IDENTITAS VIRTUAL Diambil dari diskusi Magister Ilmu Komunikasi UNPAD
Konsep Identitas Seseorang bila berinteraksi dengan orang lain akan berusaha memperoleh informasi atau untuk membawa ke dalam informasi drama tentang dia yang sudah dimiliki. Mereka tertarik mengenai status sosial-ekonomi, konsepsi diri, sikapnya terhadap mereka, kompetensinya, kepercayaan-kelayakan (Goffman, 1956: 1-2).
Identitas online menunjukkan bagaimana pengguna berkomunikasi daring (online) untuk mengontrol seberapa banyak pengungkapan diri atau proyeksi bersama membangun identitas yang baru (Turkle, 2005).
Identitas dalam dunia siber merupakan pribadi yang kompleks dan untuk konstruksi sosial, yang terdiri sebagian dari yang kita pikirkan tentang diri kita, bagaimana kita ingin orang lain memandang kita, dan bagaimana mereka benar-benar memandang kita (Wood & Smith, 2005: 52).
Tiga Tipe Identitas (Wood & Smith, 2005: 63-67)
komunikator tidak menampakkan identitasnya saat berkomunikasi Anonimity komunikator tidak menampakkan identitasnya saat berkomunikasi Pseudonimity identitas yang berbeda untuk sumber yang sama Real-life identity identitas individu yang sebenarnya
Komunikasi dalam internet melalui medium teks secara langsung memengaruhi tentang seseorang cara mengkomunikasikan identitasnya dalam kehidupan virtual. (Nasrullah, 2016; 143). Komputer bukan sekadar alat, melainkan sebagai bagian kehidupan sosial (Turkle, 2005)
Penggunaan Nama Panggilan/Samaran
Contoh Identitas Virtual (Stone, 1991 dalam Wood dan Smith, 2005: 51) Seorang perempuan anggota peserta diskusi dalam kelompok CompuServe (bulletin board) semakin dekat dengan seorang perempuan yang mereka kenal sebagai Julie Graham. Mereka mengenalnya sebagai perempuan yang bisu, lumpuh karena kecelakaan mobil, dan mengalami depresi tinggi. Salah seorang anggota kelompok diskusi itu setelah beberapa bulan berinteraksi memiliki simpati dan ingin bertemu tatap muka dan memberikan motivasi kepadanya. Dan kejutan yang ditemukannya, bahwa “Julie Graham” merupakan identitas perempuan yang fiksi. Faktanya bertentangan dengan informasi yang telah diketahui oleh anggota kelompok lainnya. Pertama, Julie tidak bisu, lumpuh. Kedua, dia tidak tinggal di rumah, tetapi seorang psikolog profesional penuh waktu. Ketiga, dia tidak dia, tapi seorang pria yang telah menciptakan persona online/virtual “Julie” untuk mempelajari lebih dalam jiwa perempuan dengan menjadi bagian dari mereka. Ketika seluruh anggota kelompok mengetahuinya, mereka akhirnya marah dan mengutuk apa yang dilakukan oleh seorang psikolog itu.
Penipuan di media sosial facebook yang menggunakan identitas palsu baik nama maupun foto untuk mengelabui korban, misalnya kejahatan seksual.
Daftar Pustaka Goffman, Erving. 1956. The Presentation of Self in Everyday Life. University of Edinburgh, Social Sciences Research Centre Monograph No. 2. Nasrullah, Rulli. 2016. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta : Prenadamedia Group. Turkle, Sherry. 1999. Cyberspace Identity. Contemporary Sociology Vol. 28 No. 6, pp : 643-648. Turkle, Sherry. 2005. The Second Self: Computers and The Human Spirit. London : The MIT Press. Wood, Andrew F. dan Mathew J. Smith. 2005. Online Communication Linking Technology, Identity and Culture. Second Edition. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.
TERIMA KASIH