POLITIK ETIS.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Proses Interaksi Indonesia – Jepang dan dampak Pendudukan Militer Jepang terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia Proses Interaksi Indonesia – Jepang.
Advertisements

PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Oleh: Jordaan Eduard Ticoalu, 7.1 Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
SEJARAH KELAS XI BAHASA SEMESTER GENAP
KARAKTERISTIK PROSA ANGKATAN bP
KOLONIALISME & IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
Revolusi Industri Pengertian Revolusi Industri.
A. Pengertian Pergerakan Nasional
Buku Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera Bagian IV Pelaku dan Lembaga Niaga (Non Pemerintah) NAMA:UPIK NOVIANI NIM: ROMBEL:02.
Pertemuan ke – 2 TEORI HUKUM PENDAFTARAN TANAH
MASA KOLONOALISME DI INDONESIA
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
Anita Sisilia Silitonga Hilda Oktavia Simbolon Febri Firsandi Putra
Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den Bosch)
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB I
Pendudukan Jepang di Indonesia
STANDAR KOMPETENSI Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS X
Revolusi Industri Oleh Kelompok Fatman Alvin Wibisono Gagas Hakiki
3.Jihan Khalisah Khansa / 17
Merkantilisme Kelompok Apollo
ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERALISME
Pertemuan ke-5.  Budaya adalah ciptaan manusia, tapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut superorganik  Contoh: manusia.
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
Masa kolonial Belanda Cakdiyon.blogspot.com.
120 menit Sejarah / program: IPA 1.
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ASEAN?
Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
BAB VIII SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
BAB 6 PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Politik dan hukum agraria
Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional
BAGI HASIL TANAH ABSENTEE (Studi Kasus di Dataran Tinggi Pasemah Kabupaten Lahat)   Permasalahan penguasaan tanah (pemilikan dan penggarapan) pada  hakikatnya.
TH 3.
Materi: Pemerintahan Penjajahan Hindia Belanda
Struktur masyarakat Hindia Belanda awal abad 20
SISTEM EKONOMI Pertemuan 4.
Pendudukan Jepang di Indonesia
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Ekonomi koperasi Tugas 1: “tentang koperasi”
PENGERTIAN KOPERASI Koperasi adalah badan usaha atau organisasi ekonomi kerakyatan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang juga merupakan anggota dari.
BAB 3 MUNCULNYA NASIONALISME INDONESIA
KELOMPOK KONSTATINOPEL
Ulangan tengah semester I
BUDI UTOMO DITA DWI AGUSTIN ( )
BAB 4 MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN NASIONAL INDONESIA
Organisasi Pergerakan
Partai Komunis Indonesia (Indische Sociaal Democratische Vereeniging)
PERKEMBANGAN KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA
Masa kolonial Belanda.
TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
Pekabaran Injil di Sumatra Utara Tokoh-tokoh PI: Tokoh-tokoh PI: H. Neubronner van der Tuuk Ludwig Ingwer Nommensen ( ) G. Van Asselt.
(Kebangsaan Indonesia)
Pelaksanaan Politik Etis
KABINET NATSIR.
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN
POLITIK ETIS.
Kemiskinan dan Kemakmuran Kaum Petani pada Masa Sistem Tanam Paksa di Pulau Jawa Disusun oleh : Ribud Haryanto Supeni
TEORI TERJADINYA NEGARA
PRESENTASI KELOMPOK I AHMAD FAISAL ASnUN NUR INTANG SRI ISRAYANI.
REFORMA AGRARIA: TANAH,PEMBANGUNAN, DAN KONFLIK SOSIAL
Masa Pemerintahan Republik Bataaf )
DOMINASI PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA
KELOMPOK FRATERNITE (XI IIS 3) -HAFIZH FADHLI (14) -MELISSA CHRISTINA (19) -PANDU RAMA (23) -RIFQI ACHMAD NAUFAL (27) -SALSABILA ANNISA (31) -SHARISSA.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
PINTU TERBUKA-POLITIK ETIS السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Transcript presentasi:

POLITIK ETIS

KELOMPOK 7 Berliana Cahyarani (06) Muhammad Azril Rezzano (19) Nahda Arina Kabsa (23) Roza Yashinta Latifannisa (28)

Apa yang dimaksud politik etis ? Politik etis atau politik balas budi adalah pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintahan kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.

Latar Belakang Terbentuknya Politik Etis Adanya pelaksanaan sistem tanam paksa yang mendatangkan keuntungan berlimpah bagi pihak Belanda dan penderitaan bagi rakyat Indonesia telah menggugah hati nurani sebagian orang Belanda Rakyat kehilangan hak miliknya yang utama yaitu (tanah), bahkan rakyat terdesak Adanya kritik dari kaum intelektual Belanda (Kaum Etis) terhadap praktik liberal kolonial. Upaya pemerintah Belanda untuk memperkuat pertahanan negeri jajahan yang dilakukan dengan cara penekanan dan penindasan terhadap rakyat. Eksploitasi terhadap tanah dan pendduk Indonesia bdengan sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat pribumi, sedangkan kaum apitalis Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Cina, dan Jepang memperoleh keuntungan yang besar.

PELAKSANAAN POLITIK ETIS Golongan liberal di negeri Belanda yang mendapat dukungan yang besar dari kalangan masyarakat, mendesak pemerintah Belanda unuk meningkatkan kehidupan diwilayah jajahan.Salah satu penganut politik liberal adalah Van Deventer. C.Th. Van Deventer, merupakan salah satu seorang tokoh pengajur (pencetus) Politik Etis Desakan ini mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Wihelmina mengatakan: “Negeri belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia” Belanda”Pidato tersebut menandai awal kebijakan memakmurkan Hindia Belanda yang dikenal sebagi politik etis atau politik balas budi

5 Tokoh Belanda yang mewarnai politik etis 1. Eduard Douwes Dekker (1820-1887) 2. Pieter Brooshooft (1845-1921) 3. Conrad Theodore van Deventer (1857-1915) 4. Jacques Henrij Abendanon (1852-1925) 5. Dr. Douwes Dekker (1879-1950)

Isi Politik Etis (Trias Van Deventer) Adapun tujuan (isi) politik etis : 1. Edukasi : menyelenggarakan pendidikan 2. Irigasi : membangun sarana dan jaringan pengairan 3.Transmigrasi/imigrasi : mengorganisasi perpindahan penduduk

Penyimpangan Politik Etis 1.Irigasi Pengairan (irigasi) hanya ditujukan kepada tanah-tanah yang subur untuk perkebunan swasta Belanda. Sedangkan milik akyat tidak dialiri air dari irigasi. 2.Edukasi Pemerintah Belanda membangun sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan untuk mendapatkan tenaga administrasi yang cakap dan murah. Pendidikan yang dibuka untuk seluruh rakyat, hanya diperuntukan kepada anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang mampu. Terjadi diskriminasi pendidikan yaitu pengajaran di sekolah kelas 1 untuk anak-anak pegawai negeri dan orang-orang berharga, dan di sekolah kelas 2 kepada anak-anak pribumi dan pada umumnya. 3. Migrasi Migrasi ke luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikembangkan Belanda. Hal ini karena adanya permintaan yang besar akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan seperti perkebunan di Sumatra Utara, khususnya di Deli, Suriname, dll. Mereka dijadikan kuli kontrak. Migrasi ke Lampung mempunyai tujuan menetap. Karena mgrasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, maka tidak jarang banyak yang melarikan diri.

Kegagalan Politik Etis Pada tahun 1914 mulai muncul reaksi terhadap pelaksanaan politik etis. Masyarakat mulai bergolak dan melancarkan kritik terhadap politik etis yang dianggap telah gagal. Kegagalan tersebut terlihat dalam hal-hal berikut: Pegawai negeri dan golongan pribumi hanya digunakan sebagai alat sehingga dominasi Belanda tetap besar. Sejak pelaksanaan sistem politik ekonomi liberal, Belanda mendapatkan keuntungan yang besar, sedangkan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi tetap rendah. Hanya sebagian kecil kaum pribumi yang memperoleh keuntungan dan kedudukan yang baik dalam masyarakat kolonial (golongan pegawai negri)

THANK YOU 