REDAKSI AYAT الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين ,134 ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها إن ذلك على الله يسير22. لكيلا تأسوا على ما فاتكم ولا تفرحوا بما آتاكم والله لا يحب كل مختال فخور23 وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين
EMOSI DAN PENGENDALIANNYA TERJEMAHAN AYAT (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 34) Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (al-Hadid; 22-23) Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (asy-Syura: 40)
PENAFSIRAN AYAT - Dalam ayat pertama terdapat kata: al-kaazimiin, al-’aafiin, al-muhsinin. Ketiga kata tersebut merupakan bahagian dari cara yang ditawarkan Al-Qur’an untuk mengendalikan emosi marah. - al-Kaazimiin mengandung makna menutup dengan rapat. Artinya dalam tahap ini seseorang yang merasa disakiti oleh orang lain masih menyimpan emosi marah yang luar biasa. Namun dia berusaha untuk menahan dengan cara tidak melakukan pembalasan. Inilah tahap pertama pengendalian marah.
- al-’aafiin mengandung makna menghapus - al-’aafiin mengandung makna menghapus. Artinya disini seseorang yang merasa disakiti sudah mampu naik ke tahap berikutnya dalam mengendalikan emosi marah dengan cara memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya. Dalam tahap dia sudah mampu menghapus luka hatinya, serta tidak ada lagi dendam. - al-muhsiniin mengandung makna berbuat baik. Artinya inilah tahap yang paling tinggi dari pengendalian emosi marah, yaitu ketika seseorang tidak hanya menahan marah, atau menghapus luka, namun juga mampu membalas kesalahan dengan kebaikan.
- Dalam ayat kedua terdapat kata: ta’saw dan tafrahuu - Dalam ayat kedua terdapat kata: ta’saw dan tafrahuu. Dua kata ini menggambarkan dua bentuk emosi manusia yaitu sedih dan gembira. Dua emosi ini dapat dipandang sebagai turunan dari emosi cinta. Ketika emosi cinta seseorang muncul dan menguasai dirinya, maka emosi sedih atau gembira senantiasa mengiringinya. Sedih dan gembira juga merupakan anugerah Allah. Hanya saja seseorang tidak boleh hanyut dalam kesedihan dan kegembiraan. Dia harus mampu mengendalikan dengan cara memahami sumber dari emosi tersebut dan dampak dari keberadaan emosi itu.
- Ayat yang ketiga menjelaskan dua hal: pengendalian emosi takut dan emosi marah. Emosi takut dapat dikendalikan dengan membangkitkan semangat keberanian untuk melawan ketakutan atau kelemahan, seperti ketakutan yang disebabkan oleh kejahatan orang lain. Ayat ini menegaskan bahwa kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Sehingga orang yang teraniaya harus bangkit dengan keberanian. Namun keberanian dengan kemarahan tidak dibenarkan. Karena itu jika emosi marah muncul, maka jalan pengendalian nya adalah dengan memaafkan.