SENI BUDAYA XI MIA 1 NAMA ANGGOTA : Annisa Kusuma W. Caraka Vira Satria Kania Dwi Wigati Rahmania Sonda Yasmin Nadia XI MIA 1
TARI BIDU NUSA TENGGARA TIMUR
SINOPSIS Tarian Bidu merupakan tarian peninggalan nenek moyang Belu yang pada mulanya digunakan sebagai media perkenalan bagi pemuda dan pemudi. Tarian ini dilaksanakan atas rencana pemuda-pemudi atas persetujuan orang tua masing-masing. Sebelumnya pihak pemuda merencanaan dan membuat perjanjian bersama dalam bahasa adat disebut hameno bidu. Perjanjian ini kemudian ditepati dan mereka pun berduyun-duyun menuju lokasi yang telah ditentukan, yang ditonton oleh masyarakat sekitar. Para penari Bidu yang terdiri dari pemuda dan pemudi ini pun segera masuk arena untuk menari. Apabila sang pemuda telah menemukan gadis idamannya, maka dalam menari si pemuda mengelilingi si gadis idamannya. Sang gadis pun tahu kalau si pemuda sudah menaruh hati, maka si gadis pura-pura jual mahal. Pada tahap berikutnya sang pemuda sambil menari melambai-lambaikan sapu tangannya ke wajah si gadis dan berusaha meletakkan sapu tangannya ke bahu si gadis.
jika si gadis itu menyetujuinya, maka sapu tangan itu akan diterimanya dengan baik. Selanjutnya menjelang tarian usai diadakan janji untuk hanimak (suatu proses saling mengenal yang sangat etis, romantis dan berbobot, karena masih dalam pengendalian). Apabila dialog perjanjian itu belum selesai, akan dilaksanakan setelah tarian usai. Dialog-dialog itu dengan bahasa bersyair, dan bisanya pemudalah yang memulainya. Setelah proses perjanjian, si pemuda lalu pulang dan mencari teman yang dapat dipercaya untuk kemudian diutus sebagai jembatan untuk menghubungi orang tua gadis dengan kata-kata pemberitahuan bahwa si pemuda mau bertandang ke rumah si gadis. Bila orang tua gadis setuju, maka si pemuda mulai berdandan dan segera pergi ke rumah si gadis dengan membawa sirih pinang. Kemudian terjadi dialog antara pemuda dan si gadis. Setelah proses hanimak atau bertandang, pulanglah si pemuda dengan seizin gadis dan orang tuanya. Selanjutnya apabila ada kecocokan, maka hanimak berlanjt terus pada malam-malam berikutnya, dan pada gilirannya terjadilah proses binor yang berarti saling menyimpan barang (tempat sirih, kain selimut, pakaian, foto-foto dan lainnya). Setelah terjadinya binor, maka orang tua kedua belah pihak bermusyawarah untuk menentukan waktu meminang atau memasukan sirih pinang. Pada saat meminang, pihak laki-laki membawa sirih pinang, sopi (tuak) satu botol, dan ayam satu ekor serta satu ringgit perak dan kain putih kurang lebih satu meter. Barang-barang tersebut dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang disebut Mama Tebes. Dalam acara ini dibahas tentang jadwal perkawinan di gereja.
PAKAIAN ADAT TARI BIDU Motif kain tenun Belu umumnya kecil dan abstrak. Pada kain tenun laki-laki motifnya lebih banyak berupa garis vertikal atau tegak lurus yang melambangkan tanggung jawab seorang laki-laki terhadap kelangsungan hidup keluarga. Selain itu seorang laki-laki bertanggung jawab untuk menghubungkan keluarganya dengan sang pencipta. Sedangkan kain perempuan motif kecil-kecil dan bergaris melingkar yang melambangkan seorang perempuan selalu berada dalam kuasa dan perlindungan seorang laki-laki. pakaian pria : kain adat berbentuk tenunan selempang ( selendang ) di lengkapi dengan perhiasan khan ( kepala , rantai leher , etc) menggunakan kalewang ( senjata tredisional belu) pakaian adat wanita : baju adat bermotif '' tasifeto'' selempang adat menggunakan perhiasan pelengkap.
ALAT MUSIK TARI BIDU Diiringi irama musik sasando dan gitar. Sasando merupakan alat musik tradisional yang berasal dari NTT dan tergolong alat musik melodis yang terbuat dari senar. Selain itu, Alat musik yang mengiringi Tarian Bidu yang berasal dari NTT adalah Tebe-tebe. Tebe-tebe merupakan gendang berlapis kulit kerbau yang dapat ditaruh di antara siku dan ketiak. Tebe-tebe dimainkan dengan cara ditabuh sesuai dengan ritmenya.
FILOSOFI TARI BIDU Tari Bidu : adalah jenis tarian pergaulan yang sangat populer dalam masyarakat adat Timor pada umumnya, khususnya kabupaten Timor Tengah Utara. Tarian ini biasanya dipersembahkan dalam rangka menyambut atau hiburan bagi tamu kehormatan, atau pada acara-acara perkawinan di desa atau pada ritual adat lainnya yang perlu. Tarian ini biasanya dilakonkan oleh wanita pilihan dengan mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorisnya. Selain Tari Bidu ternyata NTT ini memiliki jenis tarian lainnya ada Tari Cerana, Tari Kebalai,Tari Kebalai, Tari Likurai, dan masih banyak yang lain. Baca artikel selengkapnya mengenai tarian di NTT.