Analisa Sperma.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hormon Kelamin Pria
Advertisements

Sistem Reproduksi.
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
SPERMATOGENESIS Definisi : proses pembentukan spermatozoa dari spermatogonium yang terjadi di dalam tubulus seminiferus dari testis Ada dua proses : -
2. SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
IMMUNOLOGI Antibodi.
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS
Ns. Halimatul Mufidah, S.kep
Wellcome to Biologi.
ORGAN REPRODUKSI DAN GAMETOGENESIS
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
SISTEM REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM IMUNITAS.
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
ANALISIS SPERMA Oleh ARNI AMIR.
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus),
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA. PETA KONSEP Reproduksi Setiap mahluk hidup selalu bereproduksi, MENGAPA ?
ANALISA SPERMA FERA SARTIKA, SKM.,M.SI.
KELOMPOK 4 Firman Asy’ari ( ) Nova Yuda Rista ( )
REPRODUKSI (PERKEMBANG BIAKAN MANUSIA)
SISTEM REPRODUKSI BETINA DAN JANTAN
Reproduksi Sehat, Hidup Bahagia
INFERTILITAS Vita novia Iii b.
KONSEPSI OVUM ATAU SPERMA DAN FERTILISASI, IMPLEMENTANSI
Imunologi DISUSUN OLEH: MILA ASTASIA TINGKAT: 1A.
Oleh: SILVIA PRADIPTA IIIB
GAMETOGENESIS Oleh Dr. Hasnar Hasjim.
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
SISTIM REPRODUKSI MANUSIA SMA NEGERI 1 BATANGAN, KAB. PATI
Infertilitas pada usia reproduksi dan penanganannya
2. SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
2. SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
INFERTILITAS YONI MAI PUTRI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Asuhan Kebidanan pada Infertil
KONSEPSI ( ovum dan sperma, fertilisasi dan implamentasi )
Infertilitas pada usia reproduksi dan penanganannya
FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI
Alat Reproduksi Manusia
OLEH :RISKA ANGRAINI PUTRI 1B
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK.
KONSEP DASAR IMUNOLOGI
SISTEM REPRODUKSI.
3.
Infertilitas pada usia reproduksi dan manajemen
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
OLEH : SEFTI WINDA SARI 1B
dr. Wulan Margasari Soemardji, SpOG
Sistem Reproduksi (Spermatogenesis dan Oogenesis)
SISTEM REPRODUKSI Nama anggota : Riska Novitasari Novemia Melinda.H I Wayan Wendy.A Yunita Gugu Lusianawati Firda Arum Indah Moh.Fajrin.
Proses pembentukan sel kelamin jantan yang terjadi pada testis
SEMANGAT BELAJAR FOR MY STUDENT
Tita Rohita FIKES UNIGAL
“HORMON REPRODUKSI”.
FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
SMK KESEHATAN SAMARINDA
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
Infertilitas Pada Usia Reproduksi dan Penanganannya
KELOMPOK 5 SISTEM REPRODUKSI PRIA
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
ADAPTASI A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan.
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari sistim imunitas tubuh  Sistim imunitas : mekanisme pertahanan tubuh terhadap foreign antigen.
SPERMATOGENESIS dan SEMEN TERNAK
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
STRUKTUR SPERMATOZOA DARI KELOMPOK 2. NAMA ANGGOTA KELOMPOK Halimah Tusya ‘Diah(04) I Gede Agus Ananda Putra(05) I Gusti Lanang Janu Tantipala(06)
Transcript presentasi:

Analisa Sperma

Morfologi Sperma Kepala Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk melindungi kepala sperma. Leher Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat ini merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat bergerak aktif. Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak sperma menuju ovum.

Sel Spermatozoa

Kecacatan pada Spermatogenesis Nondisjuntion (Syndrom Turner) Sperma yg dihasilkan adlh sperma XY dan sperma O (tdk mempunyai kromosom kelamin), membuahi ovum X, maka terbentuk individu 44A + X Sperma berkepala dua Sperma tanpa akrosom Oligosperma Azoospermia Azoospemia obstruksi (vas deferens) Azoospermia non obstruksi (gagal produksi)

Pengaruh Hormon Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung serta merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium dalam melakukan spermatogenesis. Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig untuk memperoleh sekresi Testosterone (Suatu hormon seks yang penting untuk perkembangan sperma)

Tahapan Spermatogenesis 1. Tahapan Spermatocytogenesis Yaitu tahapan spermatogonium yang bermiosis menjadi spermatid primer, proses ini dipengaruhi oleh sel sertoli, dengan sel sertoli yang memberi nutrisi-nutrisi kepada spermatogonium, sehingga dapat berkembang menjadi spermatotid. 2. Tahapan Meiosis Merupakan tahapan spermatosit primer bermitosis I membentuk spermatosit sekunder dan langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan spermatid, dari spermatosit sekunder. 3. Tahapan Spermiogenesis Merupakan tahapan terakhir pembentukan spermatozoa, dimana terjadi transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.

Spermatogenesis Spermatogonium (2n) Spermatosit Primer (2n) Spermatosit Sekunder (n) Spermatosit Sekunder (n) Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n) Sperma (n) Sperma (n) Sperma (n) Sperma (n) mitosis Meiosis I Meiosis II Meiosis II

Pemeriksaan Sperma Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan 'makhluk' kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut sperma.

Pemeriksaan Sperma Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan

Pemeriksaan Sperma Ada dua tahap penting pada pemeriksaan sperma, yaitu tahap pengambilan sampel dan tahap pemeriksaan sperma. Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar. Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan merekomendasikan 2 – 7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun. Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari gelas. Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak, dll. Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan sampel semen di laboratorium.

Jumlah Sperma Hitung Sperma (Sperma Count) Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita).

Jumlah Sperma 0 juta/ml :Azoospermia 0 – 5 juta/ml : ekstrim oligozoospermia < 20 juta/ml : oligozoospermia > 250 juta/ml : Polizoospermia

Morfologi Hasil pemeriksaan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu : bentuk normal kepala tidak normal ekor tidak normal sel sperma yang belum matang (immature germ cells, IGC).

Motilitas Sperma harus mencapai ovum untuk pembuahan dg energi berasal dari bagian tengah sperma. Motilitas dibagi menjadi 4 grade : 0 : spermatozoa tdk menunjukkan pergerakan 1 : Spermatozoa bergerak ke depan dg lambat 2 : Spermatozoa bergerak ke depan dgn cepat 3 : Spermatozoa bergerak ke depan dg sangat cepat

Non selular sperma Benda hidup : Parasit Jamur Bakteri Benda Mati : Sel epitel Kristal-kristal Lemak

Aglutinasi Sperma Kepala – kepala Kepala – Ekor Ujung ekor – ujung ekor Campuran Lain- lain

Likuifaksi Likuifaksi terjadi karena daya kerja enzim-enzim yg diproduksi prostat (seminin) Sperma normal gumpalan mencair 15 – 20 menit Jika lebih, adanya gangguan prostat atau defisiensi seminin

Viskositas Panjang benang 3 – 5 cm Subjektif Pipet Elliason (volume 0.1 ml) Sperma diisap sampai 0,1 ml Kemudian tekanan dilepaskan Tetesan pertama diukur dg stopwatch * Normal 1-2 detik

Hasil Pemeriksaan A. Konsentrasi Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml B. Volume Semen Hypospermia : Volume semen < 1,5 ml Hyperspermia : Volume semen > 5,5 ml Aspermia : Tidak ada semen C. Molekul non seluler Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen Hematospermia : Ada sel darah merah pada semen D. Motilitas • Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 40%. • Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 8 juta/ml E. Morfologi • Teratozoospermia : > 40% sperma mempunyai bentuk yang tidak normal • Necozoospermia : sperma yang tidak hidup

Hasil pemeriksaan sperma yang normal menurut WHO Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan nilai acuan untuk analisa sperma/air mani yang normal, sebagai berikut : Volume total cairan lebih dari 2 ml Konsentrasi sperma paling sedikit 20 juta sperma/ml Morfologinya paling sedikit 15% berbentuk normal Pergerakan sperma lebih dari 50% bergerak kedepan, atau 25% bergerak secara acak kurang dari 1 jam setelah ejakulasi Adanya sel darah putih kurang dari 1 juta/ml Analisa lebih lanjut (tes reaksi antiglobulin menunjukkan partikel ikutan yang ada kurang dari 10 % dari jumlah sperma)

Respon Imun Hormon, jaringan dan cairan sekresi yg berhubungan dg traktus genitalia bersifat antigenik dan mampu menimbulkan respon imun Antigen sperma menyebabkan timbulnya antibodi thdp antigen spesifik sperma atau permukaan sperma (pada wanita) Autoimun thdp semen dan komponen sperma pada laki-laki yg mengalami proses pada genitalianya (vasektomi da mumps)

Respon Imun Antigen dlm sperma : Molekul yg dibentuk saat miosis Autoantigen spesifik testis pada saat spermiogenesis Pada membran plasma stlh stadium midspermatid speratogenesis Permukaan sperma pada perjalanan sperma di epididimis Antigen fertilisasi-1 (AF-1) pada sel germinal laki-laki (bereaksi kuat dg semen laki-laki & perempuan infertil)

Respon Imun Respon imun reproduksi wanita thdp sperma melalui sel-sel yg memfagositosis spermatozoa, dg dibantu faktor-faktor : Jumlah sperma yg banyak/berlebihan Sperma juga difagosit oleh sel-sel somatik sebagaimana makrofag dan semen secara kemotaktik mempengaruhi makrofag dan netrofil Antigen asing lain mempunyai efek ajuvan thdp saluran reproduksi, misal infeksi vagina Limfosit pada semen mengakibatkan sterilitas pada wanita

Respon Imun Pada keadaan normal, reaksi imun dihalangi sel sertoli dg cara : Mempertahankan lingkungan intralumen bebas dari komponen serum Membentuk barier imunologik yg memfagositosis dan menghancurkan sisa-sisa produk spermatogenesis

Pemeriksaan Imunologi SAA (Sperm aglutination antibodi) SIA (Sperm-immobilizing antibody) IgA Deteksi langsung thdp antibodi yg terikat sperma atau tidak langsung mengukur antibodi dlm cairan * Uji Isojima, kremer&jager, indirect immunobead binding (IBD), Mix antiglobulin reaction (MAR), ELISA, Tray Aglutination Test, Gelatin aglutination test, imunofluoresens, flow cytometry

Pemeriksaan Imunologi Jones Guideline’s : Tes imobilisasi sperma tepat untuk skrining adanya antibodi suami atau isteri, dpt digunakan utk pemeriksaan lendir serviks Tes kontak sperma-lendir serviks utk melihat faktor imunologis lokal. Dapat ditentukan aktivitas antibodi apakah berasal dari suami atau isteri Tes aglutinasi dg gelatin cocok utk suami, interpretasi harus teliti Atibodi lokal (SIgA) tidak dpt dideteksi pd ledir serviks dan plasma semen dg tes konvensional utk antibodi antisperma serum Tes mikroaglutinasi sperma sebaiknya dihindari Tes menggunakan mikroskop imunofluoresens tak langsung bukan merupaka tes rutin, tapi mungkin bermanfaat untuk menilai sifat reaksi antigen antibodi dlm penelitian