Disusun oleh: Herry Syafrial, S.Pd., M.A.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHASA INDONESIA & TEKNIK PENULISAN ILMIAH ( ) 2 SKS
Advertisements

POKOK BAHASAN 2 RISHE PURNAMA DEWI.
RAGAM BAHASA Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa. Hasil bunyi Hasil gerak “Manusia.
D I K S I Diksi : ketepatan pilihan kata
Aryani Widyaningsih, S.Pd.
RAGAM BAHASA.
BAB 2 KARYA TULIS ILMIAH Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah
RAGAM BAHASA KARYA TULIS BUKAN FIKSI DAN FIKSI Pertemuan 2
KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA
BAB I PENULISAN KARANGAN
Kalimat Efektif.
PENGANTAR AWAL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
KALIMAT EFEKTIF.
Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA
BAB I Bahasa Indonesia.
Pengantar Kesusastraan Umum
KALIMAT EFEKTIF Yanti Trianita S.I.Kom.
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN
BAHASA TATA TULIS ILMIAH
PERTEMUAN 3 DAN 4.
Pertemuan 1 PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL DAN BAHASA NEGARA.
RAGAM BAHASA PIPIT FITRIYAH BI/Ragam 11/25/2017.
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Bahasa Indonesia yang baik dan Benar
Ragam dan Laras Bahasa Indonesia
BAB II RAGAM DAN LARAS BAHASA.
BAHASA indonesia Pertemuan 2.
Komunikasi Verbal dan Non verbal
RAGAM BAHASA.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
RAGAM DAN LARAS BAHASA.
RAGAM BAHASA Yanti Trianita S.I.Kom 4/21/2018 BI/Ragam.
KALIMAT EFEKTIF Felicia N. Utorodewo.
KALIMAT Pertemuan Ke-6.
KALIMAT EFEKTIF.
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
Ragam,bentuk, dan makna bahasa
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN DALAM MENULIS
Ragam Bahasa dan Laras Bahasa
Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
Pertemuan I MG Catur Yuantari
Dinamika Bahasa Bahasa tidak pernah statis
KARAKTERRISTIK BAHASA INDONESIA ILMIAH
FUNGSI DAN RAGAM BAHASA Oleh : Nima Lestari
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Dischia Adbilla Axeleana (A
KETERAMPILAN BERBAHASA.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
KETERAMPILAN BERBAHASA.
Karakteristik dan Bahasa Surat
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
Kalimat efektif Persentase Mata Kuliah Bahasa Indonesia
MISI KARYA ILMIAH DALAM UNIVERSITAS
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Artikel Ilmiah
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada.
RAGAM BAHASA Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa. Fungsi Bahasa : Alat komunikasi;
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
Unit-unit Bahasa dalam Analisis Tatabahasa
KALIMAT EFEKTIF Kesepadanan dan Kesatuan Keparalelan
RAGAM BAHASA.
Ciri-ciri Penulisan Fakta Gaya Dan Laras Struktur Bentuk Wacana
BAHASA INDONESIA 1.
KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti.
Elis Agustini Comala Sekah Oman Sahroni RAGAM & LARAS BAHASA INDONESIA Lia Gatra Hanafiani.
KALIMAT EFEKTIF.
Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa
OLEH : DINA PERMATA SARI, S.Pd NIP
Transcript presentasi:

Disusun oleh: Herry Syafrial, S.Pd., M.A. Bahasa Indonesia Disusun oleh: Herry Syafrial, S.Pd., M.A.

Ragam dan Laras Bahasa 1. PENDAHULUAN Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

2. RAGAM BAHASA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek: situasi yang dihadapi, permasalahan yang hendak disampaikan, latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahasa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manajemen diidentifikasikan sebagi ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.

Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut: Pokok masalah yang sedang dibahas, Hubungan antara pembicara dan pendengar, Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis, Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan Situasi ketika pembicaraan berlangsung. Kelima pembedaan ragam bahasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:   Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, misalnya: Saya dan gue/ogut Anda dan lu/situ/ente Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks), gabungan awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:

Awalan : menyapa - apaan mengopi - ngopi Akhiran : laporan - laporin marahi - marahin Simulfiks : menemukan - nemuin menyerahkan - nyerahin Konfiks : kesalahan - nyalahin pembetulan - betulin   Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong, kok, lho, ya kale, gitu ya. Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa non formal yang mengganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya : Penghilangan subyek : Kepada hadirin harap berdiri Penghilangan predikat : Laporan itu untuk pimpinan Penghilangan objek : RCTI melaporkan dari Medan Penghilangan pelengkap : Mereka berdiskusi di lantai II

2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya   Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas dua ragam bahasa, yaitu ragam bahasa lisan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya: Kucing/ makan tikus mati. Kucing makan//tikus mati. Kucing makan tikus/mati.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan memperhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi, penulis harus mengggunakan ragam bahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakan dalam perkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal. Berikut ini dideskripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis dalam bentuk bagan. Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada ragam bahasa formal, ragam bahasa tulis, ragam bahasa lisan, laras bahasa ilmiah, dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

LARAS BAHASA Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sublarasnya. Pembedaan di antara sub-sub laras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari: 1. penggunaan kosa kata dan bentukan kata, 2. penyusunan frasa, klausa, dan kalimat, 3. penggunaan istilah, 4. pembentukan paragrap, 5. penampilan hal teknis, 6. penampilan kekhasan dalam wacana. Berdasarkarkan laras bahasa tersebut, laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sub laras asuransi, sublaras perpajakan, dll.

Macam-Macam Laras Bahasa Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut : Laras Bahasa Hukum Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Ciri-ciri laras bahasa hukum : Mempunyai gaya bahasa yang khusus. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan. Objektif dan menekan prasangka pribadi. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.

Contoh : Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Laras Bahasa Kedokteran Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini tidak dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah keseragaman, universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di Amerika tetap dapat dipahami dokter di Papua. Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang, banyak istilah kedokteran berawal dari bahasa klasik (Latin atau Greek). Seiring perkembangan, memang tentu ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya masih bisa ditarik ke bahasa asalnya. Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi ke bahasa Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti. Memang istilah itu membuat pusing, dokter juga kadang harus berpikir dulu agar memahami artinya. Hanya karena seringnya mendengar dan memakai, dokter menjadi terbiasa.

Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian. 1. Kata induk 2 Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian. 1. Kata induk 2. Awalan 3. Akhiran 4. Penghubung antar bagian Suatu istilah bisa terdiri dari kata induk saja, atau ditambah 1, 2 atau 3 bagian lain. Kita ambil satu contoh sederhana: perikarditis “Peri” adalah awalan yang berarti sesuatu yang di tepi atau melingkupi “kard” artinya jantung “Itis” adalah akhiran yang berarti “peradangan” Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung.

Laras Bahasa Umum Mudah difahami contoh: Sarah ke pasar raya untuk beli barang-barang dapur Menggugurkan penggunaan kata sendi nama contoh: Adik jatuh gaung = adik jatuh ke dalam gaung Menggunakan laras bahasa umum contoh: lain kali buatlah lagi (bahasa terbalik)             biarkan aku sendiri (bahasa merajuk) Menggunakan ayat pendek dan ringkas contoh: Saya pergi ke pasar.

Laras Bahasa Teknikal Laras teknikal digunakan oleh para pakar untuk berkomunikasi dengan pakar lain yang sebidang. Laras teknikal bermakna semua jenis teks di dalam semua jenis bidang kepakaran sama ada bidang sains tulen, teknologi, sains pengurusan dan lain- lain bidang kepakaran. Contoh: Teknik ini akan menghasilkan penghematan bahan bakar, peningkatan produktivitas, dan kualitas permukaan. Anda mendapatkan ahli teknik yang membawa panel tenaga surya tanpa alas kaki ke pegunungan yang terpencil. Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang berlaku pada tingkat fungsional atau per bagian sistem. Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada setiap fungsi di dalam sistem atau komponen peralatan, yang biasanya dibantu dengan diagram blok Untuk analisis per komponen, jenis kegagalan diidentifikasi untuk setiap komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau diode). Jenis kegagalan dengan efek yang identik dapat dikombinasikan dan dirangkum.

Laras Bahasa Ekonomi Berbentuk ilmiah Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan perniagaan dan ekonomi Tidak terlalu mementingkan struktur ayat Bersifat formal Mementingkan sususnan maklumat yang disampaikan dengan jelas dan eksplisit Setiap fakta dapat dihuraikan berdasarkan bukti dalam bentuk data dan statistik Contoh: TEMPO.CO, Jakarta – Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah kurangnya minat dan pengetahuan dari rakyat, inilah mengapa pemerintah harus menyediakan pendidikan intensif. “Pendidikan itu penting sebagai pengetahuan tentang pasar sehingga penyebaran investor lokal dan asing lebih sama,” kata Lana, Selasa. Bahkan pemerataan investor lokal dan asing akan melindungi Indonesia dari tekanan asing.

Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar dalam investasi saham dengan 51 persen dan obligasi pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia terlalu bergantung pada investasi asing. Ada dua hal yang menyebabkan kurangnya masyarakat minat untuk investasi. Pertama, pendapatan per kapita yang kecil. Meskipun biaya investasi saat ini murah, pendapatan per kapita Rp3 juta per bulan dianggap kurang. “Orang-orang masih mikir-mikir dalam menabung, apalagi investasi,” kata Lana. Kedua, kurangnya masyarakat kesadaran akan pentingnya investasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus mulai memperkenalkan investasi di sekolah. “[Pengantar investasi harus] mulai dari SMP,” tambah Lana. Indonesia menghadapi lima tantangan dalam investasi fisik : korupsi, birokrasi yang tidak efisien, kurangnya infrastruktur yang memadai, tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dengan daerah dan mahalnya biaya pinjaman. Dalam jangka pendek, pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur dan meniadakan tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah. “Untuk tiga lainnya [tantangan], rencana jangka panjang diperlukan dalam rangka meningkatkan itu,” kata Lana

Laras Bahasa Agama Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis. Terdapat unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya. Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama. Banyak mengandungi bentuk cerita, kias dan ibarat. Contoh: Syurga dalam bahasa Arab disebut sebagai ”al-jannah” yang bermaksud sebuah taman yang indah, penuh dengan pelbagai nikmat dan keselesaan….

Laras Bahasa Himbauan Fungsi utama laras himbauan ialah untuk mendorong atau menarik perhatian orang supaya melakukan sesuatu perbuatan yang mungkin berbentuk positif ataupun negatif. Laras Himbauan mempunyai ciri-ciri seperti berikut; banyak menggunakan perkataan yang membawa makna ’ajak’ atau ’tegah’, banyak menggunakan contoh, kes dan cerita yang selaras dengan tajuk, menampilkan faedah- faedah sesuatu perbuatan, menampilkan akibat buruk sesuatu perbuatan dan juga bentuk bahasa peribadi yang menggunakan ganti nama orang pertama menjadi ciri utama laras ini. Laras Himbauan terdapat dalam bentuk lisan dan tulisan. Contoh: khutbah, kampanye, pujukan, rayuan, dan doa.

Laras Bahasa Klasik Laras Klasik mempunyai ciri-ciri seperti teks asal ditulis dalam tulisan Jawi, tidak menggunakan tanda bacaan dan tidak menggunakan perenggan. Banyak menggunakan struktur ayat pasif, terdapat penggunaan kata praklausa atau kata pembuka ayat yang tidak digunakan lagi dalam bahasa moden seperti arakian, hatta, kalakian, empunya dan persetua. Laras Klasik juga mengandungi kosa kata bahasa istana seperti beta, patik, bersemayam. Tidak terdapat imbuhan asing untuk pembinaan istilah sains dan teknikal seperti dalam bahasa Melayu moden, iaitu eka, dwi, mono, bi dan pra. Contoh Laras Klasik seperti; Hatta berapa antaranya maka rangga dan Raden Aria pun datanglah dari benua Keling itu. Maka dipersembahkan oranglah kepada Seri Betara mengatakan Raden Aria dan Rangga sudah datang. Petikan: Kassim Ahmad (1971) Hikayat Hang Tuah,hlm 106.

Laras Bahasa Kanak-Kanak Laras Bahasa Kanak-kanak mempunyai ciri-ciri seperti; Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit, kata kerja dan kata adjektif. Kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata untuk orang dewasa Bilangan imbuhan yang digunakan terhad, dan imbuhan untuk membentuk kata abstrak tidak terdapat dalam laras ini. Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat aktif bentuk tunggal. Bahasa perlambangan langsung tidak digunakan dan begitu juga dengan bentuk bahasa yang berbunga-bunga. Contoh Laras Bahasa Kanak-kanak; Rusa dan Anak Rusa Seekor anak rusa bertanya kepada ayahnya: “Ayah lebih besar, lebih kuat, dan lebih lincah daripada seekor anjing, dan ayah memiliki tanduk yang tajam. Tetapi mengapa Ayah selalu lari menghindar saat mendengar gonggongan anjing?” “Anakku,” kata sang Rusa, “Sifat amarahku tidak menentu, dan bisa saja saat saya berdekatan dengan anjing yang ribut menggonggong itu, saya akan kehilangan kesabaran dan mungkin saja saya akan melukai anjing tersebut.”

 Laras Bahasa Iklan Laras iklan adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan. Bahasa yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan. Berikut ciri-ciri laras iklan : Menarik Informatif Persuasif Bahasa yang Positif Mudah dipahami Kalimat Aktif Berikut contoh laras iklan: Rumah Dijual : Rumah Besar Tanah Luas Bukit Tunggal, Palangka Raya 73112 K.Tidur 3, K.Mandi 1, Luas 75, Sertifikat SHM, Tanah 420, ID BFJ307L3, 350jt harga nego, Fady Jafar 085366553348. “Nantikan Diskon 50% di HYPERMART Metropolis Town Square 25 September 2014”

Lowongan Kerja Teknik Sipil Dermaga Sebuah Perusahaan Kontraktor membutuhkan tenaga ahli yang bersedia bekerja di Bangka untuk posisi : 1. Proyek Manager Pelaksana 2. Construction Management Dengan kualifikasi : · Pria, Sarjana Teknik Sipil, S1 · Pengalaman kerja 4-5 tahun, dibidang Proyek Manager/Construction Management · Khusus pembangunan dermaga, shipping dock · Umur maksimum 45 tahun · Menguasai Komputer (Autocad, Excel, Word) · Bersedia ditempatkan di Lokasi Proyek Bangka Persyaratan Lain : · Jujur, ulet, tekun, disiplin, inisiatif · Memiliki kemampuan memimpin / mengelola Proyek Pembangunan · Menguasai Program Analisa Struktur · Dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan menguasai arahan. Surat lamaran dikirimkan langsung selambat-lambatnya 2 minggu dari tanggal terbit iklan ini ke alamat atau email : HRD Recrutmen LPTTI Wisma Subud, Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430 Telp: (021) 926 53943 Fax: (021) 769 8755 info@lptti.com

Laras Bahasa Menurut Pokok Pembicaraannya Laras bahasa menurut pokok pembicaraannya antara lain sebagai berikut : Laras Bahasa Undang-undang Laras Bahasa Jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.) Laras Bahasa Ilmiah Laras Bahasa Sastra (puisi, cerpen, novel, dll.) Berikut penjelasan mengenai laras bahasa jurnalistik. Rosihan Anwar (1994:1) , mengatakan , “Bahasa jurnalistik mempunyai sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik.

Singkat, artinya bahasa jurnalistik itu harus menghindari penjelasan yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Tetapi juga tidak boleh terlalu hemat. Contoh : # Pedagang itu mengalami kerugian besar #Pedagang itu rugi besar #Harga premium mengalami penurunan #Harga premium turun #Baju Ardi tidak bersih #Baju Ardi kotor #Dewi memakai jilbab #Dewi Berjilbab #Ia mempunyai penilaian berbeda #Ia Mempunyai pendapat

Padat, artinya dengan bahasa yang singkat tersebut harus mampu menyampaikan informasi secara lengkap yang dibutuhkan oleh pembaca. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 5W dan 1H, dan membuang kata-kata yang mubazir, serta menerapkan prinsip ekonomi dalam pembuatan kalimat. Contoh : # Tidak untung rugi # Petani sulit mendapatkan pupuk Petani langka pupuk # Yusril siap mencalonkan diri menjadi Presiden Yusril siap jadi presiden # Presiden pergi ke London menggunakan pesawat terbang Presiden terbang ke London

Sederhana, artinya bahasa jurnalistik ini harus menggunakan kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang dan rumit. Selain itu, sederhana berarti menggunakan kalimat yang efektif, praktis, dan tidak berlebih- lebihan. Contoh kalimat klausa majemuk bertingkat: Tugimin, bocah tujuh tahun penderita lumpuh layu akibat gizi buruk, setelah dirawat inap selama dua bulan, akhirnya diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk dirawat di rumah, asalkan pihak keluarga menyanggupi untuk mengawasi dan melaporkan perkembangan kesehatannya secara rutin.

Lugas, artinya bahasa yang digunakan harus mampu menyampaikan informasi atau berita secara langsung. Contoh : # Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya, namun aku tak bisa   Menarik, artinya yaitu harus pandai-pandai mengolah kalimat menjadi menarik sehingga dapat menarik minat pembaca dan kita juga dituntut harus kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup dan populer dimasyarakat, jangan menggunakan kata-kata yang sudah mati. #Persib mengalahkan persija (bahasanya diganti agar lebih menarik) #Persib membantai persija

Jelas, artinya informasi yang disampikan haarus mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan atau salah pengartian, mengindari ungkapan dan makna ganda, serta menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif. Contoh: # Seminar itu hasilnya dipublikasikan               Hasil seminar itu dipublikasikan #Obat itu khasiatnya sangat bagus                      Khasiat obat itu sangat bagus   Gramatikal, artinya kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan. Contoh : #Ia bilang (non baku/TIDAK GRAMATIKAL) #Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL)

Logis, Bahasa yang digunakan harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat Contoh : Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir banding itu 225 orang, namun sampai berita ini diturunkan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karna mana mungkin korban yang sudah tewas bisa melapor?)   Contoh penulisan pada jurnalistik : Saya mengenakan alas kaki saat pergi ke kampus (TIDAK UMUM) Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus (UMUM) atau Saya menbeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM) Saya membeli pulpen ke warung (UMUM) “Presiden SBY berkeyakinan bahwa sejumlah menteri di kabinetnya masih bisa diandalkan”. Sebaiknya, “Presiden SBY berkeyakinan, sejumlah menteri di kabinetnya masih bisa diandalkan”.

Laras Bahasa Sastra (puisi, cerpen, novel, dll.) Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis, dan puitis. Beberapa ciri bahasa sastra: Kreatif dan imajinatif: mengandung arti Mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata Puitis dan hidup: monolog, dialog, dan sebagainya. Menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kiasan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, ilusi, ambpersonifikasiiguitas dan sebagainya. Ada penyimpangan tata bahasa atau manipulasi bahasa.

Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik. Bahasa sastra memiliki karakteristik yang berbeda, ada unsur permainan bahasa, bahasa disiasati, dimanipulasi, diberdayagunakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dan efek tertentu; efek estetis. Ada kalanya bahasa bukan sekedar sarana tetapi tujuan untuk mencapai keindahan, atau bahkan keindahan itu sendiri. Unsur emotif dalam sastra cenderung lebih dominan. Berbeda dengan laras bahasa ilmiah, dalam bahasa sastra pemilihan kosakata maupun susunan tatabahasanya disesuaikan dengan suasana yang akan dibangun atau dengan kata lain mempermainkan bahasa sedemikian rupa agar muatan emosi yang terkandung dalam karya sastra dapat tersampaikan pada penikmat sastra.

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Ikan gabus di rawa-rawa, Ikan belut nyangkut di jaring, Perutku sakit menahan tawa, Gigi palsu loncat ke piring Elok berjalan kota tua, Kiri kanan berbatang sepat, Elok berbini orang tua, Perut kenyang ajaran dapat

Contoh Puisi: Aku karya Chairil Anwar Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.