PERSEDIAAN (INVENTORY) Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan atau Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Neraca Persediaan brg dg Pers. brg dlm proses Pers brg jadi
Penentuan Harga Pokok dalam persediaan: 1. Harga beli (faktur) 2. Diskon Pembelian 3. Retur Pembelian 4. Biaya Transportasi 5. Cukai Impor 6. Biaya asuransi atas kehilangan 7. Dll
Tujuan Internal Control Persediaan: Pengamanan persediaan. Melaporkan secara tepat dalam laporan keuangan. Sifat Pengendalian Persediaan: Preventif, untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan. Dedektif, untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.
Proses Pengendalian: Laporan Laporan Pembelian Penerimaan Cocok Cocok Faktur Jurnal
Syarat Pembelian: Dalam transaksi jual beli harus menyebut kan kapan kepemilikan (hak) atas barang dagangan tersebut beralih dari tangan penjual kepada pembeli. Hal ini menentukan pihak mana yang akan menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).Umpamanya: FOB Shipping Point yaitu barang dagang berpindah haknya kepada pembeli di gudang penjual, dan ongkos angkut akan ditanggung oleh pembeli. FOB Destination yaitu barang dagang berpindah haknya kepada pembeli di gudang pembeli, dan ongkos angkut akan ditanggung oleh penjual. 2/10,n/30 atau 2/10,n/eom
Pengaruh kesalahan pencatan persediaan kepada Laporan Keuangan. Diasumsikan bahwa dalam perhitungan fisik persediaan dicatat terlalu rendah dari seharusnya (misalnya 10.000,-),maka pengaruhnya kepada: Neraca: Persediaan lebih rendah (10.000) Aktiva lancar lebih rendah (10.000) Total aktiva lebih rendah (10.000) Modal pemilik ditetapkan lebih rendah (10.000) Laba/Rugi: HPP menjadi lebih tinggi 10.000 Laba kotor lebih rendah (10.000) Laba bersih lebih rendah (10.000)
ASUMSI-ASUMSI ARUS BIAYA PERSEDIAAN Ada tiga asumsi arus biaya Persediaan: FIFO (First-in,first-out) yaitu Arus biaya searah dengan urutan terjadinya biaya. LIFO (Last-in,first-out) yaitu Arus biaya berbalik dengan urutan terjadinya biaya. Avarage yaitu Arus biaya rata-rata dari biaya yang telah terjadi Contoh: Tgl Keterangan Unit Biaya/unit 4 Januari Pembelian 1 Rp 90 10 Januari Pembelian 1 130 28 Januari Pembelian 1 140 Total 3 Rp 360 Biaya rata-rata 360 : 3 = Rp 120,- 30 Januari dijual persediaan barang dagang sebanyak 1 unit dengan harga jual Rp 200/unit.
Maka laporan keuangan untuk masing-masing metode arus biaya adalah sbb: FIFO: Laporan L/R Neraca Penjualan Rp 200 140 + 130 =270 HPP (90) Laba Kotor Rp 110 LIFO: Penjualan Rp 200 90 + 130 =220 HPP (140) Laba Kotor Rp 60 3. AVARAGE: Penjualan Rp 200 2 x 120 = 240 HPP (120) Laba Kotor Rp 80
Metode Pencatatan Inventory ada 2 yaitu: Metode Periodik (physical inventory system) Metode Perpetual (perpetual inventory system) Penilaian Persediaan. Dasar penetapan sistem yang dipakai untuk menentukan besarnya nilai persediaan ada beberapa faktor: Jenis persediaan Sifat persediaan Keadaan persediaan Tujuan penilaian persediaan Persediaan di neraca adalah menunjukkan nilai kekayaan yang berdasarkan perinsip kehati-hatian menghendaki nilai mana yang terendah. Nilai Persediaan yang tercantum dalam laba/rugi adalah untuk kepentingan pembetukan laba yang diperoleh sehingga menghendaki keadaan yang layak agar tergambar keadaan yang sebenarnya atas kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba,
Metode Perpetual (Perpetual Inventory System) Metode Perpetual adalah sistem pencatatan persediaan yang dilakukan secara terus menerus . Setiap ada transaksi baik beli maupun jual langsung dicatat pada kartu persediaan, dan pada waktu penjualan lansung dapat diketahui harga pokok penjualannya. - Kartu persediaan berfungsi untuk menentukan Harga Pokok Penjualan dan menentukan nilai persediaan akhir.
Tanggal Keterangan Masuk Keluar Sisa Unit H/Unit Total
1.Jurnal waktu pembelian: Persediaan brg dg xxx Kas/Utang Dg xxx 2. Bayar Ongkos angkut: 3. Retur Pembelian: Kas/Utang Dg xxx Persediaan brg dg xxx 4. Potongan Pembelian: Utang Usaha xxx Kas xxx
Jurnal waktu penjualan: Kas/Piutang dg xxx Penjualan xxx HPP xxx Persediaan Brg dg xxx 2. Retur penjualan: Retur pejualan xxx Kas/Piutang dg xxx HPP xxx 3. Potongan penjualan: Kas xxx Potongan penjualan xxx Piutang dg xxx
Tgl Ket. Unit Biaya/unit 1 Jan saldo 10 Rp 200,- 4 Jan Jual 7 - Berikut adalah contoh transaksi perusahaan dagang: Tgl Ket. Unit Biaya/unit 1 Jan saldo 10 Rp 200,- 4 Jan Jual 7 - 10 Jan Beli 8 210 22 Jan Jual 4 - 28 Jan Jual 2 - 30 Jan Beli 10 220 Buatlah kartu persediaan FIFO,LIFO dan Avarage
Masuk Keluar Sisa Tanggal Ket. 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual Unit H/Unit Total Unit H/Unit Total Unit H/Unit Total 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual 7 200 1.400 3 200 600 10 Jan Beli 8 210 1.680 8 210 1.680 22 Jan 1 210 210 7 210 1.470 28 Jan 2 210 420 5 210 1.050 10 220 2.200 10 220 2.200 18 13 2.630 15 3.250
Masuk Keluar Sisa Tanggal Ket. 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual Unit H/Unit Total 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual 7 200 1.400 3 200 600 10 Jan Beli 8 210 1.680 8 210 1.680 22 Jan 4 210 840 200 600 4 210 840 28 Jan 2 210 420 3 200 600 2 210 420 30 Jan 10 220 2.200 3 200 600 2 210 420 10 220 2.200 18 13 2.660 15 3.220
Masuk Keluar Sisa Tanggal Ket. 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual Unit H/Unit Total Unit H/Unit Total 1 Jan Saldo 10 200 2.000 4 Jan Jual 7 200 1.400 3 200 600 10 Jan Beli 8 210 1.680 11 207,27 2.280 22 Jan 4 207,27 829,09 7 207,27 1.450,91 28 Jan 2 207,27 414,54 5 207,27 1.036,36 30 Jan 10 220 2.200 15 215 3.236,36 18 13 2.643,64 15 3.236,36
PERPETUAL Transaksi Penjualan: a.Tunai: Kas/Cash xxx - Penjualan/Sales - xxx Harga pkk Penjualan xxx Persediaan xxx b. Kredit: Piutang/Account Receivable xxx - c. Retur Penjualan Retur Penjualan xxx Piutang Usaha xxx Harga pkk Penjualan xxx d. Potongan Penjualan: Kas xxx Potongan Penjualan xxx Piutang Usaha xxx
Transaksi Pembelian: a.Tunai Persedian/Inventory xxx Kas/Cash xxx b. Kredit Persedian/Inventory xxx Utang Usaha/ Account Payable xxx c.Retur Pembelian Utang Usaha xxx Persediaan/Inventory xxx d. Potongan Pembelian Persediaan xxx Kas xxx e. Ongkos Angkut Persediaan xxx Kas xxx