Kelompok 1 Sherly yulita Armona Sari Silvia Elki Cicilia Sri Wahyunita

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Awal Mula Kehidupan yang berhubungan dengan Psikologi Perkembangan mulai masa Konsepsi – Post Natal (R) Pertemuan-3 Lisnawati.
PERAWATAN DINI PASIEN CELAH BIBIR DAN LELANGIT
“Labioskizis dan labioplatoskizis, atresia rekti dan anus, hiscprung”
Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhir ketika anak berusia.
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
Pengaruh Bahan Teratogenik dan Rokok terhadap Janin
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR DAN BBLR
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
KELOMPOK 9 KEPERAWATAN GERONTIK.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
Ns. SITI KHOIRUN NISA, S.Kep.
KELAINAN LAMANYA KEHAMILAN
Asuhan Keperawatan CONGENITAL HIPJOINT DISLOCATION
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini
Kebutuhan Dasar Pada Bayi Baru Lahir
SINDAKTILI POLIDAKTILI BRAKIDAKTILI
ASSALAMUALAIKUM. Wr. Wb.
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
GAKY By Ninis Indriani.
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
PROGRAM OPERASI BIBIR SUMBING GRATIS RS. CITRA MEDIKA SIDOARJO
Komplikasi dan penyakit kehamilan TM I dan II
ASUHAN NEONATUS,BAYI,BALITA,DAN PRA SEKOLAH
Yuanita Puspa Candra SpBP-RE
MARASMUS MATERI KULIAH.
ASKEP PENYAKIT DENGAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
ASUHAN KEPERAWATAN LABIOPALATOSKIZIS
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
PRISKILA APRILIA HAMBER
TUMBANG PReNATAL, NEONATAL, BAYI
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
3 1 2.
CLEFT LIP AND PALATE ( CLP )
PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
BY : MESI SEPTIA YUDA IIB
Di susun oleh : Danang kurniawan
ATRESIA ESOFAGUS Kelompok 2 Heti hartati Indah rohyani Riska maelani
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
PELATIHAN KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
Assalamu’alaikum wr. wb
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
REFERAT RADIOLOGI ESOPHAGEAL ATRESIA
CLEFT PALATE AND/OR LIP
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
Mencegah Kejadian Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Askep klien VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD)
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
INTOLERANSI MAKANAN JUWITA CINDI A DEFINISI Keadaan dimana saat seseorang mengkonsumsi suatu makanan tertentu dapat timbul gejala yang tidak.
FAJAR Lasamadi  Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk, 3 tahun terakahir dari tahun jumlah penderita.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
RUPTURA SINUS MARGINALIS
Penatalaksanaan fitoterapi terhadap penyakit hipertensi Elmilia pitriana A farmasi.
Transcript presentasi:

Kelompok 1 Sherly yulita Armona Sari Silvia Elki Cicilia Sri Wahyunita Danti Arika Niken Widia Astuti Dede Ismoyo Nurfitri SW Ega Harisa Nurwindi Madina Judika Yesi Nori Nofrianti Putra Ananda Riski Ismawati

What is that??? :O

Definisi Cleft Lip atau Labioschisis merupakan suatu keadaan terbukanya bibir dan langit– langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupun palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan langit – langit tidak dapat tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm pada saat kehamilan.. left Lip atau Labioschisis merupakan suatu keadaan terbukanya bibir dan celah bibir merupakan kelainan congenital yang disebabkan gangguan perkembangan wajah pada masa embrio. Labiochisis adalah celah pada bibir

epidemiologi Labio palatoschizis adalah suatu kelainan kongenital sehingga insidensnya adalah neonatus, dengan prevalensi penyakit 1:1000 kelahiran. Insiden dari Labio palatoschizis tertinggi terdapat pada orang Asia dan insiden paling rendah pada orang amerika keturunan Afrika.

klasifikasi Klasifikasi yang diusulkan oleh veau dibagi dalam 4 golongan yaitu : Golongan I : Celah pada langit-langit lunak (gambar 1) Golongan II : Celah pada langit-langit lunak dan keras dibelakang foramen insisivum(gambar 2) Golongan III : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada satu sisi (gambar 3) Golongan IV : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada dua sisi (gambar 4)

Gambar 1. A. Celah pada langit-langit lunak saja. B Gambar 1. A. Celah pada langit-langit lunak saja. B. Celah pada langit-langit lunak dan keras. C. Celah yang meliputi langit-langit dan lunak keras juga alveolar pada satu sisi. D. Celah yang meliputi langit lunak dan keras juga alveolar dan bibir pada dua sisi. (Young & Greg)

Klasifikasi celah bibir dan celah palatum menurut kernahan dan satark (1958) Group I : celah langit-langit primer Dalam group ini termasuk celah bibir dan kombinasi celah bibir dengan celah pada tulang alveolar .Celah terdapat dimuka forameninsisivum. Group II :Celah yang tedapat dibelakang foramen insisivum .Celah langit-langit lunak dan keras dengan variasinya Group III :kombinasi celah langit-langit primer (I) dengan langit-langit sekunder (II)

Klasifikasi celah bibir Unilateral incomplete : Jika celah bibir terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain bahwa unilateral inkomplit memberikan gambaran keadaan dimana terjadi pemisahan pada salah satu sisi bibir, namun pada hidung tidak mengalami kelainan.

Unilateral Complete : Jika celah bibir yang terjadi hanya di salah satu sisibibir dan memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain unilateral komplit memberikan gambaran keadaan dimana te1ah terjadi pemisahan pada salah satu sisi bibir, cuping hidung dan gusi. Unilateral komplit memiliki dasar dari  palatum durum yang merupakan daerah bawah daripada kartilago hidung.

Bilateral complete: jika celah bibir terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. Dapat terlihat adanya penonjolan pada daerah premaxilla, yang disebabkan tidak adanya hubungan dengan daerah lateral dari palatum durum.

Bilateral Inkomplit. Jika celah ini terjadi secara inkomplit dimana kedua hidung dan daerah kedua premaxilla tidak mengalarni pemisahan dan hanya menyertakan dua sisi bibir.

Etiologi 1. Faktor genetik Dengan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidakkekebalan embrio terhadap terjadinya celah Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi congenital yang ganda Adanya tripel autosom sindrom celah mulut yang diikuti dengan abnormaly congenital lainnya

2. Factor non genetic Defisiensi nutrisi Zat kimia Virus rubella Insufisiensi  zat (Asam folat,Vitamin C, Zn) Pengaruh obat teratogenik (Jamu, Kontrasepsi hormonal, Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital) Faktor lingkungan (Zat kimia (rokok dan alkohol), Gangguan metabolik (DM), Penyinaran radioaktif, Infeksi)

Patofisiologi

Manifestasi Klinis Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan Deformitas pada bibir Kesukaran dalam menghisap/makan Gangguan komunikasi verbal Kelainan susunan archumdentis Regurgitasi makanan Pada Labio skisis Pada Palato skisis Distorsi pada hidung Tampak ada celah pada tekak (unla), palato lunak, keras dan faramen incisive Tampak sebagian atau keduanya Adanya celah pada bibir Ada rongga pada hidung Distorsi hidung Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari. Kesukarandalammenghisap/makan

Komplikasi Distress pernafasan Gangguan psikologis Kesulitan makan Gangguan dental Gangguan bicara Infeksi telinga Aspirasi Distress pernafasan Pertumbuhan dan perkembangan terhambat Gangguan psikologis Penyakit peri odontal Asimetri wajah.

Pemeriksaan diagnostic Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG. Foto rontgen Pemeriksaan fisik MRI untuk evaluasi abnormal

Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan labiopalatoskisis adalah dengan tindakan pembedahan. Tindakan operasi pertama kali dikerjakan untuk menutup celah bibir palatum berdasarkan kriteria “ rule of ten “, yaitu: Umur lebih dari 10 minggu ( 3 bulan ) Berat lebih dari 10 pond ( 5 kg ) Hb lebih 10 g / dl Leukosit lebih dari 10.000 / ul

2. Penatalaksanaan Keperawatan Perawatan Pra-Operasi Fasilitas penyesuaian yang positif dari orangtua terhadap bayi Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan pengobatan bayi Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adekuat Tingkatkan dan pertahankan kepatenan jalan nafas Perawatan Post Operasi Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adequate Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak

Asuhan keperawatan cleft lip and palatum

Pengkajian Gastrointestinal Urinary system Muskuloskeletal Respiratori Sistem Kardiovaskuler Persyarafan Gastrointestinal Urinary system Muskuloskeletal

Diagnosa, Kriteria Hasil, Intervensi, dan Rasional Keperawatan

1. dx: Resiko tinggi trauma sisi pembedahan berhubungan dengan prosedur pembedahan, disfungsi menelan Kriteria hasil : Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah Sisi operasi tetap tidak rusak Intervensi dan Rasional Beri posisi telentang / miring / duduk R: Untuk mencegah trauma pada sisi operasi Pertahankan alat pelindung bibir R: Untuk melindungi garis jahitan Gunakan teknik pemberian makan non traumatik R: Untuk meminimalkan resiko trauma Gunakan jaket restrein pada bayi lebih besar R: Untuk mencegahnya agar tidak berguling dan menggaruk wajah

Hindari menempatkan objek di dalam mulut setelah perbaikan PS (kateter penhisap, spatel lidah, dot, sendok kecil) R: Untuk mencegah trauma pada sisi operasi Jaga agar bayi tidak menangis keras dan terus menerus R: Karena dapat menyebabkan tegangan pada jahitan  Bersihkan garis jahitan dengan perlahan setelah memberi makan R: Karena inflamasi dan infeks akan mempengruhi penyembuhan dan efek kosmetik dari perbaikan pembedahan Ajari  tentang pembersihan dan prosedur restrein khususnya bila pulang sebelum jahitan dilepas R: Untuk meminimalkan komplikasi setelah pulang

2. dx: Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan makan setelah prosedur pembedahan Kriteria hasil : Bayi mengkonsumsi jumlah nutrient yang adekuat Keluarga mendemonstrasikan kemampuan untuk menjalankan perawatan pascaoperasi Bayi menunjukkan penambahan BB yang adekuat Intervensi dan Rasional Beri diet sesuai usia dan ketentuan selama periode pasca operasi R: Bayi mendapat nutrisi yang adekuat Libatkan keluarga dalam metode pemberian makan yang terbaik R: Memegang tanggung jawab pemberian makan di rumah Ubah teknik pemberian makan R: Untuk menyesuaikan diri efek pembedahan Beri makan dalam posisi duduk R: Untuk meminimalkan resiko aspirasi

3. dx: Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan Kriteria Hasil : Bayi tampak nyaman dan tenang Intervensi dan Rasional Kaji perilaku dan TTV R: Untuk adanya bukti nyeri Berikan analgetik / sedatife sesuai instruksi R: Untuk meminimalkan nyeri Beri stimulasi belaian dan taktil R: Untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal Libatkan orang tua dalam perawatan bayi R: Untuk memberikan rasa nyaman dan aman

Makasih perhatiannya abang kakak 