SELF REGULASI PERTEMUAN 3
Self Regulasi Ialah = proses dan strategi sistematis yang siswa gunakan untuk fokus pada perasaan, pikiran, dan tindakan dalam mencapai tujuannya. Biasanya dibutuhkan dalam belajar dan menampilkan prestasi. Teori dasarnya = operant conditioning dari Skinner Dari perspektif teori perilaku = self regulasi melibatkan proses memilih satu perilaku dari beberapa perilaku yang muncul, menunda reinforcemen dengan tujuan “melambatkan” pemberian reinforcement namun biasanya reinforcement yang ditunda tsb memilki efek yang lebih besar dan lebih kuat dalam membentuk perilaku.
Self Monitoring merujuk pada sengaja memperhatikan beberapa aspek perilaku diri sendiri dan dicatat frekuensi kemunculan perilaku. Seseorang tidak dpt meregulasi tindakan bila ia tidak sadar apa yang ia lakukan cara evaluasi = lihat kualitas perilaku, jangka waktu kemunculan, frekuensi kemunculan dan originality Metode yang digunakan dalam self monitoring = narasi, frequency counts,durasi kehadiran perilaku, behavior ratting, behavioral traces, archival records Kriteria Self Monitoring Regularity = monitoring perilaku sec reguler Proximity = monitoring perilaku segera pada saat kemunculan perilaku tersebut
Self Instruction Individu secara mandiri membangun stimulus yg berbeda untuk menimbulkan respon yang bersifat “self regulation” sekaligus bersifat sebagai reinforcement. Contoh : siswa akan ujian. Sebelum tidur malam, ia menuliskan catatan untuk mengingatkan dirinya bangun lebih awal untuk baca2 catatan lagi. Reinforcementnya = nilai yang bagus Strategy instruction = cara efektif untuk meningkatkan pemahaman Self-instructional statements
Self Reinforcement Proses dimana individu memberikan reiforcement untuk dirinya sendiri ketika ia menampilkan perilaku yang diinginkan. Hal ini dapat meningkatkan performa akademik seseorang dan meningkatkan self regulation.
SOCIAL COGNITIVE THEORY
Konsep Dasar Tokoh : Albert Bandura Dari pandangan teori ini self regulasi menyediakan pilihan untuk siswa namun bukan berarti siswa memanfaatkan pilihan tsb bila mereka terdesak. Namun ketika seluruh tugas dikontrol, prestasi yang ditampilkan oleh siswa merupakan hasil kontrol yang ketat dari lingkungan ini dapat terjadi bila guru tidak memberikan ruang gerak dalam metode pengajaran, hasil, dan kondisi lainnya. Kalau mereka bebas memilih untuk berpartisipasi, bebas memilih metode, bebas memilih hasil, dan bebas memilih lingk sosial maka self regulasi bisa berkembang.
Proses Social Cognitive Theory Tiga subproses yang mengembangkan regulasi diri menurut social cognitive theory Self Observation = menilai aspek perilaku diri sendiri berdasarkan standar yang ada serta memunculkan reaksi positif atau negatif atas penilainnya sendiri tsb. Self judgment= membandingkan level kinerja sendiri dengan tujuan yang dibuatnya sendiri berdasarkan self evaluative standards menunjukkan kemajuan pencapaian tujuan Self reaction = reaksi individu terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan memotivasi munculnya perilaku.
Siklus Alami dari Regulasi Diri
Siklus Alami dari Regulasi Diri (cont) Teori social cognitive = interaksi tiga faktor yaitu individu/person, perilaku, lingkungan Tiga fase regulasi diri Fase forethought / pemikiran sebelumnya = tahapan perencanaan tindakan yang aktual serta mengacu pada prosedur munculnya tindakan tsb. Fase performance control = proses yang terjadi selama belajar mempengaruhi atensi dan tindakan Fase Self reflection = terjadi setelah performa muncul, bagaimana seseorang menilai usaha mereka.
Siklus Alami dari Regulasi Diri (cont) Self evaluation membandingkan penilaian dirinya sendiri terhadap performa yang ditampilkan dengan tujuan yang dibuat Evaluasi diri yang positif akan mengembangkan perasaan mampu dan yakin terhadap diri sendiri (self efficacy). Evaluasi yang negatif akan menurunkan self efficacy dan motivasi Strategi Belajar Siswa yang memiliki regulasi diri yang baik akan mengkontrol perilakunya sendiri dalam mencapai tujuan yang dibuat. Regulasi diri akan mempengaruhi belief system
Kesimpulan Regulasi Diri (Social Cognitive Theory) Regulasi diri membutuhkan tujuan dan motivasi. Siswa perlu meregulasi tindakannya berdasarkan tujuan yang dimasukkan ke dalam pikiran, belief, niat, affect. Anak-anak yang memiliki regulasi diri yang baik mereka akan mengembangkan self efficacy. Mereka sec metakognitif akan menyadari bahwa regulasi diri berhubungan dengan proses belajar.
INFORMATION PROCESSING THEORY
Model Regulasi Diri Belajar = encode informasi di LTM = siswa mengaktivasi informasi yang relevan dari LTM dan mengkaitkan dengan pengetahuan baru yang ada di STM. Regulasi diri setara dengan Kesadaran Metacognitive = individu memonitor, mengarahkan, dan meregulasi tindakan yang mengarahkan kepada tujuan. Metakognitif prosedural knowledge yang meregulasi tindakan belajar dengan cara memonitor diri sendiri, memutuskan kapan mengambil tindakan berbeda, dan menilai kesiapan mengikuti ujian PROSES KONTROL DIRI INDIVIDU
Strategi Belajar Rencana “otak” yang berorientasi mencapai tujuan butuh strategi Strategi melibatkan tindakan seleksi dan organisasi informasi, melatih material yang dipelajari, menghubungkan materi baru dengan informasi yang di memori, memperkaya material yang dipelajari, teknik menciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan. Fase proses belajar Informasi masuk melalui indera ditransfer ke WM Aktivasi pengetahuan di LTM dengan informasi yang baru masuk
Tahapan dalam membangun dan mengimplementasi strategi belajar
Strategi Belajar (cont) Rehearsal = mengulang-ulang informasi, menggarisbawahi, dan menyimpulkan Elaborasi = prosedur menambah informasi dengan cara membayangkan, menghafal, bertanya, dan mencatat Organisasi = mengkelompokkan informasi berdasarkan mnemonic, grouping, memasukkan dalam kerangka, dan mapping. Comprehension monitoring = membantu siswa menentukan apakah mereka menggunakan metode declarative atau prosedural pada materi yang akan dipelajari, mengevaluasi apakah mereka benar2 memahami materi, memutuskan apakah strategi yang digunakan efektif atau tidak. Affective technique = menyediakan atmosfer belajar yang menyenangkan bagi psikologis siswa.
Cara mengajar
CONSTRUCTIVIST THEORY
Self Regulasi
Pengaruh Lingkungan Sosial Budaya Sistem sosial dipengaruhi oleh orang dan lingkungan sekitarnya melalui komunikasi. Melalui komunikasi juga seorang anak belajar bahasa dapat meningkatkan fungsi kognitif. Regulasi diri koordinasi proses memori, perencanaan, sintesis dan evaluasi secara mandiri berdasarkan nilai2 yang dianut dan diajarkan dari lingkungan bergantung pada kesadaran individu bahwa mereka membutuhkan pengakuan dari lingkungan.
Implicit Theories
Konsep dasar Mirip dengan constructivist Siswa membangun konsep regulasi diri secara mandiri sehingga regulasi diri sifatnya sangat kontekstual Perkemb regulasi diri pentingnya belief untuk membangun kompetensi. Kompetensi dibandingkan dengan norma sosial untuk mengembangkan persepsi. Adanya kesadaran agency dan kontrol pada situasi akademik dan akhirnya mengembangkan self efficacy. Cikal bakal terbentuknya self identity.
MOTIVASI DAN REGULASI DIRI
Pengantar Motivasi berkaitan dengan regulasi diri Mengorganisasi, melatih, memonitor perkembangan belajar, adaptasi memerlukan motivasi Sebaliknya, motivasi mendorong terjadinya belajar Banyak tokoh yang mengembangkan teori motivasi = Pintrich, Zimmerman Pintrich = semua hal sangat bergantung dengan motivasi Zimmerman = 3 fase muncul motivasi = forethought, performance control, self reflection
Volition Bagian yang lebih besar dari regulasi diri karena melibatkan motivasi dan proses kognitif. Pikiran terdiri dari = ingin mengetahui (kognisi), merasakan (emosi), dan kemauan (willing). Will = refleksi dari keinginan seseorang, tujuan seseorang Volition = tindakan yang merefleksikan will. Terjadinya = proses mandiri vs hasil dari proses mental lainnya ? Masih diperdebatkan Wundt = tingkah laku manusia yang mandiri dan yang menjadi pusatnya disertai adanya atensi dan persepsi yang membantu mentranlasi pikiran dan perasaan James = proses translate niat ke dalam tindakan
Volition (cont) Eksperimen dari Ach Adalah proses yang berurusan dengan tindakan nyata meraih tujuan pandangan sempit mengenai motivasi krn tidak berfokus pada proses bagaimana seseorang memformulasikan tujuan dan komit untuk meraihnya. Konsep dasar eksperimen Ach = action control theory dari Heckhausen dan Kuhl harus membedakan antara predecisional processing dan postdecisional processing predecisional processing = menganalisa proses pengambilan keputusan dan motivasi = proses kognitif postdecisional processing = berurusan dengan pencapaian tujuan Volition merupakan variabel yang menengahi tujuan dan tindakan mencapai tujuan.
Jadi motivasi dan volition sama atau tidak? Disini pentingnya pembeda antara pre dan post decisional