PENDEKATAN NON DIRECTIVE DALAM KONSELING }
Konseling Non Directive Merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien. Melalui pendekatan ini, klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran-pikirannya secara bebas. “Client Centered Therapy”. Diperoleh oleh Carl Rogers dari universitas wisconsin di amerika serikat.
Asumsi : masyarakat tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk mereka Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat Konselor sebagai katalisator dan enabler untuk timbulnya self-determination (proses penetapan sendiri) dan self help (kemandirian) Interaksi bersifat partisipatif Masyarakat sebagai subjek
Ciri-ciri non directive Menempatkan klien pada kedudukan sentral, klien aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah. Jadi, hubungan ini menekankan pada aktivitas klien dan tanggung jawab klien sendiri. Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri. Jadi, konselor berperan membantu klien dalam merefleksikan sikap dan perasaan-perasaannya.
Karakteristik non directive 1. Tanggung jawab dan kemampuan klien dalam menghadapi kenyataan. 2. Pengalaman-pengalaman sekarang. 3. Konseling non-direktif tidak bersifat dogmatis. 4. Konseling non-direktif menekankan kepada persepsi klien. 5. Tujuan konseling non-direktif ada pada diri klien dan tidak ditentukan oleh konselor.
Dasar Pandangan Non directive DASAR FILSAFAT Rogers mengenai manusia berorientasi kepada filosofi humanistic. 1. Inti sifat manusia adalah positif, sosial, menuju ke muka, dan realistic. 2. Manusia pada dasarnya adalah kooperatif, konstruktif, dan dapat dipercaya. 3. Manusia mempunyai tendensi dan usaha dasar untuk mengaktualisasi pribadi, berprestasi dan mempertahankan diri. 4. Manusia mempunyai kemampuan dasar untuk memilih tujuan yang benar, dan membuat pemilihan yang benar, apabila ia diberi situasi yang bebas dari ancaman.
Dasar Pandangan Non directive POKOK-POKOK teori Rogers ORGANISME SELF MEDAN PHENOMENAL Bereaksi terhadap medan phenomenal untuk memenuhi kebutuhan. motif dasar, yaitu mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri. keseluruhan pengalaman yang pernah dialami. Kesadaran tercapai kalau pengalaman itu disimbolisasikan. merupakan bagian yang terpisah dari medan phenomenal, yang berisi pola pengalaman dari penilaian yang sadar dari subjek.
Konselor FUNGSI SIFAT DAN SIKAP Kemampuan berempati. Kemampuan menerima klien Kemampuan untuk menghargai klien. Kemampuan memperhatikan Kemampuan membina keakraban. Sifat keaslian (tidak berpura-pura) Sikap terbuka Menciptakan hubungan yang bersifat permisif. Mendorong pertumbuhan pribadi Mendorong kemampuan memecahkan masalah.
LANGKAH PELAKSANAAN 1. Klien datang untuk meminta bantuan kepada konselor 2. Merumuskan situasi bantuan. 3. Konselor mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya secara bebas. 4. Konselor tulus menerima dan menjernihkan perasaan klien yang negative 5. Beban psikologis klien berkurang 6. Konselor menerima perasaan positif yang diungkapkan klien. 7. Muncul wawasan (insight) , pemahaman (understanding), serta penerimaan diri . 8. klien membuat keputusan untuk tindakan selanjutnya.
Kelebihan + Membantu perkembangan konseli dengan learning by doing + Menumbuhkan rasa kebersamaan (we feeling) + Memunculkan kesempatan (petugas) untuk mendidik dan mempengaruhi masyarakat (konseli) Kekurangan Konselor : tidak dapat sepenuhnya menjamin bahwa hasil akhir pembangunan sesuai keinginan petugas Konseli : merasa “dipaksa” untuk aktif dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang ditetapkan