ANALISIS BREAK EVENT POINT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALYSIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Advertisements

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Manajemen Keuangan Break-Even Point
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS)
ANALISIS TITIK IMPAS Kulaih ke - 14.
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
BREAK EVEN POINT Kelompok 5 Bernard C Eva Astriana
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
Keuangan Bisnis 1 ANALISIS PULANG POKOK ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB.
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
SRI SULASMIYATI, S.SOS., M.AP
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
Sumber : Dionysia Kowanda
Analisis break even point
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Menagement farmasi BREAK EVEN POINT.
Analisis Breakeven Operating Leverage
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
MANAJEMEN FARMASI Break Even Point (BEP)
* RETNO B. LESTARI07/16/96 B 6 Perencanaan Laba A B PENGANTAR EKONOMI*
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
Sumber : Dionysia Kowanda
ANALISIS BREAK EVEN POINT
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA:Alat pengendalian Manajerial
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Analisis biaya-volume-laba
COST, VOLUME AND PROFIT ANALYSIS (ANALISA BIAYA- KUANTITAS-LABA)
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Analisis BEP.
Analisis biaya-volume-laba
Manajemen Keuangan Break-Even Point C V P
BREAK EVENT POINT (BEP)
Break even point.
Fungsi biaya, fungsi penerimaan dan bep
ANALISIS BREAK EVEN Analisis Pulang Pokok
kelompok 8 Siti Nur Chabibah ( )
Manajemen Keuangan Break-Even Point
Analisis CVP.
ANALISA BREAK EVENT POINT DI APOTEK
BREAK EVEN POINT ANALYSIS
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISIS PULANG POKOK dan ANALISISI BIAYA VOLUME-LABA
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISIS BREAK EVEN ALK.
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
perencanaan laba: ANALISIS BIAYA – TITIK IMPAS (BEP)
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Analisis biaya-volume-laba
Bahan 9 MANAJEMEN KEUANGAN Semester V
Contoh Aplikasi Biaya tetap sebesar Rp ,-. (Fc)
Menagement farmasi BREAK EVENTS POINT.
06 Matematika Bisnis Perhitungan & BEP Irson, SE., MM. EKONOMI
Analisis dan Estimasi Biaya
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
Perhitungan Titik Impas ( Break Event Point (BEP)) Edi Rianto, M.Si.
BREAK EVEN POINT PERTEMUAN KE -9
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
BREAK EVEN POINT PERTEMUAN KE -9
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISIS BREAK EVEN POINT OLEH : PAK PROJO. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Definisi BEP  Break Even Point = BEP= Titik Pulang Pokok Adalah keadaan suatu.
Transcript presentasi:

ANALISIS BREAK EVENT POINT Manajemen Keuangan 2 ANALISIS BREAK EVENT POINT

Analisis Break Even Point  TR = TC Adalah suatu keadaan dimana penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak pula menderita rugi Disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok; Cost Profit Volume Analysis (CPV Analysis)

Analisis Break Even Point Analisis BEP dapat dilihat dari aspek penjualan dan aspek produksi. Dari aspek penjualan, BEP berarti volume penjualan di mana total penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC), sehinggga perusahaan dalam posisi tidak untung maupun tidak rugi. Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat produksi barang/jasa yang dijual, di mana total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya.

Analisis Break Even Point Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan dan volume kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut “Cost Profit Volume Analysis” (CPV analysis).

Analisis Break Even Point Analisis BEP adalah alat perencanaan penjualan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya, karena perusahaan menginginkan keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi/menjual di atas BEP. Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan penjualan, kebijakan produksi dan perencanaan laba.

Manfaat Analisis BEP Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan. Dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut. Menentukan harga jual produk Menganalisis efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

ANALISIS BEP DENGAN GRAFIK TR C, R TC Profit BEP VC FC Loss Q ANALISIS BEP DENGAN GRAFIK

Asumsi-Asumsi dalam Analisis BEP Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis. Seluruh biaya dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Besarnya biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dan satu macam produk, maka sales mix atau komposisi barang yang dijual adalah tidak berubah (konstan).

Perhitungan BEP TR = TC P.Q = FC + VC.Q P.Q – VC.Q = FC (P – VC) Q = FC Q BEP = FC P – VC BEP (Rp) = FC 1 – VC P dimana : TR = Total Revenue TC = Total Cost P = Price Q = Quantity FC = Fixed Cost VC = Variable Cost

Contoh Analisis BEP Selama tahun 2011, perusahaan ABC menjual 100.000 unit produk dengan harga Rp 20.000,00/unit. Biaya variabel/unit adalah Rp 14.000,00 dan biaya tetap jumlahnya Rp 79.200.000,00. Tentukan BEP dalam unit dan rupiah Berapa laba operasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2011 Berapa unit yang harus dijual agar perusahaan memperoleh laba operasi Rp 90.000.000,00 Berapa unit yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 240.000.000,00?

Contoh Analisis BEP Jawab: a. Q BEP = FC P – VC = 79.200.000 = 79.200.000 20.000 – 14.000 Q BEP = 13.200 unit BEP (Rp) = FC 1 – VC P = 79.200.000 1 - 14.000 20.000 BEP (Rp) = Rp 264.000.000,00 Jadi, kuantitas yang harus dijual agar perusahaan berada dalam kondisi impas adalah 13.200 unit atau nilai penjualannya adalah Rp 264.000.000,00

Contoh Analisis BEP b. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) Jawab: b. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) = (20.000x100.000) – (79.200.000+(14.000x100.000)) Laba operasi = Rp 520.800.000,00 Jadi, laba operasi perusahaan pada tahun 2011 dimana kuantitas yang dijual sebanyak 100.000 unit adalah Rp 520.800.000,00.

Contoh Analisis BEP c. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) Jawab: c. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) 90.000.000 = 20.000Q – (79.200.000 + 14.000Q) 169.200.000 = 6.000Q Q = 28.200 unit Jadi, agar perusahaan memperoleh laba operasi Rp 90.000.000,00 maka kuantitas yang harus dijual adalah 28.200 unit.

Contoh Analisis BEP c. Q (laba Rp 90 juta) = FC + laba target P – VC Jawab: Atau : c. Q (laba Rp 90 juta) = FC + laba target P – VC = 79.200.000 + 90.000.000 20.000 – 14.000 Q (laba Rp 90 juta) = 28.200 unit

Contoh Analisis BEP 1 – VC P = 79.200.000 + 90.000.000 1 - 14.000 Atau: c. Sales = FC + laba target 1 – VC P = 79.200.000 + 90.000.000 1 - 14.000 20.000 Sales = Rp 564.000.000,00

Contoh Analisis BEP d. Laba set. Pajak = (TR – TC) – Tax = (TR – TC) – 20% (TR – TC) = 80% (TR – TC) 240.000.000 = 80% (P.Q – (FC+VC.Q) ) 240.000.000/80% = 20.000Q – (79.200.000+14.000Q) 6.000Q = 300.000.000 + 79.200.000 Q = 63.200 unit Jadi, agar perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp 240.000.000,00 maka unit yang harus dijual adalah 63.200 unit

Contoh Analisis BEP Atau: d. Q (laba bersih Rp 240 jt) = FC + laba target __ 1 - % pajak P – VC = 79.200.000 + 240.000.000 (1 - 20%) 20.000 – 14.000 Q (laba bersih Rp 240 jt) = 63.200 unit

Margin of Safety Margin of safety adalah batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian. Misalnya margin of safety adalah 30%, artinya realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari 30%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 30%, maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila penurunan sampai 30% perusahaan dalam kondisi break event point. MoS = Anggaran Penjualan – Penjualan pada BEP MoS Ratio = Anggaran penjualan – Penjualan pd BEP x 100% Anggaran penjualan

Contoh Margin of Safety Diketahui bahwa PT. ABC merencanakan penjualan produk X pada tahun 2009 adalah sebanyak 1000 unit. Jika harga jual/unit adalah Rp 500,00 dan BEP-nya adalah 600 unit, berapakah Margin of Safety-nya?

Contoh Margin of Safety Jawab: Anggaran penjualan (1000 unit @ Rp 500,00) = Rp 500.000,00 Penjualan pada BEP (600 unit @ Rp 500,00) = Rp 300.000,00 Margin of Safety = Rp 200.000,00 Margin of safety ratio = 200.000 x 100% = 40% 500.000 Artinya, realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari 40%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 40%, maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila penurunan penjualan hingga 40% dari yang dianggarkan maka perusahaan dalam kondisi break event point.

BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Untuk mencari BEP dari dua produk atau lebih maka perhitungannya agak berbeda sedikit dengan cara mencari BEP satu jenis produk karena adanya variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk. Di samping itu tingkat BEP baru dapat dihitung apabila terlebih dahulu sudah diketahui komposisi penjualan dari masing-masing produk.

BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Contoh: Perusahaan A yang bergerak dalam bidang produksi kain batik dan stagen merencanakan perluasan daerah pemasarannya meliputi wilayah Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa. Penjualan kain batik direncanakan sebanyak 25.000 meter dengan harga jual/meter Rp 3.500,00 dan stagen sebanyak 15.000 meter dengan harga jual/meter Rp 1.000,00. Variable cost untuk masing - masing jenis produk adalah Rp 2.000,00/meter untuk kain batik, dan Rp 600,00/meter untuk stagen, sedangkan fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000,00. Hitunglah break event point untuk kedua jenis produk tersebut!

BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Keterangan Kain batik Stagen Total Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000 Fixed Cost 28.275.000 Variabel Cost 50.000.000 9.000.000 59.000.000 BEP = 28.275.000 = 28.275.000 = Rp 66.625.000,00 1- 59.000.000 0,42439024 102.500.000 BEP (kain batik) = 66.625.000 x 25.000 = 16.250 meter BEP (stagen) = 66.625.000 x 15.000 = 9.750 meter

BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sales mix atau komposisi produk yang dijual atau komposisi penjualannya adalah tidak berubah (konstan). Dalam hal ini, maka : Q Penjualan  Kain batik : stagen = 25.000 m : 15.000 m = 5 : 3 BEP  Kain batik : stagen = 16.250 m : 9.750 m = 5 : 3

Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan harga jual per unit terhadap BEP Analisis BEP menggunakan asumsi bahwa harga jual/unit konstan. Bila harga jual/unit naik memiliki dampak yang menguntungkan karena BEP-nya akan turun. Dalam grafik BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan kuantitas yang lebih kecil. Bila harga jual/unit turun memiliki efek yang merugikan karena BEP-nya akan naik. Dalam grafik BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kanan, yang berarti untuk tercapainya BEP diperlukan kuantitas yang lebih besar.

Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan biaya variabel per unit terhadap BEP Perubahan pada biaya variabel per unit juga akan merubah BEP, yakni apabila biaya variabel naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP.

Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan biaya tetap terhadap BEP Perubahan pada biaya tetap juga akan merubah BEP, yakni apabila biaya tetap naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP.

Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan sales mix terhadap BEP Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, dan bila menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka tidak boleh ada perubahan dalam sales mix–nya. Sales mix menunjukkan perimbangan atau perbandingan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan. Apabila ada perubahan sales mix-nya akan menyebabkan perubahan pada BEP secara total.

Latihan Soal 1 Data dari suatu perusahaan XYZ pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: Penjualan 1.000 unit Harga jual/unit Rp 500.000,00 Biaya variabel/unit Rp 200.000,00 Biaya tetap Rp 180.000.000,00 Berapa BEP dalam unit dan rupiah? Jika perusahaan menginginkan laba operasi sebesar Rp 3.000.000.000,00, berapa kuantitas yang harus dijual? Berapa kuantitas yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 2.400.000.000,00?

Latihan Soal 2 Perusahaan Cahaya Kertas pada awalnya memproduksi buku gambar saja, selanjutnya ada produk baru yaitu buku tulis. Harga jual buku gambar Rp 5.000/unit dan buku tulis Rp 8.000/unit. Biaya variabel untuk buku gambar Rp 4.000/unit dan buku tulis Rp 6.000/unit. Biaya tetap kedua produk adalah Rp 574.000,00. Jika sales mix kedua produk tersebut adalah 3 (buku gambar) : 2 (buku tulis), berapakah BEP untuk kedua produk tersebut?

Latihan Soal 3 Tentukan BEP PT. ANDA yang produknya terdiri dari produk A, B dan C jika diketahui biaya tetapnya Rp 500.000,00! KETERANGAN PRODUK A PRODUK B PRODUK C HARGA JUAL BIAYA VARIABEL/UNIT Rp 200 Rp 100 Rp 300 Rp 150 Rp 400 KETERANGAN I II III KOMPOSISI (SALES MIX) □ PRODUK A □ PRODUK B □ PRODUK C 2.000 1.000 3.000