Epistemologi SANG BUDDHA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
Advertisements

Pertemuan ke-4 M.K: Menyimak T.P:
SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Outline
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
ILMU SEJARAH DI PRANCIS
HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada.
Menalar Tuhan Kelompok 1.
Keyakinan By: Brenda 6B.
Pranata Agama Dalam bahasa Arab agama disebut ad-dien yang artinya hukun atau undang undang ciptaan yang maha kuasa. Sedang dalam bahasa sansekerta, a.
Kesetaraan Gender Kelompok 6 Dessy Nurrohmah Nenis Iswanda Vivi Elvira.
SARANA UNTUK MEMBAHAGIAKAN PANGERAN SIDDHARTA
PENGANTAR.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
KEYAKINAN BY: HADARA 6C.
Pertemuan ke III (FILSAFAT PANCASILA)
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009
BAB 12 KEBUDAYAAN & MASYARAKAT
Sosiologi Antropologi Pendidikan
PEMIKIRAN MASA YUNANI ROMAWI KUNA
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
SEJARAH INDONESIA.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn.
Karen Horney Latar belakang: - pendidikan: kedokteran
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
BUDAYA TIMUR Kelompok: 1. Dian Anggraeni
FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU LAIN
Psikoanalitik Humanistik
Sistem Pers.
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 19 APRIL 2009
PERTEMUAN KEEMPAT PERILAKU KOMUNIKASI : ASERTIF DAN MENGATASI MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
ETIKA BISNIS “Pengertian Budaya Organisasi dan Perusahaan, Hubungan Budaya dan Etika, dan Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis Nurdesri Wahu Ningtyas.
Teori Belajar Humanistik
Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
SEJARAH FILSAFAT ILMU.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Medhitasi Oleh: Amelie/6D.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Pendekatan dalam melakukan apresiasi
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
ZEN BUDHISME OLEH : MUHAMMAD LUTHFI DAMANHURI ( )
SEJARAH KEHIDUPAN BUDDHA GOTAMA
Memahami hakikat ilmu pengetahuan
Gagasan Awal tentang Belajar
X. AGAMA BUDDHA DAN IPTEK
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan “Sejarah Terbentuknya Muhammadiyah”
SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
Kerjasama Tim Pertemuan 8
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
Relasi gender dalam agama Buddha
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN BUDAYA PERTENGAHAN Nama kelompok: 1
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
KONSELING KELOMPOK (PENDEKATAN BEHAVIORAL)
1 IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. 2 1.Pengertian 2.Ruang Lingkup 3.Faktor Pembinaan Iman 4.Kompetensi Iman yang Sempurna 5.Iman dalam Kehidupan IMAN SEBAGAI.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
E TIKA P ERGAULAN D ENGAN TEMAN SEBAYA. Kata etika pergaulan adalah pedoman/aturan-aturan tentang sopan santun/tatakrama, yang sesuai dengan situasi dan.
MENGHARGAI DAN MEWUJUDKAN KEJUJURAN. Hidup bersama dapat dibangun apabila setiap orang saling percaya terhadap yang lain Sikap saling percaya muncul dan.
Transcript presentasi:

Epistemologi SANG BUDDHA Ragil Anggara 12/330972/FI/03674 Vania Hestiani 12/335756/FI/03692 Ade Yustirandy P 12/329357/FI/03672 Widya Fitriani 12/335769/FI/03696 Yesika Sinaga 12/335573/FI/03684

Biografi Singkat Sang Buddha Sang Buddha lahir dengan nama Siddhārtha Gautama. Lahir pada tahun 563 SM di Lumbini (sekarang Nepal) dan meninggal tahun 483 di Kushinagar, Uttar Pradesh (sekarang India) Dalam usia 7 tahun, Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara.

Lanjutan… saat berumur 16 tahun, Pangeran Siddharta memiliki tiga istana, yaitu: - Istana musin dingin (ramma) - Istana musim hujan (suramma) - Istana musim hujan (subha) Dikenal sebagai Shakyamuni, yang berarti ‘orang bijak dari kaum Sakya’ Merupakan guru spiritual yang berasal dari wilayah timur laut India, dan merupakan pendiri agama Buddha.

Lanjutan… Siddharta Gautama merupakan figur utama dalam agama Buddha, keterangan akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan keagamaan yang dipercayai oleh penganut agama Buddha dirangkum setelah kematiannya dan dihafalkan oleh para pengikutnya.

Pemikiran Sang Buddha Menurut legenda mengenai riwayat hidup Sang Buddha, Sang Gautama menerima penerangan wahyu yang mendorongnya untuk merenungkan dan memperhatikan masalah sengsara. Dorongan penerangan ini muncul berkat perjumpaan Gautama dengan penyakit, usia lanjut, kematian dan penolakan. Setelah terkesan akan fakta derita, sengsara, Gautama merenungkan fakta ini, dan memusatkan perhatian pada penenmuan jalan untuk mengakhiri semua wujud penderitaan.

Bukan dalam pemutlakan pemenuhan diriakan kenikmatan sebanyak mungkin; Lanjutan… Setelah bertahun-tahun menjalani disiplin dan melakukan ikhtiar termasuk penghayatan matiraga-matiraga berat, Buddha Gautama menemukan pemecahan sebagai berikut: Bukan dalam pemutlakan pemenuhan diriakan kenikmatan sebanyak mungkin; Bukan pula dalam mati raga yang berlebihan, manusia dapat menemukan sebab-sebab penderitaan.

Lanjutan… yang diambil Gautama adalah jalan tengah antara 2 pandangan tadi, yakni disiplin diri dan kemurnian diri, memusatkan pada ikhtiar untuk menemukan sebab-sebab penderitaan. Ketika ia sedang berkonsentrasi, sebab- sebab penderitaan diwahyukan kepadanya dan Siddharta Gautama menjadi Buddha, yakni orang yang sudah diterangi. Penerangan mengenai sebab-sebab dan cara mengatasi penderitaan kini menjadi miliknya.

- Jinna : seorang tua renta - Byadhita : seorang sakit oarah Lanjutan… Dalam perjalanan Pangeran Siddharta Gautama keliling kota untuk pertama kalinya, beliau melihat: - Jinna : seorang tua renta - Byadhita : seorang sakit oarah - Kalakata : seorang yang mati (jenazah) - Pabbajita : seorang petapa/rahib Keempat peristiwa diatas disebut dengan Deva-Duta 4 (4 pesuruh Dewa)

Epistemologi Menurut Sang Buddha Menurut Sang Buddha dalam berpikir dan berspekulasi, pemikiran boleh jadi baik atau buruk, benar atau keliru. Pengetahuan apapun yang yang diperoleh seseorang melalui ekstrasensori dipandang oleh Sang Buddha sebagai alat untuk mencapai tujuan, tetapi bukan tujuan itu sendiri

Lanjutan… Pengetahuan bila diwarnai unsur suka dan ketidaksukaan seseorang akan membentuk berbagai kepercayaan dogmatik. Pengetahuan juga dapat terjadi karena belas kasihan atau campur tangan atman (keberadaan Brahman di dalam diri seseorang). Suatu penegasan epistemologi penting yang hendak dikekmukakan melalui analisis ini adalah bahwa Sang Buddha menyadari adanya keterbatasan semua sumber pengetahuan.

Walaupun Sang Buddha bersikap kritis terhadap keterbatsan berbagai sumber pengetahuan (pikiran, persepsi, dan ekstrasensori), namun ia tidak dapat digolongkan sebagai penganut skeptisisme absolut. Budha mengajarkan bahwa ada 5 hal yang mengakibatnya adanya dua muka di dalam kehidupan, yaitu: Pengetahuan berdasarkan kepercayaan, kesenangan, wahyu, perenungan yang dangkal, serta suatu persetujuan akan suatu teori yang dipikirkan.

Lanjutan… Sang Buddha mengajarkan, bahwa sumber pengetahuan ada 2, yaitu kesaksian yang lain dan perenungan yang tepat. Inti pemikiran Sang Buddha mengenai hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan, jangkauan pengetahuan, kepastian dan kebenaran pengetahuan, bahkan termasuk kesalahan dan kekeliruan dalam pengetahuan

Garis Besar Pemikiran Sang Buddha Psikokinesis (iddhividha), yang bukan merupakan pengetahuan biasa, melainkan kekuatan yang berwujud dalam tekad. Telinga-batin (dibbasota), indra untuk menangkap bunyi-bunyian dari jarak jauh, bahkan lebih jauh dan lebih mendalam dari jangkauan indra pendengaran.

3. Telepati (cetopariyanana), yang membuat seseorang mampu memahami keadaan umum ataupun kerja pikiranorang lain. 4. Retrokognisi (pubbenivasanussatinama), kemampuan untuk menangkap sejarah kehidupan masa lalu dirinya. Pengetahuan ini bergantung pada memori (sti) yang diperoleh melalui konsentrasi intensif (samadhi). 5. Matabatin (dibbacakkhu atau cut upapatanama), yaitu pengetahuan tentang kematian dari kelanjutan hidup mahkluk yang berkelana dalam lingkaran kehidupan melingkupi kelakuanya (karma).

6. Pengetahuan tentang penghancuran rangsanagn-rangsangan kotor (asavakkhayanana). Daya pengetahuan ini bersama keempat daya pengetahuan yang terakhir diatas, melengkapi seseorang denagn pengertian yang mendalam tentang empat kebenaran mulia. (Kalupahana 1986: 16)

Buddhisme mengajarkan jalan tengah antara manusia dengan Yang Mutlak Buddhisme mengajarkan jalan tengah antara manusia dengan Yang Mutlak. Melalui pandangan epistemologi ini, orang timur dilatih dan dididik untuk menjadi bijaksana, mengetahui proporsi dalam merasa, berpikir, bertindak, serta menguasai kesadarannya. Walaupun demikian, sistem epistemologi tersebut belum terasa memadai dalam mengembangkan kultur manusia. Kecenderungan mempertahankan nilai warisan budayanya dengan menutup pintu terhadap kerja akal dan teknologi adalah kecenderungan yang menekan dan memperlemah dinamika kultural itu sendiri. Kesimpulan

Lanjutan… Kuatnya pengaruh ilmu pengetahuan, rasionalisme dan teknologi modern Barat di sisi lain telah begitu kuat mengalir tanpa bisa dibendung. Secara epistemologis, kebenaran pengetahuan selalu bersifat terbuka dan relasional. Situasi inilah yang menuntut adanya sikap dialogis antara Timur dan Barat (bukan saling pendominasian atau saling pengecualian) dalam rangka mengembangkan suatu pandangan epistemologi yang berdimensi kultural. Sikap keterbukaan dan kreativitas serta transformasi kultural harus menjadi kata kunci dalam rangka merealisasikan tanggung jawab kultural dalam pengembangan epistemologi.

Terimakasih 