KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIANI DISAMPAIKAN OLEH ANDREAS SUPRIYANTO
DIFINISI Atresiani adalah kelainan kongenital pd anus dan rectum dimana pembentukan anus tidak terbentuk dan akhir lubang rectum buntu Atresiani adalah tidak komplitnya perkembangan embrionik pd distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal
ETIOLOGI Secara pasti belum diketahui dengan jelas Merupakan anomali gastrointestinal dan genitourinaria.
PATOLOGI : Terdapat dua tipe, yaitu letak tinggi yg mana terdapat penghalang diatas otot levator ani. Tipe letak rendah adalah adanya pengahalang dibawah otot levator ani Terjadi stenosis anal krn adanya penyempitan pada kanal anorektal Terjadi atresia ani krn tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dlm perkembangan fetal
Terusannya PATOLOGI : Tidak ada pembukaan usus besar yg keluar anus menyebabkan fecal tdk dpt dikeluarkan shg intestinal mengalami obstruksi
KOMPLIKASI Obstruksi intestinal MANIFESTASI KLINIK Kegagalan lewatnya mekonium setelah lahir Tidak ada stenosis kanal rectal Adanya membran anal Fistula eksternal pd perineum Bayi muntah-muntah pd 24 – 48 jam setelah lahir
PEMERIKSAAN DIAKNOSTIK Pemeriksaan fisik rectum: kepatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dng menggunakan termometer atau jari kelingking Pada memeriksaan radiologi dng posisi tegak serta terbalik dpt dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan Ultrasound dan CT Scan untuk menentukan irsi.
PENATA LAKSANAAN Stenosis ani Anus membraencus Pembedahan : Kolostomy, tranversum kolost Sigmoiektomi / kolostomy di sigmoid
PENATALAKSANAAN PERAWATAN PENGKAJIAN Kaji bayi setelah lahir , pemeriksaan fisik Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir Gunakan termometer rektal u/ menetukan kepatenan rektal Adanya dalam tinja dalam urine dan vagina Kaji psikososial keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah pre operasi Gangguan kebutuhan eliminasi BAB b/d gangguan pengeluaran feses ( atresia ani ) Gangguan psikologis cemas b/d kurangnya pengetahuan keluarga tentang keadaan anaknya Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri b/d adanya luka colostomy Resiko terjadinya infeksi pd luka colostomy b/ d sifat acid dari feses
SELAMAT BELAJAR
ASUHAN KEPERAWATAN HIRSCHPRUNG DISAMPAIKAN OLEH ANDREAS SUPRIYANTO
DIFINISI HIRSCHPRUNG Berdasarkan panjangnya segmen yg terkena dapat dibedakan 2 type : Penyakit hirschprung segmen panjang kelainan dpt melebihi sigmoid, bahkan dpt mengenai seluruh colon atau usus halus Penyakit hirschprung segmen pendek segmen aganglionis dr anus sampai sigmoid Penyakit hirschprung disebut juga konginetal aganglionik atau megacolon yaitu tidak adanya sel ganglion dlm rectum atau sebagian tidak ada colon
Sering pada anak dengan Down syndrome ETIOLOGI Sering pada anak dengan Down syndrome Kegagalan sel neural pada masaimbrio dalam dinding usus, gagal eksistensi kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding plexus.
PATOFISILOGI Persyarafan para simpatik yg tidak sempurna pd bagian usus yg aganglionik mengakibatkan peristaltik abnormal ,shg terjadi konstipasi dan obstruksi Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion selama perkembangan embriologi.Karena sel ganglion tersebut bermigrasi pada bagian kaudal saluran gastrointestinal,kondisi ini akan memperluas sehingga proksimal dari anus. Semua ganglion dalm usus berguna untuk mengontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Penyempitan pada lumen usus,tinja dan gas akan terkumpul di bagian progsimal dan terjadi abstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut melebar (megacolon)
GAMBARAN KLINIS Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan Perut kembung dan muntah berwarna hijau Konstipasi kronik mulai bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja seperti pita. Obstipasi usus dalam periode neonatal Pada anak besar,kadang terdapat diare Nyeri abdomen dan distensi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan rectum Pemeriksaan dengan barium enema Pemeriksaan rectal biopsi KOMPLIKASI Abstruksi usus Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit cairan dan elektrolit Konstipasi
PENALAKSANAAN TERAPEUTIK Penggunaan pelembek tinja Irigasi rectal,Irigasi colon dengan NS setiap hari sebelum dilakukan operasi Pembedahan colostomy Pemberian cairan dan antibiotika
PENATALAKSANAAN PERAWATAN Pengkajian . PENATALAKSANAAN PERAWATAN Pengkajian Riwayat tinja seperti pita dan bau busuk Riwayat pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir Pengkajian status nutrisi dan status hidrasi Pengakajian status bising usus untuk melihat poloa bunyi hyperaktif pada bagian proksimal karena obstruksi Pengkajian psikososial keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre operasi Gangguan rasa nyaman nyeri b/d distensi abdomen Difisit volume cairan berhubungan dengan muntah Gangguan BAB berhubungan intoleransi cairan sekunder terhadap obtruksi colon
POST OPERASI Resiko terjadi nekrosis jaringan b/d pemotongan jaringan sekunder terhadap kolostomi Resiko infeksi b/d terbukanya barier tubuh (kulit) terhadap kuman feses Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d iritasi asam feses Cemas keluarga b/d kurang pengetahuan mengenai prosedur kolostomi
INTERVENSI Dx Pre Operasi Berikan sentuhan /gendong bayi bila menangis Kolaborasi pemberian analgesic Monitor input dan output cairan Kaji Hr,Bp,BB tiapa hari Observasi adanya muntah / diare Observasi aliran cairan infus Kaji status usus Auskultasi suara usus Palpasi abdomen tiap 4 jam Rubah posisi tiap 2 jam
DX POST OPERASI Rawat stoma dengan teknik aseptik Rawat stoma setelah pengeluaran feses Kaji tanda2 nekrosis Monitor tanda2 infeksi Colaborasi pemberian obat antibiotik Kaji warna stoma ,perdarahan dan kaji kerusakan sekeliling area insisi pembedahan Gunakan kantong stoma yang hypoalergi
Rawat stoma dengan teknik aseptik Hindarkan pembersihan dengan alkohol Bersihkan segera stoma setelah pengeluaran feses Bantu orang tua dalam mengenali cemasnya Ber kesempatan pada orang tua u/ mengungkapkan cemasnya Informasikan tentang keadaan anaknya
ASUHAN KEPERAWATAN OMFALOKEL
Definisi Omfalokel adalah sembulan isi kantong yang berisi uisus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilikus Penyebab Kegagalan usus kembali kerongga abdomen .pada janin usia 10 minggu
PATOFISIOLOGI 1. Pada janin usia 5-6 minggu isis abdomen terletak diluar embrio di rongga selom 2. Pada usia 10 minggu akan terjadi pengembangan lumen abdomen shg usus dari ekstre peritonium akan masuk ke rongga perut 3. Bila proses ini terhambat,maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus ,lambung dan kadang hati 4. Dindingnya tipis,terdiri dari lapaisan peritonium dan lapisan anion yang keduanya bening shg isi kantong tampak dari luar.
Manifestasi klinis Umbilikus terlihat menonjol Sembulan isi kantong yang berisi usus dan visera abdomen Komplikasi Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang Tindakan Medis Dilakukan operasi ,bila usia anak 5-10 bln
Penatalaksanaan Keperawatan Pengkajian Inspeksi kecacatan pada saat lahir Kaji besar kecilnya kantong omfalokel
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Resiko tinggi infeksi b/d defek dinding abdomen 2.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intoleransi makanan 3.Inefektifnya pola nafas b/d defec abdomen 4. Gangguan psikologis (cemas) keluarga b/d.Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit anaknya
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGOKEL
Definisi Meningokel adalah benjolan berisi selaput meningen dan cairan serebrospinal Insiden Sering ditemukan di negara Asia tenggara seperti Indonesia,Malaysia,Birma,Thailand Kejadian diperkirakan 1 setiap 5000 bayi lahir hidup
Patofisiologi 1. Pada stadium dini poembentukan saraf ,di bagian tengah lempeng neural yang kemudian membentuk pipi neural 2. Pipa neural inilah yang kemudian menjadi jaringan otak mielum 3. Proses penutupan pipa neural ini berlangsung selama minggu ke 4 kehidupan embrio 4.Gangguan proses inio menyebabkan defek pipa neural yang digolongkan sebagai disrafisme kranial dan spinal
Gambaran klinis 1. Benjolan yang sejak lahir makin besar dan umumnya terletak di garis tengah 2. Besar garis tengah antara 1-10 cm Kulit penutup tipis ,licin, dan tegang Normal/tebal dan tidak rata 3. Konsistensi bila lebih banyak cairan akan teraba padat dan berdungkul 4. Bila ditekan akan kempes 5. Bila menangis /mengejan benjolan teraba menegang 6. Jarak antara orbita melebar keadaan ini disebut hipertelorisme
Penatalaksanaan 1. Dilakukan pembedahan dengan alasan kosmetik 2. Pembedahan dengan cara ekstrakranial /transkranial 3. Pembedahan dilakukan pada usia 5-6 bln 4. Dikerjakan lebih dini ,bila meningokel pecah,terancam,atau cepat membesar
ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN HIDROSEFALUS Disampaikan Oleh ANDREAS SUPRIYANTO
DIFINISI Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinalis secara aktif yg menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak
PATOFISIOLOGI HIdrosefalus terjadi karena gangguan absorbsi CSF dlm subarachonoid dan adanya obstruksi dlm ventrikel yg mencegah CSF masuk kerongga subarachonoid karena infeksi neoplasma, perdarahan atau kelainan bentuk perkembangan otak janin Cairan terakumulasi dalam ventrikel dan mengakibatkan dilatasi ventrikel dan penekanan organ-organ yg terdapatdalam otak
KOMPLIKASI Peningkatan tekanan intra kranial Kerusakan otak Infeksi : Septikemia, endokarditis, infeksi luka, nipritis, meningitis Shun tidak berfungsi dengan baik akibat
ETIOLOGI Penyebab Hidrosefalus terbagi dua yaitu: Konginital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim ( misalnya malformasi atau infeksi intra uterine Didapat : disebabkan oleh infeksi neoplasma atau perdarahan.
MANIFESTASI Dibedakan menjadi dua : 1. Masa bayi Kepala memabesar Fontanel anterior menonjol Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada bayi menangis. Terdapat bunyi krackedpot (tanda macewen) Mata melihathat kebawah (tanda settingsun) Mudah terstimulasi Kemampuan makan kurang Spatik pada ekstremitas bawah.
2. Masa kanak-kanak Sakit kepala Papil edema Strabismus Mudah terstimulasi Apatis Bingung Ataxia Letargi
Penatalaksanaan PERIKSAAN DIAGNOSTIK Lingkar kepala pada masa bayi Ct, kepala dan MRI Penatalaksanaan Non pembedahan: Pemberian acetazolamide Isosorbide atau forosemid Pembedahan : Pengangkatan neoplasma Pemasangan shunt.
PENATALAKSANAAN PERAWATAN Pengkajian Riwayat keperawatan Kaji adanya pembesaran kepala bayi Kaji lingkar kepala Kaji ukuran ubun-ubun Kaji tanda-tanda vital khususnya pernapasan Kaji pola tidur, perilaku dan interaksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan meningkatnya volume cairan serebro spinalas, meningkatnya tekanan intrakranial. Resiko injory berhubungan dengan pemasangan shunt Perubahan persepsi sensori b/d adanya tindakan u/ mengurangi tekanan intrakranial. Resika infeksi b/d efek pemasangan shunt. Perubahan proses keluarga b/d kondisi yang mengancam kehidupan anak Anstipasi berduka b/d kemungkinan kehiolangan anak.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK LABIO/ PALATOSKISIS Disampaikan Oleh ANDREAS SUPRIYANTO
Labio/ palatoskisis adalah merupakan konginetal anomali yg berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah
Etiologi Kegagalan fase imbrio penyebabnya belum diketahui Fakto heriditer Dapat dikaitkan dengan abnormal kromosom,mutasi gen. Pengaruh obat : fenobar bital hamil muda
PATOFISIOLOGI Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak & atau tulang selama fase embrio pada semester pertama. Bibir sumbing adalah terbelahnya / bibir & atau hidung karena kegagalan proses nasal media & maksilaris untuk menyatu selama masa kehamilan 6-8 minggu Palato skisis adalah celah pada garis tengah palato yg disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pd masa kehamilan 6-12 minggu Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan
Manifestasi Klinis Pada labio skisis : Distorsi Tampak sebagian atau keduanya Adanya celah pada bibir
Pada palato skisis : Tampak ada dua celah pada tekak Adanya rongga pada hidung Distorsi pada hidung Teraba ada celah atau terbukanya langit 2 saat diperiksa dengan jari Kesukaran dalam menghisap atau makan Anak waktu minum mudah tersedak
Pemerikasaan Diagnostik Komplikasi Gangguan bicara dan pendengaran Terjadinya otitis media Aspirasi Distress pernafasan Pemerikasaan Diagnostik Foto rontgen Pemeriksaan fisik MRI untuk evaluasi abnormal
Penatalaksanaan Terapeutik Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan Pemberian nutrisi yang adekuat Mencegah komplikasi Pembedahan Pada palato dilakukan waktu 6 bulan dan 5 tahun, ada juga 6 bulan dan 2 tahun Pada labio pembedahan usia 2-3 hari atau usia beberapa minggu Mencegah kolaps maxilaris Merangsang pertumbuhan tulang Membantu perkembangan bicara
PENATALAKSANAAN PERAWATAN PENGKAJIAN Inspeksi kecacatan pada saat lahir Kemampuan menghisap,menelan,dan bernafas Palpasi dengan menggunakan jari Mudah tersedak Distres pernafasan dng aspirasi Riwayat keluarga dengan penyakit anak
DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D ketidak mampuan menelan Resiko aspirasi B/D ketidak mampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis Resiko infeksi B/D insisi pembedahan Kurang pengetahuan tehnik pemberian makan Nyeri B/D insisi pembedahan Tidak efektif bersihan jalan nafas B/D efek anatesis,edema setelah pembedahan ,sekresi
HYPOSPADIA Andreas Supriyanto
HYPOSPADIA Adalah suatu kelainan konginital anomali yang mana uretra bermuara pada sisi bawah penis atau perineum
ETIOLOGI Faktor genetik Lingkungan / pengaruh hormonal Penyebab yg jelas belum diketahui Faktor genetik Lingkungan / pengaruh hormonal
PATOFIOLOGI Hipospadia terjadi karena tidak lengkapnya perkembangan uretra dalam utero Hypospadia paling umum adalah lubang uretra bermuara pada tempat frenum, sedang frenumnya tidak terbentuk, tempat normalnya meatus urinarius ditandai pada glans penis sebagai celah buntu Hypospadia dimana lubang uretra terletak pada perbatasan penis dan skrutum , ini berkaitan dengan chordee konginetal
KOMPLIKASI Infertiliti Resiko hernia inguinalis Gangguan psikologis
Manifestasi klinik Terbukanya urethral pada saat lahir, posisi ventral atau dursal. Adanya chordee( penis melengkung kebawah dng / tanpa ereksi Adanya lekukan pada ujung penis
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan fisik Penata Laksanaan Terapeutik Pembedahan epispadia perbaikannya fokus pada rekontruksi leher blader Pemasangan kateter, tujuannya pembedahan, membuat normal fungsi perkemihan, fungsi sexsual, dan perbaikan untuk kosmetik pada penis
Penata Laksanaan Perawatan Pengkajian Pemeriksaan genetalia Palpasi abdomen untuk melihat distensi bleder Kaji fungsi perkemihan Ada lekukan diujung penis Melengkungnya penis kebawah dengan atau tanpa ereksi Terbukanya uretral pada ventral Pengkajian setelah pembedahan, pembengkakan, dysuria, drainage
Diagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan ortu b/d prosedur pembedahan, perawatan setelah operasi Resiko infeksi b/d pemasangan kateter Nyeri b/d pembedahan Kecemasan ortu prosedur pembedahan Resiko injury b/d pemasangan kateter
TERIMAKASIH