KAWASAN KONSERVASI KABUPATEN BUTON JANNATUN NAIYM G2L JURUSAN KIMIA KONSENTRASI BIOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

Verifikasi Dan Validasi Data (Cakupan, Batas dan Ibukota) Pemekaran Daerah Oleh: DIREKTUR JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM JAKARTA, 2 Juli 2012.
ASPEK PENGEMBANGAN POTENSI DI KAWASAN RAWAN BENCANA MERAPI
Aspek Peran Aktif Masyarakat dalam Pengelolaan DAS HUMBAHAS
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TERPADU DAS
Perencanaan Tata Guna Lahan
DAN TEORI PERUBAHAN DI KAWASAN PERAIRAN TELUK KOLONO
KONSERVASI WILAYAH PESISIR
Pokok Bahasan 3 KATEGORI KAWASAN KONSERVASI
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
PEMANFAATAN RUANG TERUTAMA KAWASAN HUTAN TIDAK SESUAI LAGI
KEHUTA NAN KETENTUAN UMUM UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Disampaikan oleh: ACHMAD SATIRI (Kabag Hukum, Organisasi, dan Humas)
PROGRAM KKN SEM GENAP TA 2016/2017 STTNAS Yogyakarta
SOSIALISASI DANA DESA dengan Materi: “PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015”
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
Oleh: Yogi Yanuar, S.T., M.Si. Kepala Loka KKPN Pekanbaru
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
OLEH KELOMPOK KAYU PUTIH
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA
Perencanaan Hutan Berbasis Ekosistem
Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI
GREEN POLICY: Local Wisdom
KEANEKARAGAMAN HAYATI PEAIRAN
PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU.
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
FUNGSI HUTAN.
KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PENGELOLAAN SDA DAN LINGKUNGAN
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI
Kelompok 2 (M02) Rizka Okti Maulani Rohmatul Uma Luthfia Hikmah
LITERATUR YANG WAJIB DI BACA (DIPUNYAI?)
SUMBERDAYA PERIKANAN Kuliah Ke-4.
SEMINAR NASIONAL SEHARI KAWASAN LEMBAH GIRITONTRO-BENGAWAN SOLO PURBA
ASAS PENGELOLAAN KONSERVASI
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
Perlindungan dan Pengelolaan LH UU RI No. 32 Tahun 2009
KONSERVASI LANSKAP: LANSKAP PEDESAAN
Posisi Pedoman Umum Pembangunan Kota Baru dengan Rencana Tata Ruang
Dikutip dari berbagai sumber
Eksplorer dunia barat/ timur ke Indonesia
Fatmawati Outline Definisi-Definisi Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk.
STUDI POTENSI SUMBERDAYA ALAM DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN MINAHASA SELATAN JANNATUN NAIYM G2L JURUSAN KIMIA KONSENTRASI BIOLOGI PROGRAM PASCA.
Manajemen Destinasi Pariwisata
PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Potensi dan Persebaran Sumber Daya Laut di Indonesia
Definisi Iptek Lingkungan
KEANEKARAGAMAN HAYATI PEAIRAN
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)
O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
FORMAT BAGIAN UTAMA SKRIPSI
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Peranan Partnerships in the Environmental Management for Seas of East Asia (PEMSEA) melalui Program Integrated Coastal Management (ICM) dalam Pengendalian.
KULIAH KERJA NYATA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM) UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT 2018 PERENCANAAN KONSEP MINI PLAN GUDANG PRODUKSI CHIPS PORANG.
GREEN POLICY: Local Wisdom
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung (Studi Kasus Desa Wisata Pangsan, Banjar Sekar Mukti Pundung, Kecamatan Petang ) Program Magister Arsitektur.
PENGHAPUSAN DAN PENCATATAN KEMBALI CAGAR BUDAYA
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
Agenda 21 Perumahan dan Permukiman Pertemuan 12
AMDAL - SKB.
Transcript presentasi:

KAWASAN KONSERVASI KABUPATEN BUTON JANNATUN NAIYM G2L JURUSAN KIMIA KONSENTRASI BIOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

BAB I PENDAHULUAN Konservasi adalah suatu upaya pelestarian, perlindungan, dan pemenfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Kepentingan konservasi di Indonesia khususnya sumber daya sudah dimulai sejak tahun 1970 an melalui mainstream conservation global yaitu suatu upaya perlindungan terhadap jenis jenis Hewan dan tumbuhan langka. UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Beserta Perubahannya (UU No.45 Tahun 2009) dan UU No. 27 Tahun 2007 dan PP No. 60 Tahun 2007 Peraturan Menteri Kelautan Nomor 30 Tahun 2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan. A. Latar Belakang

B. Tujuan BAB I PENDAHULUAN Tujuan dari presentase kawasan konservasi Kabupaten Buton ini untuk memberikan gambaran terkini dari kawasan Konservasi yang ada di Kabupaten Buton, baik kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya.

BAB II PEMBAHASAN A. Dasar Hukum : Pencadangan : SK Bupati Nomor 938 Tahun 2011 : SK Bupati Nomor 1024 Tahun 2014 Rencana Pengelolaan dan Zonasi : Masih berupa rancangan dokumen final Unit Organisasi Pengelola : Masih berada di bawah koordinasi dinas kelautan dan perikanan Penetapan : Belum diusulkan /proses penetapan Luas Kawasan: ,6 Ha

BAB II PEMBAHASAN B. Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan: Berlokasi di Wilayah Pesisir dan perairan laut Kecamatan Wabula dan Kecamatan Pasar Wajo Kawasan yang diinisiasi mencakup 10 desa, yaitu 7 (tujuh) desa di Kecamatan Wabula dan 3 (tiga) desa di kecamatan Pasarwajo sebagai mana disajikan pada tabel sebagai berikut:

BAB II PEMBAHASAN C. Status kawasan Hasil penilaian E-KKP3K menunjukkan bahwa kawasan ini masih berada di level merah. Selanjutnya, hasil rekomendasi dari evaluasi E-KKP3K lebih detil adalah sebagai berikut : Menempatkan petugas pengelola pada kawasan konservasi Menempatkan SDM yang ditetapkan dengan SK pada unit organisasi pengelola. Melakukan kajian untuk memastikan jumlah SDM di unit organisasi pengelola memadai untuk menjalankan organisasi Menyusun Dokumen Rencana Zonasi dan Rencana Pengelolaan Kawasan

BAB II PEMBAHASAN D. Target Konservasi  Target Sumberdaya (Bioekologis) Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut Memastikan adanya pemanfaatan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan Melindungi lokasi pemijahan ikan yang bernilai ekonomis tinggi.  Target Sosial, Budaya dan Ekonomi Melindungi, mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal Menata dan mengembangkan pemanfaatan potensi ikan karang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB II PEMBAHASAN E. Kondisi Ekologis  Keanekaragaman Hayati Kecamatan Wabula Secara geografis wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo pada bagian utara, memiliki topografi kasar mulai dari datar hingga berbukitkarena dipengaruhi oleh adanya struktur geologi perlipatan dengan ketinggian yang bervariasi. Kemiringan lerengan mulai dari kaki bukit hingga ke lereng bukit berkisar antara ˃5° hingga ˂45°. Kondisi ekosistem pesisir menunjukan adanya asosiasi dua ekosistem pesisir yakni hamparan lamun yang cukup luas pada kedalaman 0–3m, sedangkan pada kedalaman 3–5 m merupakan hamparan karang yang sangat beragam

BAB II PEMBAHASAN E. Kondisi Ekologis  Keanekaragaman Hayati Kecamatan Pasarwajo (Dongkala, Kondowa dan Holimombo Jaya) Secara umum perairan Kecamatan Pasarwajo memiliki kondisi Oseanografi yang sangat dipengaruhi olah perairan darat karena adanya Sungai-sungai besar maupun kecil cukup banyak yang bermuara diperairan tersebut, ketika musim hujan, membawa massa air yang disertai dengan sedimentasi yang sangat tinggi sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang.

BAB II PEMBAHASAN E. Kondisi Ekologis  Keanekaragaman Terumbu Karang Adapun yang menjadi perhatian dari aspek ini adalah jumlah spesies (jenis) karang batu yang ditemukan. Untuk maksud tersebut, maka dilakukan survei bawah laut dan studi dokumen terhadap laporan hasil monitoring terumbu karang

BAB II PEMBAHASAN E. Kondisi Ekologis  Tutupan Karang Hasil monitoring kesehatan karang yang dilakukan LIPI tahun 2010 menyimpulkan bahwa Prosentase tutupan karang hidup di Kec. Pasarwajo dan Wabula (BTNL 29) sebesar 49,16% (kategori Sedang) didominasi oleh kelompok Non-Acropora (48,13%) dan kelompok Acropora hanya 1,03%. Sedangkan pertumbuhan karang masih ditemukan hingga kedalaman 8 (delapan) meter sebagaimana disajikan pada Lampiran

F. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi BAB II PEMBAHASAN Masyarakat Buton memiliki tradisi pusuo, yaitu setiap anak perempuan yang akan memasuki usia remaj diwajibkan menjalani tradisi pingitan (Posuo) selama delapan hari delapan malam. Tradisi ini bertujuan untuk membekali anak-anak perempuan dengan nilai-nilai etika, moral dan spritual, baik statusnya seorang anak, ibu, istri maupun sebagai anggota masyarakat. Sesuai proses pingitan, diadakan selamatan dengan mengundang sanak keluarga, kerabat dan handai taulan. Hal pendukung lainnya kearifan budaya lokal masyarakat pesisir di calon lokasi tersebut masih terus dipertahankan dan dijunjung tinggi kelestariannya yang mana seiring sejalan dengan nilai- nilai konservasi secara utuh yakni OMBO. OMBO merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Buton dalam rangka mempertahankan kelestarian ekosistem laut.

BAB II PEMBAHASAN G. Potensi Perikanan Peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Buton selama tahun 2004, berjumlah ,40 ton yang terdiri dari perikanan laut 43,439,90 ton, hasil budidaya laut mabe sebanyak ekor, rumput laut ,50 ton yAng terbanyak berada di Kecamatan Kapontori berjumlah ,96 ton menyusul Lasalimu 8.278,10 ton, Kecamatan Sampolawa 8.158,84 ton, Kecamatan Mawasangka 5.945,85 ton dan yang sedikit produksinya ada di Kecamatan Pasarwajo 1.308,03 ton, Kecamatan Talaga Raya 1.573,98 ton, Kecamatan Batu Atas 1.754,79 ton, Kecamatan Siompu 1.868,36 ton dan Kecamatan Kadatua 1.871,08 ton serta Kecamatan Batauga 1.993,28.

BAB II PEMBAHASAN H. Potensi Pariwisata

BAB II PEMBAHASAN I. Upaya Pengelolaan Kawasan Saat ini pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi di Kecamatan Wabula dan Pasarwajo telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat, pemerintah desa dan tokoh masyarakat/tokoh adat setempat; dengan telAh duduk bersama melakukan proses perlindungan penata dan mengatur pemanfaatan potensi perikanan karang secara berkelanjutan dan pengembangan wisata bawah laut, beberapa spot manthis shrimp dan gosh piple hors yang telah dijadikan Spot Penyelaman wisatawan dari Wakatobi Dive Resort (WDR) yang berpusat di Wakatobi.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH