KEPERAWATAN GADAR Gangguan Endokrin : Hipo-Hiperglikemia, Hipertyroid By Ardhiles WK
Glukosa Darah Glukosa sangat penting bagi tubuh utk energi oleh sel-sel agar bisa menjalankan fungsinya secara normal. Jika kekurangan berbahaya bagi tubuh, dan jika kelebihan juga berbahaya bagi tubuh Glukosa darah acak/ sewaktu (GDS) pd orang normal (tdk puasa) biasanya 90 – 195 mg/dl Kadar glukosa darah penyaring pasien Diabetes mg/dl Kondisi Bukan DM Belum pasti DM DM Glukosa darah sewaktu - Plasma vena < 100 100 - 199 ≥ 200 - Darah kapiler < 90 90 - 199 Glukosa darah puasa 100 - 125 ≥ 126 90 - 109 ≥ 110
Kegawatdaruratan Hipoglikemia Batasan: 1. Hypoglikemia murni : adalah hipoglikemia apabila glukosa darah < 60mg/dl 2. Reaksi Hipoglikemia : apabila glukosa turun mendadak dlm jumlah besar, misal dari 400mg/dl menjadi 150mg/dl , meskipun glukosa darah msih > 100mg/dl. 3. Koma hipoglikemia : Koma akibat gula darah turun sampai dibawah 30mg/dl
Koma hipoglikemia cukup sering terjadi Koma hipoglikemia cukup sering terjadi. Pada saat lapar tubuh melepaskan 10 gram glukosa setiap jamnya, dimana 6 gram utk otak, sedangkan 4 gram utk tubuh dan sel darah merah Oleh krn itu Koma Hipoglikemia dan Reaksi Hipoglikemia hrs ditangani segera dg tujuan : 1. Memenuhi kebutuhan glukosa oleh otak agar tdk tjd gangguan ireversibel 2. Tidak mengganggu regulasi DM utk pasien DM
Manifestasi klinis Lapar, gemetar Keringat dingin, berdebar Pusing, gelisah, kesadaran turun sampai koma Prinsip Penanganan: Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa 120mg/dl Satu flakon Dexstrosa 40% (25ml) mengandung 10gram dekstrosa, dapat menaikkan kadar glukosa darah 25 – 50mg/dl
1 flash D-40% = 25 ml = 10gram glukosa
Penatalaksanaan Bila ringan : Teh gula/ tetesi gula kental atau madu dibawah lidah Di emergency room : Menggunakan rumus Prof Askandar 3,2,1 yaitu: Kadar Glukosa (mg/dl) Terapi Jumlah Flakon D40% (25ml) < 30 mg/dl Injeksi IV Dextrose 40%, bolus 3 flakon Rumus -3 30 – 60 mg/dl Injeksi IV D40, bolus 2 flakon Rumus -2 60 – 90 mg/dl Injeksi IV D40, bolus 1 flakon Rumus -1 - Selanjutnya infus Dextrose 10% (maintenance) utk mencegah rebound effect tjd hipoglikemia ulang krn sel dlm keadaan lapar - Cek Glukosa darah secara periodik sampai kondisi glukosa stabil baik
Hiperglikemia Pada kasus kegawatdaruratan hiperglikemia yang sering terjadi adalah KAD dan KHONK.. Ketoasidosis Diabetik Koma Hiperosmolar Non Ketotik
Ketoasidosis Diabetik (KAD) Yaitu hiperglikemia pada pasien DM yang menghasilkan keton sebagai akibat pembakaran asam lemak. Kadar glukosa yang tinggi dlm darah tdk diimbangi kemampuan sel utk menyerap glukosa, shg sel tubuh tetap dlm keadaan lapar, kemudian memecah asam lemak (lipolisis) sbg energi yg menghasilkan zat keton (aseton, asetoasetat, hidroksibutirat). Terjadilah peningkatan ion H+ shg tjd asidosis metabolik. Kadar gula yg tinggi bersifat menarik cairan tubuh dan dibuang lewat urin (glukosuria menyebabkan deuresis). Sehingga tubuh mengalami dehidrasi berat dan menjadi hipotensi dan syok KAD umumnya muncul pd DM tipe 1 (kerusakan β-pankreas) dan tdk menjalani terapi insulin.
Manifestasi KAD Klinis : Poliuria, polidipsia, mual, dan muntah, pernafasan kusmaul (cepat dan dalam), lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu sampai koma Darah : Hiperglikemia lebih dari 300mg/dl (biasanya melebihi 500mg/dl). HCO3- kurang dari 20meq/l dan pH < 7,35 Urin : Glukosuria dan Ketonuria
Klasifikasi KAD NO Stadium Macam KAD pH Darah Bicarbonat (HCO3-) 1 Ringan KAD Ringan 7,30 – 7,35 15 – 20 mEq/l 2 Sedang Prekoma Diabetik 7,20 – 7,30 12 – 15 mEq/l 3 Berat Koma Diabetik (KD) 6,90 – 7,20 8 – 12 mEq/l 4 Sangat Berat KD Berat < 6,90 < 8 mEq/l
Regulasi Cepat Intravena (RCI) menurunkan hiperglikemia secara cepat dg insulin Hiperglikemia > 200mg/dl Contoh kasus: GDS 650 mg/dl Regulasi Cepat Intravena Glukosa Awal (mg/dl) Dosis Insulin IV 4 unit/jam Dosis Rumatan Insulin Subcutan (unit) 200 – 300 1x 3 x 4 300 – 400 2x 3 x 6 400 – 500 3x 3 x 8 500 – 600 4x 3 x 10 600 - 700 5x 3 x 12 Rumus minus 1 Rumus kali 2
Prinsip Penanganan. Ada dua fase penanganan, yakni fase gawat dan fase rehabilitasi. FASE URAIAN TERAPI Fase I Rehidrasi : NaCl 0,9% atau RL, 2L/ 2jam pertama, lalu 1 L/ 4jam, selanjutnya 30tts/menit ( 4-6ltr/24jam) Koreksi cepat insulin (rumus minus satu) Infus Nabic : bila pH< 7,3 atau HCO3- <12meq/l drip Nabic 50-100ml dalam 2 jam (20tts/mnit). (Bila pH< 7,0 bolus pelan 25ml Nabic , sisanya 75 ml dlm drip 25 tts/m) Gula Darah ± 250 mg/dl Fase II Rumatan : NaCl 0,9% Koreksi cepat insulin 3 x 8 ui (SC)
Nabic 8,4% 25 ml. 1ml = 1 mEq
Koma Hiperosmolar Non-Ketotik (KHONK) Dikenal dengan sebutan Tetralogi HONK: 1 Yes, 3 No .yaitu : Yes: Glukosa darah > 600mg/dl (hiperglikemia) tanpa ada riwayat DM NO : No DM history, No kusmaul ( pH darah normal), No Keton (nafas tdk ada bau aseton) Pasien mengalami dehidrasi berat, hipotensi shg shock
Osm darah = 2 (Na+K)+ gds/18 + ureum/6 Faktor pencetus : tiazid, minuman glukosa, infeksi, kortikosteroid, beta bloker, phnythoin, cimetidin, chlorpromazine Proses terjadinya KHONK : - peningkatan glukagon secara drastis - defisiensi insulin Selain ditemukan 1 Yes, 3 No sebagai ciri khas. Di temukan osmolaritas darah > 325 -350 mOsm/L Osm darah = 2 (Na+K)+ gds/18 + ureum/6 (mg/dl)
Penatalaksanaan Infus utk rehidrasi : Bila Plasma Na < 150 mEq/L Normal Saline ( NaCl 0,9%) Bila Plasma Na > 150 mEq/L Hypotonic Saline ( NaCl 0,45%) Regulasi Cepat Insulin : 4 ui/jam IV Rumus minus satu
HIPERTIROID Merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan. Dua hormon-hormon tiroid yang berlebih itu adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3)
Penyebab Hipothalamus Hipofisis anterior Tiroid T3 & T4 Gangguan autoimun Herediter Proses peradangan Kejadian hipertiroid lebih sering pada wanita dibandingkan dengan pria ( 8 : 1), sering terjadi pada usia 30 – 40 tahun. thyrotropin releasing hormone (TRH) Hipothalamus Hipofisis anterior thyroid stimulating hormone (TSH) Tiroid T3 & T4
Pemeriksaan klinis hipertiroid: -Tremor halus Nervous Goiter Emotional irritability (mudah tersinggung) Von muller’s paradox (makan banyak tapi makin kurus) Tidak tahan udara panas Kulit banyak berkeringat dan hangat Palpitasi (berdebar-debar), sinus takikardia,atrial fibrilasi, dan kadang dekompensasi kordis Hiperdefekasi Lekas lelah
Bila gejala klinis diatas tampak dalam kondisi yang berat, disertai febris tinggi, muntah diare dan nyeri perut, arytmia, atrial fibrilasi hingga ventricular fibrilasi. Maka kondisi ini adalah gejala hipertiroid hebat yang disebut krisis tiroid (Thyroid Storm).
Pemeriksaan Kadar T3 dan T4 serum meningkat, kadar FT4 meningkat, kadar TSH5 menurun Kadar I131 uptake yang meningkat > 60% /24jam Foto Ro-dada dan leher: mencari adanya struma
Penanganan 1. Konservatif a. Obat-obat yang menekan produksi hormone tiroid: - PTU (Prophylthiouracil) 200-600mg/hari - Methimazole 20 – 60 mg/ hari Obat – obat ini menghalangi produksi hormon-hormon tiroid. PTU juga menghalangi konversi dari hormon T4 ke hormon T3 yang secara metabolisme lebih aktif b. Obat yang menekan pengaruh “sympathetic over stimulations” : Beta blocker (mis propanolol), Sedativa/ tranquilizer c. Roborantia : multivitamin dan mineral 2. Pembedahan ( Subtotal thyroidectomy), indikasinya : - Kambuh berkala - Struma yang besar - Tidak dapat diobati secara konservatif - Kosmetik
3. Radioaktif ( memakai Iodium / I131), indikasinya : - Umur tua - Menolak pembedahan - Karena adanya penyulit pembedahan
Nursing Diagnose Defisit volume cairan b/d peningkatan deurisis osmotik :hiperglikemia Gangguan pola nafas tdk efektif b/d proses asidosis : kusmaul Gangguan perfusi jaringan perifer b/d hipoglikemia Cemas b/d kurang pengetahuan: proses penyakit
ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI Defisit Volume Cairan b/d peningkatan deuresis osmotik : hiperglikemia Mempertahankan urin output normal sesuai BB, usia Tanda-tanda vital dalam batas normal Tidak ada tanda dehidrasi: turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak haus berlebihan Pertahankan pencatatan intake output yang akurat Monitor status dehidrasi Monitor TTV, CVP, MAP Kolaborasi rehidrasi cairan intravena sesuai program untuk mengatasi dehidrasi (NS, RL) Berikan cairan IV dalam suhu ruangan Dorong masukan cairan oral Pelihara kondisi IV line sesuai standar
DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI Gangguan pola nafas tidak efektif b/d proses asidosis Menunjukkan nafas yang adekuat ( irama nafas teratur, frekuensi nafas normal, tidak ada suara nafas abnormal) Tidak ada tanda sesak nafas dan sianosis TTV dalam batas normal Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Inspeksi & auskultasi suara nafas, catat ketidaknormalan Monitor status oksigenasi dengan oksimetri, hasil BGA Berikan oksigen dengan alat yang tepat sesuai program Monitor aliran oksigen
?
Terima Kasih