MUSIK ANGKOT: INTERELASI DENGAN KESEHATAN PENDENGARAN DAN PENGARUH SOSIAL DI KOTA KUPANG YOSEPHINA K.SOGEN
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Musik di kota kupang dapat dijumpai setiap hari yakni di tempat penjualan kaset dan cd, di mall, di gereja dan termasuk di angkutan umum. masyarakat kota Kupang masih menjadi pengguna/konsumen atau penikmat musik yang cukup konsumtif artinya aktif mendengar musik dan membeli kaset dan mengakses lagu baru melalui cd, hp dan flashdisk dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya musikal Kaum remaja bernyanyi dengan suara yang cukup bagus dan terdengar harmonisasi yang dibuat sendiri artinya ada dua suara yang dinyanyikan namun kadang kembali ke unison (pengaruh musik tradisi,nyanyi dgn pembagian suara secara spontan). Musik yang digunakan dalam angkot juga digunakan pada hajatan (baca:pesta) yang sering diadakan oleh masyarakat kota Kupang namun musik digunakan yakni musik yang dapat digunakan untuk ‘menari’ bersama.Hal ini dapat ditemui di setiap wilayah di kota Kupang pada setiap harinya.
Budaya musikal Gereja menjadi tiang utama penggerak kehidupan musikal yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat sehingga memberi kontribusi yang besar terhadap kehidupan masyarakat. Orangtua mengajak anaknya untuk menjadi seminaris dan terlibat dalam kegiatan gereja. Selain itu orangtua yang menginginkan anaknya dapat belajar alat musik yakni organ(keyboard,piano,biola dan sasando). Namun 50% masih tetap belajar secara otodidak (belajar sendiri) factor ini yang dipilih karena alasan ekonomi.
Masalah sosial Masalah sosial: terjadi hambatan ekonomi banyak kaum remaja putus sekolah sehingga mereka banyak juga yang bekerja sebgai supir angkot, namun kesukaan terhadap musik tidak terhambat oleh ekonomi sehingga mereka dapat mengcopy musik dari flashdisk/cd dari satu angkot ke angkot lain. Prilaku konsumtif masih sangat terasa cukup dominan dalam kehidupan masyarakat kota Kupang.
Musik di dalam angkot: Merupakan musik dalam angkutan umum yaitu jenis musik pop daerah, musik reggae, musik pop Indonesia, barat dengan beberapa bahasa misalnya bahasa Spanyol, bahasa Portugis, dan bahasa Inggris. Musik tersebut dianggap kaum remaja kota Kupang sebagai musik yang enak didengar dan cukup familiar diantara sesama angkot. Musik angkot yang bergaya musik pop menjadi dominan disukai oleh masyarakat kota Kupang yang homogen.
Musik di dalam Angkot: Musik pop yang didengar setiap hari oleh kaum remaja dalam angkutan umum di kota Kupang kebanyakan lagu-lagu pop dengan volume yang cukup keras sehingga sangat mengganggu pendengaran dan memekakkan telinga. Musik tersebut dikenal “gaul”/”clubby” artinya menyajikan lagu dengan volume yang sangat keras dan dengan lagu-lagu yang sedang digemari. Bagi kaum remaja, musik di Angkot bukan ditentukan kualitasnya lewat barunya atau hitsnya artis melainkan rasa dan aliran musiklah menjadi parameter menarik atau tidaknya sebuah lagu.
Arti penting Topik: Hal ini perlu diteliti sebab kaum remaja di kota Kupang belum mengetahui pengaruh musik yang keras dapat mengganggu pendengaran seorang remaja dan dapat berakibat pada otak. Hal yang ingin dilhat lebih jauh disini yakni efek musik terhadap pendengaran melalui elemen- elemen musik tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran sebagai salah satu masalah sosial dan memiliki komponen adanya pengaruh sosial yang terjadi dalam masyarakatnya.
Rumusan masalah Bagaimanakah efek musik angkot terhadap preferensi musikal dan pengaruh social terhadap kaum remaja? Apakah ada interelasi musik angkot terhadap pendengaran?
Tujuan penelitian Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek musik angkot terhadap preferensi musikal dan pengaruh social terhadap kaum remaja Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh volume suara musik yang keras terhadap pendengaran
Manfaat penelitian: Penelitian ini bermanfaat untuk masyarakat secara umum di kota Kupang dan NTT khususnya agar mengetahui dan memahami kesukaan anak-anak kaum remaja terhadap musik tradisional dan memperhatikan kesehatan anaknya baik dalam pergaulan hidup sehari-hari terutama kebiasaan menggunakan angkutan umum. Penelitian ini penting bagi pemerintahan kota Kupang khususnya bagi departemen Perhubungan dan semua pihak (Departemen pendidikan dan Kebudayaan juga Departemen Kesehatan) sebab pengaruh musik yang bervolume keras dapat menurunkan daya serap otak yang dimulai pada pendengaran seseorang . Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan penegakan Peraturan Daerah tentang musik yang bervolume keras akan menggangu ketertiban di jalan raya.
Kajian Pustaka Buku Biographies of Florenese Musical Instruments and Their Collectors oleh Paula R.Bos. Peneliti belanda yang menggunakan teori dan buku Igor Kopytoff:The Cultural Biographies Of Things; commodization as process dan bukunya berjudul The Social Life Of Things; Commodities and The Politics Of Value, menuliskan konsep ini berkaitan erat dengan kehidupan sosial obyek, masa hidup dan siklus hidup obyek. Musik merupakan produk masyarakat yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial mayarakat sehari-harinya. Musik memiliki makna yang dapat menjadi tanda atau simbol dimana dalam hal ini musik berada dalam sistem komunikasi. Makna simbolik dari instrument musik dibatasi dengan kehidupan sosial masyarakatnya. Buku ini juga membahas tentang musik menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan memiliki peran dalam segala segi kehidupan manusia, hal tersbut dapat terlihat dalam fungsi musik sebagai kenikmatan estetis dan respons musikal.
Musik dan Psikologi Buku Respons Emosi Musikal(Djohan Salim)
Kajian Pustaka Buku tersebut mengambil musik Gamelan Jawa sebagai contoh bahwa elemen-elemen musikal ritme,tempo,timbre,dinamika & picth merupakan elemen-elemen musik yang digunakan sebagai elemen bunyi dari musik yang jika berlebihan dapat menimbulkan efek yang juga kurang baik bagi telinga. Buku lain yang akan digunakan sebagai kajian Pustaka yakni buku The Social Pshycology of Music berisikan tentang kajian musik yang memiliki hubungan dengan pengaruh sosial dimana peran individu sangat penting terhadap preferensi musikalnya dan identitas sebagai latar belakang sosial budaya seseorang /individu. Dalam buku tersebut banyak dikatakan tentang musik memiliki pengaruh terhadap preferensi musikal bagi remaja yang ditentukan oleh umur, gender, etnis dan faktor kultural juga situasi sosial juga ternyata mempengaruhi preferensi musikal remaja.
Landasan Teori Teori Psikologi Sosial Herbert Mead (digunakan juga dalam teori sosiologi). Teori sosiologi Pierre Bourdieau yang lebih banyak membahas konsep kunci dalam pemikiran budaya kontemporer dimana terdapat pemahaman tentang kebiasaan (habitus) dan modal budaya.
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Etnometodologi dimana penelitian ini menggunakan data apa adanya artinya sesuai dengan kehidupan sehari-hari dari si pelaku.teknik penelitian yang diharapkan yaitu percakapan yang detail tentang realitas objek yang diamati. Etnometodologi dalam buku Denzin et al, bahwa dalam menguraikan sebuah fenomena sosial yang tentunya jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari realitas sosial yang berlandaskan pada ‘rasa’ yang dialami oleh objek. Pemahaman ini dapat diperoleh dalam teknik pengumpulan datanya yang sangat ditentukan oleh kualitasnya percakapan antara pelaku dan pengamat dengan menampilkan realitas yang hanya diperlihatkan oleh masyarakat sebagai objek.
Teknik pengumpulan data: Observasi 1;mengamati siswa-siswa SMP dan SMU saat menggunakan angkot yang ditumpangi. Observasi 2:mengamati musik dalam angkot tentunya musik yang digunakan dalam angkot saat ini. Wawancara dengan para siswa SMP dan SMU, guru, orangtua siswa, sopir dan kondektur angkot. Wawancara yang dilakukan yakni wawancara tak terstruktur dimana peneliti akan mengamati dan mewawancarai para pelaku dalam penelitian (siswa smp dan smu)sopir, kondektur terutama interaksi mereka didalam angkot dan keseharian mereka. Dokumentasi secara Audio visual (Camcoder) digunakan untuk mengamati dan menganalisis disaat dan hasil wawancara yang lebih kepada percakapan atau dialog dengan objek penelitian. Hal ini merupakan point utama dari metode ini dimana materi percakapan yang paling diutamakan.
Analisis data Analisis data yang dilakukan tentunya menggunakan analisis percakapan dan hasil percakapan dengan objek secara lebih detail sebab percakapan dalam tahap wawancara menjadi data yang sangat penting. Pendokumentasian secara Audio visual pun akan dilakukan seakurat mungkin.
TERIMAKASIH