PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BENCANA TSUNAMI Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Home Evaluasi.
Advertisements

ASSALAMUALAIKUM WR. WB KELOMPOK 2.
"Ekor" Badai Perburuk Cuaca di Indonesia
Oleh: Emil Huriani, S.Kp, MN (Dikutip dari Yayasan IDEP)
ASPEK PENGEMBANGAN POTENSI DI KAWASAN RAWAN BENCANA MERAPI
Dinamika HIDROSFER.
Anomali Capai Tingkat Ekstrem
Awal Musim Kemarau Mundur
TERJADINYA GEMPA BUMI.
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
Lingkungan Hidup Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan.
Bencana Akibat Ulah Manusia dan Iklim
KELOMPOK PRESENTASI ITH AGUNG DWI ANGGORO
Gempa bumi ILMU ALAMIAH DASAR).
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA
DISASTER MANAGEMENT Di Negeri Rawan Bencana
KELOMPOK VI PANAS INTERNAL BUMI.
Gunung Meletus Gunung api merupakan satu lubang yang muncul dari permukaan bumi dari persediaan dalam jumlah besar batuan yang mencair didalam kerak bumi.
GEOGRAFI KELAS X Standar Kompetensi :
TANAH LONGSOR.
Pengantar Manajemen Bencana
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
PENGERTIAN HAZARD, DISASTER, RISK AND VULNERABILITY
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
OLAH : DINA ANDIANI SETIANINGRUM
Prosedur Tanggap Darurat Gempa Bumi
Seiring dengan makin intensifnya global warming, maka intensitas extreme event seperti El Niño dan La Niña, yang biasa disebut ENSO (El.
MITIGASI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 14
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 13
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
VII Bab Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
BANGUNAN PENGAMAN PANTAI TERHADAP ABRASI DI KOTA PADANG
Potensi Gempa dan Fenomena Bulan
KERUSAKAN LINGKUNGAN Depok, 2012.
Perubahan lingkungan
PERISTIWA ALAM Lili Andajani, M.Pd.
MITIGASI BENCANA PESISIR
MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
BAB I STRUKTUR BUMI.
TEORI TEKTONIK LEMPENG
TANGGAP DARURAT DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN
KEADAAN ALAM INDONESIA
KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI & TEORI TEKTONIK
Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
PERSEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
MATA KULIAH : BANGUNAN TAHAN GEMPA
TEORI TEKTONIK LEMPENG
Konsepsi Bencana.
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
PENGARUH BANJIR BANDANG TERHADAP AREA PEMUKIMAN
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
TSUNAMI.
Tsunami Bagas Muhamad R Pengertian Umum  Tsunami (bahasa Jepang: 津波 ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar.
Presented by : Deni Wahyudi Pendahuluan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia.
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA. Mitigasi Bencana? adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran.
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
MITIGASI SIAGA BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
KUMPULAN SOAL OSK GEOGRAFI 2017 Nama:Chandra Desano Adi Perkasa NIM: Dosen:Andi Irwan Benardi.S.Pd.M.Pd Mata Kuliah:Micro Teaching.
Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
Oleh : HENDRIK ARY DERMAWAN P E N I L A I A N R I S I K O B E N C A N A.
Pengantar Manajemen Bencana Sesi 1. Pengertian Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Transcript presentasi:

PENGURANGAN RISIKO BENCANA PEMBEKALAN PENGETAHUAN PENANGGULANGAN BENCANA DALAM ACARA SIMULASI DAN TABLE TOP EXERCISE Oleh: B. Wisnu Widjaja Badan Nasional Penanggulangan Bencana Juni, 2009

PROFIL BENCANA INDONESIA SAMUDERA PASIFIK SAMUDERA HINDIA 2

PENDAHULUAN Indonesia berada di daerah rawan bencana, yang dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium untuk menghasilkan tenaga ahli , pengetahuan dan teknologi kebencanaan jumlah kejadian dan korban bencana semakin meningkat dan kompleks; sehingga perlu sistem PB yang handal UU 24/2007 sebagai kerangka sistem PB di Indonesia yang mengutamakan Pengurangan Risiko Bencana Diperlukan Komitmen yang kuat untuk membangun dan menjalankan Sistem PB

Dampak Kerugian Ekonomi Jenis Bencana Kerugian Ekonomi (US$ milyar) Langsung Tidak Langsung Total 1 Tsunami Aceh & Nias, 26 Des 2004 2.92 1.53 4.45 2 Flu Burung (2004 -2005) 0.6 - 3 Letusan Merapi– April 06 Tidak ada data 20,000 orang mengungsi 4 Gempa Yogyakarta – 27 Mei 06 2.5 0.7 3.1 5 Lumpur Panas Sidoarjo – 29 Mei 06 1.2 1.8 6 Tsunami Pangandaran– 17 Jul 06 0.031 0.063 0.094 7 Banjir Jabodetabek – Februari 2007 TOTAL  3.1 persen dari PDB (2007)  15.8 persen dari total APBN 2007 US $. 12 M (Rp.110.4 T) Sumber : Study on Disaster Management in Indonesia, JICA, 2008

GEO-DINAMIKA, GEOGRAFI , METEOROLOGI DAMPAKNYA Dinamika Geologi, Geografi dan Metorologi di Indonesia mengakibatkan ancaman bencana dan sekaligus kekayaan alam (Natural resources) yang melimpah HAZARDS/BAHAYA SUMBERDAYA ALAM Gempa Bumi Tsunami Letusan Gunung Api Tanah longsor Semburan gas liar Banjir Longsor Kekeringan Angin topan/Badai Gelombang Pasang Kaya bahan tambang Gas dan Minyak Bumi Daerah subur Pemandangan Indah Hasil Hutan, perkebunan dan Pertanian Keanekaragaman hayati

Apakah bencana dapat dicegah?

BAGAIMANA MENCEGAH ATAU MENGURANGI DAMPAK BENCANA?

KONSEP BENCANA DAN PENGURANGAN RISIKO

Konsepsi Bencana Pada dasarnya bencana dapat terjadi, jika terdapat 3 (tiga) unsur yakni: bahaya atau ancaman, kerentanan dan pemicu kejadian Bahaya jika bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan masyarakat akan menjadi risiko bencana. Risiko bencana akan berubah menjadi bencana, jika ada pemicu kejadian. Sehingga jika digambarkan pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

RESIKO = BAHAYA * KERENTANAN Potensi Bencana Bahaya Kerentanan

PENGURANGAN RESIKO BENCANA Bahaya Kerentanan

Bencana UU 24/2007 Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yg disebabkan, baik faktor alam, non alam maupun manusia, shg menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

RISIKO Risiko adalah kemungkinan yg muncul akibat dari suatu kejadian yang menyebabkan kerugian. Risiko adalah suatu kemungkinan yang dapat terjadi sebagai dampak dalam mencapai suatu tujuan Risiko adalah keadaan yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan.

Ancaman & Kerentanan/Rawan Bencana 13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. 14. Rawan bencana/kerentanan adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. UU 24/2007 TENTANG PB Pasal 1

Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Merupakan kegiatan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi bencana Meliputi kegiatan: Pengenalan dan pemantauan risiko bencana Perencanaan partisipatif Pengembangan budaya sadar bencana Peningkatan komitmen bagi pelaku PB Penerapan upaya fisik, non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana

ANCAMAN/BAHAYA GEOLOGI Gempa Bumi Tsunami Letusan Gn Api HIDRO-METEOROLOGI Banjir Tanah Longsor Kekeringan Topan/Badai BIOLOGI Hama Penyakit KEGAGALAN TEKNOLOGI Kecelakaan Industri Kebocoran Reaktor Nuklir LINGKUNGAN Kebakaran (permukiman, hutan) SOSIAL Konflik Sosial

70 km 2900 km ARUS KONVEKSI ENERGY PANAS 6370 km

PEMEKARAN DASAR SAMUDRA Gempabumi 18

Penampang Pergerakan Tektonik Sumatera

LEMPENG TEKTONIK DUNIA LEMPENG AMERIKA UTARA LEMPENG PASIFIK LEMPENG EURASIA LEMPENG FILIPINA LEMPENG CARIBIA LEMPENG COCOS LEMPENG AMERIKA SELATAN LEMPENG INDO-AUSTRALIA LEMPENG NAZCA 21 LEMPENG ANTARTIKA LEMPENG SCOTIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA 22 22

TATAAN GEOLOGI Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif : Eurasia yang relatif stabil, walaupun ada pergerakan dari arah baratlaut ke tenggara (meliputi pulau-pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan) Indo-Australia yang bergerak relatif dari selatan ke utara, menyusup kebawah lempeng Eurasia membentuk zona penunjaman di sebelah barat Sumatra, selatan P.Jawa, Selatan Bali-NusaTenggara, hingga ke Barat-Daya Maluku. Pasifik bergerak relatif dari Timur ke arah Barat menyusup dibawah lempeng-lempeng Eurasia dan Indo-Australia, membentuk zona penunjaman di Utara Papua hingga ke perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.

Konsekuensi dari interaksi Lempeng Terbentuk zona penunjaman yang dapat menyebabkan gempabumi di dasar laut yang berpotensi membangkitkan Tsunami dan berpotensi menyebabkan bencana Lipatan, perbukitan dan patahan di darat/busur kepulauan. Patahan aktif dapat sebagai sumber gempabumi di darat, berpotensi menyebabkan bencana. Terbentuk 129 Gunungapi (13% dari jumlah gunungapi di dunia) Terdapat 129 gunungapi 80 gunungapi dinyatakan sangat aktif, yang ditandai pernah meletus sejak 1600 – kini 3 gunungapi bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobalt dan Emperor of China /Flores) 65 gunungapi sangat aktif dipantau secara menerus melalui 74 Pos Pengamatan Gunungapi Indonesia rentan terjadi letusan gunungapi yang berpotensi menyebabkan bencana. Perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah lolos air tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, wilayah tersebut rentan terjadi gerakan/tanah longsor.

GEMPA BUMI

PENYEBAB GEMPABUMI Pelepasan energi secara tiba-tiba pada zona penunjaman dan pada patahan aktif yang menyebabkan getaran partikel tanah dan batuan serta menimbulkan goncangan. Parameter Gempabumi Energi di ukur secara instrumental: dalam skala Richter dan magnituda jenis gelombang gempabumi. Tingkat keterasaan dan kerusakan bangunan dinyatakan dalam Skala Modified Mercally Intensity (MMI).

DAMPAK GEMPABUMI TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN 27

DAMPAK GEMPABUMI TERHADAP TRANSPORTASI

DAMPAK SEKUNDER GEMPABUMI BERUPA KEBAKARAN

MITIGASI BENCANA GEMPABUMI Karakteristik Gempa Bumi : Terulang, sulit diprediksi kapan dan seberapa besarnya Strategi mitigasi: identifikasi tingkat kerentanan, pemetaan daerah rawan dan kesiapsiagaan. Sosialisasi : Langsung kepada masyarakat, aparat Pemerintah Daerah, guru-guru, tokoh masyarakat tentang gempabumi dan tata cara mengantisipasi bencananya. Tidak langsung : penyerahan booklet, poster dan leaflet tentang gambar dan tata cara antisipasinya. Kesiapan Tanggap Darurat : pelatihan untuk Pertolongan dan bantuan darurat, SAR dan evakuasi. Pemantauan dan pemetaan sesar aktif : memantau dan memetakan sesar aktif di darat yang banyak pemukiman dan aktivitas penduduk, guna menyusun peta rawan bencana gempabumi.

REKOMENDASI TEKNIS Antisipatif : rekayasa teknologi dan pemberdayaan masyarakat pada zona rawan gempabumi : Membangun permukiman, bangunan vital dan strategi, serta bangunan lainnya yang mengundang konsentrasi banyak manusia dengan konstruksi bangunan tahan guncangan gempabumi. Tidak membangun diatas tanah yang lunak, bekas urugan, sawah/rawa yang tidak memenuhi tingkat teknis kepadatan Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di atas, pada dan di bawah lereng sedang hingga terjal. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi gempabumi harus tetap waspada

Wilayah Rawan Bencana Gempabumi

JALUR GEMPABUMI DUNIA 33

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE 1973-2007 34

TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (SNI-1726, 2002) 35

FREKUENSI KEJADIAN GEMPA BUMI DI DUNIA Penamaan Skala Richter Dampak Gempabumi Jumlah kejadian Mikro < 2,0 Gempabumi mikro, tak terasa 8.000/hari Sangat Minor 2,0 – 2,9 Umumnya tak terasa, tapi tercatat oleh peralatan 1000/hari Minor 3,0 – 3,9 Umumnya terasa, jarang mengakibatkan kerusakan 49.000/ th Lemah 4,0 – 4,9 Teramati di dalam rumah, ada suara berderik, tidak ada kerusakan 6.200 / th Sedang 5,0 – 5,9 Kerusakan tidak luas pada bangunan dengan konstruksi buruk. Bangunan dengan konstruksi baik, rusak sedikit 800 / th Kuat 6,0 – 6,9 Dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah padat penduduk sepanjang 150 km2 120 / th Sangat Kuat 7,0 – 7,9 Kerusakan pada daerah lebih dari 150 km 18 / th Besar 8,0 – 8,9 Kerusakan pada daerah lebih dari beberapa ratus km 1 / th Besar dan Langka > 9,0 1 / 20 th

Skala Richter Setara dengan berat bahan peledak Contoh - 1,5 3 kg Granat 1,0 15 kg Ledakan pada konstruksi 1,5 160 kg Bom konvensional Perang Dunia II 2,0 1 ton 2,5 4,6 ton Bom rakitan PD II 3,0 29 ton Massive Ordnance Air Blast Bomb [MOAB] , 2003 3,5 73 ton Kecelakaan Chelyabinsk, 1957 4,0 1 kilo ton Bom atom kecil 4,5 5 kiloton Rata-rata Tornado (energi total) 5,0 32 kiloton Bom atom Hiroshima/Nagasaki 5,5 80 kiloton Gempabumi Little Skull, Amerika Serikat, 1992 6,0 1 megaton Gempabumi Bantul, DIY, 2006 6,5 5 megaton Gempabumi Northridge, 1994 7,0 32 megaton Senjata termonuklir terbesar 7,5 160 megaton Gempabumi Landers, Amerikas Serikat, 1992 8,0 1 gigaton Gempabumi Nias, Sumatera Utara, 2005 8,5 5 gigaton Gempabumi Anchorage, Amerika Serikat, 1964 9,0 32 gigaton Gempabumi NAD-Sumut, Indonesia, 2004

MODIFIED MERCALLI INTENSITY (MMI) BMG I MMI II MMI III MMI IV MMI (0.015g -0.02g) V MMI (0.03g – 0.04g) VI MMI (0.06g – 0.07g) VII MMI (0.1g – 0.15g) VIII MMI (0.25g – 0.3g) IX MMI (0.5g – 0.55g) X MMI ( > 0.60g) XI MMI XII MMI

GEMPABUMI MERUSAK DAN TSUNAMI PERIODE 1991-2007 Aceh 04 Simeulue 02 Toli-Toli 01 Halmahera 98 Nias 05 Padang 07 Banggai 00 Biak, 96 Kerinci 95 Palu 05 Manokwari 03 Nabire 04 Bengkulu 07 Buru 06 Bengkulu 00 Liwa 94 Nabire 04 Majalengka 01 Alor, 04 Jogyakarta 06 Alor 91 Pangandaran 06 Flores 92 Mataram 04 Banyuwangi 94 Gempabumi : 24 x Tsunami : 10 x > 1 / Tahun  1/ 2 Tahun 39 Gempa Merusak dan Tsunami Gempa Merusak 39

BENCANA GEOLOGI TSUNAMI

TSUNAMI

Tsunami History - Indian Ocean 1945/12/4000 1819/ ? / ? 1762/1.8/ ? 1524/ ? / ? 1868/4/ ? 1941/ ? /5000 1881/1.2/ ? 2004/35/300,000 1907/2.8/400 1967/2/0 2 x1861/ ? / 2605 1797/ ? /300 1931/32/ ? 1883/35/36,500 2006/4/637 1994/13/238 1977/6/180 Year/Run-up (m)/Deaths (18 major events since 1524)

PENYEBAB TSUNAMI Gempabumi bawah laut, letusan gunungapi bawah laut (Krakatau 1883), longsoran bawah laut atau tebing laut, dan meteor jatuh ke laut Parameter tsunami Dinyatakan dalam intensitas I – XII, berdasarkan ketinggian gelombang pasang. Contoh ketinggian gelombang pasang 32 meter, semua bangunan permanen rusak, beberapa bangunan dan konstruksi beton bertulang masih dapat bertahan.

Wilayah Rawan Bencana Tsunami

GENANGAN AIR DENGAN ARUS KUAT MENGANCAM JIWA DAMPAK TSUNAMI Material hanyutan dapat melukai hingga membunuh manusia GENANGAN AIR DENGAN ARUS KUAT MENGANCAM JIWA Kerusakan permukiman dan lingkungan

MITIGASI BENCANA TSUNAMI Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat Identifikasi wilayah rawan tsunami Membuat Peta Rawan Tsunami Tanggap darurat

REKOMENDASI TEKNIS Kejadian tsunami belum dapat di ramal secara pasti, sehingga upaya yang dilakukan adalah penataan kawasan pesisir pantai dan Peningkatan pemahaman masyarakat yaitu; Green belt/jalur hijau. Pembuatan jalur evakuasi. Penentuan lokasi evakuasi. Pembuatan tembok pemecah gelombang. Bangunan alami seperti gumuk pasir, pulau karang jangan dimusnahkan, sungai alami yang berkelok-kelok jangan diluruskan karena akan mempercepat landaan tsunami. Pemberdayaan dan Peningkatan Pemahaman masyarakat tentang tanda-tanda akan terjadi tsunami

Membuat jalur hijau antara pantai dan permukiman REKOMENDASI TEKNIS Membuat jalur hijau antara pantai dan permukiman Membangun tembok pemecah gelombang Courtesy of Danny Hilman Natawijaya SIMELUE Tidak bermukim di pantai dan teluk yang landai rawan tsunami

DAERAH POTENSI TERLANDA TSUNAMI DI INDONESIA

PENJALARAN TSUNAMI

① Penjalaran kecepatan TSUNAMI didalam dasar laut. PENJALARAN TSUNAMI ①  Penjalaran kecepatan TSUNAMI didalam dasar laut. Vt (m/s) = √(g x h) ②  Kecepatan penjalaran di dasar laut yang dangkal lebih lambat dari kecepatan Tsunami di dasar laut yang lebih dalam, sehingga membuat gelombang menjadi lebih besar dan dinamakan dengan TSUNAMI. h= 10m 36km/h h= 100m 100km/h h= 500m 250km/h h= 5000m 800km/h 51

BENCANA GEOLOGI GUNUNG API

GUNUNGAPI

SEBARAN GUNUNGAPI DI INDONESIA

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) LETUSAN GUNUNGAPI KRB III : Terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar dan hujan abu KRB II : Dapat terlanda awan panas dan lontaran material vulkanik dan hujan abu. KRB I : Terlanda aliran lahar dan hujan abu

PENYEBAB LETUSAN GUNUNGAPI Pelepasan energi secara tiba-tiba pada akibat tekanan oleh naiknya fluida (magma, gas dan uap air) menuju ke permukaan Jenis Letusan Gunungapi Magmatik letusan disertai oleh keluarnya magma atau gas yang berasal dari magma dengan kekuatan tekanan besar. Freatik letusan yang di dominasi oleh uap air. Freato magmatik campuran keduanya.

Luncuran lava pijar dgn temperatur DAMPAK GUNUNGAPI Luncuran lava pijar dgn temperatur sekitar 1000 derajat celcius berbahaya bagi lingkungan dan kehidupan Luncuran awan panas dengan temperatur sekitar 600 derajat Celcius dapat membakar yang dilaluinya, korban jiwa dan harta benda Endapan awanpanas dapat merusak lingkungan dan harta benda Menyebabkan hujan abu dan mengganggu penerbangan

MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNGAPI Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat Membuat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Letusan Gunungapi Pemantauan gunungapi guna menunjang sistem peringatan dini letusan gunungapi Tanggap darurat

BANJIR, GERAKAN TANAH / TANAH LONGSOR HIDROMETEROLOGI BANJIR, GERAKAN TANAH / TANAH LONGSOR

GERAKAN TANAH

PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA

TINGKAT KERENTANAN GERAKAN TANAH (KGT) Kondisi geologi : tanah lolos air tinggi, diatas batuan kedap air dengan kemiringan sedang hingga curam. KGT Tinggi (Merah) sering terjadi gerak tanah, gerakan tanah lama dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat. KGT Menengah (Kuning) dapat terjadi gerakan tanah jika terjadi gangguan lereng, tanah alih fungsi lahan, dan hujan diatas normal. Gerakan tanah bisa dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat. KGT Rendah (Hijau) dapat terjadi gerakan tanah pada bantaran sungai jika terjadi erosi lateral. KGT Sangat Rendah (Biru) jarang terjadinya gerakan tanah kecuali terjadi kerusakan lingkungan yang sangat hebat.

Faktor Penyebab Gerakan Tanah Curah Hujan Kondisi Geologi Vegetasi Morfologi

Tipe dan Dampak Gerakan Tanah Longsor diikuti banjir bandang, korban jiwa, harta benda dan kerusakan lingkungan Longsoran yang menimbun jalan dan permukiman Rayapan merusak permukiman Longsoran akibat penambangan liar

MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH Sosialisasi tentang Gerakan Tanah dan Mengantisipasi jika terjadi bencana gerakan tanah Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pemantauan Gerakan Tanah di Jalur Jalan Raya Vital dan Strategis (daerah berisiko)

Peringatan Dini Gerakan Tanah Kerjasama dengan BMKG (prakiraan curah hujan bulanan) Hasil prakiraan wilayah berpotensi terjadi gerakan tanah yaitu overlay dari peta zona kerentanan gerakan tanah dan prakiraan curah hujan bulanan yang di upload di http://www.vsi.esdm.go.id Peringatan dini kepada Pemda di seluruh Indonesia setiap awal musim hujan meliputi kab/Kota, kec, desa yg rentan terjadi ger-tan Jalur jalan rawan gerakan tanah dikirim setiap awal musim hujan dan hari libur keagamaan Pemasangan alat peringatan dini dan pelatihan masyarakat untuk evakuasi

REKOMENDASI TEKNIS Di Zona Kerentanan Gerakan Tanah: Tinggi : tidak membangun atau bangunan lainnya yang mengundang konsentrasi banyak manusia Menengah : dapat membangun bangunan dengan memperhatikan syarat teknis stabilitas lereng dan tidak mengganggu kemiringan lereng. Senantiasa memelihara vegetasi berakar kuat dan dalam. Rendah hingga sangat rendah : tidak membangun bangunan di bantaran sungai dan lereng dengan kemiring sedang hingga terjal. Peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman bencana tanah longsor

HIDROMETEROLOGI KEBAKARAN HUTAN

KARAKTERISTIK Jenis : permukaan bawah permukaan (lahan gambut) Penyebab Alam (pengaruh iklim) Ulah Manusia (lebih sering terjadi) Dampak Parameter bencana : luas daerah yang terbakar dan sebaran kabut asapan ISPU Visibility (jarak pandang) Korban dan kerugian (meninggal, terganggu kesehatan, gangguan transportasi, gangguan supply logistik dll) Upaya Penanganan Preventif : advokasi dan sosialisasi, peraturan dan pengawasan, Response : Pemadaman oleh semua unsur Pemadaman udara (TMC dan Water bombing) Pemadaman darat Pemulihan : penghutanan kembali

HIDROMETEROLOGI KEKERINGAN

KAKTERISTIK Jenis Penyebab : Dampak Upaya Penanganan Alam (pengaruh iklim)/Kekeringan Alamiah (Dampak El Nino/ENSO El-Nino Southern Oscillation) Ulah Manusia (lebih sering terjadi)/ Antropogenik : ketidaktaatan aturan Dampak Parameter bencana : Curah hujan turun terhadap curah hujan normal Debit air sungai berkurang Prosentase daun kering pada tanaman Gagal panen, kelapara, wabah penyakit, korba manusia (meninggal) Upaya Penanganan Penataan air (water management) : embung dan waduk Perbaikan lingkungan Pemetaan daerah rawan dan perencanaan penanganan yang komprehensif Pemanfaatan TMC

PENUTUP Bencana merupakan masalah dan urusan bersama, pemerintah sebagai penanggungjawab Partisipasi masyarakat sangat penting karena disamping sebagai korban, mereka juga penindak awal (first responder) Bencana dapat dicegah atau paling tidak dapat dikurangi dampaknya jika kita selalu siapsiaga dan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengatasinya

Pertanyaan?

Sekian dan Terima Kasih BNPB Jl. Ir. H. Juanda 36 Jakarta 10120 PUSDALOPS Telp. 021 345-8400. Fax 021 345-8500 www.bnpb.go.id 77