ASOSIASI TRADISI LISAN AKREDITASI UNESCO NO. 90233 Jln. Menteng Wadas Timur, No. 8, Jakarta Selatan 12970, Tlp.: 021-8312603; Email: atl_lisan@yahoo.com
MANTRA DALAM PERSPEKTIF TRADISI LISAN PUDENTIA MPSS Seminar Seni Pertunjukan Taman Budaya Se-Indonesia Jambi, 6 Juni 2013
TRADISI VS MODERN?
1. Kedudukan Tradisi
2. Makna Tradisi
PELAKU TRADISI Pribadi Kelompok Masyarakat / komunitas
Tradisi Karia’a (pingitan) Masyarakat Wakatobi-Sulawesi 2. Komunitas Tradisi Karia’a (pingitan) Masyarakat Wakatobi-Sulawesi
Ritual adat di Desa Sekardadi, Bali
RUANG TRADISI: LOKAL – NASIONAL – GLOBAL Global = Dinamis? Lokal = Statis?
SUMBER PENGETAHUAN 1. Tertulis 2. Tercetak 3. Digital 4. Lisan
SUMBER PENGETAHUAN Sumber utama adalah penutur, pembawa , atau nara sumber pemilik tradisi yang diteliti yang meliputi pula masyarakat pemilik atau pendukung yang berkaitan. Di samping tradisi dan nara sumber utamanya yang masih hidup (living traditions), ingatan kolektif yang tersimpan dalam masyarakat dan tradisi tersebut (memory traditions), juga dimasukkan dalam kategori ini.
Intangiable Cultural Heritage (Monto “Petalangan”) Tradisi Lisan Mantra Menguasai perasaan dan emosi Resistensi Praktik Sosial
TIGA HAL PENTING Jagat global sebagai sebuah keharusan yang tidak bisa dielakkan. Taman Budaya diharapkan turut bertanggung jawab menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif untuk membantu seniman / pelaku tradisi berkreasi dan berinovasi. Kesadaran kolektif-lokalitas. Proses kreativitas dan inovasi meminta tanggung jawab dalam menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang hidup dalam alam Indonesia. Kreativitas dan inovasi sepantasnya lebih berakar/bersumber dari dinamika internal masyarakatnya/komunitasnya.
MANTRA BERKREASI DAN BERINOVASI ?? Mungkinkah membuat khasanah budaya lokal yang amat kaya ini mampu atau perlu dikreasi menjadi sesuatu yang lebih dinamis dan lebih dapat dirasakan manfaatnya dan kemudian juga dapat diolah yang juga produktif dan bernilai ekonomi dalam dinamika industri kreatif.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH