MORFOLOGI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
Advertisements

UNSUR-UNSUR BAHASA FONEM MORFEM KATA FRASA KLAUSA KALIMAT PARAGRAF
Persiapan Presentasi Penjualan (2) “Tampilan Presentasi dan Sikap saat Presentasi” M. Eko Fitrianto
Proses Morfofonologis dalam Bahasa Indonesia
PENERJEMAHAN I (Materi 2)
Pertemuan 7 Waktu Belajar 100 menit
LOGO BENTUKAN KATA Pertemuan 6 Waktu Belajar 100 menit.
Apa kabar temans? Ini sebetulnya tidak penting – penting amat. Ingin say hai saja. Salam rindu dari Asep Jaenudin Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
A. KATEGORI/KELAS KATA Nomina (Kata Benda)
Morfologi Oleh Kelompok 2 Rina Maharani /22
oleh: Septia Sugiarsih
KALIMAT LANGSUNG-TAK LANGSUNG
TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA
Morfologi Dewi Puspitasari.
Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Fonologi Dewi Puspitasari.
HANDOUT LINGUISTIK UMUM
Tanda Baca.
Fonologi Dewi Puspitasari.
CERGAM BASA JAWA.
Penerjemahan I Materi I.
bahan - Selotip - Sedotan - balon agak besar - tali nilon sekitar 3 m
Ini sebuah game matematika sederhana yang digunakan untuk mencoba membaca batin anda dengan angka yang telah anda pilih…….. SELAMAT MENCOBA Copyright.
PADANG PALEMBANG LAMPUNG YOGYAKARTA.
FONOLOGI Angela Wyda S / Vivi Olga S /
MORFOLOGI (TATA KATA) Pertemuan IV.
MORFOLOGI Septia Sugiarsih.
KATA, FRASA, KALIMAT.
BENTUK DAN MAKNA FONEM bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Apakah fonem sama.
Morfologi Dewi Puspitasari.
MORFOLOGI (TATA KATA) Pertemuan IV.
Unsur-unsur Kebahasaan
MORFOLOGI 1. Batasan : a) bagian dari ilmu bahasa yang
PROSES MORFOLOGIS 7.
Struktur Bahasa Indonesia “Morfologi Bahasa”
Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Oleh Kelompok 2 Rina Maharani /2 2 Rizky Lugiana /2 3
Cin(T)a dan Kasih Sayang
SANGGAR SKENARIO Layar Lebar
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
4. BENTUK DAN PILIHAN KATA
6 Januari 09 Tujuan pelajaran: 1. Memerankan pelaku dalam percakapan
PENGINDEKSAN.
Stoplist dan Stemming Anggota Kelompok :
Oleh Nori Purwanasari, M.Hum.
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
Khafiizh Hastuti TATA KATA Khafiizh Hastuti
PROSES MORFOLOGIS BAHASA INDONESIA
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
PENERJEMAHAN I (Materi 2)
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
KATA ULANG Kata ulang disebut juga reduplikasi.
PRESENTASI KETIGA BELAS
REDUPLIKASI (PROSES PENGULANGAN)
Nomina 1. Pengertian Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertia. 2. Ciri-ciri Dalam kalimat.
SINTAKSIS Oleh Bambang Eko Hari Cahyono FPBS IKIP PGRI MADIUN
Bahasa berupa bunyi.
Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari tentang seluk beluk bentuk kata (stuktur kata) serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan.
Perkenalan Aturan Perkuliahan Sistem Penilaian Gambaran Umum MK
SEMANTIK Pengantar.
SINTAKSIS Oleh Bambang Eko Hari Cahyono FPBS IKIP PGRI MADIUN
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
Sukukata kvkvk Minta anak-anak bunyikan suku kata
Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
SEMANTIK Pengantar.
LOGO AFIKS (IMBUHAN) SMKN 1 KEDAWUNG. Company Logo NAMA KELOMPOK Sri Wulan Siti Aisyah Putri Febriyanti Nabila Novianti Eka Wulandari.
Cinta dan Perkawinan Petuah Bijak. Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BAHASA
 MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA KELOMPOK 2
Transcript presentasi:

MORFOLOGI

NAMA Martin Saliman 1313041052

MORFOFONEMIK

ABSTRAK Bahasa Jawa memiliki banyak perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi. Perubahan tersebut kerap kali menyebabkan kebingungan dalam pengucapan atau penulisan bahasa Jawa. misalnya, pada dasar kata pie akan muncul bunyi /y/, yang dalam penulisannya tidak dituliskan, tetapi dalam ucapan dituliskan. pie menjadi  piye [bagaimana] Oleh karena itu, makalah ini mengangkat tema morfofonemik, baik pengertian, jenis-jenis perubahan bunyi, morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Jawa.

PENGERTIAN MORFOFONEMIK Menurut Chaer (2008: 43), morfofonemik disebut juga sebagai morfonologi atau morfofonologi. adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi.

JENIS PERUBAHAN pemunculan fonem pelesapan fonem peluluhan fonem perubahan fonem pergeseran fonem

PEMUNCULAN FONEM Munculnya fonem atau bunyi dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. pi + e  piye

Pelesapan Fonem Hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks ber- pada dasar rambut, maka bunyi /r/ yang ada pada prefiks ber- dilesapkan. ber + rambut  berambut

PELULUHAN FONEM Luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Contoh: - me + sapu  menyapu - pe + sapu  penyapu

PERUBAHAN FONEM Berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi. ber + ajar  belajar

PERGESERAN FONEM Berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya.

PREFIKSASI BER- Menurut Chaer (2008: 46), morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks ber- berupa: (a) pelepasan fonem /r/ pada prefiks ber-, (b) perubahan fonem /r/ pada prefiks ber- menjadi fonem /l/, dan (c) pengekalan fonem /r/ pada prefiks ber-

PELEPASAN FONEM /R/ PADA PREFIKS BER- Terjadi apabila didampingi kata dasar yang dimulai dengan fonem /r/ atau suku pertama bentuk dasarnya berbunyi [er]. Misalnya: ber + ranting  beranting ber +serta  beserta ber +rambut  berambut

HASIL WAWANCARA Tiboke (Jatuhkan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan –k, jadi pengucapannya tibokke “Rendi Tibokke gelas” rendi menjatuhkan gelas Surgo (surga) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan fonem a (suargo) “Iwan wes neng Suargo, koe ikhlasin yo” iwan sudah di surga, kamu ikhlasin ya

Dienggone Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan e (dinggone) “Palu iku, urong dienggone” palu itu belum digunakan Koe (kamu) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf w (kowe) “kowe wes madang urong?” kamu sudah makan belum?

5. Melaku (berjalan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan fonem e (mlaku) “kowe iku mau mlaku neng endi?” kamu itu mau berjalan kemana? 6. Merene (kesini) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan fonem e (mrene) “Agus mrene , mangan disek” agus kesini, makan dulu

7. Dilakokne (dilakukan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan fonem e ke fonem o (dilakokno) “seng bunuh dilakokne karo 2 uwong” pembunuhan itu dilakukan dengan 2 orang 8. Kepie (bagaimana) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf y (kepiye) “Kepiye iki yo?” bagaimana ini ya?

9. Minggatto (pergilah) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan fonem t (minggat o) “kowe minggat’o teko kene” kamu pergilah dari sini 10. Gowokne (bawakan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan k (gowone) “Gowone barabg iki” bawakan barang ini

11. Duit (uang) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan w (duwit) “Duwit neng ngisor kasur” uang dibawah kasur 12. Isor (Bawah) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan fonem ng (Ngisor)

13. Tukune (belikan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan fonem k (tukukne) “tukukne udut telung ewu” belikan rokok tiga ribu 14. Neng arep (didepan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan ne (ngarep) “eneng Adi ngarep” ada Adi didepan

15. Saiki (sekarang) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf k (saikki) “saikki kowe mandi yo” sekarang kamu mandi ya 16. Mbiyen (kemarin) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf e dan y (embiyen) “mbiyen eneng gempa neng Liwa” kemarin ada gempa di liwa

17. Emboan (barangkali) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf k (embokan) “embokan ejek kesel” mungkin dia sedang lelah 18. Dibedone (dibedakan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf k (dibedokne) “dia pengen dibedokne” dia ingin dibedakan

19. Golene (carikan) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik penambahan huruf k (golekne) “golekne kayu neng hutan yo” carikan kayu neng hutan yo 20. Tekokne (datangnya) Kata ini termasuk ke dalam morfofonemik peluluhan k (tekone) “Kowe tekone telat” kamu datangnya telat