BRR: Colour coding Transparensi dan bebas katabelece Rapat BRR Medan 11 Juni 2006
Masalah Semua pendana rehab dan rekon ingin tahu konsultan dan kontraktor yang baik dan buruk; Kami dapat diminta “bantuan” untuk memberikan info ttg yang baik dan buruk; Dinamika ini dapat membuka ancaman pemberian referensi “katabelece”; Sistem blacklist hanya daftar negatif; Sistem insentif belum sepadan BRR diharapkan memimpin penentuan sistem penentuan/penilaian mutu/kinerja.
Memperkenalkan: Color coding Setiap konsultan dan kontraktor dinilai kinerjanya oleh Satker Apakah penilaian tersebut sudah dilaksanakan? Jika tidak mengapa tidak? Jika sudah dilaksanakan, maka apa kerja baru ini terlalu memberatkan? Semua data diupload ke website BRR agar hasil transparen bagi semua Fakta ini perlu dicatat di kontrak pemborong Tidak menggantikan blacklisting
Tujuan mendasar sistem baru Mendirikan sistem insentif agar meningkatkan mutu kerja Mendirikan sistem terbuka untuk menihilkan “kebutuhan” akan referensi (baik atau buruk) Mengajukan agenda penguatan dan pemberdayaan sektor swasta yang berkelangsungan
Perkenalan: Color coding
Perkenalan: Color coding
Perkenalan: Color coding
Perkenalan: Color coding
Perkenalan: Color coding
Color coding: keunggulan Mengurangi desakan agar kita menyebut pemborong baik dan buruk Mengurangi ancaman jebakan integritas Memberi insentif pada kontraktor agar kerja baik Wortel ada, bukan hanya rotan – mind set shift Mengangkat kepercayaan akan standar/mutu Pemborong jelek tidak berlaku main lagi Memudahkan Satker mempertanggung-jawabkan kinerja (semua dapat komentar)
Color coding: tahap berikut Perlu definisi setiap warna (aman hukum) Mau 4 (sehat) atau 5 warna (sempurna)? Perlu Perkun? Tidak menggantikan sistem blacklist, melainkan merupkan pelengkap sistem akuntabillitas swasta Donor, NGO, PBB entusias suka Bahkan mau ikut komentar (gaya Amazon.com) Perlu persetujuan, paling nrimo, dari swasta Sosialisasi ke semua pihak