COMA. PENDAHULUAN Gangguan pada SSP, terutama otak, dapat menimbulkan penurunna tingkat kesadaran dan gangguan perilaku (behaviour) apapun penyebabnya.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Space Occupying Lession
Advertisements

RSUD Dr Moewardi Surakarta
Asuhan Keperawatan dengan Cedra Kepala
KOMA UREMIKUM Darwis Dosen Jurusan Gizi
Kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron)
DOSEN PEMBIMBING : Ns.HANI RUH DWI, S.Kep
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Kasus SBI.
KELOMPOK 6 B ARUHUL AMINI INTEN NUR RASADINA LICY MAYA RAMADANI M.HABIB HIDAYAT NAZARRUDIN NUR NEFRI YOGI ERSANDI WELLY ELVANDARI.
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
STUDI KASUS PENGKAJIAN FISIK
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
APA ITU KANKER ? Suatu pertumbuhan dari sel-sel tubuh /organ yang tidak memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan untuk sel-sel tersebut.
Dr. Supraptiningsih, SpS Lab/SMF Penyakit Saraf RSD Dr. Soebandi Jember.
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
Management Inkontinensia Urine
Kelompok 1A: Inten Nurhasadina Nafa Maulidina Novita Amelia
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
i. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TIK MENINGGI
Patologi Umum.
Riwanti Estiasari, Darma Imran
Asuhan Keperawatan Neonatus dengan Asfiksia
ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
REYE SYNDROME KELOMPOK 5A.
Pengkajian Sistem Persarafan
Gangguan kesadaran (Coma)
Radiologi Abdomen.
PRESENTASI KASUS Vertigo
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
PRESENTASI KASUS CIDERA KEPALA berat
RC PATOLOGI KLINIK ERITROSIT & LEUKOSIT
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Laporan Kasus “Stroke Infark dengan Sindrom metabolik”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT
Asuhan Keperawatan kepada An
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Presentasi Kasus Bangsal Ensefalopati Diabetik
TRAUMA KEPALA Kelompok 4 Chiquita Silalahi, Malkhi Lintang, Marini Wahani, Rendy Woran, Vivi Sangkota.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
SEPSIS NEONATORUM.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Myelitis Inas Amalia Mahasin
Intraserebral Hematom
REYE SYNDROME sholihin.
TRAUMA KEPALA.
HNP Cervicalis by Grace Fidia Pembimbing : dr
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Tanda dan Gejala Anafilaksis
PENILAIAN PENDERITA.
Baiq Reski Setiagarini
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Kelompok 10 B Mati batang otak.
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
Penjagaan Pesakit Dalam Keadaan Koma (Coma Nursing Care).
Saraf LBM 3. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi.
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TRAUMA ABDOMEN.
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
KEASADARAN DAN KETIDAKSADARAN MANUSIA
Laboratory Exam in Emergency Cases
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

COMA

PENDAHULUAN Gangguan pada SSP, terutama otak, dapat menimbulkan penurunna tingkat kesadaran dan gangguan perilaku (behaviour) apapun penyebabnya. Tugas dokter untuk menemukan penyebabnya dan memberikan terapi yang tepat

KESADARAN (Consciousness) Keadaan yang menggambarkan integrasi optimal antara stimulus aferen dengan respon eferen. Kondisi normal, perlu interaksi antara hemisfer serebral dengan formatio reticularis di batang otak (brain stem). 2 aspek kesadaran : Tingkat kesadaran Isi kesadaran

LOC : lost of consciousness  interaksi antara ARAS dengan korteks serebral COC : refleks fungsi kortikal Penurunan LOC  mengganggu COC

Tingkat kesadaran Composmentis : sadar penuh, waspada, mengetahui + mengenali diri sendiri terhadap lingkungan-tempat-waktu- orang lain Letargi/somnolen : tampak mengantuk, tapi masih merespon stimulus (suara) Sopor : pasien hanya memberikan reaski terhadap stimulus kuat (nyeri) Koma : A deep sleep; tidak dapat dibangunkan dengan stimulus paling kuat (verbal/fisik)

Koma Etiologi 1. Kerusakan struktural di otak Koma Supratentorial Koma Infratentorial 2. Toksik metabolik luas (diffuse) di kedua hemisfer  penyebab primer umumnya ekstrakranial

Causes of decreased LOC Intra-cranialExtra-cranial Diffuse Meningitis, Encephalitis Focal Stroke, Tumour, Abscess Hepar Renal Lungs Diabetes Intoxication Lumbal puncture CT-Scan Laboratory

Koma Supratentorial Terjadi pada kasus SOL  Tahapan progresivitas menurut tingkatan anatominya : Diencephalon-> Midbrain-> Pons-> Medulla oblongata Space Occupying Process terjadi : 1. TIK meningkat mendadak di area supratentorial [ICH, EDH, SDH]  kompresi struktur infratentorial  Kocher-Cushing Syndrome (Hipertensi, bradikardi, penurunan kesadaran )

2. Proses di fossa crania media lateral  kompres ventral NC. III  dilatasi pupil (anisokor) 3. Compression syndrome : progres rostrocaudal di batang otak

Presentasi klinis koma supratentorial Dimulai dengan defisit neurologi menurut lokasi /tingkat lesi -- > diikuti dengan penurunan kesadaran Kompresi rostrokaudal  Diencephalon  Midbrain  Pons  Medulla oblongata

Tingkat diensefalon  Somnolen; sopor  Respirasi regular atau Cheyne-Stokes (CSR)  Refleks okulosefalik (+)  Pupil Small reactive  Refleks patologis (+) bilateral  Hipertonus, kaku/rigid, dekortikasi

Tingkat Midbrain - Pons  Sopor  coma  Hipertermia, hiperventilasi  Pupil dilatasi  GBM : Disconjugate gaze  Doll’s eye (-)  motorik : deserebrasi

Tingkat Pons – Medulla oblongata  TD turun mendadak, nadi ireguler,  Respirasi : dangkal, pelan, ireguler  pupil dilatasi, refleks kornea (-)  refleks occulosefalik (Doll’s eye) (-)  motorik flasid

Koma Infratentorial Berdasarkan proses patologi : 1. Lesi primer di batang otak : Infark Tumor Trauma 2. Lesi di luar batang otak yang menekan dan menggangu fungsi ARAS  abses atau perdarahan serebelum

Presentasi klinis koma infratentorial  Respirasi, TD, HR ireguler  gangguan gerakan bola mata  Hemiparese alternan atau tetraparese

Koma toksik metabolik Terbanyak disebabkan :  Hipoksia :  Normal : 3.3 mL / 100 gm otak/menit  koma jika < 2 mL / 100 gm otak/menit  Hipoglikemia  Koma jika < 10 mg/dL  Koma hepatikum  Koma uremikum  Hiponatermia, hipokalemia  sepsis

 gangguan kesadaran tanpa disertai defisit neurologis  Pola respirasi : CSR [ gangguan korteks bilateral dan diensefalon)  Pupil isokor denga RC normal  Bisa ditemukan gerakan involunter : mioklonus, tremor kadang flaping

Penilaian pada pasen koma Objektif :  Mencari etiologi primer / struktural metabolik / fungsional  Menentukan lokasi/tingkat lesi

Anamnesis  Onset : mendadak, bertahap/progresif  Trauma  Keluhan lain :  Nyeri kepala  Muntah  Kejang  Kelamahan anggota geraka  Riwayat penyakit sebelumnya  Riwayat pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan fisik : Vital Signs  Tingkat kesadaran : Composmentis,somnolen, sopor, koma  Temperature : Hipo/hipertermia ( berhubungan dengan infeksi sistemik)  Nadi : slowness  heart block < 140 bpm:ectopic cardiac rhythm  CBF turun  Tekanan darah: Hypertension : stroke, hipertensi ensefalopati Hypotension : myocardial infarction, intoksikasi, perdarahan

 Respirasi :  Hiperventilasi/ hipoventilasi  CSR = Ceyne Stokes Respiration gangguan antara pusat respirasi-serebelum respirasi hiperpnea periodik diselingi fase apnea  CNH = Central Neurogenic Hyperventilation Gangguan tegmentum Respirasi cepat dan dalam

 Cluster Lesi di antara pons–medula oblongata respirasi disertai fase apnea  Ataxic Lesi di medula oblongata respirasi ireguler (ritme dan kedalamannya)

KULIT : Sianosis, Nail-Bed  Hipoksia Ikterik, kulit kering ? berkeringat ? Turgor ? KEPALA : Memar setelah trauma/pukulan Tanda perdarahan / Bleeding Sign DADA : jantung, paru ABDOMEN : pembesaran liver, ascites ? Ekstremitas : edema ?

Iritasi meningeal  kaku kuduk  LASEAGUE / KERNIG  BRUDZINSKI I, II, III Saraf otak : I – XII PUPIL :  midriasis : Lesi MIDBRAIN  pin point : Lesi PONS  an-isokor : kompresi N III, herniasi otak (tipe uncal) PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Gerak bola mata : kelumpuhan N III, IV, VI  Ocular bobbing : lesi luas di PONS  Roving eye : (fungsi okulomotor batang otak masih intact walau dalam kesadaran koma) INGAT ! refleks pupil pada koma metabolik = NORMAL.

 REFLEKS PUPIL (MIDBRAIN)  REFLEKS KORNEA (PONS)  REFLEKS OCCULO-VESTIBULAR = REFLEKS KALORI (PONS)  REFLEKS OCCULOCEPHALIC =DOLL’S EYE PHENOMENA (PONS)  GAG REFLEX (MEDULA OBLONGATA) REFLEKS BATANG OTAK

SISTEM MOTORIK Respon terhadap stimulus : sangat menolong untuk menentukan tingkat gangguan di sistem saraf DEKORTIKASI : Hiperekstensi : fleksi lengan  lesi supratentorial DESEREBRASI : fleksi lengan dan tungkai  lesi mid brain

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM Darah : HB, Leukosit, PCV, Gula darah, ureum, kreatinin, analisa gas darah, elektrolit, SGOT/SGPT Urine : rutin, kultur EKG, EEG, CT SCAN KEPALA, SKULL X-RAY,ANGIOGRAFI

MANAGEMEN pada pasien koma : UMUM perbaiki masalah pernafasan perbaiki ancaman masalah cardiovascular nutrisi keseimbangan elekstrolit anti edema, antidotum spesifik obati infeksi pasang kateter, NGT

TERAPI PENYEBAB Setelah diagnosa ditegakkan, misal : STROKE yang disebabkan Perdarahan intra serebaral : terapi suportif, bila perlu tindakan operatif INFEKSI : meningitis : tergantung penyebab (TBC,bakteri, jamur,virus) EPILEPSI : obat antiepilepsi KOMA UREMIKUM : dialisis

EDEMA OTAK SIADH INFEKSI VEGETATIVE STATE DEHIDRASI KOMPLIKASI

Koma struktural : buruk Insufisiensi batang otak : buruk (MBO) Tanda prognosis buruk :  refleks pupil (-), gerakan bola mata (-)  kematian 95 %  refleks kornea (-)  atonia anggota gerak  refleks mata/pendengaran/somatosensori (-) PROGNOSIS