Industri pangan berbasis hasil UNGGAS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Makalah Kunci (Keynote Speech)
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
Topik: Visi Pertanian Abad 21 (Pertanian Yang Berkebudayaan Industri)
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
Keragaman dan Karakteristik Negara Berkembang
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
Dr. H. Mustika Lukman Arief, SE. MM.
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
PRINSIP PERENCANAAN PANGAN WILAYAH
SEKTOR PERTANIAN.
TINGKAT PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR OLEH Syahrul Taufik Lubis, S.Pt.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
PERANAN DAN KEDUDUKAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
PELATIHAN TEKNIS PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL
PELUANG BISNIS BERBASIS POTENSI LOKAL JAWA BARAT UNTUK PASAR GLOBAL
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
SUB SEKTOR PETERNAKAN.
“PERAN UNGGAS LOKAL DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PERUNGGASAN NASIONAL”
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia
‘’VISI DAN MISI,, DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANTAENG.
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Arah Kebijakan Persusuan
PENYEDIAAN DAGING NASIONAL
Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2010 menerapkan beberapa prinsip penting yaitu: (PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 59/Permentan/HK.060/8/2007.
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang
Penjabaran Diversifikasi Pangan
RENSTRA SEKRETARIAT DIRJEN PETERNAKAN TAHUN
PERUBAHAN DAN PERTUMBUHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
MENGGERAKKAN PRODUKSI TERNAK KAMBING DOMBA BERORIENTASI EKSPOR
AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN AYAM RAS DI INDONESIA
Kebijakan Perikanan Budidaya
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
PROSPEK DAN POTENSI UKM.
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
Definisi dan Arti Penting Agroindustri
Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
Peranan Pertanian dalam Pembangunan Perekonomian Di Indonesia
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL : KEUNGGULAN KOMPETITIF
PENDAHULUAN PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA
PERAN SERTA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
PENGEMBANGAN INDUSTRI & STRATEGI INDUSTRIALISASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
Arah Kebijakan Persusuan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Isu Komoditas Sapi Potong Merupakan isu terbesar
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI-TEORI PERDAGANGAN & INVESTASI INTERNASIONAL
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
Transcript presentasi:

Industri pangan berbasis hasil UNGGAS UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS

Konsumsi daging unggas penduduk Indonesia hanya 10 gram/kapita/hari, sedangkan Malaysia 100 Begitupun konsumsi telur penduduk Indonesia baru 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia 14,4 kg, Thailand 9,9 kg dan Fhilipina 6,2 kg. Bila satu kilogram telur rata-rata terdiri atas 17 butir, maka konsumsi telur penduduk Indonesia hanya sekitar 46 butir/kapita/tahun atau 1/8 butir/kapita/hari. Pada periode yang sama, penduduk Malaysia setiap tahunnya memakan 245 butir telur atau 2/3 butir telur/kapita/hari.

Konsumsi susu masyarakat Indonesia sangat rendah, yakni sekitar 7 kg /kapita /tahun, Malaysia mencapai 20 kg/kapita/tahun, sedangkan masyarakat Amerika  Serikat mengkonsumsi susu 100 kg/kapita/tahun. Konsumsi daging, telur dan susu yang rendah menyebabkan target konsumsi protein hewani sebesar 6 gram/kapita/hari masih jauh dari harapan. Angka ini dapat dicapai bila konsumsi terdiri dari 10 kg daging; 3,4 kg telur dan 6 kg susu/kapita/tahun. Padahal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, rata-rata konsumsi protein hewani yang ideal adalah 26 gram/kapita/hari

adanya relasi positif antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan perkapita. Makin tinggi konsumsi protein hewani penduduk, makin tinggi UHH dan pendapatan domestik brutto (PDB) suatu negara. Masyarakat di beberapa negara berkembang seperti Korea, Brazil, China, Fhilipina dan Afrika Selatan memiliki konsumsi protein hewani 20-40 gram/kapita/hari, UHH penduduknya 65-75 tahun.

Negara-negara maju seperti AS, Prancis, Jepang, Kanada dan Inggris konsumsi protein hewani masyarakatnya 50-80 gram/kapita/hari, UHH penduduknya 75-85 tahun. Sementara itu, negara-negara yang konsumsi protein hewaninya di bawah10 gram/kapita/hari seperti Banglades, India dan Indonesia, UHH penduduknya hanya 55-65 tahun

PROSPEK PENGEMBANGAN Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang publik. Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional, sehingga prospek yang sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di perdesaan melalui pemanfaatan sumberdaya secara lebih optimal.

PROSPEK PENGEMBANGAN Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas dari luar negeri. Pembangunan industri perunggasan menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan dayasaing produk perunggasan, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan, yang merupakan 60-70 persen dari biaya produksi karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor.

PROSPEK PENGEMBANGAN Upaya meningkatkan dayasaing produk perunggasan harus dilakukan secara simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas departemen. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal seperti menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk, menjamin kontinuitas suplai dan sesuai dengan permintaan pasar.

PROSPEK PENGEMBANGAN Ternak ayam lokal dan itik dapat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan dengan pangsa pasar tertentu, dimana hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa usaha peternakan ayam lokal dan itik cukup menguntungkan dan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga.

PROSPEK PENGEMBANGAN Salah satu prospek pasar yang menarik dan perlu dikembangkan adalah industri pakan unggas, dimana biaya pakan ini merupakan komponen tertinggi dalam komposisi biaya produksi industri perunggasan, berkisar antara 60-70 persen. Diproyeksikan masing-masing pada tahun 2010 dan tahun 2020, impor jagung dapat mencapai 4 juta ton dan 8 juta ton jika produksi jagung nasional tidak tumbuh. Jagung untuk pakan unggas memiliki prospek pasar yang sangat baik, dimana dinyatakan bahwa jika industri unggas tumbuh dengan baik, maka kebutuhan akan jagung juga terus meningkat. Pengembangan komoditas jagung perlu mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat petani.

PROSPEK PENGEMBANGAN Pengembangan unggas ke depan harus mulai dipikirkan di luar Jawa, dimana ketersediaan pasokan bahan pakan masih memungkinkan, serta prospek pemasaran yang baik. Pengalaman wabah Avian Influenza (AI) beberapa waktu yang lalu memberi pelajaran bahwa sudah saatnya dilakukan desentralisasi industri perunggasan nasional. Upaya ini akan sangat baik ditinjau dari berbagai aspek, baik teknis, ekonomis maupun sosial, dan dalam hal ini memerlukan dukungan kebijakan termasuk ketersediaan inovasi teknologi yang sesuai dengan perkembangan usaha.

ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS Pengembangan agribisnis komoditas ternak unggas diarahkan untuk: menghasilkan pangan protein hewani sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional, meningkatkan kemandirian usaha, melestarikan dan memanfaatkan secara sinergis keanekaragaman sumberdaya lokal untuk menjamin usaha peternakan yang berkelanjutan, dan mendorong serta menciptakan produk yang berdayasaing dalam upaya meraih peluang ekspor.

ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS Tujuan pengembangan agribisnis komoditas unggas adalah membangun kecerdasan dan menciptakan kesehatan masyarakat seiring dengan bergesernya permintaan terhadap produk yang aman dan berkualitas, meningkatkan pendapatan peternak melalui peningkatan skala usaha yang optimal berdasarkan sumberdaya yang ada, menciptakan lapangan kerja yang potensial dan tersebar hampir di seluruh wilayah, dan meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara.

Kebijakan peternakan unggas diarahkan pada visi pemberdayaan peternak dan usaha agribisnis peternakan, peningkatan nilai tambah dan dayasaing dengan misi mendorong pembangunan peternakan unggas yang tangguh dan berkelanjutan. Salah satu kebijakan yang diperlukan dan berpengaruh efektif mencapai visi tersebut adalah kebijakan dalam memperluas dan meningkatkan basis produksi melalui peningkatan investasi swasta, pemerintah dan masyarakat; serta kebijakan pewilayahan komoditas dan peningkatkan penelitian, penyuluhan dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan.

Apabila sasaran pengembangan agribisnis komoditas ternak unggas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan protein hewani pada 10 tahun mendatang, maka setara dengan 1.250 milyar ekor denagn nilai mencapai Rp. 24,5 trilyun. Pelaku investasi pengembangan agribisnis komoditas unggas dibedakan dalam tiga kelompok, yakni investasi yang dilakukan oleh rumah tangga peternak (masyarakat), swasta dan pemerintah.

Peternakan / perunggasan sebagai sumber protein hewani memegang peranan penting untuk bahan baku dan produk olahan makanan bagi manusia . Tuntutan terhadap pangan hewani akan terus meningkat baik jumlah, mutu, maupun variasi bahan dan produknya, terlebih lagi globalisasi mensyaratkan kompetisi yang ketat dalam pedagangan pangan. Sentuhan teknologi pangan diharapkan mampu mengembangkan produk olahan hasil ternak yang  inovatif dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, peningkatan peran teknologi pangan dalam penyediaan pangan olahan hasil ternak untuk pasokan harus ditingkatkan.

Jadi pemenuhan pangan harus lebih diperhatikan untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan peran teknologi pangan dalam penyediaan pangan olahan hasil ternak untuk pasokan harus ditingkatkan. pengadaan produk olahan hasil ternak untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada masalah skala peternakan, salah persepsi, dan ketatnya kompetisi global.

peluang dan ketatnya persaingan dalam globalisasi pangan perlu dihadapi dengan pengembangan produk olahan hasil ternak yang inovatif dan kompetitif, yang sekaligus untuk menangkal keterjebakan pangan. peningkatan mutu dan keamanan produk olahan hasil ternak harus terus diupayakan. Pelanggaran terhadap mutu dan keamanan pangan identik dengan kejahatan dan harus diberi sangsi hukum yang tegas.

teknologi pangan mempunyai peranan penting dalam pengembangan produk olahan hasil ternak saat ini dan dimasa mendatang pengembangan produk pangan berbasis protein hewani dapat dilakukan dengan mendayagunakan sifat-sifat fungsionalnya. Protein whey susu memiliki potensi baik untuk dimanfaatkan secara optimal dalam industri pangan

Peran Penting dan Cara Pengembangan Hasil perunggasan memiliki peran penting dalam suplai sejumlah kebutuhan produk pengembangan dan merupakan sumber protein. Adapapun proses pengembangan dan perannya dapat dilakukan dengan beberapa langkah : pengembangan produk pangan berbasis protein hewani, pengembangan produk olahan dari ternak unggulan, pengembangan produk makanan fungsional, pengembangan hasil ternak rendah lemak dan kolesterol, peningkatan mutu dan keamanan produk pangan hewani secara progresif.

Peran Penting dan Cara Pengembangan Hasil perunggasan memiliki peran penting dalam suplai sejumlah kebutuhan produk pengembangan dan merupakan seumber protein. Adapapun proses pengembangan dan perannya dapat dilakukan dengan beberapa langkah : pengembangan produk pangan berbasis protein hewani, pengembangan produk olahan dari ternak unggulan, pengembangan produk makanan fungsional, pengembangan hasil ternak rendah lemak dan kolesterol, peningkatan mutu dan keamanan produk pangan hewani secara progresif.