SIKLUS REPRODUKSI WANITA Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan
MENARCHE MENSTRUASI MENOPAUSE
Oogenesis Perkembangan oogonia (terdapat sebelum lahir) menjadi ovum matang memerlukan waktu antara usia 11 tahun (permulaan ovulasi pada awal pubertas) hingga usia 50 tahun (akhir ovulasi pada permulaan menopause)
Catatan Klinis Semakin tuanya usia ovum yang dibebaskan oleh wanita pada usia akhir 30-an dan 40-an diperkirakan berperan menyebabkan peningkatan insidens kelainan genetik, misalnya Sindrom Down pada anak yang lahir dari ibu dalam kisaran usia tersebut.
SKALA TANNER PUBERTAS
MENARCHE Menstruasi pertama disebut menarche, umunya dimulai pada usia 11 – 14 tahun. Biasanya belum teratur selama 1-2 tahun sampai akhirnya proses ovulasi menjadi teratur.
MENSTRUASI
MENSTRUASI Pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya, kecuali pada saat kehamilan. Biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (45-55 tahun). Siklus bervariasi 90% : siklus 25 – 35 hari Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi (hari dimana perdarahan dimulai) dihitung sampai dengan 1 hari sebelum menstruasi bulan berikutnya.
Haid tanda bahwa sistem reproduksi menjalankan faalnya. Keadaan Normal : - Panjang siklus 28 ± 2 hari - Lama haid 3 – 7 hari. - Banyaknya 2-3 kali ganti duk sehari
HAID = MENSTRUASI Hasil akhir interaksi : Hipotalamus Hipofise Ovarium (indung telur) Endometrium Hipotalamus mengontrol kerja kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis (master of gland) banyak menyekresikan hormon dan mempengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam tubuh
Aksis hormonal Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang kelenjar hipofisis (pituitary) untuk mengeluarkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang berfungsi mematangkan folikel dan LH (Luteinizing hormone) yang berperan dalam proses ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih dari satu, namun perjalanannya hanya ada satu follicle yang disiapkan untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Follicle yang matang mengeluarkan hormon esterogen, oleh karena itu kadar hormon esterogen dalam awal siklus relatif meningkat. Mningkatnya esterogen menyebabkan negative feedback pada FSH. Sedangkan pada LH menyebabkan positive feedback. Oleh karena itu pada saaat esterogen mencapai puncakny akan terjadi lonjakan LH yang menstimulasi terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Lonjakan LH akan bertahan selama 24 ja dan akan menurun pada fase luteal seiring dengan menurunnya kadar esterogen.
HAID TERATUR > 90% OVULASI
Perkembangan Follikel Gambar diatas memperlihatkan perkembangan sebuah folikel, ovulasi serta pembentukan dan degenerasi corpus luteum. Stadium-stadium dalam perkembangan folikel dari folikel primer hingga folikel matang. Pecahnya folikel matang dan pelepasan sebuah ovum (oosit sekunder) saat ovulasi. Corpus luteum terbentuk dari sel-sel folikel lama setelah ovulasi. Corpus luteum mengalami degenerasi jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi. Folikel berisi cairan tempat pertumbuhan sel telur (oosit). Corpus luteum -> menghasilkan progesteron dan esterogen untuk menyiapkan endometrium (menebal) bila terjadi konsepsi.
Siklus Menstruasi Siklus ovarium Fase folikuler Fase luteal Siklus uterus Fase Deskuamasi Fase Regenerasi Fase Proliferasi Fase Sekresi Siklus ovarium (rata-rata berlangsung 28 hari) Fase folikuler, didominasi oleh keadaan folikel matang Folikel bekerja pada paruh pertama siklus untuk menghasilkan telur matang yang siap untuk berovulasi pada pertengahan siklus. Fase luteal, didominasi oleh adanya korpus luteum. Korpus luteum mengambil alih selama paruh terahir siklus untuk mempersiapkan saluran reproduksi wanita untuk kehamilan jika terjadi pembuahan telur yang dibebaskan tersebut. Siklus uterus Fase deskuamasi --> endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Berlangsung 4 hari. Fase regenerasi --> luka akibat pelepasan endometrium secara beangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang baru yang tumbuh dari sel-sel epitel kelenjar endometrium. Fase proliferasi --> endometrium tumbuh setebal ± 3,5 mm. Berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 siklus haid. Fase sekresi --> fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28
Estrogen dan Progesteron pertumbuhan endometrium Estrogen endometrium menebal (fase proliferasi) Progesteron pembuluh darah & kelenjar (fase sekresi). Estrogen & progesteron pertumbuhan endometrium terhenti pelepasan dan perdarahan endometrium
Hanya 2/3 bagian dinding endometrium yang akan meluruh
Penggolongan Menstruasi dan Siklusnya : Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan : Hipermenorea atau menoragia Hipomenorea Kelainan siklus Polimenorea Oligomenorea Amenorea Perdarahan di luar haid Metroragia Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid premenstruall tension (ketegangan prahaid) mastodinia Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi) Dismenorea
Gangguan Menstruasi 1. Hipermenore Perdarahan haid lebih banyak dari normal dan lebih lama disertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur. Penyebab : Terlalu lelah - Hipertensi Mioma uteri - Penyakit jantung Endometriosis - Hemofili (penyakit darah) Tanda dan gejala : Waktu haid panjang 7-8 hari Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah Siklus haid teratur
Gangguan Menstruasi 2. Hypomenorhea Perdarahan haid lebih pendek dari biasanya. Penyebab : Setelah dilakukan miomektomi Gangguan endokrin Tanda dan gejala : Waktu haid singkat Perdarahan haid singkat
Gangguan Menstruasi 3. Polimenore Haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyebab : Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi dan masa subur. Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.
Gangguan Menstruasi 4. Oligomenore Haid jarang terjadi, siklus lebih panjang dari 35 hari. Penyebab : Perpanjangan std. Folikuler (lamanya 8-9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi) Perpanjangan std. Luteal (lamanya 15-18 hari setelah ovulasi) Kedua std. diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid. Tanda dan gejala : Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali. Perdarahan haid biasanya berkurang.
Gangguan Menstruasi 5. Amenorrhea Keadaan tidak haid (dalam waktu 3 bulan atau lebih). Terbagi atas : Amenore primer Amenore sekunder Amenore fisiologis Terbagi atas : Amenore primer Seorang wanita pada usia 18 tahun belum pernah haid. Disebabkan oleh kelainan kongenital dan kelainan genetik. Amenore sekunder Seorang wanita tidak mendapatkan haid, tetapi sebelumnya pernah mengalami haid dengan siklus yang teratur. Disebabkan oleh gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi. Amenore fisiologis Dapat terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa menyusui (kalau tidak menyusui haid datang +3 bulan setelah melahirkan, kalau menyusui dalam 6 bulan setelah melahirkan), dalam menopause.
Gangguan Menstruasi 6. Metrorraghia Perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan masa haid karena terjadi diantara 2 siklus. Penyebab : Kehamilan : abortus, ektopik Diluar kehamilan : karena luka yang tidak sembuh (menopause, wanita tanpa anak, banyak anak), peradangan endometriosis, perngaruh hormonal.
Gangguan Menstruasi 7. Pre Menstrual Syndrom Perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Gejala : Badan lemas - Mudah lelah Malas bergerak - Perubahan suasana hati Sukar konsentrasi
Gangguan Menstruasi 8. Pseudomenorrea Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput dara. Penyebab : kongenital, acquisita Tanda dan gejala : nyeri >5 hari tanpa perdarahan, pada pemeriksaan terlihat sel darah merah menonjol berwarna kebiruan karena adanya darah yang berkumpul di belakangnya. Komplikasi : hematokolpos, hematometra, hematosalping Penyebab : Kongenital selaput dara tidak berlubang. Acquisita terjadi perlekatan saluran leher rahim atau vagina akibat adanya radang, gonnorhea, diphteri. Komplikasi : Hematokolpos darah masuk dan berkumpul di vagina Hematometra darah masuk dan terkumpul dalam rahim Hematosalping darah masuk dan berkumpul dalam tubuh
Gangguan Menstruasi 9. Menstruasi Precocks Perdarahan pada anak usia kurang dari 8-10 tahun yang disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbuhan buah dada. Klasifikasi : Pubertas precocks disertai terbentuknya hormon gonadotropin dan dapat menimbulkan kehamilan. Pseudo pubertas precocks tidak adanya hormon gonadotropin.
Gangguan Menstruasi 10. Dismenorrhoe Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus menerus. Nyeri diduga karena kontraksi rahim. Penyebab : Primer psikis, anemia, endokrin, serviks sempit. Sekunder kelainan pada alat kandungan.
MENOPAUSE
Menopause ? Berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Menopause masa istirahat. Diagnosis menopouse dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun
Pre menopause Post menopause 5 tahun 5 tahun Peri menopause Senilis Fertil 1-2 tahun 1-2 tahun Pre menopause Post menopause Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Menopause (12 bulan tidak haid)
Klasifikasi Menopause Menopause prematur Terjadi pada usia dibawah 40 tahun Penyebab : herediter, gangguan gizi, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Menopause terlambat Biasanya masih haid diatas usia 50 tahun. a. Menopause premature Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun. Diagnosa menopause premature yaitu apabila ada penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terkhir tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium. Factor- factor yang dapat menyebabkan menopause premature adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. (Anonim, 2010) b. Menopause terlambat Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid diatas 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah : konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat. (Anonim, 2010)
MENOPAUSE MENOPAUSE MASALAH DASAR HORMONAL PENYAKIT LANSIA PSIKOSOSIAL
Usia Menopause WESTERN SOCIETIES 50 – 52 TAHUN HAWAI, JEPANG, CHINA 49.9 TAHUN BANGKOK 47.9 TAHUN PAKISTAN 47 TAHUN INDONESIA 47 – 49 TAHUN
KADAR ESTROGEN MENURUN MENOPAUSE OVARIUM ATRESIA ATROPI KADAR ESTROGEN MENURUN
ETIOLOGI Prematur pembedahan Alami Iatrogenik Faktor prdisposisi : Usia saat menarche - Pemakaian kontrasepsi Faktor psikis - Merokok Jumlah anak - Sosial ekonomi Usia melahirkan Prematur pembedahan. Jika kedua ovarium diangkat, menopause terjadi dengan segera. Gejala yang dialami mungkin cukup parah walaupun hanya terjadi dalam waktu singkat. Terapi sulih hormon diberikan tidak hanya untuk mencegah timbulnya gejala, tetapi juga untuk membantu melindungi dari penyakit kardivaskuler dan osteoporosis. Alami. Pada laki-laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna. Pada saat seorang anak wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan melalui proses apoptosis (kematian sel yang terprogram). Iatrogenik. Akibat kemoterapi atau radioterapi, dapat cukup traumatis, terutama jika wanita tersebut berhasil menghadapi penyakit keganasan, tetapi harus menghadapi menopause dini akibat pengobatan tersebut. Faktor Predisposisi a. Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. b. Faktor psikis Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita. c. Jumlah anak Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause. d. Usia melahirkan Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini. e. Pemakaian kontrasepsi Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause. f. Merokok Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause. g. Sosial ekonomi Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.
Gejala Menopause
Mencegah Munculnya Gejala-Gejala Menopause Olah raga teratur Pola makan sehat Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein. Fitoesterogen
Penyakit jantung koroner Gangguan hubungan seksual MENOPAUSE Masalah yang terjadi Penyakit jantung koroner Osteoporosis Kanker usus besar Alzheimer (pikun) Gangguan hubungan seksual Gejala vasomotor
DAMPAK KLINIS PENURUNAN ESTROGEN Resiko Menderita Penyakit Alzeimer Gejala Vasomotor Atropi Epitel (Urogenital, Mata, Mulut) Resiko Terjadinya Osteoporosis Resiko Meningkatnya Penyakit Kardiovaskuler Resiko Menderita Penyakit Alzeimer 1. Atrofi urogenital Jaringan di saluran urogenital sangat bergantung pada estrogen dan mengalami atrofi akibat defisiensi estrogen. - Kekeringan vagina menyebabkan dispareunia, yang kemudian akan menurunkan libido. - pH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena terjadi penurunan kolonisasi oleh laktobasil. - Insidensi disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat sering bertambahnga usia, dan terjadi karena atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar leher kandung kemih. 2. Perubahan kulit 1) Pada pascamenopause terjadi penyusutan generalisata kolagen dari lapisan dermis kulit. 2) Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai kerontokan rambut dan kerapuhan kuku. 3) Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kolagen. 4. Gejala jangka panjang 1. Osteoporosis Pada wanita kepadatan tulang mencapai puncak pada usia pertengahan 30-an setelah itu menurun secara perlahan sampai terjadi akselerasi pesat penurunan massa tulang setelah menopause. Apakah seorang wanita mengalami osteoporosis, ditentukan oleh massa tulang puncak dan laju pengurangan tulang . wanita secara alami dikaruniai tulang kurang padat dibandingkan pria dan resiko fraktur osteoporosis seumur hidup lebih dari dua kali dibandingkan pria. 2. Penyakit kardiovaskuler Setelah menopause dan pada wanita yang mengalami menopause premature, terjadi peningkatan mencolok dalam insedensi penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner. Hilangnya fungsi ovarium pada menopause berkaitan dengan penyimpangan pada metabolisme lemak, glukosa, dan insulin, distribusi lemak tubuh, koagulasi, dan fungsi arteri (Glasier,2006).
Prevalensi : world wide 0 - 85% Hot flushes & sweating Gejala vasomotor Prevalensi : world wide 0 - 85% USA - Eropa 50 - 75% Subyektif :- Rasa semburan panas. - Sering diikuti keringat dingin. - Sering terbangun pada malam hari. Obyektif : - Kemerahan pada muka, leher, dada. - Keringat banyak. Perubahan fisiologis : - Vasodilatasi perifer - Takhikardi - Meningkatnya skin temperatur - Tekanan darah normal
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon FSH dan estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause.
Apakah kegiatan sexual wanita menopause terganggu ? Penipisan epitel Penipisan supportive tissue Berkurangnya vaskularisasi Atropi urogenital Keluhan * Vagina kering 22-38% * iritasi * Dysuria 11% * vulvo vag. Pruritus * Sering kencing 29% * post coit. Bleeding * Incontinensia 29% * prolapsus * Recurrent uti 8 - 13% * Fluor albus 15 - 22% * Infeksi 8 - 13% * Dyspareunia 15% efek berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual.