Lebih Mudah dan Lebih Adil

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( pnpm ) MANDIRI
PENGEMBANGAN LKM-A PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
Langkah-Langkah Pendampingan KSM Juni 2014.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
Topik Bahasan PELAKU DAN PERAN KEGIATAN PRB-BK.
PENGUATAN DAYA SAING DENGAN KLASTER INDUSTRI UNTUK MEMASUKI EKONOMI MODERN Kristiana ( )
Lembaga keuangan Internasional Anggota :
GOOD GOVERNANCE.
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pendidikan Pascatsunami Kelompok Kerja Pendidikan Aceh Recovery Forum 2005.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Sektor Industri Oleh : Hermien Roosita Asisten Deputi Urusan Manufaktur, Prasarana dan.
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
RAKOR SOSIALISASI SEKOLAH MODEL
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
Sikda PENGELOLAAN DATA INFORMASI SOFTWARE.
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM RI TENTANG
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
BAB IX DASAR-DASAR PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS
Pemberdayaan Masyarakat & Perempuan, Perlindungan Anak, Pelayanan KB & KS PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN,
IMPLEMENTASI SAKIP DINAS SOSIAL KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017.
DINAS DAERAH BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
“Peran Bank Pertanian dalam Pembiayaan Sektor Pertanian”
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Berbasis Ekonomi Kerakyatan Melalui Skema Kredit Mitra Jateng.
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PMP
SEKRETARIS BPM KOTA BANDA ACEH
P2TP2A DAN PERKEMBANGANNYA
Tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Tahun 2016
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
SHIP PARTNER.
PEREKONOMIAN INDONESIA
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH KELAS D
2. LANDASAN SOSIOLOGIS / EMPIRIS
UNIT PERMODALAN GAPOKTAN..???
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PUAP-2010
WORKSHOP I Ruang Belajar Masyarakat (Rubelmas/RBM)
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
SETAHUN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ACEH DAN NIAS
Banda Aceh, 8 Juni 2006.
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
Kegiatan Kedeputian Monitoring, Evaluasi & Penyelesaian Perselisihan
MENCEGAH KORUPSI Dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi
PENGEMBANGAN EKONOMI DAN BISNIS
Mengenal Lebih Dekat Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias
ASSALAMUALAIKUM .
KERJASAMA DAN DUKUNGAN MEDIA MASSA Perkembangan dan Agenda ke Depan
LANGKAH STRATEGIS DALAM MEMBANGUN MICRO FINANCE BERKELANJUTAN.
INFO SINGKAT DANA AMANAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DAPM) PERDESAAN
KEBIJAKAN OBAT  .
PENGELOLAAN KEUANGAN KELOMPOK TERKAIT DANA BANTUAN SOSIAL
MEMBANGUN KELOMPOK KUNCI MEBERDAYAKAN MASYARAKAT
KONSEPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK I Astri Palindatu Claudea devada Ambang Mahdi Maria Salome Febrina Sidabutar Aditya Bayu.
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
PELUANG PROFESI AHLI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
1  Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pengembangan potensi dan kemampuan sehingga tumbuh kapasitas untuk memecahkan masalah- masalah yang mereka.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN.
Kiat Membangun dan Mengembangkan LKM AGRIBISNIS PERDESAAN
Materi-2 MATA KULIAH SIMKES S1-KESMAS-AKK
SELAMAT DATANG PESERTA PELATIHAN APARATUR PEMERINTAHAN DESA DALAM BIDANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DAN KEWENANGAN GAMPONG SE KOTA BANDA ACEH TAHUN.
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
Penguatan Kapasitas Kecamatan untuk Meningkatkan Pelayanan Dasar
KEMEN PU DAN PERUMAHAN RAKYAT R.I
2 FAKTA Tingkat kemiskinan petani meningkat Perubahan kbj PP di era 1990 an Kinerja Peny. Pert.Menurun Penumbuhkembangan Kel.Tani/ Gapoktan blm sesuai.
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Transcript presentasi:

Lebih Mudah dan Lebih Adil AMF Aceh Micro Finance Lebih Mudah dan Lebih Adil

Visi : Terwujudnya masyarakat Aceh & Nias yang bermartabat, amanah, demokratis & sejahtera

Misi : Menciptakan akses keuangan untuk modal usaha bagi masyarakat Meningkatkan kualitas kelembagaan, sistem manajemen dan SDM Menerapkan prinsip –prinsip profesionalisme dalam menjalankan usahanya, sehingga mandiri dan berkelanjutan Menciptakan sistem pengembangan & pengawasan LKM berbasis masyarakat

Terbentuknya sebuah jaringan sistem lembaga keuangan mikro yang kuat, mandiri & berkelanjutan Meningkatkan penghidupan masyarakat NAD dengan tingkat pendapatan semakin meningkat Tujuan

Target ACEH TENGGARA ACEH TENGAH BENER MERIAH ACEH UTARA SIMEULUE LHOKSUMAWE (KOTA) LANGSA (KOTA) BANDA ACEH (KOTA) SABANG (KOTA) 29.9 35.2 35.9 35.7 34.3 31.6 27.9 27.6 28.9 8.9 34.2 15.0 15.3 30.0 28.0 25.2 32.4 23.9 29.3 31.5 ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH TIMUR ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH BARAT DAYA GAYO LUES ACEH TAMIANG NAGAN RAYA ACEH JAYA NIAS SELATAN NIAS 19.2 20.6 Poverty Headcount Before Disaster (%) Above 45 35 to 45 25 15 Below 15 No data Terbentuknya LKM-LKM di setiap kecamatan di wilayah NAD yang profesional Adanya sebuah lembaga yang berfungsi sebagai ”wholesaler”, ”apex”, maupun sebagai ”jangkar-nya LKM-LKM yang tersebar di seluruh NAD Tersedianya permodalan yang cukup untuk menumbuh-kembangkan investasi & perdagangan di wilayah NAD.

Tahap Rehabilitasi (2005 – 2006) : Kebijakan Tahap Rehabilitasi (2005 – 2006) : Memfasilitasi koperasi melalui penguatan unit lembaga keuangan mikronya >> berupa penyediaan modal kerja bergulir dan bantuan perkuatan kelembagaan Bantuan dan perkuatan alat/ sarana produksi untuk UKM >> melalui scheme LKM Perbaikan sarana dan prasarana pasar bagi usaha skala mikro Target group : pemberian bantuan pembiayaan modal usaha tanpa bunga dan komersial kepada masyarakat miskin dan korban bencana di wil. Ring I

Kebijakan Tahap Rekonstruksi (2006 – 2009) : Meningkatkan akses kredit dari lembaga keuangan lain Mengembangkan kemitraan pemerintah – swasta Memperkuat bantuan teknis dan menajemen dan memberdayakan LKM/ UKM Percepatan pembangunan dan pengembangan sektor produktif Target group : pemberian bantuan pembiayaan usaha tanpa bunga dan komersial kepada masyarakat miskin dan korban bencana di seluruh wil NAD. Meningkatkan keterampilan teknis/ manajerial UKM

Strategi Strategi Dasar Mendorong partisipasi masyarakat untuk menjadi berdaya dan mandiri melalui : Tumbuh, berkembang prakarsa dan partisipasi masyarakat Meningkatnya kemampuan kelembagaan dan organisasi Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam mengelola social capital

Strategi Strategi Umum Memanfaatkan interaksi sosial antar individu di dalam masyarakat yang kuat Sosialisasi program pada institusi lokal dan komunitas Kegiatan mengacu pada identifikasi dan permasalahan masyarakat Menggerakkan potensi dan keswadayaan masyarakat Pemberdayaan ekonomi melalui pendampingan dengan model CBD (Community Based Development) Diarahkan pada Pengorganisasian Kelompok Usaha Masyarakat (KUM) Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan masyarakat.

Strategi Strategi Operasional Menggunakan prinsip-prinsip yang sudah terbukti keberhasilannya (best practice) Terbuka untuk berbagai model / pendekatan LKM ; Masyarakat memilih mana yang paling tepat Pengawasan, pendampingan dan evaluasi yang ketat untuk merubah persepsi dari program sosial ke program komersial Pelatihan yang berkelanjutan untuk penguatan SDM Partisipasi masyarakat dalam pendirian LKM (botom up approach – based on needs) Terbuka untuk bermitra / bersinerji dengan berbagai lembaga, institusi baik lokal, nasional dan internasional Mendorong LKM existing atau LKM

Keluaran (Output) Hasil Yang Diharapkan Terlayaninya kebutuhan permodalan bagi UKM melalui Lembaga Keuangan Mikro (Aceh Micro Finance) di 243 kecamatan di 21 Kabupaten / Kota di propinsi NAD. AMF Center baik di Banda Aceh dan perwakilannya di setiap kabupaten / kota, berfungsi optimal sebagai “wholesaler” ataupun “apex”nya Aceh Micro Finance.

Dampak (Outcome) Hasil Yang Diharapkan Terbangunnya & berkembangnya jaringan sistem pendukung ekonomi Meningkatnya mutu & jangkauan layanan jaringan lembaga keuangan bagi UKM.

SATUAN PENGAWAS DAN ANTI KORUPSI PROGRAM SINERJI (Dalam rangka mencapai “BINTANG”) AMF Manajement Development Program SATUAN PENGAWAS DAN ANTI KORUPSI SPAK AMF Staf Development Program AMF CENTER INT. SCHOOL OF MICFIN (ISMIF) AMF Acc Officer Development Program AMF Credit Analis Development Program Program2 HRD Development lain AMF KAB/KOTA Peningkatan Produk dan Kualitas PENGEM BANGAN UKM Program Sertifikasi Pengelola LKM Peningkatan Kualitas SDM Pengusaha KM AMF PRIMER AMF PRIMER PENYEDIAAN PASAR Vertical Economic Linkaged Program Pemberdayaan fungsi “Rumah Dagang” Diarahkan Pada 5 sukses, yaitu

PROGRAM EXISTING high light NO PROGRAM / KEGIATAN  Vol Satuan  Tahun 1 Pemberdayaan Koperasi & UKM Melalui LKM   1.1. Pemberdayaan Koperasi LKM Existing - 1 73 LKM 2005/2006 1.2. Pemberdayaan Koperasi LKM Existing - 2 70 2006 1.3. Pemberdayaan Koperasi LKM Existing - 3 65 2007 2 Pendirian AMF Center Lembaga 3 Pendirian AMF Center 11 Perwakilan Kab/Kota 11 Perwakilan 4 Penyelenggaraan AISMIF (Aceh International School of Microfinance) 5 Penguatan LKM dan Anggota / Beneficiaries 5.1. Program-program Pelatihan melalui ASMIF Paket 5.2. Penegakan Hukum & Penyehatan LKM 5.3. Peningkatan kualitas produk dan penguatan/ 21 Outlet 2006/2007 Penyediaan & perluasan akses pasar UKM 6 Sosialisasi dan Komunikasi Program 6.1. Brands Image / Kemunculan LKM Bintang 5 6.2. Komunikasi program-program LKM Via Media 6.3. Transparansi program LKM PROGRAM EXISTING high light

10 MUSUH PROGRAM AMF BRR Ketidak-lancaran pembayaran sebagai akibat paradigma masyarakat terhadap setiap program bantuan dari pemerintah yang dianggap hibah. Citra Koperasi yang negatif, merupakan kendala dalam pelaksanaan program. Ketidakkonsistenan koperasi (KSP/USP Koperasi) terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan koperasi. Kualitas sumber daya pengelola koperasi (KSP/USP Koperasi) masih sangat rendah. Sistem dan manajemen koperasi (KSP/USP Koperasi) yang lemah Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem operasional LKM. Sistem Pengawasan yang kurang Kualitas pembina koperasi (KSP/USP Koperasi) sangat lemah Belum ada contoh keberhasilan koperasi yang dibantu dengan dana pemerintah. Ancaman adanya kegagalan dalam ”exit strategy”

MUSUH NO. 1, DI ATASI DENGAN Ketidak-lancaran pembayaran sebagai akibat paradigma masyarakat terhadap setiap program bantuan dari pemerintah yang dianggap hibah. MUSUH NO. 1, DI ATASI DENGAN Sosialisasi intensif kepada masyarakat Pembinaan dan pegawasan ketat kepada pemetik manfaat Penagihan oleh parat LKM Seleksi dan analisis usulan kegiatan usaha

MUSUH NO. 2, DI ATASI DENGAN Citra Koperasi yang negatif, merupakan kendala dalam pelaksanaan program. MUSUH NO. 2, DI ATASI DENGAN Konsistensi kelembagaan koperasi dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang ada. Pengawasan, monitoring dan evaluasi ketat atas pelaksanaan program Tindakan tegas atas setiap pelanggaran dengan proses hukum. Memberlakukan sistem rating dengan pemberian ”award” berupa status ”LKM Bintang Lima”

MUSUH NO. 3, DI ATASI DENGAN Ketidak-konsistensian koperasi (KSP/USP Koperasi) terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan koperasi. MUSUH NO. 3, DI ATASI DENGAN Mengembalikan posisi Koperasi (KSP/USP Koperasi) sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang ada. Melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan untuk mengembalikan konsistensi koperasi pada ketentuan yang berlaku, baik melalui program khusus Bantuan Tehnis dan Manajemen.

MUSUH NO. 4, DI ATASI DENGAN Kualitas sumber daya pengelola koperasi (KSP/USP Koperasi) masih sangat rendah. MUSUH NO. 4, DI ATASI DENGAN Melaksanakan program dampingan Bantuan Tehnis dan Manajemen kepada Koperasi (KSP/USP Koperasi) Melakukan pelatihan-pelatihan dan pemagangan secara periodik kepada para pengelola Koperasi (KSP/USP Koperasi) dala suatu program pelatihan yang sistematis, dan terintegrasi berdasarkan ”need assesment” Secara khusus mendirikan ’The School of Aceh Microi Finance” / Aceh Micro Finance Institute yang bertanggung jawab atas peningkatan kualitas SDM

MUSUH NO. 5, DI ATASI DENGAN Sistem dan manajemen koperasi (KSP/USP Koperasi) yang lemah MUSUH NO. 5, DI ATASI DENGAN Melakukan program Bantuan Tehnis dan Manajemen, dengan ”mencangkok” manajemen profesional dari ”best practice MFI”, dan melatih dan magang intensif manajer LKM yang bersangkutan, dan / atau mengusulkan penggantian bagi manajer LKM yang tidak dapat ”diimprove”. Melengkapi LKM dengan sistam operasi (Standard Peocedure Manual), dan Program Komputerisasi berbasis ”hightech information” yang pelaksanannya dilakukan dengan pendampingan program Bantuan Tehnis dan Manajemen.

MUSUH NO. 6, DI ATASI DENGAN Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem operasional LKM. MUSUH NO. 6, DI ATASI DENGAN Meningkatkan dan mengintensifkan sosialisasi melalui media dakwah, meunasah, tokoh-tokoh masyarakat, dan media-media cetak dan elektronik terhadap sistem operasional yang dilaksanakan di LKM. Menerbitkan jurnal / media khusus secara rutin yang memuat kegiatan-kegiatan LKM

MUSUH NO. 7, DI ATASI DENGAN Sistem Pengawasan yang kurang MUSUH NO. 7, DI ATASI DENGAN Meningkatkan pengawasan berbasis masyarakat dengan melakukan transparansi atas setiap kegiatan LKM, baik melalui media laporan kegiatan LKM pada tempat-tempat umum (di tempel di depan kantor LKM atau di tempat meunasah, dsb). Melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan baik oleh internal aparat BRR maupun Kantor Akuntan Publik.

MUSUH NO. 8, DI ATASI DENGAN Kualitas pembina koperasi (KSP/USP Koperasi) sangat lemah MUSUH NO. 8, DI ATASI DENGAN Melakukan profram penataran (pembekalan pelatihan) kepada seluruh aparat dinas pemerintah terkait (Dinas Koperasi Kabuoaten / Kota), dengan materi khusus dan intensif tentang Manajemen LKM dari seluruh aspek kegiatan. Meningkatkan kualitas pendamping kegiatan, melalui kegiatan review penyempurnaan modul-modul dan pelaksanaan pelatihan peningkatan kualitas pendamping

MUSUH NO. 9, DI ATASI DENGAN Belum ada contoh keberhasilan koperasi yang dibantu dengan dana pemerintah. MUSUH NO. 9, DI ATASI DENGAN Memperketat konsistensi LKM agar dapat dijadikan contoh pembuktian Koperasi akan berhasil jika jkonsistensi dengan ketentuan, kebijakan, dan perencanaannya. Mempercepat peningkatan kualitas LKM dengan memfokuskan salah satu LKM untuk disempurnakan kualitas manajemen pengelolaan dan pertumbuhan serta peningkatan kesehatan LKM untu dijadikan ”Pilot Project” percontohan keberhasilan LKM dengan status ”LKM Bintang Lima” (lihat point 1.10.).

MUSUH NO. 10, DI ATASI DENGAN Ancaman adanya kegagalan dalam ”exit strategi” MUSUH NO. 10, DI ATASI DENGAN Mempersiapkan dengan cermat pendirian AMF Center yang diharapkan akan dapat menggantikan peran BRR, dan intsnasi terkait serta stakeholder lain (NGO / funding agency). Mengamankan pelaksanaan program dari segala kemungkinan penyimpangan

Rata-rata Tunggakan : 42 % Rata-rata Tunggakan : 42 % 3 SABANG 6 1 49 % 28 % 2 45 % 5 40 % 4 7 20 55 % 16 68 % 8 BENER MERIAH 45 % 15 38 % 9 19 10 41 % 18 14 17 11 Rata-rata Tunggakan : 42 % 13 Rata-rata Tunggakan : 42 % 21 12 26 % 31 % Notes : Berdasarkan Kriteria Collectibility Kepmen 194/Kep/M/IX/1998 POSISI TUNGGAKAN PYD PER 0KTOBER 2006

Jumlah Penyimpan: 14.603 Orang SABANG 6 1 3.251/ 1.294.283.546 1.911 / 337.348.734 2 5 644/ 41.187.761 2.414/ 182.251.380 4 7 20 465/ 25.780.895 16 503/ 142.713.000 8 BENER MERIAH 15 1.874/ 118.080.650 9 19 10 3.541/ 509.448.719 18 14 17 11 13 21 12 Jumlah Simpanan : Rp 2.651.094.685 Jumlah Penyimpan: 14.603 Orang POSISI DANA MASYARAKAT / SIMPANAN ANGGOTA PER 0KTOBER 2006

Jumlah Koperasi Peserta Program:

5.2. Jumlah Pelaku UKM Peserta Program: (Pemetik Manfaat Term I / per-tgl. 05 Nov 2006)

(Pemetik Manfaat per-tgl. 05 Nov 2006)

JUMLAH PEMETIK MANFAAT PER 0KTOBER 2006 3 SABANG 1 25=14/ 11 6 2.783=1.865/ 918 2.532=1.443/ 1.089 2 5 3.592=2.362/ 1.230 3.025=2.463/ 562 4 7 20 3.850=2.890/ 960 16 8 1.732=1.397/ 335 BENER MERIAH 1.700= 1.200/ 500 75=62/ 13 15 2.281= 1.777/ 504 9 19 189= 117/ 72 53= 41/ 12 10 3.653/ 2.685/ 968 18 14 89= 67/ 22 130= 80/ 50 LAKI-LAKI = 19.751 17 000.000.000 108= 74/ 34 11 PEREMPUAN = 08.088 13 189= 117/ 72 TOTAL = 27.839 111= 58/ 53 21 12 1.034= 688/ 346 893= 495/ 398 JUMLAH PEMETIK MANFAAT PER 0KTOBER 2006

PENCAIRAN BLM PER 0KTOBER 2006 3 SABANG 123.000.000 6 1 4.360.284.500 6.421.140.166 2 9.980.503.000 5 7.639.700.000 4 7 9.980.809.500 20 16 11.160.418.460 8 BENER MERIAH 9.990.809.500 369.000.000 15 6.711.055.000 9 19 615.000.000 246.000.000 10 9.979.019.800 18 369.000.000 14 369.000.000 17 000.000.000 369.000.000 11 13 123.000.000 369.000.000 21 12 4.726.500.000 2.948.650.000 PENCAIRAN BLM PER 0KTOBER 2006

01. SDM 07. KEMITRAAN / 02. NILAI, JARINGAN VISI & MISI LKM/KOPERASI Penerapan Pemberdayaan Koperasi: Pelatihan & Supervisi Pengelola Kredit Mikro (Manajer, Bgn Pembiayaan/ Marketing & Adm. Keuangan) Sosialisasi keberadaan AMF Tingkat Kabupaten sebagai Pusat Jaringan Pembinaan & Pengawasan Koperasi/LKM dalam Mengelola Dana Yang Bersumber dari Program BRR. 01. SDM 03. SISTEM OPERASIONAL 02. NILAI, VISI & MISI 04. RENCANA KERJA 12 BL 06. TRUST/ KEPERCAYAAN 05. KESWADAYAAN SEHAT LKM/KOPERASI 07. KEMITRAAN / JARINGAN Refreshing pemahaman visi & Misi Koperasi melalui Program BRR kepada Pengurus Koperasi dan Pengelola Kredit Mikro. Supervisi penyusunan Laporan Keuangan Pengelolaan Dana oleh Pengelola Kredit Mikro terhadap Dana yang bersumber dari Program BRR Penyiapan & Supervisi sistem pencatatan Kredit Mikro melalui mekanisme komputerisasi. Supervisi & Monitoring perintisan dana tabungan di Koperasi dari Anggota/ Calon Anggota yang menerima manfaat dana Program BRR. Supervisi penyusunan Rencana Kerja Pengelola LKM untuk 6 (enam) Bulan. Standar Koperasi Sehat merujuk pada KEPMEN KOP& UKM, No: 129/Kep/ MUKM/XI/2002.

ARAH SUKSES LKM PROGRAM BRR : predikat “BINTANG LIMA” AMF Aceh Micro Finance LKM AMANAH UMMAT MASYARAKAT AKAN DAPAT MELIHAT LKM MANA YANG BERKUALITAS DAN MEMENUHI HARAPAN MEREKA DENGAN MELIHAT TANDA BERAPA BINTANG YANG ADA DI LKM (TERPASANG DI PAPAN NAMANYA) Sukses Penyaluran Sukses Pemanfaatan Sukses Pengembalian Sukses Pembukuan Sukses Pengelolaan

Loen hana bangga kerja bak karyawan LKM/Kop Loen jino BANGGA kerja bak karyawan LKM/Kop GIRANG MURAM 2005 MOVE 2009

Terima Kasih