Dadang kurnia (31111063) Yandy zuliyandy (31111103) Farmasi 3 B Alkohol, Eter, dan Fenol Dadang kurnia (31111063) Yandy zuliyandy (31111103) Farmasi 3 B
Alkohol Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh. Atom karbon jenuh dimaksud dapat berupa atom karbon dari suatu gugus alkil yang sederhana.
Struktur Alkohol Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh. Atom karbon jenuh dimaksud dapat berupa atom karbon dari suatu gugus alkil yang sederhana. CH3 CH3CHCH3 CH3OH CH3CCH3 Metanol OH CH3CH2OH OH 2-Propanol (isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol (tert-butil alkohol) Etanol
CH3 CH3OH CH3CHCH3 2-Metil-2-propanol (tert-butil alkohol) Metanol CH3CCH3 OH CH3CH2OH 2-Propanol (isopropil alkohol) OH Etanol Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus alkunil. Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena. CH2 CHCH2OH CH2OH 2-Propenol (alil alkohol) Suatu alkohol alilik Benzil alkohol Suatu alkohol benzilik
Alkohol dibagi dalam tiga golongan: . Alkohol primer . Alkohol sekunder . Alkohol tersier Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil. Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain, maka disebut karbon primer dan alkoholnya disebut alkohol primer. Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua atom karbon lain, maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder. Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier.
lokant awalan lokant induk akhiran Tatanama Alkohol Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama harus mengandung empat karakter : lokant, awalan, senyawa induk, dan suatu akhiran. CH3CH2CHCH2CH2CH2OH CH3 4-Metil-1-heksanol lokant awalan lokant induk akhiran
Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen gugus metil, yang merupakan awalan, terikat pada senyawa induk di posisi C-4. Senyawa induk mengandung enam atom karbon dan tidak ada ikatan rangkap, jadi induknya adalah heksana. Dan karena merupakan suatu alkohol, maka memiliki akhiran -ol. Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat gugus hidroksil. Secara umum, penomoran pada rantai karbon selalu dimulai dari bagian akhir yang lebih dekat dengan gugus yang mendapat nama sebagai suatu akhiran. Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi nama alkohol sesuai tatanama substitutif IUPAC:
Reaksi-reaksi Alkohol Atom oksigen dari suatu alkohol mem-polarisasi ikatan C–O dan ikatan O–H dari alkohol tersebut. Polarisasi ikatan O–H menyebabkan atom hidrogen bermuatan positif parsial, dan hal ini menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah. Polarisasi ikatan C–O menyebabkan atom karbon bermuatan positif parsial.
Reaksi alkohol dengan hidrogen halida Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. Reaksi ini dikatalisis oleh asam. Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
Alkohol dapat dilihat secara struktural: . sebagai turunan hidroksi dari alkana. . sebagai turunan alkil dari air. Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diganti dengan gugus hidroksil. Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti dengan gugus etil. Gugus etil H CH3CH2 CH3CH3 1050 1090 O O H H Gugus hidroksil Air Etana Etil alkohol
Sintesis Alkohol dari Alkena Hidrasi Alkena Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan katalis asam. Metode pembuatan alkohol dengan berat molekul rendah (kegunaan utama pada proses industri skala besar). Katalis asam yg paling sering digunakan: asam sulfat & asam fosfat.
Reaksi bersifat regioselektif. Adisi air pada alkena mengikuti hukum Markovnikov. Reaksi secara umum sebagai berikut: Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena 2-Metilpropena tert-Butil alkohol
Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus khusus pada hidrasi etena. Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol.
Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk mensintesis alkohol dari alkena. Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam campuran THF dan air menghasilkan senyawa merkuri(hidroksialkil). Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat direduksi oleh natrium borohidrida menjadi alkohol. Persentase hasil reaksi keseluruhan 90% dengan regioselektifitas yang tinggi.
Reaksi Hidroborasi - Oksidasi Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap dapat pula dilakukan di laboratorium dengan menggunakan diboran atau THF : BH3. Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan melibatkan dua tahap reaksi. Pertama adalah adisi boran pada ikatan rangkap yang disebut hidroborasi. Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa antara organoboron menghasilkan suatu alkohol dan asam borat.
Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. Reaksi alkohol dengan hidrogen halida Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif). Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. Reaksi ini dikatalisis oleh asam. Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif (alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan dan menjadi asam yang lebih lemah.
Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi menghasilkan alkil halida. Konversi Alkohol menjadi Alkil halida Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi menghasilkan alkil halida. Pereaksi yang paling sering digunakan adalah hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2). Semua reaksi di atas merupakan hasil dari pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. Reaksi alkohol dengan hidrogen halida Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif). Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. Reaksi ini dikatalisis oleh asam. Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari kerangka karbon. Reaksi alkohol dengan PBr3 Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida. Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation. Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari kerangka karbon. Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida yang bersesuaian. Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil dibromofosfit terprotonasi.
HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor tribromida.
Eter memiliki rumus umum R-O-R Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril. Eter memiliki rumus umum R-O-R Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti dengan gugus alkil.
Tatanama Eter Eter sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum. Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan kata eter. CH3 C6H5OC CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 CH3 CH3 Etil metil eter Dietil eter tert-Butil fenil eter
Sifat Fisik Alkohol & Eter Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan hidrokarbon dengan berat molekul yang sama. Titik didih dietil eter adalah 34,6ºC Alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang sebanding.
Titik didih butil alkohol adalah 117,7ºC. Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan hidrokarbon tidak dapat. Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa seperti air.
Reaksi-reaksi Eter Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi diluar asam-asam. Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa. Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-solvasi kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven dari banyak reaksi.
Reaksi-reaksi Epoksida Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain. Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada atom karbon yang mengalami serangan nukleofilik.
Katalisis ini sangat penting terutama jika nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alkohol: Pembukaan cincin dengan katalis asam
Pembukaan cincin dengan katalis basa Jika epoksidanya tidak simetris, serangan pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon primernya:
Jadi fenol adalah nama spesifik untuk hidroksibenzena Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Jadi fenol adalah nama spesifik untuk hidroksibenzena Fenol 4-Metilfenol
Senyawa yang memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat langsung pada cincin benzena disebut fenol. H3C OH OH p-Metilfenol Fenol Ar OH Rumus umum suatu fenol
Fenol yang Terdapat di Alam Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar meluas di alam. Tirosina adalah asam amino yang terdapat dalam protein. Metil salisilat didapatkan dalam wintergreen oil (tumbuhan). Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh. Timol didapatkan dalam thyme (tumbuhan). Urushiol adalah blistering agent (vesicant) yang didapatkan dalam ivy (tumbuhan) beracun.
Sintesis Eter Dehidrasi alkohol Alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena (lihat Bab Alkena). Alkohol primer dapat juga terdehidrasi membentuk eter. Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung pada suhu yang lebih rendah dibanding reaksi dehidrasi membentuk alkena. Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan distilasi eter segera setelah terbentuk.
Sifat Fisik Fenol Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti fenol adalah seperti alkohol yang dapat membentuk ikatan hidrogen intermolekular yang kuat. Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol berasosiasi sehingga memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding hidrokarbon dengan berat molekul yang sama. Fenol memiliki titik didih 70ºC lebih tinggi dibanding toluena meskipun berat molekulnya hampir sama.
Reaksi Fenol sebagai Asam Meskipun fenol secara struktural mirip dengan alkohol tapi fenol merupakan asam yang lebih kuat. Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18, sedangkan pKa fenol lebih kecil dari 11. Bandingkan sikloheksanol dan fenol. Sikloheksanol pKa = 18 Fenol pKa = 9,89
Sintesis Fenol Sintesis Laboratoris Sintesis fenol secara laboratoris yang paling penting adalah hidrolisis garam arenadiazonium. Metode ini sangat serbaguna. Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis bersifat mild. Gugus lain yang ada dalam molekul tidak berubah.
2-Bromo-4-metilfenol (80-92%) 3-Bromofenol (66%) 3-Nitrofenol (80%) 2-Bromo-4-metilfenol (80-92%)
Sintesis Industrial Fenol merupakan bahan kimia industri yang sangat penting, sebagai material awal untuk sejumlah besar produk komersial mulai dari aspirin sampai plastik. Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)
Fenol dalam Sintesis Williamson Fenol dapat diubah menjadi eter melalui sintesis Williamson. Karena fenol lebih asam dibanding alkohol, maka fenol diubah menjadi natrium fenoksida dengan memakai NaOH (logam Na dipakai untuk mengubah alkohol menjadi ion alkoksida). Reaksi Umum
Anisol (Metoksibenzena) Contoh spesifik Anisol (Metoksibenzena)
Membedakan dan memisahkan fenoldari alkohol dan asam karboksilat Fenol larut dalam larutan NaOH, sedangkan alkohol tidak larut. Sebagian besar fenol tidak larut dalam larutan Na2HCO3, tapi asam karboksilat larut.