VI. UKURAN PEMUSATAN UKURAN PEMUSATAN ADALAH SUATU UKURAN YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN MEMUSAT ARTINYA CENDERUNG BERADA DI TENGAH-TENGAH DARI KELOMPOK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB V ukuran pemusatan Dipersiapkan oleh : Ely Kurniawati
Advertisements

Ukuran Pemusatan Yeni Puspita, SE., ME.
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B V
Ukuran Variasi atau Dispersi
BAB VI UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Dispersi) (Pertemuan ke-8) Oleh: Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I. Program Studi Sistem Informasi Sekolah.
UKURAN TENDENSI SENTRAL DAN PENYIMPANGAN
UKURAN PEMUSATAN UKURAN LETAK TopiK Mean Median Modus Geometric mean
Modul V Ukuran Lokasi.
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : mempunyai kecenderungan memusat
Topik : Menentukan modus dan median pada data Tunggal.
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : mempunyai kecenderungan memusat
Denny Agustiawan JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK ASIA MALANG
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B V
UKURAN PEMUSATAN DATA Oleh : Firmansyah, S.Kom MODUL 3.
BAB III UKURAN PEMUSATAN
UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK DATA
Prepared: TOTOK SUBAGYO, ST,MM
MEDIAN MEDIAN (Med), MENUNJUKKAN NILAI TENGAH DARI GUGUSAN DATA YANG SUDAH DIURUTKAN DARI DATA YANG KECIL SAMPAI DATA YANG BESAR ATAU SEBALIKNYA. MISAL.
HARGA TENGAH (UKURAN PEMUSATAN)
NILAI TENGAH Nilai rata-rata (mean) adalah nilai yang dianggap cukup representatif untuk menggambarkan nilai-nilai yang terdapat dalam suatu data. Nilai.
(KECENDERUNGAN MEMUSAT)
HARGA-HARGA TENGAH & SIMPANGAN
KUARTIL, DESIL, DAN PERSENTIL
Gejala Pusat dan Ukuran Letak
HARGA SIMPANGAN Septi Fajarwati, M. Pd.
STATISTIKA Mean, Median dan Modus.
NURRATRI KURNIA SARI, M.Pd
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK
Ukuran Nilai Sentral : Modus dan median.
UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Dispersi)
BAB V ukuran pemusatan Dipersiapkan oleh : Ely Kurniawati
BAB 5 UKURAN NILAI PUSAT.
BAB 3 UKURAN PEMUSATAN.
STATISTIK DAN PROBABILITAS pertemuan 5 & 6 Oleh : L1153 Halim Agung,S
II. STUDI DESKRIPTIF DATA
Distribusi Frekuensi.
UKURAN PEMUSATAN.
Ukuran Pemusatan - Data Tunggal
Ukuran Pemusatan (1).
TENDENSI PUSAT Pertemuan ke-3.
Ukuran Pemusatan - Data Berkelompok
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B V
Distribusi Frekuensi.
CHAPTER 1 DESKRIPSI DATA
STATISTIKA.
Modus dan Median.
SUB POKOK BAHASAN 2 UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B 2
UKURAN PEMUSATAN DATA BERKELOMPOK
STATISTIKA DESKRIPTIF
Website: setiadicp.com
UKURAN LETAK Ukuran letak suatu rangkaian data adalah ukuran yang didasarkan pada letak dari ukuran tersebut dalam suatu distribusi.
Ukuran Pemusatan - Data Tunggal
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B V
Ukuran Pemusatan Data Choirudin, M.Pd
Ukuran Pemusatan (2).
Ukuran Pemusatan Data Choirudin, M.Pd
UKURAN VARIASI (DISPERSI) Sumber : J.Supranto, hal.127
VI. UKURAN PEMUSATAN UKURAN PEMUSATAN ADALAH SUATU UKURAN YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN MEMUSAT ARTINYA CENDERUNG BERADA DI TENGAH-TENGAH DARI KELOMPOK.
UKURAN PENYEBARAN DATA
CHAPTER 1 DESKRIPSI DATA
CHAPTER 1 DESKRIPSI DATA
UKURAN PEMUSATAN ( Median, dan Modus)
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) :
UKURAN LETAK & KERAGAMAN
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata (average) : B A B V
NILAI RATA-RATA (CENTRAL TENDENCY)
PEMUSATAN DAN LETAK DATA
Ukuran Pemusatan - Data Tunggal
Transcript presentasi:

VI. UKURAN PEMUSATAN UKURAN PEMUSATAN ADALAH SUATU UKURAN YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN MEMUSAT ARTINYA CENDERUNG BERADA DI TENGAH-TENGAH DARI KELOMPOK DATA YANG TELAH DIURUTKAN, DISEBUT JUGA” “RATA-RATA RATA-RATA ADALAH NILAI YANG MEWAKILI HIMPUNAN ATAU SEKELOMPOK DATA. RATA-RATA YANG AKAN DIBAHAS ADALAH : MEAN (RATA-RATA HITUNG) MEDIAN MODUS QUARTIL RATA-RATA MELIPUTI : 1, RATA-RATA DATA TUNGGAL DAN 2. RATA-RATA DATA BERKELOPOK.

MEAN (RATA-RATA HITUNG) DATA TUNGGAL RATA-RATA HITUNG DATA TUNGGAL BIASANYA DIPAKAI UNTUK MENGHITUNG RATA-RATA DATA YANG JUMLAHNYA SEDIKIT. RUMUS : - ∑ Xi X = ------- n _ dimana : X = rata-rata hitung (mean) n = banyaknya data Xi = Jumlah tiap data i = 1, 2, 3, n CONTOH : (Riduwan, 2005 : 102-104) APABILA ADA 6 ORANG YANG MENGIKUTI PERBAIKAN NILAI STATISTIK DAN MEMPEROLEH NILAI MASING-MASING SBB. : 80 70 90 85 60 50 HITUNG ; NILAI MEAN ? = 72.5

MEAN (RATA-RATA HITUNG) DATA BERKELOPOK Disebut data berkelompok karena sudah di hitung frekuensinya (telah memiliki frekuensi) Data berkelompok terbagi dua, yaitu : DATA BERKELOMPOK YANG BELUM DIHITUNG INTERVAL KELASNYA dan DATA BERKELOMPOK YANG SUDAH DIBUAT DALAM INTERVAL KELAS Contoh : Lihar Ridwan, hal. 105 dan J.Supranto, hal 88.

88 Data berkelompok yang belum ada kelas intervalnya RUMUS : - ∑ fiXi Contoh : Berapa rata-rata hitung (mean) dari data berikut ini X f fiXi 8 6 4 5 7 9 2 3 1 16 18 15 14 ∑ 88 _ 88 X = ---------- = 5,87 15

Data berkelompok yang sudah ada kelas Intervalnya RUMUS : - ∑ Mifi M = titik tengah X = -------- atau Xi ∑ fi Contoh : Berat badan 100 orang mahasiswa sbb. : Berat (interval) Jumlah ( f ) M Mf 60-62 63-65 66-68 69-71 72-74 5 18 42 27 8 61 64 67 70 73 305 1.152 2.814 1.890 584 ∑ 100 6.745 _ 6.745 X = ---------- = 67,45 100 Jadi rata-rata berat badan mahasiswa = 67,45.

MEDIAN MEDIAN (Med), MENUNJUKKAN NILAI TENGAH DARI GUGUSAN DATA YANG SUDAH DIURUTKAN DARI DATA YANG KECIL SAMPAI DATA YANG BESAR ATAU SEBALIKNYA. MISAL : KELOMPOK NILAI : X1, X2, X3 ………… Xn MEDIAN DATA TIDAK BERKELOMPOK untuk mencari Posisi Median, gunakan rumus : Posisi Med = ½ (n + 1) dimana n = banyaknya data Contoh : Untuk data Ganjil ( n Ganjil) Hitung Median dari data sbb : 65 70 90 40 35 45 70 80 50

Penyelesaian : Urutkan dulu datanya sbb : 35 40 45 50 65 70 70 80 90 Posisi Median : = ½ ( 9 + 1 ) = 5 (artinya pada data yang ke lima) Jadi Med = 65

Contoh 2 : Untuk data genap Hitung Median dari data berikut : 50 65 70 90 40 35 45 70 80 50 Jawab : Data diurutkan dulu menjadi 35 40 45 50 50 65 70 70 80 90 Posisis median : ½ (10 + 1) = 5,5 Jadi Med. = ½ (50 + 65) = 57,5

MEDIAN DATA BERKELOMPOK RUMUS : n/2 - ∑ (fi )o Med = Lo + c ----------------- fm Dimana : Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung nilai median dikurangi 0,5 n = banyaknya observasi atau jumlah seua frekuensi c = kelas interval (lebar kelas) ∑ ( fi )o = jumlah frek. Dari semua kelas di bawah kelas median Fm = Frekuensi kelas yang mengandung median Kelas Median adalah kelas yang mempunyai Fkrekuensi tertinggi

CONTOH menghitung median BERIKUT INI ADALAH DATA TENTAG UPAH 40 ORANG KARYAWAN SEBUAH PERUSAHAAN (DALA RIBUAN RUPIAH), SBB. : Hitung mediannya Tingkat Upah F 118 – 126 127 – 135 136 – 144 145 – 153 154 – 162 163 – 171 172 - 180 3 5 9 12 4 2 Jumlah 40

Penyelesaian : Lo = 145 – 0,5 = 144,5 C = 9 N = 40 ∑ ( fi )o = 17 Fm = 12 20 - 17 Med = 144,5 + 9 --------- 12 = 144,5 + ( 27/12 ) = 146,75

MODUS (Mode) MODUS DATA TUNGGAL MODUS (MOD) ADALAH NILAI DARI BEBERAPA DATA YANG MEMPUNYAI FREKUENSI TERTINGGI BAIK DATA TUNGGAL MAUPUN DATA YANG SUDAH BERBENTUK DISTRIBUSI (BERKELOMPOK) ATAU DENGAN KATA LAIN NILAI YANG SERING MUNCUL DALAM SEKELOMPOK NILAI MODUS DATA TUNGGAL MISALNYA ADA DATA SBB. : 40 60 60 65 72 60 70 60 80 90 MAKA MODUSNYA ADALAH : 60 (KARENA MUNCUL 4 KALI)

CATATAN SUATU DISTRIBUSI MUNGKIN TIDAK MEMPUNYAI MODUS ATAU MEMPUNYAI SATU MODUS ATAU MEMPUNYAI DUA MODUS ATAU MEMPUNYAI LEBIH DARI 2 MODUS

MODUS DATA BERKELOMPOK RUMUS : F1 Mod = Lo + c ----------- F1 + F2 Dimana : Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung nilai modus dikurangi 0,5 c = kelas interval (lebar kelas) F1 = frek. Kelas yang memuat modus dikurangi frek kelas sebelunya F2 = Frekuensi kelas yang memuat modus dikurangi frek kelas sesudahnya.

Contoh BERDASARKAN DATA PADA CONTOH MEDIAN, MAKA DAPAT DIHITUNG MODUSNYA SBB. : Tingkat Upah F 118 – 126 127 – 135 136 – 144 145 – 153 154 – 162 163 – 171 172 - 180 3 5 9 12 4 2 Jumlah 40

F1 = 12 – 9 = 3 F2 = 12 - 5 = 7 Lo = 145 – 0,5 = 144,5 C = 9 JADI MODUS (MODE) = 3 144,5 + 9 ----------- 3 + 7 = 144,5 + 9 (3/10) = 144,5 + 9 (0,3) = 144,5 + 2,7 = 147,2

KUARTIL Kuartil adalah nilai atau angka yang membagi data dalam empat bagian yang sama, setelah disusun dari data yang terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Ada 3 bentuk kuartil : Kuartil Pertama : Nilai dalam distribusi yang membatasi 25% frekuensi dibagian atas, dan 75% frekuensi di bagian bawah. Kuartil Kedua : Nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi dibagian atas, dan 50% frekuensi di bagian bawah.

Dapat digambarkan atau diilustrasikan sbb. : Kuartil Ketiga : Nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi dibagian atas, dan 25% frekuensi di bagian bawah. Dapat digambarkan atau diilustrasikan sbb. : K1 K2 K3 Ket. 25% 50% 75% Angka kecil Angka Besar

Kuartil data tunggal Posisi kuartil, diperoleh dengan rumus : K1 = ¼ (n+1) n = banyaknya data K2 = ½ (n+1) K3 = ¾ (n+1) Contoh : Diketahui data : 65 70 90 40 35 45 70 80 50

Urutkan terlebih dahulu datanya, sbb : 35 40 45 50 65 70 80 90 Posisi K1 = ¼ ( 9 + 1) = 2,5 Berarti terletak pada angka 40 dan 45 Dengan demikian, posisi K1 terletak diantara angka 40 dan 45, maka K1 adalah (40+45)/2 = 42,5 Dengan rumus yang sama di dapat : K2 = 65 K3 = 75

KUARTIL DATA BERKELOMPOK J. supranto, hal.116 RUMUS : i/4.n - ∑ (fi)o Ki = Lo + c ----------------- fq Dimana : Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung nilai Kuartil dikurangi 0,5 n = banyaknya observasi atau jumlah semua frekuensi c = kelas interval (lebar kelas) dari kuartil ke-i ∑( fi )o = jumlah frek. dari semua kelas sebelum kelas yang mengandung kuartil Fq = Frekuensi kelas yang mengandung quartik ke-i i = 1, 2, 3

CONTOH : (Riduwan, hal. 129) HITUNG KUARTIL DARI DATA BERIKUT INI : KELAS F 60 - 64 2 65 - 69 6 70 - 74 15 75 - 79 20 80 - 84 16 85 - 89 7 90 - 94 4 JUMLAH 70

PENYELESAIAN Langkah penyelesaian : Tentukan dulu dimana posisi/kelas kuartil masing-masing. Cari batas bawah kelas kuartil Hitung lebar kelas Tentukan Fq dari masing-masing kuartil Hitung jumlah frekuensi (kumulatif) dari semua kelas dibawah atau sebelum kelas kuartil Hitung kuartil dengan rumus di atas.

Jawab : Posisi kuartil : K1 = ¼ (n+1) = ¼ (70+1) = 17,75 Jadi K1 berada pada kelas ke-3 yaitu antara 70-74 K2 = ½ (n+1) = ½ (70+1) = 35,5 Jadi K2 berada pada kelas ke-4 yaitu antara 75-79 K3 = ¾ (n+1) = ¾ (70+1) = 53,25 Jadi K3 berada pada kelas ke-5 yaitu antara 80-84

Nilai Batas bawah kelas kuartil : ( Lo ) K1 = 69,5 diperoleh dari 70 – 0,5 = 69,9 dst. K2 = 74,5 K3 = 79,5 Lebar kelas masing-masing kuartil (c) = 5 Fq dari masing-masing kuartil : Fq dari K1 = 15 Fq dari K2 = 20 Fq dari K3 = 16 Jumlah frekuensi dari semua kelas sebelum kelas kuartil atau ∑(fi)o ∑(fi)o dari Q1 = 2 + 6 = 8 ∑(fi)o dari Q2 = 2 + 6 + 15 = 23 ∑(fi)o dari Q3 = 2 + 6 + 15 + 20 = 43

¼.70 - 8 K1 = 69,5 + 5 ------------- 15 17,5 - 8 K1 = 69,5 + 5 -------------- K1 = 69,5 + 3,17 = 72,67

K2 = 74,5 + 5 ---------------- K3 = 79,5 + 5 ------------- ½.70 - 23 20 35 - 23 K2 = 74,5 + 5 -------------- K2 = 74,5 + 3 = 77,5 ¾.70 - 43 K3 = 79,5 + 5 ------------- 16 52 ,5 - 43 K3 = 79,5 + 5 -------------- K3 = 79,5 + 2,95 = 82,45

Disamping Kuartil terdapat juga Desil dan Persentil DESIL (Ds) adalah angka atau nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama, setelah disusun dari angka terkecil sampai angka terbesar. Harga-harga desil ada 9 bagian, yaitu Ds1 sampai Ds 9 PERSENTIL (Ps) adalah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama Harga-harga desil ada 99 bagian, yaitu Ds1 sampai Ds 99