FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
ISI Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria Spermatogenesis Aktivitas Seksual Pria Pengaturan Fungsi Seksual Pria
I. Fungsi Komponen Reproduksi Pria TESTIS Menghasilkan sperma Mengeluarkan testosteron EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS Tempat keluar sperma dari testis Tempat pematangan motilitas fetilitas sperma Memekatkan dan menyimpan sperma VESIKULA SEMINALIS Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu menyalurkan sperma Menghasilkan cairan semen KELENJAR PROSTAT Mengeluarkan cairan basa / alkalis yang menertralkan sekresi vagina yang asam Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis dikeluarkan KELENJAR BULBOURETHRA Mengeluarkan mukus untuk pelumasan
Tubulus Semineferus Panjang 250 cm Ada 2 jenis sel : sel germinativum (tahapan pembentukan sperma) dan sel sertoli (menunjang spermatogenesis)
II. SPERMATOGENESIS “adalah urutan kejadian dalam tubulus seminiferous kearah pembentukan sperma” Terjadinya sejak usia 14 thn, berlangsung sepanjang hidup pria. Ada 3 Phase : 1. Proliferasi Mitotik, 2. Meiosis, 3. Pengemasan. Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari, dari spermatogenia menjadi sperma matang Setiap hari ratusan juta sperma mencapai kematangan.
Proliferasi Mitotik Spermatogonium yang terletak di lapisan luar tubulus secara terus menerus membelah secara mitosis 2 Spermatogonia 46 kromosom yang identik dengan sel induk Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar tubulus (tidak berdiferensiasi) untuk mempertahankan sel geminativum, sementara sel anak yang lain bergerak kerarah lumen mengalami tahapan membentuk sperma yg akan dikeluarkan dari lumen 1 spermatogonia membelah secara mitosis 2 kali untuk menghasilkan 4 Spermatid Primer (46 kromosom ganda)
Meiosis Meosis I : Setiap spermotosit primer (46 kromosom ganda) membentuk 2 spermatosit sekunder (masing-masing 23 kromosom ganda) Meosis II : Spermatosit sekunder membelah menjadi spermatid (masing-masing 23 kromosom tunggal Setelah ini tidak lagi ada pembelahan, setiap spermatid mengalami modifikasi menjadi sebuah spermatozoa
Pengemasan (remondeling spermatid) Merupakan pembentukan sperma yang dapat bergerak dan bersifat sangat spesifik. Spermatozoa ada 4 bagian : 1. Kepala, 2. Akrosom, 3. Bagian tengah (badan), 4. Ekor. Kepala terdiri dari nukleus, yg mengandung informasi genetik sperma Akrosom : suatu vesikel berisi enzim yang berguna sebagai bor untuk menembus ovum Bagian tengah mengandung mitochondria untuk menghasilkan energi untuk bergerak Ekor untuk mobilitas sperma yg berbentuk seperti pecut.
Anatomi Spermatozoa Foto mikrograf fase kontras spermatozoa manusia B. Reproduksi skematik spermatozoa tampak frontal C. Potongan longitudinal bagian kepala spermatozoa tampak samping
Fungsi Sel Sertoli Memberi makanan sperma Menghancurkan sel-sel geminativum cacat yang gagal menyelesaikan semua tahapan spermatogenesis Mengeluarkan cairan untuk mengaliri sperma dari tubulus seminiferus ke epididimis Mensekresi Androgen binding protein testosteron yang berikatan dengan protein mempertahankan kadar testosteron didalam lumen tetap tinggi mempertahankan produksi sperma.
III. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA Penyatuan gamet ♂ dan ♀ memerlukan penyaluran semen ke dalam vagina wanita, melalui prilaku seksual = hubungan kelamin – koitus – kopulasi Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan ejakulasi Ereksi = pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas, guna memungkinkan masuk kedalam vagina pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat vasodilatasi arteriole penis Ejakulasi = penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke dalam urethra dan keluar dari penis 2 fase : 1) emisi, 2) ekspulsi
Siklus Respons Seksual Fase eksitasi : ereksi + vasokongesti testis (pembengkakan oleh terkumpulnya darah) dan peningkatan keinginan berhubungan kelamin Fase datar : peningkatan respon-respon keinginan berhubungan kelamin, mis : denyut jantung, tekanan darah, kecepatan bernapas, ketegangan otot. Fase orgasme : ejakulasi serta respon puncak pada kenikmatan seksual, secara menyeluruh dirasakan sebagai kenikmatan fisik yang intensif. Fase resolusi : yang mengembalikan genetalia dan sistem-sistem tubuh ke keadaan seperti semula (sebelum terangsang)
EREKSI Selain fenomena fisiologis diatas juga mencakup faktor emosi, psikologis dan sosial. Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yg dipacu oleh stimulasi mekanoreseptor-mekanoreseptor yang sangat peka di glans penis. Rangsangan taktil pada glans secara refleks memicu peningkatan aktivitas parasimpatis dan penurunan aktivitas simpatis ke arteriol-arteriol di penis vasodilatasi ereksi
Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang terjadi secara bersamaan vasodilatasi terjadi lebih cepat dan lebih kuat ereksi penuh bisa dicapai hanya dalam waktu 5 – 10 detik. Pada saat bersamaan impuls parasimpatis meningkatkan sekresi mukus dari kelenjar bulbourethra dan urethra sebagai persiapan untuk koitus. Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau dihambat oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak melalui jalur desendens yang juga berakhir di saraf-saraf otonom yang mepersarafi arteriole penis.
STIMULASI MEKANORESEPTOR DI GLANS PENIS PARASIMPATIS KE KEL.BULBOURETRHA & KEL.URETHRA PARASIMPATIS KE ARTERIOL PENIS SIMPATIS KE ARTERIOL PENIS DILATASI ARTERIOL PENIS MUKUS PELUMASAN EREKSI VENA TERTEKAN
Bila ada kegagalan ereksi, walaupun stimulasi adekuat (impotensi) dapat terjadi akibat : Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak Psikologis, mis : cemas Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obat-obatan yang mengganggu fungsi otonom, masalah aliran darah melalui penis.
EJAKULASI Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak ejakulasi Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi EMISI Impuls simpatis kontraksi otot-otot polos di prostat, duktus-duktus reproduksi, dan vesikula seminalis cairan prostat, sperma, vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra. Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah urine keluar bersama ejakulat. EKSPULSI Pengisian Urethra oleh semen memicu impuls ke otot rangka di pangkal penis kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval 0,8 detik) meningkatkan tekanan di pangkal penis memaksa pengeluaran semen di urethra. Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
ORGASME Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan denyut jantung yang dapat mencapai 180x/menit, kontraksi otot rangka secara umum, memuncaknya emosi. Respon panggul dan respon sistemik disertai dengan kenikmatan dan perasaan lega dan kepuasan merupakan pengalaman yang dikenal dengan ORGASME
RESOLUSI Selama Fase ini setelah orgasme Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat aliran masuk ke darah ke dalam penis sehingga ereksi lenyap. Diikuti oleh relaksasi yang dalam perasaan lelah. Setelah ini terjadi periode refrakter yang lamanya tergantung individual, sehingga laki-laki tidak dapat mengalami orgasme multipel, seperti halnya pada wanita.
EJAKULAT / SEMEN Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum ejakulasi. Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml) Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas. ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen. Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi - perlu banyak sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk meluluhkan sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1 sperma pemenang yang menembus sitoplasma ovum. Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma yang abnormal menurunkan fertilitas infertil
IV. PENGATURAN FUNGSI REPRODUKSI PRIA Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi testosteron pada pria hormon ini disebut = ICSH Testosteron berperan untuk metosis dan meiosis sel-sel germinativum. FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama di sel sertoli, untuk meningkatkan spermatogenesis (fase remondeling spermatid) Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior dirangsang oleh hormon dari hipotalamus = Gn RH
Hipofisis Anterior FSH LH Testis Inhibin Testosteron Hipotalamus GnRH Hipofisis Anterior FSH LH Testis Sel Sertoli Sel Leydig Spermatogenesis Inhibin Testosteron
Terima Kasih