Sistem penentuan kos pesanan Created by = Sholikah 201304001 Ummi Khasanah 201304009 Cherly Dwi Qarlina 201304014
Apa yang perlu anda tau? Arti pengukuran biaya dan pembebanan biaya Perbandingan antara penentuan kos pesanan dan penentuan kos proses Perbandingan antara penentuan kos normal dan kos sesungguhnya Pembebanan biaya overhead pabrik Penentuan kos pesanan Arus biaya pada penentuan kos pesanan
Pengukuran dan Pembebanan Kos (Harga Pokok) Pengukuran biaya atau penentuan biaya (cost measurement) adalah penentuan jumlah (rupiah) bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang digunakan atau dikonsumsi dalam produksi. Pembebanan biaya adalah proses menghubungkan biaya dengan unit yang di produksi.
Manfaat informasi kos (harga pokok) per unit bagi perusahaan manufaktur Untuk menilai persediaan Menentukan laba (harga pokok barang yang terjual) Membuat berbagai keputusan penting
Apakah informasi kos per unit mencakup seluruh biaya manufaktur, atau hanya memasukkan unsur biaya variabel saja?? Tidak, hanya tergantung pada maksud dan tujuan penyajiaan tersebut
Manfaat informasi (harga pokok) per unit bagi perusahaan jasa Perusahaan jasa menggunakan data kost untuk kepentingan yang sama dengan perusahaan manufaktur , yaitu untuk menentukan kemampulabaan , kelayakan peluncuran produk (jasa) baru, dan sebagainya. Namun demikian, karena perusahaan jasa tidak menghasilkan produk fisik (barang) tentunya perusahaan jasa tidak perlu menilai persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk jadi.
Pembuatan informasi kos per unit Untuk menghasilkan informasi kos per unit, ada dua langkah yang harus dilakukan yaitu : a. Pengukuran Kos b. Pembebanan Kos Empat Kemungkinan Sistem Akuntansi Biaya Pembebanan kos Pengukuran kos Pesanan- sesungguhnya Pesanan- normal Proses- sesungguhnya Proses- normal
Penentuan Harga Pokok Pesanan Penentuan Harga Pokok Proses Perbandingan Antara Penentuan Harga Pokok (Kos) Pesanan Dan Penentuan Harga Pokok (Kos) Proses Penentuan Harga Pokok Pesanan Penentuan Harga Pokok Proses Produk bersifat heterogen Produk bersifat homogen Biaya produksi dikumpulkan berdasarkan pesanan Biaya produksi dikumpulkan berdasarkan proses atau departemen Kos per unit dihitung dengan cara membagi total biaya produksi per pesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk pesanan yang bersangkutan Kos per unit dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk satu periode dengan jumlah unit yang diproduksi dalam periode yang sama
Perbandingan Antara Penentuan Harga Pokok Normal Dan Penentuan Harga Pokok Sesungguhnya Penentuan harga pokok (kos) sesungguhnya (actual costing) Penentuan harga pokok normal (normal costing) Biaya bahan baku langsung Biaya Tenaga kerja langsung Biaya Overhead (sesungguhnya) Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya Taksiran overhead
Contoh: Sebuah perusahaan memproduksi kursi anak berbahan plastik. Setiap produk membutuhkan 6 unit bahan baku dan 0.25 jam tenaga kerja. Karena keterbatasan teknologi yang kurang memadai maka kuantitas bahan baku dan tenaga kerja setiap unit produk sama besar berapapun jumlah produksi yang dihasilkan. Jika diasumsikan harga bahan baku per unit adalah Rp 3.000,- dan biaya kerja per jam adalah Rp 60.000,-. Dan biaya over head sesungguhnya untuk bulan april berjumlah Rp 200.000.000,- dan jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 40.000 unit
Biaya bahan baku = Rp 3.000 x 6 = Rp 18.000 Biaya tenaga kerja=Rp 60.000 x0.25 jam= Rp 15.000 Jadi, Jumlah biaya utama adalah Rp 33.000 Biaya overhead = Rp 200.000.000/40.000 unit = Rp 5.000 per unit
Ternyata pendekatan semacam ini mengandung kelemahan seperti tergambar dalam perhitungan berikut: April Agustus November Total Overhead sesungguhnya Rp 200.000.000 Rp 400.000.000 Rp 1.000.000.000 Jumlah unit 40.000 160.000 240.000 Overhead per unit Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 2.500 -
Dengan menggunakan contoh diatas,maka jumlah biaya overhead untuk satu tahun sebesar Rp 1.000.000.000,- dan jumlah produk dihasilkan sebanyak 240.000 unit. Maka perhitungannya : Biaya overhead = Rp 1.000.000.000,- / 240.000 unit = Rp 4.170,
Jika perusahaan menunggu pembebanan biaya sampai akhir tahun tidak mungkin dilakukan, karena perusahaan membutuhkan informasi tentang total biaya produksi sepanjang tahun guna menentukan harga jual produk dan juga untuk menyusun laporan keuangan intern.
Misalnya: Perusahaan menaksir besarnya biaya overhead untuk tahun depan sebesar Rp 900.000.000,- dan jumlah produksi diperkirakan sebanyak 225.000 unit. Biaya overhead = Rp 900.000.000,- / 225.000 unit = Rp 4.000,-
Untuk mengatasinya… Dengan cara menaksir besarnya biaya overhead pabrik untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik kepada produk.
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Tarif overhead ditentukan di muka Perbedaan antara harga pokok sesungguhnya dan harga normal adalah pada penggunaan tarif overhead ditentukan di muka. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Tariff Overhead = Anggaran Overhead / Anggaran Tingkat kegiatan
Pemilihan tingkat kegiatan Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah tingkat produksi yang diharapkan akan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang. Tingkat aktivitas normal adalah kegiatan rata-rata beberapa tahun yang lalu.
Dalam contoh di atas, tarif yang ditentukan dimuka adalah Rp 4 Dalam contoh di atas, tarif yang ditentukan dimuka adalah Rp 4.000,- per unit sedangkan biaya yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 4.170,- per unit. Selisih kedua angka tersebut tidak signifikan. Umumnya perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan basis tarif ditentukan di muka. Kos normal Rp 4.000,- Kos sesungguhnya Rp 4.170,-
Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, perlu dilakukan pemilihan dasar aktivitas yang berhubungan erat dengan konsumsi overhead. Hal ini akan menjamin bahwa setiap jenis produk menerima alokasi biaya overhead secara akurat dan adil. Meskipun tersedia banyak alternative dasar aktivitas, namun ukuran yang paling banyak dipakai adalah : Jumlah unit diproduksi Jam tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung Jam mesin Biaya bahan baku langsung
Konsep dasar pembebanan biaya overhead` Tariff biaya overhead yang ditentukan dimuka, digunakan untuk membebankan biaya overhead ke produksi. Total biaya overhead yang dibebankan ke produksi disebut biaya overhead pabrik dibebankan. Biaya overhead pabrik yang dibebankan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BOP Dibebankan = Tarif X Tingkat Kegiatan Sesungguhnya
Dalam upaya untuk memahami konsep pembebanan BOP, ada dua poin yang perlu digaris bawahi, yaitu : BOP yang dibebankan digunakan sebagai dasar untuk menghitung BOP per unit. BOP yang dibebankan jarang berjumlah sama dengan BOP sesungguhnya.
Contoh: PT CFM menghasilkan 2 macam produk, yaitu Laptop dan CPU komputer. Data estimasi dan sesungguhnya yang dimiliki adalah : Anggaran BOP Rp 3.600.000.000,- Jam tenaga kerja normal 120.000 jam Jam tenaga kerja sesungguhnya 100.000 jam BOP sesungguhnya Rp 3.200.000.000,-
Tarif BOP = Anggaran BOP/ Aktivitas normal = Rp 3.600.000.000,- / 120.000 jam = Rp 30.000,- per jam BOP dibebankan = Tarif BOP x Aktivitas sesungguhnya = Rp 30.000,- x 100.000 jam = Rp 3.000.000.000,-
Biaya over head per unit Contoh: Diasumsikan bahwa 40% dari total jam tenaga kerja langsung digunakan untuk memproduksi 80.000 unit laptop dan sisanya 60% untuk memproduksi 90.000 unit CPU komputer.
Maka laptop dibebani dengan BOP sebesar = Rp 30.000,- x 40.000 = Rp 1.200.000.000,- CPU sebesar = Rp 30.000,- x 60.000 = Rp 1.800.000.000,-. Dengan demikian BOP per unit laptop sebesar = Rp 1.200.000.000,- / 80.000 = Rp 15.000,- BOP per unit CPU sebesar = Rp 1.800.000.000,- / 90.000 = Rp 20.000,-
Selisih BOP Jika jumlah BOP dibebankan lebih rendah dari jumlah BOP yang sesungguhnya terjadi maka perusahaan membebankan BOP kepada produk terlalu rendah. Jika jumlah BOP dibebankan lebih tinggi dari jumlah BOP yang sesungguhnya terjadi maka perusahaan membebankan BOP kepada produk terlalu tinggi.
Disposisi /perlakuan selisih biaya overhead pabrik Biasanya selisih diperlakukan sebagai berikut : Seluruh biaya BOP dialokasikan ke harga pokok penjualan Selisih BOP dialokasikan ke persediaan barang dalam proses, persediaan produk jadi, dan ke harga pokok penjualan secara proporsional.
Penentuan Harga Pokok Pesanan Bukti permintaan bahan baku (material requisition) Kartu jam kerja Pembebanan overhead Perhitungan harga pokok per unit
Bukti permintaan bahan baku Tanggal : 8 April 2012 Permintaan Bahan Baku Departemen : Grinding Nomor : 12 Nomor Pesanan : 16 Tanda tangan Otorisasi : ……………………………………………….. Keterangan Kuantitas Kos per unit Total kos Kayu 100 Rp 30.000,- Rp 3.000.000.000,-
Aliran Biaya Pada System Penentuan Harga Pokok Pesanan Aliran biaya adalah aliran data biaya sejak dilakukan pengakuan dan pencatatan data biaya, sampai dengan pelaporan biaya tersebut dalam laporan laba/rugi.
Kartu jam kerja Nomor Karyawan : 45 Tiket : Jam Kerja Nama Karyawan : Edi Waluyo Nomor : 68 Tanggal : 12 April 2012 Disetujui oleh : ……………………………………….. Jam Mulai Jam berhenti Jumlah Jam Tarif per jam Jumlah Nomor Pesanan 08;00 10;00 2 60.000 120.000 16 11;00 1 17 12;00 13;00 18;00 5 300.000
Pembebanan Overhead Rp 9.000.000.000/90.000 JTKL = Rp 100.000 per JTKL Apabila diasumsikan BOP yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012 berjumlah Rp 9.000.000.000,- dan taksiran jam tenaga kerja langsung sebanyak 90.000 jam, maka tarif BOP nya adalah : Rp 9.000.000.000/90.000 JTKL = Rp 100.000 per JTKL Jika jumlah jam tenaga kerja langsung diasumsikan 8 JTKL maka perhitungannya adalah = Rp 100.000 x 8 JTKL = Rp 800.000
Contoh transaksi bulan Januari 2010 , sebagai berikut : Tgl Transaksi 1 Dibeli bahan baku seharga Rp 2.500.000 secara kredit 5 Dikeluarkan 3 permintaan bahan baku dengan total nilai Rp 1.500.000 untuk membuat pesanan nomor 1 6 Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk membuat pesanan nomor 1 berjumlah Rp 600.000 15 Biaya overhead untuk bulan Januari diperkiraan berjumlah Rp 9.600.000 dan berjumlah jam tenaga kerja langsung berjumlah 4.800 jam. Pesanan nomor 1 mengonsumsi jam tenaga kerja langsung sebanyak 120 jam 31 Informasi yang dikumpulkan pada akhir bulan, menunjukkan bahwa biaya overhead untuk bulan Januari berjumlah Rp 315.000 dengan rincian sebagai berikut : biaya sewa Rp 160.000 ;biaya energi Rp 30.000; biaya depresiasi peralatan Rp 80.000 ; dan biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 45.000
Akuntansi untuk bahan baku Berdasarkan data transaksi diatas, maka pembelian dan pemakaian bahan baku secara kredit akan dicatat sebagai berikut : Tanggal 1 Januari Persediaan bahan baku Rp 2.500.000 Utang dagang Tanggal 5 Januari Produk dalam proses Rp 1.500.000 Persedian bahan baku
Akuntansi untuk tenaga kerja Berdasarkan data transaksi diatas, maka konsumsi tenaga kerja oleh pesanan nomor 1 akan dicatat sebagai berikut : Tanggal 6 Januari Produk dalam proses Rp 600.000 Utang gaji
Akuntansi untuk overhead Berdasarkan data transaksi diatas, maka tarif biaya biaya overhead pabrik dapat dihitung sebagai berikut: Tarif BOP = Anggaran BOP / Taksiran JTKL Tarif BOP = Rp 9.600.000 / 4800 = Rp 2.000 per JTKL Atas dasar tarif tersebut, maka BOP yang dibebankan kepada pesanan nomor 1 adalah Rp 2.000 x 120 jam = Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP kepada produk adalah sebagai berikut: Tanggal 15 Januari Produk dalam proses Rp 240.000 Biaya overhead pabrik Pada akhir bulan, setelah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi diketahui dengan pasti, perusahaan akan membuat untuk mencatat BOP sesungguhnya sebagai berikut : Biaya overhead Rp 315.000 Biaya sewa Rp 160.000 Biaya energi Rp 30.000 Biaya depresiasi peralatan Rp 80.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 45.000
Akuntansi untuk produk jadi Untuk : PT.Bina Citra Nama Produk ; Rak Buku Kuantitas dipesan : 20 unit Ringkasan Biaya : Bahan Baku Tenaga kerja Overhead Total Biaya Biaya produksi per unit No Pesanan : 1 Tanggal dipesan : 1 Januari 2012 Tanggal selesai : 29 Januari 2012 Tanggal dikirim : 31 Januari 2012 Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 240.000 Rp 1.840.000 Rp 92.000.000 Bahan baku Tenaga kerja Overhead No.PP Jumlah No. Tiket Jam Tarif 1 Rp 300.000 30 Rp 5.000 Rp 150.000 Rp 2.000 Rp 60.000 2 200.000 40 5.000 2.000 80.000 3 500.000 50 250.000 100.000 Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 240.000
Pencatatan dalam jurnal sebagai berikut: Persediaan barang jadi Rp 1.840.000 Produk dalam proses
Perhitungan kos produksi Contoh : PT bengawan Solo Perhitungan Kos Produksi Untuk bulan Januari 2012
Aliran biaya manufaktur Persediaan bahan baku Produk dalam proses Persediaan produk jadi 2.500.000 1.500.000 1.840.000 600.000 240.000 Utang gaji HPP 75.000 BOP 315.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penyerahan pesanan kepada pelanggan adalah sebagai berikut: Kos Penjualan Rp 1.840.000 Persediaan Barang Jadi Rp 1.840.000 Piutang Dagang Rp 2.760.000 Penjualan Rp 2.760.000
Perhitungan Kos Penjualan Jurnal untuk menutup selisih BOP ke rekening kos penjualan adalah: Kos penjualan Rp 75.000 Selisih BOP Rp 75.000 Persediaan produk jadi awal Rp 0 Kos produksi 1.840.000 Persediaaan tersedia untuk dijual Rp 1.840.000 Persediaan produk jadi akhir periode Kos penjualan normal Selisih biaya overhead pabrik 75.000 HPP yang telah disesuaikan Rp 1.915.000
The End