ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Advertisements

Kelompok I RESEPTOR KANAL ION NA Anggota : Harisa Nida K. G1F009011
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran universitas andalas
BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin :Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin : 1.Ketidak mampuan u/ mempertahankan posisi yang sesuai.. A. Merujuk.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Ethyl Chloride Andreas Josef Ridwan
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
 TEMPAT KERJA  TERUTAMA PADA MEMBRAN SEL  MENCEGAH PEMBENTUKAN DAN KONDUKSI SARAF (BILA DIKENAKAN SECARA LOKAL PADA JARINGAN SARAF PADA DOSIS YANG.
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
CHALID MAULANA & DAHNIAR YANI
ANESTETIK LOKAL Obat yang menghambat rangsangan saraf secara reversibel bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
OBAT ANTIEPILEPSI/KONVULSI
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
KIMIA MEDISINAL II JULAEHA., M.P.H., Apt
Menghitung Tetesan Infus
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Berbahaya Lainnya
ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY
ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANESTETIK
DASAR – DASAR ANESTESIA I
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Gizi pada ibu hamil & komplikasinya
MALARIA.
22 Khasiat Madu Plus Kayu Manis
VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG
Cara-cara Pemberian Obat
Antijamur SRIDANA, S.Farm.,Apt.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
Syok.
ANGINA PEKTORIS.
HIPNOTIK SEDATIF.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
ANESTETIK UMUM Obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran secara total REVERSIBEL.
Sindrom Guillain–Barré
SELFIA MOKOGINTA
GOLONGAN ANTI SPASMODIK
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Muhammad Mirza Muhammad Zulfikri
ECT TERAPI KEJANG LISTRIK.
ANALGESIC dan ANTIPIRETIC
Sifat-sifat Fat-soluble Vitamins
NURUL HIDAYAH .A FARMASI A.
Silahkan untuk Mengumpulkan tugasnya
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
SIAPA INI??? Tu j u a n U n d a n g - U n d a n g N a r k o t i k a N o m o r 3 5 Ta h u n Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan.
OBAT ANESTESI oleh: Jumain. OBAT ANESTESI oleh: Jumain.
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
dr. Imtihanah Amri,M.Kes, SpAn
PERCOBAAN DASAR (RUTE PEMBERIAN OBAT) PRAKTIKUM FARMAKOLOG KE-1.
M. Siauta. CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan tindakan Irigasi Lambung CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Human Respiratory System
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN EVI AGENG KUSUMA WARDANI HELMI APRILIA SEMESTER III AKADEMI FARMASI IKIFA T.A. 2015/2016

PENGERTIAN ANESTESI Secara umum, obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa. Menurut O.W. Holmes, berasal dari bahasa Yunani anaisthēsia (dari an ‘tanpa’ + aisthēsis ‘sensasi’) yang berarti tidak ada rasa sakit. Definisi operasional anestesi adalah obat yang dapat menyebabkan hewan percobaan tidak sadarkan diri atau pingsan.

TUJUAN PERCOBAAN Tujuan umum: Mempraktekkan dan mengamati pengaruh efek hipnotik fenobarbital – kloralhidrat – diazepam Tujuan khusus: Membandingkan onset dan durasi tidur fenobarbital – kloralhidrat - diazepam

TAHAP-TAHAP ANESTESI 2. Eksitasi 3. Anestesia 1. Analgesia Nyeri hilang, nyaman N2O dan eter Cabut gigi 2. Eksitasi Kesadaran hilang  gelisah, batuk, muntah, ketawa, nafas teratur, inkontinensia urin, kejang  bisa mati 3. Anestesia Pernafasan teratur, cepat seperti tidur, REM pernafasan dada & perut  pernafasan perut 4. Kelumpuhan Sumsum Tulang Pernafasan perut melemah, kolaps pembuluh darah

TUJUAN ANESTESI Mencapai keadaaan pingsan Merintangi rasa nyeri Relaksasi Memblok reaksi reflex pada pembedahan Dapat dicapai dengan kombinasi hipnotik, analgetik dan diazepam.

MEKANISME KERJA ANESTESI LOKAL Anestetik lokal bekerja bila disuntikkan ke dalam akson saraf. Anestesi lokal melakukan penetrasi ke dalam akson dalam bentuk basa larut lemak. Anestesi lokal bersifat tergantung pemakaian artinya derajat blok porsional terhadap stimulasi saraf. Anestesi lokal menekan jaringan lain seperti miokard bila konsentrasinya dalam darah cukup tinggi namun efek sistematik utamanya mencakup sistem saraf pusat .

Adapun mekanisme kerja meliputi : Cegah konduksi dan timbulnya implus saraf Tempat kerja terutama di membran sel Hambat permeabilitas membran ion Na+ akibat depolarisasi menjadikan ambang rangsang membran meningkat Eksitabilitas & kelancaran hambatan terhambat Berikatan dengan reseptor yang terdapat pada ion kanal Na,terjadi blokade sehingga hambat gerak ion via membran

Kontra indikasi obat anestesi Jantung yaitu obat” yang mendespresi miokardium atau menurunkan aliran darah koroner Ginjal yaitu obat yg dieksresi di ginjal Paru” yaitu obat yang merangsang sekresi paru

Efek Samping Anestesi Umum Mengiritasi aliran udara,menyebabkan batuk dan spasme laring (golongan halogen) Menimbulkan stadium kataleptik yang menyebabkan sulit tidur karena mata Terus terbuka (golongan ketamin) Depresi pada susunan saraf pusat Sakit kepala

2.Efek samping anestesi lokal Efek samping pada SSP antara lain ngantuk,kepala terasa ringan ,gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil.

METODE & PERCOBAAN ALAT: 1. Timbangan hewan 2. Timer 3. Mangkuk kaca dengan tutup 4. Sonde oral 5. Spuit 6. Alat gelas qs

METODE & PERCOBAAN Bahan : 1. Mencit (6 ekor) 2. Kloralhidrat serbuk (BPOM) 3. Aquades 4. Tragakan / lar. PGS

TEKNIK PEMBUATAN Pembuatan Sediaan Timbang 100mg kloralhidrat dalam gelas beaker yang telah dikalibrasi 4ml, tambahkan tragakan 0,5% sedikit-sedikit ad 4ml. Aduk ad homogen. Tuang ke dalam vial yang telah dikalibrasi 4ml. Prosedur Kerja Siapkan hewan coba (mencit) 6 ekor. Timbang masing” mencit (dicari yang berat hampir sama) Tandai mencit pada ekor mencit menggunakan spidol permanent. Mencit nomor 1,2,3 diperlakukan secara oral sedangkan mencit nomor 4,5,6 diperlakukan secara i.p Setelah perlakuan selesai, mencit dimasukkan ke mangkuk kaca. Catat setiap perubahan yang terjadipada masing-masing mencit Amati dan catat tahap-tahap pemulihan kesadaran mencit Tabel pengamatan dibuat selengkap mungkin sehingga dapat dengan mudah dibahas dan ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

PERHITUNGAN KELOMPOK 1 Tragakan 0,5 % Chloral hydrat dosis 2,5 g Mencit = 0,0026 x 2,5 g = 0,0065 g/ 20 g = 6,5 mg/20g Sediaan 100mg/4ml = 25mg/ml Volume per 20g = 6,5mg 25 mg x 1ml = 0,26 ml/20g mencit 1 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 2 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 3 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 4 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ̴ 0,16 ml mencit 5 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ̴ 0, 16 ml mencit 6 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,16 ml

DATA KELOMPOK 1 No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 1 Oral 2,5 11 0,15 09.50 10.12 22   >13.45 2 09.57 15 28,33 3 10.45 48 4 Ip 2,5 12 0,16 09.58 10.10 5 10.04 10.25 21 12,33 11.35 70 6 10.05 10.09 13.29 200

GRAFIK KELOMPOK 1

PERHITUNGAN KELOMPOK 2 Tragakan 0,5 % Chloral hydrat dosis 2,5 g Mencit = 0,0026 x 2,5 g = 0,0065 g/ 20 g = 6,5 mg/20g Sediaan 100mg/4ml = 25mg/ml Volume per 20g = 6,5mg 25 mg x 1ml = 0,26 ml/20g mencit 7 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml mencit 8 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml mencit 9 → 13g/20g x 0,26 ml = 0,169 ml ~ 0,17 ml Mencit 10 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ~ 0,14 ml mencit 11 → 14g/20g x 0,26 ml = 0,182 ml ~ 0,18 ml mencit 12 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml

DATA KELOMPOK 2 No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 7 Oral 2,5 12 0,16 09.20 09.35 15   >13.47 8 09.10 09.30 20 21,67 9 13 0,17 10.15 10.45 30 >13.49 10 Ip 2,5 11 0,14 10.25 10.35 12.45 130 14 0,18 10.10 10.40 11.55 75 09.50 12.50

GRAFIK KELOMPOK 2

DATA PERBANDINGAN KELOMPOK 1 & 2 No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 1 Oral 2,5 12 0,16 09.20 09.35 15   >13.47 2 09.10 09.30 20 21,67 3 13 0,17 10.15 10.45 30 >13.49 4 Ip 2,5 11 0,14 10.25 10.35 10 12.45 130 5 14 0,18 10.10 10.40 11.55 75 6 09.50 12.50 7 0,15 10.12 22 >13.45 8 09.57 28,33 9 48 09.58 10.04 21 12,33 11.35 70 10.05 10.09 13.29 200

GRAFIK PERBANDINGAN KELOMPOK 1 & 2

KESIMPULAN Berdasarkan data kelompok 1 dan 2 perlakuan secara ip (intraperitoneal) lebih cepat dibandingkan perlakuan secara oral.

TERIMA KASIH