PENDEKATAN SOSIAL-KOGNITIF PENENTU PERILAKU MODEL-MODEL UNTUK MERAMALKAN PERILAKU PREVENTIF MODEL- MODEL MENGENAI KONTROL DAN GAYA ATRIBUSI VARIABEL KEPRIBADIAN DAN POLA PERILAKU
I. MODEL-MODEL UNTUK MERAMALKAN PERILAKU PREVENTIF Health Belief Model Theory of Reasoned Action MODEL-MODEL MENGENAI KONTROL DAN GAYA ATRIBUSI Gaya Atribusi Locus of Control Kontrol yang Dirasakan Self Efficacy
I.1. HEALTH BELIEF MODEL PERCEPTIONS AND MODIFYING FACTORS ASSESSMENTS LIKELIHOOD OF ACTION DEMOGRAPHIC VARIABLES Age, gender, race… SOCIOPSYCHOLOGICAL VARIABLES Personality, social class, peer and Reference grou pressure, … STRUCTURAL VARIABLES Knowledge about and prior contact With the disease, …. Perceived SERIOUSNESS and SUSCEPTIBILITY CUES TO ACTION Assessed syn of PERCEIVED BENEFITS Minus PERCEEIVED LIKELIHOOD OF PREVENTIVE ACTION PERCEIVED THREAD Of injury of Illness
proses kognitif Sudah digunakan sejak tahun 1950-an I.1. HEALTH BELIEF MODEL Sudah digunakan sejak tahun 1950-an Manfaat: meramalkan perilaku peningkatan kesehatan Merupakan model kognitif proses kognitif
1. Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka I.1. HEALTH BELIEF MODEL Seseorang akan melakukan tindakan pencegahan tergantung dari dua keyakinan (health belief): 1. Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) 2. Pertimbangan tentang keuntungan & kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak (assessed sum of perceived benefits minus perceived benefits & costs)
Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada: I.1. HEALTH BELIEF MODEL Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada: 1. Ketidak-kebalan yang dirasakan (perceived vulnerability) yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka. 2. Keseriusan yang dirasakan (perceived severity) yaitu seberapa jauh keseriusan penyakitnya apabila membiarkan penyakit itu tidak ditangani.
(a) variabel demografis: usia, jenis kelamin, latar belakang budaya) I.1. HEALTH BELIEF MODEL Petunjuk untuk berperilaku (cues of action) diduga tepat untuk memulai proses perilaku, dapat berupa: berbagai informasi dari luar atau nasehat mengenai masalah kesehatan (media massa, kampanye, nasehat orang lain, artikel dari surat kabar, dlsb.) Ancaman, keseriusan, ketidakkebalan dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh: (a) variabel demografis: usia, jenis kelamin, latar belakang budaya) (b) variabel sosiopsikologis (kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial) (c) variabel struktural (pengetahuan dan pengalaman tentang masalah)
I.2. Theory Of Reasoned Action BELIEFS ATTITUDES INTENTION BEHAVIOUR BEHAVIORAL BELIEFS Outcomes of the behavior Evaluation regarding the outcomes ATTITUDE REGARDING THE BEHAVIOR SUBJECTIVE NORM FOR EXERCISING BEHAVIORAL INTENTION EXERCISING NORMATIVE BELIEFS Beliefs about Others’ opinion Motivation to comply with others’ opinion
II.2. Theory Of Reasoned Action Behavioral Intention Theory (Ajzen & Fishbein) Menggunakan pendekatan kognitif Merupakan teori perilaku manusia secara umum Aslinya digunakan di dalam berbagai macam perilaku manusia, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sosial-psikologis, kemudian juga digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan
3. Kehendak atau intensi (intention) 4. Perilaku (behavior) II.2. Theory Of Reasoned Action Teori ini menghubungkan: 1. Keyakinan (beliefs) 2. Sikap (attitude) 3. Kehendak atau intensi (intention) 4. Perilaku (behavior)
II.2. Theory Of Reasoned Action Intensi merupakan prediktor terbaik dari perilaku cara terbaik untuk meramalkan perilaku seseorang adalah dengan mengetahui intensi orang tersebut. Intensi ditentukan oleh: Sikap terhadap perilaku (attitude regarding the behavior) Norma subyektif (subjective norm for exercising) Sikap terhadap perilaku merupakan hasil pertimbangan: Untung-rugi dari perilaku tersebut (outcomes of the behavior) Konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi pada individu (evaluation regarding the outcome) Norma sosial mengacu pada: Keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-orang yang dianggapnya penting (referent persons), dan Motivasi seseorang untuk mengikuti pikiran tersebut
Kelemahan Theory of Reasoned Action: Intensi dan perilaku hanya berkorelasi sedang intensi tidak selalu menuju pada perilaku itu sendiri. Tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya. Akan tetapi TRA lebih memberikan keuntungan dari pada HBM: 1. Norma subyektif pada TRA memberikan perspektif penting 2. TRA juga mempertimbangkan keuntungan- keuntungan dari perilaku beresiko kesehatan 3. TRA tidak hanya dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan kesehatan jika membuat keputusan melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan