SISTEM BUDIDAYA ULAT SUTERA
Kelompok 12:
PENDAHULUAN Ulat sutera merupakan salah satu kekayaan sumberdaya alam Indonesia. Adapun ulat sutera yang biasa dibudidayakan adalah ulat sutera jenis Bombyx mori sebagai penghasil usaha benang sutera. KLASIFIKASI ILMIAH Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Familia : Bombycidae Genus : Bombyx Species : Bombyx mori L.
Produksi Sutera Alam Indonesia 1991 1993 1994 2001 135 174 72,56 110.36 *Tahun/Ton *sumber: Departemen Kehutanan
Persiapan Budidaya Ulat Sutera Penyediaan Daun Murbei Jenis tanaman murbei yang biasa digunakan sebagai pakan ulat sutera yaitu Morus alba, M. multicaulis, M. cathayana. Kriteria Penanaman: Suhu: 21-23º C Ketinggian : 400-800 m dpl. pH : >6 a. M. Multicaulis b. M. Catayana c. M. Alba d. Bombycis lembang * 1 boks ulat sutera, dibutuhkan 400-500 kg daun murbei tanpa cabang atau 1.000 – 1.200 kg daun murbei dengan cabang.
Syarat: dekat sumber air, lingkungan harus Ruangan Pemeliharaan *Bangunan besar= 50 - 75 box *Bangunan kecil = 3-5 box. Syarat: dekat sumber air, lingkungan harus bersih, suhu ruangan 25-28ºC, kelembaban antara 75-85% cahaya dan sirkulasi udara cukup. Pemesanan Bibit a. M. Multicaulis b. M. Catayana c. M. Alba d. Bombycis lembang Terdapat empat jenis ulat sutera unggul yang memiliki produksi kokon yang tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik. Keempat ras ulat sutera tersebut adalah ras Cina, ras Jepang, ras Eropa dan ras Tropika.
Pemeliharaan Ulat Sutera Pemeliharaan Ulat-Kecil Ulat-kecil adalah ulat stadia 1 s/d 3. Pemeliharaan ulat kecil lebih susah dan lebih membutuhkan perhatian yang lebih banyak. Suhu yang dibutuhkan adalah 26-28 C, serta kelembaban 80-90%. 2. Pemeliharaan Ulat Besar Menurut Nurjayanti (2011) bahwa Ulat besar adalah ulat yang telah mencapai instar IV (12-13 hari) sampai akhir instar V (18-20 hari). Ulat besar memerlukan kondisi ruangan yang sejuk. Suhu ruangan yang baik yaitu 24-26° C dengan kelembapan 70-75%. Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus
Panen Dan Penanganan Kokon Panen dilakukan pada hari ke-5 atau ke-6 sejak ulat mulai membuat kokon. Sebelum panen, ulat yang tidak mengokon atau yang mati diambil lalu dibuang atau dibakar. Selanjutnya dilakukan penanganan kokon. Penanganan Kokon Pembersihan kokon Seleksi kokon Pengeringan kokon Penyimpanan kokon Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus
Pengembangan tanaman murbei unggul Upaya yang dapat dilakukan dalam budidaya ulat sutera untuk memperoleh produktivitas dan kualitas kokon serta benang sutera sesuai dengan target yang ditetapkan adalah: Pengembangan tanaman murbei unggul Pemilihan kualitas genetik bibit yang mempunyai kualitas dan kuantitas bagus Manajemen pemeliharaan yang baik Pembaharuan teknologi Perhatian pemerintah (Regulasi, kebijakan, penyuluhan peningkatan skill dan SDM peternak) Kontinuitas produksi Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus
Kesimpulan Budidaya ulat sutera merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Indonesia mengingat permintaan akan benang sutera yang kian meningkat. Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam budidaya ulat sutera yaitu terdiri dari penanaman daun murbei, pemesanan bibit, penyiapan ruang pemeliharaan, pemeliharaan ulat kecil, pemeliharaan ulat besar, dan panen serta penanganan kokon Kualitas dan produktivitas budidaya ulat sutera akan meningkat sesuai dengan target yang dicapai dengan melakukan beberapa upaya seperti yang telah dijelaskan slide sebelum nya. Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus
Y O U T H A N K