sekarang kepada keadaan pada masa lampau. Perenialisme mengupayakan kesatuan bukan menceraiberaikan, menemukan persamaan bukan perbedaan, memahami isi bukan bagian luar berbagai aliran pemikiran.

Oki., filsafat pendidikan perenialisme berupaya mencari dan menemukan arah dan tujuan yang jelas, tegas, dan lurus. Kepercayaan aksiomatis zaman kuno (tradisi kebudayaan masa lampau yang ideal) dan abad pertengahan(berdasarkan penyatuan, penyamaan) menjadi dasar penyusunan filsafat pendidikan zaman sekarang.

Sikap ini bukan nostalgia tetapi keyakinan bahwa kepercayaan akan hal-hal di atas berguna bagi zaman sekarang. Perenialisme yakin akan pentingnya pembentukan kebiasaan zaman sekarang berdasarkan kebudayaan masa lampau yang dilestarikan karena memiliki nilai-nilai luhur yang abadi.

3. Pandangan Plato Filsafat perenialisme berakar pada dua jenis pemikiran, yaitu perenialisme teologis interpretasi Thomas Aquinas dan perenialisme sekuler Plato dan Aristoteles. Thomas Aquinas mengadakan perubahan berdasarkan ajaran Kristen yang dikenal dengan Neo-Thomisme yang kemudian melahirkan perenialisme.

Thomas Aquinas menyesuaikan ajarannya dengan tuntutan abad 20 tentang perkembangan ilmu pengetahuan: semua yang berdasarkan empiris dan eksperimentasi dipandang sebagai pengetahuan yang fenomenal; metafisika mempunyai kedudukan yang lebih penting.

Tujuan pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan azas normatif dan melaksanakannya dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan dipandang sebagai kebangunan (revival) kemampuan yang tertidur/terpendam agar berwujud nyata.

Siswa adalah subjek sekaligus pusat dari semua kegiatan pendidikan, sedangkan guru membantu membangkitkan potensi siswa yang tersembunyi, bukan membentuk atau memberi kemampuan kepada siswa.

Kaum perenialis yakin bahwa hakekat alam dan manusia tidak pernah berubah selama berabad-abad. Perenialisme menekankan kemampuan berpikir rasional sehingga mencirikan perbedaan dengan makhluk lain.

Perenialis moderen menolak pandangan progresivisme dengan meyakini bahwa segala sesuatu adalah permanen meskipun ada pergolakan politik dan sosial. Perenialis merupakan pelopor gerakan kembali kepada hal-hal absolut, gagasan yang luhur dan menyejarah dari budaya manusia.

Perenialisme menekankan arti penting akal-budi, nalar, dan karya besar para pemikir masa lalu (klasik dan tradisional) namun dalam bentuk yang baru. Dengan dasar keabadian, diperlukan dalil atau prinsip yang logis yang sulit ditolak kebenarannya.

Menurut Aristoteles, prinsip-prinsip tersebut meliputi: Principium identitatis (prinsip identitas). Pricipium contradictionis (prinsip kontradiksi): suatu pernyataan pasti tidak mengandung kebenaran dan kesalahan sekaligus, tetapi hanya ada satu kenyataan, yaitu salah atau benar.

c. Principium tertii exclusi: prinsip bahwa tidak ada kemungkinan ketiga dalam suatu dalil, bila pernyataan pertama benar, tentu pernyataan berikutnya salah, dan sebaliknya. d. Pricipium rationis sufisientis: prinsip bahwa jika sesuatu dapat diketahui asalnya, pasti dapat dicari tujuan dan akibatnya.

4. Tujuan Pendidikan Perenialisme Tujuan pendidikan adaah menyiapkan siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup. Sekolah adalah tatanan artifisial, tempat siswa yang belum matang berkenalan dengan capaian moral yang luhur.

Kurikulum pendidikan bersifat subject oriented; materi pelajaran harus bersifat universal, seragam dan abadi untuk membentuk rasionalitas manusia sesuai dengan hakikatnya. Mata pelajaran ditekanka pada sastra, matematika, bahasa, humaniora, dan sejarah.

5. Metode Pendidikan Perenialisme Metode yang digunakan adalah membaca dan mendiskusikannya untuk mendisiplinkan pikiran. Guru sebagai “murid” yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan potensi self-discovery, dan melakukan moral authority terhadap siswa karena ia seorang profesional yang qualified dan superior dibandingkan muridnya.

6. Pandangan Ontologis Ontologi perenial terdiri atas pengertian tentang benda individual, esensi, aksiden, dan substansi. Benda individual adalah seperti yang terlihat oleh indera. Aksiden adalah keadaan khusus yang berubah dan kurang penting dibandingkan dengan esensinya. Substansi menunjuk pada sifat apakah khusus atau umum, material atau spiritual.

Menurut Plato, suatu benda memiliki 4 kausa: Kausa materialis, bendanya. Kausa formalis, bentuknya. Kausa efisien, gerakan dalam membuat sesuatu, cepat/lambat/tergesa. Kausa finalis, tujuan akhir.

7. Epistemologi Perenialisme Segala sesuatu yang dapat diketahui dalam kenyataan adalah apa yang ada di baliknya. Kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dan esensi bendanya. Filsafat yang tertinggi adalah ilmu metafisika yang deduktif, sedangkan ilmu empiris bersifat induktif.

8. Aksiologi Perenialisme Nilai bersifat universal dan abadi, terutama pada tingkah laku manusia. Prinsip pikiran tetap berlaku (logis, masuk akal). Manusia mempunyai potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, meskipun ada kecenderungan ke arah yang tidak baik. Tindakan yang baik adalah yang rasional.

Perenalisme menghendaki bahwa pendidikan disesuaikan dengan keadaan manusia yang mempunyai nafsu, kemauan, dan pikiran secara kodrati. Menurut Aristoteles, tujuan pendidikan adalah kebahagiaan dengan mengembangkan aspek jasmani, emosi dan intelek.

9. Teori Dasar Perenialisme Dalam proses belajar, perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (disiplin mental) merupakan kewajiban ata keutamaan. Oki., teori dan program pendidikan dipusatkan pada pembinaan kemampuan berpikir dan kedisiplinan untuk menjadi dirinya sendiri.

Learning to reason menjadi hal utama melalui pembentukan kebiasaan dalam membaca, menulis, berhitung yang menjadi dasar bagi pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.