GEN, EVOLUSI & LINGKUNGAN
Secara umum, para psikolog yang menganut pendekatan evolusi mempelajari kesamaan antar manusia, sementara para ahli genetika perilaku mempelajari perbedaannya. Menurut sejarah, para nativist menekankan pengaruh alam (“nature”) sementara para empiricist menekankan pengaruh pengasuhan (“nurture”). Gen, yang merupakan unit herediter dasar, terletak dalam kromosom yang terdiri dari untaian DNA. Dalam setiap gen, kombinasi empat elemen DNA—asam amino adenine (A), thymine (T), cytosine (C), dan guanine (G)—membentuk suatu kode kimiawi yang berperan dalam menentukan sintesis protein tertentu. Selanjutnya, protein-protein ini akan mempengaruhi keseluruhan struktur dan karakteristik biokimiawi organisme.
Sebagian besar sifat manusia tidak tergantung hanya pada sepasang gen Sebagian besar sifat manusia tidak tergantung hanya pada sepasang gen. Oleh karenanya, menemukan kontribusi genetis mengenai sifat-sifat seseorang merupakan pekerjaan yang sangat sulit.Metode yang dipakai untuk melakukan pekerjaan ini adalah linkage study, di mana peneliti berusaha mencari pola-pola diturunkannya penanda genetis yang lokasinya di dalam gen telah diketahui. Para peneliti telah menyelesaikan sebuah naskah kasar dari peta seluruh genom manusia.
Manusia merupakan satu-satunya spesies yang menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menguasai sejumlah bentuk ungkapan baru. Noam Chomsky mengatakan bahwa kemampuan anak kecil dalam menangkap bentuk yang tersurat dari berbagai ungkapan serta kemampuan mengaplikasikan aturan tata bahasa sehingga dapat menyimpulkan bentuk yang tersirat, pasti tergantung dari kecakapan bahasa yang sifatnya alamiah—alat pemerolehan bahasa—yang mampu menangkap tata bahasa universal—ciri yang secara umum terdapat dalam semua bahasa.
Ada berbagai temuan yang mendukung pandangan Chomsky berikut: Anak-anak dari berbagai budaya yang berbeda melewati tahap-tahap perkembangan bahasa yang sama. Bahasa anak-anak penuh dengan overregulasi, yang mencerminkan aturan-aturan tata bahasa. Orang dewasa secara tidak konsisten memperbaiki kalimat anak. Berbagai kelompok anak yang tidak pernah dihadapkan pada bahasa orang dewasa kerap menemukan bahasanya sendiri. Bayi dapat menemukan aturan bahasa dari serangkaian bunyi. Pada manusia, kapasitas dasar untuk berbahasa ini dapat berkembang, karena kapasitas ini penting bagi kelangsungan hidup.
Para ahli genetika perilaku kerap mempelajari perbedaan antar individu dengan menggunakan data dari penelitian terhadap anak-anak yang diadopsi, kembar identik, serta kembar fraternal. Perbedaan Genetis
Dibandingkan kembar fraternal, kembar identik lebih memperlihatkan kesamaan dalam hasil tes IQ. Anak-anak yang diadopsi menunjukkan korelasi skor yang lebih tinggi dengan orang tua biologisnya dibandingkan dengan orang tua angkatnya. Hasil ini tidak berarti bahwa gen menentukan inteligensi. Varian sisa dari skor-skor IQ yang ada pasti sebagian besar terkait dengan pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor lingkungan, seperti kurangnya perawatan selama dalam kandungan, kurangnya gizi, racun, dan lingkungan keluarga yang buruk, berkaitan dengan rendahnya hasil tes inteligensi. Sebaliknya, lingkungan yang sehat dan suportif, serta beberapa aktivitas pengayaan, dapat meningkatkan performa orang dalam tes inteligensi. Di beberapa negara, selama beberapa generasi telah terjadi peningkatan skor IQ. Hal ini cenderung disebabkan oleh program pola makan dan pendidikan yang lebih baik serta meningkatnya pekerjaan yang menuntut kemampuan berpikir abstrak.