CONSUMPTION & INVESTMENT DETERMINANT OF GDP : CONSUMPTION & INVESTMENT
GDP = C + I + G + X C = nilai total Konsumsi Rumah Tangga (Rp.) I = Nilai total Gross Investasi Dunia Usaha (Rp.) G = Nilai total Pengeluaran/belanja Pemerintah (Government) untuk barang dan jasa (Rp.) X = Nilai total Export bersih suatu negara (total Export – total Import) dlm Rp. Kegunaan utama GDP adalah untuk mengukur kinerja suatu perekonomian secara umum/keseluruhan.
CONSUMPTION & INVESTMENT
CONSUMPTION & INVESTMENT Performa (Kinerja) perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh : Konsumsi (& Tabungan), serta Investasi.
CONSUMPTION & INVESTMENT Di antara indikator kinerja (performa) perekonomian adalah : Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi) Unemployment (Pengangguran)
CONSUMPTION & INVESTMENT Economic Growth Investment Investment Saving Saving = Disposable Income – Consumption Saving = Yd - C
CONSUMPTION SAVING INVESTMENT PERTUMBUHAN EKONOMI (GROWTH)
CONSUMPTION & INVESTMENT CONSUMPTION & SAVING INVESTMENT
A. CONSUMPTION & SAVING
Consumption & Saving Secara umum “Konsumsi” adalah komponen pembentuk GDP terbesar untuk suatu negara. Rata –rata lebih dari 50% GDP/PDB suatu negara di seluruh dunia berasal dari komponen konsumsi. Berapa komponen konsumsi pada PDB Indonesia??
Consumption & Saving Komposisi PDB/GDP Indonesia 2012 (dalam %)
Consumption & Saving Komposisi PDB/GDP Indonesia 2012 (dalam %)
Consumption & Saving Saving (Tabungan) merupakan sisa dari Konsumsi. Sangat menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dimasa yg akan datang.
Consumption & Saving Negara yg penduduknya memiliki tingkat tabungan yg tinggi cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi dan kondisi perekonomian yg lebih bagus di masa depan dibanding dgn negara yg tingkat tabungannya rendah. Kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Consumption & Saving
Pola Pengeluaran Konsumsi Komponen Utama Konsumsi Kategori Konsumsi Nilai ( US$ Juta) % dari Total A. Barang Tahan Lama 872 11.9% 1. Kendaraan Bermotor & spare part 376,1 2. Rumah & Perabot 318,7 3. Lain-lain 177,1 B. Barang Tidak Tahan Lama 2.115 29% 4. Makanan 1.029,4 5. Pakaian & Sepatu 324,3 6. Energy 173,5 7. Lainnya 587,8 C. Jasa/Services 4.317 59,1% 1. Sewa Rumah 1.071,5 2. Perawatan Rumah 405,2 3. Transportasi 275,8 4. Kesehatan 1.148,5 5. Rekreasi 285,1 6. Lain-lain 1.130,7 TOTAL 7.304 100% Pola Pengeluaran Konsumsi
Pola Pengeluaran Rumah Tangga Tidak ada rumah tangga yg memiliki pola yg sama persis dalam bagaimana mereka membelanjakan pendapatan yg mereka terima, TETAPI ada “pola umum” pengeluaran Rumah Tangga.
Pola Pengeluaran Rumah Tangga 1. Keluarga Miskin menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk barang- barang kebutuhan pokok.
Pola Pengeluaran Rumah Tangga 2. Proporsi pengeluaran untuk makanan (kebutuhan primer) akan menurun seiring dengan bertambahnya pendapatan, digantikan dgn pengeluaran untuk pakaian, rekreasi & kendaraan (kebutuhan sekunder & tersier).
Pola Pengeluaran Rumah Tangga 3. Penambahan pengeluaran untuk kebutuhan sekunder & tersier bertambah melebihi proporsi pertambahan pendapatan / income.
Pola Pengeluaran Rumah Tangga 4. Saving / tabungan meningkat sangat cepat seiring dengan semakin besarnya pendapatan seseorang.
Pola Pengeluaran Rumah Tangga
POLA KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA
INCOME, CONSUMPTION & SAVING Income – pajak = disposable income Disposable Income digunakan untuk membeli semua kebutuhan rumah tangga
INCOME, CONSUMPTION & SAVING Jika Rumah Tangga tersebut tidak membelanjakan seluruh “disposable income” nya maka bagian yg tidak digunakan untuk konsumsi itulah yg digunakan untuk menabung (saving)
INCOME, CONSUMPTION & SAVING Saving (tabungan) = Disp. Income – Consumption Saving = Income – (Tax + Consumption)
Income penentu utama tingkat Konsumsi & Tabungan Income Group Disposable Income Consumption Net Saving A 24.000 24.200 B 25.000 C 26.000 200 D 26.600 400 E 28.000 600 F 29.000 28.200 G 1.000
Income penentu utama tingkat Konsumsi & Tabungan Income Group Disposable Income Consumption Net Saving A 24.000 24.200 - 200 B 25.000 C 26.000 25.800 200 D 27.000 26.600 400 E 28.000 27.400 600 F 29.000 28.200 800 G 30.000 1.000
Fungsi Konsumsi Fungsi Tabungan BEP (Break Even Point)
Fungsi Konsumsi Fungsi Konsumsi (Consumption Function) Menunjukkan hubungan antara Income dengan Konsumsi (consumption). C = f(Y) Grafis lihat di papan tulis
Fungsi Tabungan Fungsi Tabungan (Saving Function) Menunjukkan hubungan antara Income dengan Tabungan (saving). S = f(Y) Grafis lihat di papan tulis
Break Even Point - BEP BEP (Break Even Point) Terjadi bila Rumah Tangga menghabiskan seluruh pendapatan/ income nya untuk konsumsi, sehingga saving=0 & juga dissaving=0 (tidak menabung & tidak hutang).
The Marginal Propensity to Consume (MPC) Tambahan keinginan utk mengkonsumsi MPC menunjukkan berapa besar tambahan konsumsi seseorang / Rumah Tangga ketika mereka memperoleh tambahan Income/ Pendapatan.
The Marginal Propensity to Consume (MPC) Misalkan seseorang yg pada saat memiliki income Rp 25.000.000 /thn membelanjakan seluruh pendapatannya tersebut tetapi pada saat income nya naik menjadi Rp. 26.000.000/thn dia membelanjakan income nya sebesar Rp. 25.800.000/thn, maka berapa besar MPC dia? MPC= 0.8
Tambahan Consumption MPC = Tambahan Income
The Marginal Propensity to Save (MPS) Tambahan keinginan untuk menabung MPS menunjukkan berapa besar tambahan Saving (tabungan) seseorang / Rumah Tangga ketika mereka memperoleh tambahan Income/ Pendapatan.
The Marginal Propensity to Save (MPS) Misalkan seseorang yg pada saat memiliki income Rp.25.000.000 /thn membelanjakan seluruh pendapatannya tersebut tetapi pada saat income nya naik menjadi Rp.26.000.000/thn dia membelanjakan income nya sebesar Rp.25.800.000/thn, maka berapa besar MPS dia? MPS = 0.2
Tambahan Saving MPS = Tambahan Income
MPC + MPS = 1 MPC = 1 – MPS MPS = 1 – MPC
B. INVESTMENT
B. INVESTMENT Investasi yang dimaksud adalah real investment yaitu segala bentuk tambahan productive assets atau capital goods (barang kapital) yg digunakan didalam proses produksi barang & jasa.
2 Peran Penting Investasi dalam Perekonomian: Investasi berpengaruh terhadap Agregate Demand & Business Cycle (efek jangka pendek) Investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam jangka panjang. Hal ini karena investasi berarti akumulasi kapital suatu negara dimana penambahan stock kapital satu negara berarti penambahan kapasitas produksi & output suatu negara yg dalam jangka panjang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Faktor Penentu tingkat Investasi Revenue Costs Expectations
1. Revenue Secara umum besar kecilnya investasi tergantung dari “revenue” yang akan dihasilkan oleh kondisi perekonomian disuatu negara/daerah secara keseluruhan.
1. Revenue Secara umum tingkat investasi juga sangat sensitive dengan “business cycle” atau fluktuasi dunia usaha, dimana jika perekonomian sedang dalam kondisi baik maka investasi akan meningkat tetapi bila perekonomian dalam kondisi buruk maka investasi akan turun.
2. Costs Costs atau biaya Investasi terkait dengan biaya penggunaan uang yg digunakan untuk melakukan investasi. Dimana biaya investasi dipengaruhi oleh dua hal: Tingkat suku bunga Tingkat suku bunga rendah mendorong investasi demikian juga sebaliknya. 2. Pajak Pajak corporate (untuk perusahaan) yg rendah mendorong tk Investasi demikian juga sebaliknya.
3. Expectations Expectations adalah harapan pengusaha tetang kondisi dimasa yg akan datang. Hal ini akan mempengaruhi kepercayaan diri pengusaha untuk melakukan investasi disuatu negara atau tempat.
3. Expectations Jika dunia usaha percaya bahwa kondisi di suatu daerah di masa yg akan datang kondusif untuk berbisnis, maka mereka akan melakukan investasi di daerah/ negara tersebut dgn harapan (expectation) bisa memperoleh keuntungan, demikian juga sebaliknya.
The Investment Demand Curve Kurva Permintaan Investasi menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat investasi. Untuk menghasilkan kurva permintan investasi digunakan suatu tabel yg menunjukkan bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap besar kecilnya total investasi di suatu negara. Perhatikan table 22-5 Samuelson!!!
Pergeseran Kurva Permintaan Investasi Selain tingkat suku bunga, besar kecilnya tingkat investasi juga dipengaruhi berbagai hal lain. Jika hal-hal tersebut berengaruh terhadap Investasi maka bisa menggeser kurva permintaan investasi ke dalam (investasi berkurang) atau keluar (investasi bertambah).
Pergeseran Kurva Permintaan Investasi Pertumbuhan GDP dan Inovasi baru yg mempermudah transaksi dan perekonomian bisa menggeser kurva permintaan Investasi ke Luar. Sedangkan pengenaan pajak yg lebih tinggi bisa mempunyai efek yg sebaliknya.
Terima Kasih