Pengantar 13 Manajemen dan Bisnis Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi
PENTINGNYA BERKOMUNIKASI DENGAN JELAS “WE CANNOT NOT COMMUNICATE” (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi – menulis, membaca, berbicara, mendengar Komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik antar personal Sebuah ide betapapun hebatnya tidak berguna hingga dapat disampaikan dan dipahami orang lain KESIMPULAN : Komunikasi meliputi transfer maupun pemahaman Makna
MISKOMUNIKASI “Kesalahan komunikasi dapat menimbulkan akibat yang fatal”
FUNGSI, PROSES DAN ARAH KOMUNIKASI Kontrol Motivasi Ekspresi Emosi Informasi Sumber : Richard D. Irwin 1976
PROSES KOMUNIKASI Sumber : D.K. Berlo, Process of Communication, 1960
Ke Bawah Arah Komunikasi Ke Atas Lateral (horizontal) ARAH KOMUNIKASI Contoh : Instruksi, Arahan kerja,Informasi kebijakan dan prosedur kerja Contoh : Feedback, Kuesioner Contoh : Antar Individu yang setara. Sumber : R.L. Simpson. 1959
KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL Lisan Tertulis Non Verbal Sarana Utama Komunikasi Contoh : Pidato, diskusi, desas-desus informal Komunikasi dalam bentuk tulisan/simbol Contoh : Memo, Fax, email, buletin. Pelengkap Komunikasi Meliputi gerakan tubuh, intonasi, mimik, jarak fisik Sumber : Robbins. 2007
KOMUNIKASI ORGANISASI Formal Jaringan Rantai Jaringan Roda Seluruh Saluran Informal (grapevine) Berbantuan Komputer Email Instant Messaging Video Conference Intranet / Ekstranet Knowledge Management Sumber : Robbins, 2007
PEMILIHAN SALURAN KOMUNIKASI Laporan formal, buletin Pidato yg direkam sebelumnya Kelompok kerja Pidato langsung Konferensi video Kekayaan saluran rendah Kekayaan saluran tinggi Memo, surat E-mail Voice mail Percakapan Telepon Percakapan tatap muka Sumber : Robbins, 2007 hal 26
HAMBATAN BAGI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Hambatan Komunikasi Penyaringan / Filtering Persepsi Selektif Kelebihan Informasi Emosi Bahasa Kesulitan Komunikasi Sumber : Robbins, 2007
REFERENSI DARI JURNAL Sumber : Mediakom Volume 1 nomor Februari 2008, Universitas Mercubuana, Jakarta Hambatan Komunikasi dalam Organisasi, Andy Corry Wardani Pembahasan Dalam organisasi terdapat komunikasi Vertikal, Horizontal dan Eksternal, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Hambatan komunikasi disebabkan karena terjadinya distorsi komunikasi, yakni kekurangan ketepatan atau perbedaan arti antara yang dimaksudkan pengirim dengan arti yang di-interpertasikan si penerima. Sebelum kegagalan komunikasi terjadi perlu tindakan preventif dengan jalan menempatkan komunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. Dalam organisasi terdapat dua faktor utama penyebab terjadinya hambatan komunikasi, yaitu faktor personal dan organisasi. Saran untuk komunikasi yang efektif dalam organisasi dan mengurangi hambatan komunikasi. Hendaknya berorientasi pada penerima dan bukan pengirim pesan. Inilah yang dimaksud Empati, yaitu menempatkan pada posisi penerima pesan sehingga dapat diperkirakan kemungkinan penerimaan makna pesan. Mendorong terciptanya rasa saling percaya. Perasaan saling percaya antara pimpinan dan karyawan akan mempermudah tindakan komunikasi. Untuk mengurang hambatan komunikasi dapat dilakukan dengan cara : a. Menetapkan lebih dari satu saluran komunikasi b. Menciptakan prosedur untuk mengurangi distorsi c. Mengurangi mata rantai jaringan komunikasi d. Menciptakan sistem pesan yang tidak boleh mengubah arti pesan selama pengiriman
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
Sumber : Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A, (2007) Organizational Behavior 12th Edition. Pearson Education, New Jersey Cornilissen Joep (2004) Corporate Communications: Theory and Practice. Sage Publications Inc, London Bateson, Gregory, (1972) Steps of Ecology of mind, University of chicago press D.K. Berlo, (1960) The process of communication, Holt, Rinehart & Winston. New york Goldhaber, Geral M. (1986) Organizational communication. Brown publisher. Iowa Wm Lewis, Philip V. (1987) Organizational communication : the essence of management. John Wiley. New York Mediakom, Volume 1 Nomor 1 Februari 2008. Universitas Mercubuana. Jakarta
Jenis-jenis Teori Komunikasi Massa Social Scientific Theory Normative Theory Operational Theory Commonsense Theory (McQuail, 1987)
Social Scientific Theory Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa Sumber observasi objektif Contoh hubungan antara TV dengan perilaku agresif
Normative Theory Bagaimana seharusnya media (das sollen) agar sesuai dengan nilai sosial Tujuan membentuk institusi media agar sesuai keinginan masyarakat
Operational Theory Ingin Menjawab: Dikembangkan oleh praktisi media Agar cara kerja media seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial. Ingin Menjawab: “Apa yang dapat menyenangkan publik?”, “Apakah yang dapat membuahkan hasil?” “Berita apakah yang berharga?” “Bagaimana tanggung jawab wartawan dan media teretntu dalam situasi tertentu pula?”
Commonsense Theory Teori akal sehat Setiap orang punya teori lewat pengalaman sehari-harinya
Hypodermic Needle Theory Cultivation Theory Media Equation Theory Spiral of Silence Theory Technological Determinism Theory Diffusion of Innovation Theory Uses And Gratifications Theory Agenda Setting Theory Media Critical Theory
TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Gudykunst menjelaskan komunikasi antarbudaya (KAB) merupakan “tipe” dari komunikasi antarkelompok, yaitu komunikasi antara para anggota dari kelompok sosial yang berbeda. Komunikasi antarkelompok mencakup beberapa tipe: komunikasi able-bodied dengan disables, komunikasi antargenerasi, komunikasi antara para anggota kelas sosial yang berbeda dan komunikasi antar ras/antaretnis.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Kegiatan berteori dalam KAB mengalami perkembangan yang cukup pesat dan mencakup berbagai aspek dalam KAB. Gudykunst dan Nishida (1989) mengunakan cara berpikir Burrell dan Morgan (1979) yaitu pendekatan subjectivist dan objectivist untuk membandingkan teori-teori KAB.
PENDEKATAN OBJECTIVIST ONTOLOGI. Realisme: ada realitas eksternal yang nyata bagi individu; realitas itu ada bahkan ketika realitas tersebut tidak dipahami dan tidak dilabelkan. EPISTEMOLOGI. Positivisme: menjelaskan dan memprediksikan pola-pola komunikasi dengan mencari keteraturan-keteraturan dan/atau hubungan kausal.
PENDEKATAN OBJECTIVIST SIFAT MANUSIA. Determinisme: peristiwa komunikasi ditentukan oleh situasi atau lingkungan dimana komunikasi tersebut berlangsung. METODOLOGI. Nomothetic: penelitian harus didasarkan pada aturan yang sistematis dan prosedur ilmiah yang ketat.
PENDEKATAN SUBJECTIVIST ONTOLOGI. Nominalisme: tidak ada realitas eksternal yang nyata bagi individu; nama, konsep dan label bersifat artifisial dan dipakai untuk mengkonstruksikan realitas. EPISTEMOLOGI. Anti Positivisme: komunikasi hanya dapat dipahami dari perspektif partisipan komunikasi; tidak ada penelusuran terhadap keteraturan-keteraturan yang mendasarinya.
PENDEKATAN SUBJECTIVIST SIFAT MANUSIA. Voluntarisme: partisipan komunikasi memiliki otonomi dan kehendak yang bebas. METODOLOGI. Idiographic: untuk memahami peristiwa komunikasi, maka pengetahuan dari tangan pertama harus diperoleh melalui analisis catatan subyektif.
OBJECTIVIST & SUBJECTIVIST Gudykunst dan Nishida menegaskan bahwa pemilahan perspektif objectivist atau subjectivist secara ekstrim tidak perlu dipertahankan. Kedua pendekatan tersebut penting untuk memahami KAB dan idealnya kedua pendekatan itu pada akhirnya perlu diintegrasikan (triangulasi).
PENDEKATAN ETIC Mengkaji perilaku dari posisi di luar sistem. Mengkaji lebih dari satu budaya dan membandingkannya. Struktur “diciptakan” oleh analis (peneliti). Kriteria dipertimbangkan mutlak atau universal.
PENDEKATAN EMIC Mengkaji perilaku dari dalam sistem. Mengkaji hanya satu budaya. Struktur “ditemukan” oleh analis (peneliti). Kriteria bersifat relatif.
Kategori: EFFECTIVE OUTCOMES Cultural Convergence Anxiety/Uncertainty Management Effective Group Decision Making
Kategori: ACCOMODATION/ADAPTATION Communication Accomodation Intercultural Adaptation Co-Cultural
Kategori: IDENTITY NEGOTIATION Identity Management Identity Negotiation Cultural Identity
Kategori: COMMUNICATION NETWORKS Networks and Outgroup Communication Competence. Intracultural Versus Intercultural Networks Networks and Acculturation
Kategori: ACCULTURATION AND ADJUSTMENT Communication and Acculturation Anxiety/Uncertainty Management Assimilation, Deviance and Alienation States
Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI Komunikasi adalah bagian penting dari mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Dari semua pengetahuan dan ketrampilan yang anda miliki, pengetahuan dan ketrampilan komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan berguna..J.A Devito,1997. Kemampuan berkomunikasi menunjukan kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi dan efisien, dan menerima pesan-pesan secara akurat. D.B.Curtis,1992.
Fungsi Komunikasi Mencapai pengertian satu sama lain Membina kepercayaan Mengkoordinir tindakan Merencanakan strategi Melakukan pembagian pekerjaan Berbagi rasa
Keterampilan Komunikasi Mendengarkan Bertingkah laku asertif Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi
Waktu yang digunakan untuk mendengarkan Penelitian Rankin (1928) 45 % mendengarkan 30 % berbicara 16 % membaca 9 % menulis Penelitian Barker (1980) 53 % mendengarkan 17 % membaca 16 % berbicara 14 % menulis Mendengarkan proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga. Mendengarkan adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi umumnya kita memiliki ketrampilan yang buruk.
Seorang kolonel kepada Perwira Pelaksana 1 Besok malam kira-kira pukul delapan malam Komet Halley akan kelihatan di daerah ini, suatu peristiwa yang hanya terjadi satu kali dalam setiap 75 tahun. Kumpulkan pasukan di distrik militer setempat, lengkap dengan pakaian kerja, dan fenomena yang jarang terjadi ini akan saya jelaskan kepada mereka. Namun seandainya hujan turun malam itu, kita tidak akan dapat apa-apa , kumpulkan pasukan di gedung terater dan akan saya jelaskan filmnya.
Perwira Pelaksana kepada Komandan Kompi 2 Atas perintah kolonel besok pukul delapan malam Komet Halley akan tampak di sekitar distrik militer ini. Kalau hujan turun kumpulkan pasukan lengkap dengan pakaian kerja. Kemudian bariskan merka menuju teater dimana akan terjasi sebuah fenomena langka yang hanya akan nampak satu kali dalam 75 tahun.
Komandan Kompi kepada Letnan 3 Atas perintah kolonel kira-kira pukul delapan besok malam Komet Halley yang fenomenal itu dengan pakaian kerjan akan muncul di dalam gedung teater. Apabila hujan turun di daerah distrik militer, kolonel akan memberi perintah lain, yaitu suatu perintah yang hanya diberikan sekali dalam 75 tahun
Letnan kepada Sersan 4 Besok jam delapan malam kolonel akan muncul di gedung teater dengan Komet Halley suatu peristiwa yang hanya akan terjadi satu akali dalam setiap tujuh Puluh lima tahun. Kalau hujan turun, maka kolonel akan memerintahkan sikomet turun ke distrik militer
Sersan kepada Prajurit 5 Apabila besok hujan turun pada pukul delapan malam jendral Halley berusia 75 tahun yang fenomenal itu yang diiringi oleh pak kolonel, akan mengendarai kometnya untuk meninjau distrik militer ini dengan menggunakan pakaian kerjanya
Hambatan-hambatan mendengar Sibuk dengan diri sendiri Sibuk dengan masalah-masalah eksternal Asimilasi (kecenderungan merekonstruksi pesan sedemikian hingga sesuai dengan sikap, prasangka, kebutuhan, nilai diri) Faktor kawan atau lawan Mendengar yang diharapkan (hanyut dalam pesan pembicara, tidak mendengar apa yang dikatakan melainkan mendengarkan apa yang kita harapkan).
Komponen dalam komunikasi IDE /GAGASAN KOMUNIKATOR PESAN MEDIA Panca indra PENERIMA
Ketrampilan Persepsi dalam Komunikasi Buatlah segitiga sama kaki dengan sudut lancipnya 45 0 Buat lingkaran dengan menempel pada sudut lancip bagian bawah sebelah kiri Buatlah bujur sangkar yang ujung kanan bagian atasnya menempel pada lingkaran Sehingga ketiga bangunan tersebut membentuk sudut 45 0 dengan sumbu horisantal. 45 0
KOMUNIKASI Publik Pesan Persepsi Saluran ide noise TINDAKAN MEDIA Pengalaman masa lalu Persepsi noise MEMORI BARU TUJUAN TINDAKAN Saluran MEDIA Umpan balik INDERA Skill Komunikasi
Siapa Pesan Media Tempat Situasi Faktor komunikasi
Hambatan Komunikasi Latar belakang Bahasa Sikap Waktu Lingkungan
Etika Berkomunikasi Diam dan Menyimak Tidak Memotong Pembicaraan Tidak meninggalkan lawan bicara Tidak menepis pembicaraan lawan Tidak berusaha menunjukkan bahwa kita lebih pandai Etika Berkomunikasi
Lima Respon Empatik Mengulangi kata demi kata Mengatakan kembali isi Merefleksikan perasaan Mengatakan kembali isi serta merefleksikan perasaan Melihat kapan empati tidak diperlukan Lima Respon Empatik
Ungkapan menunjukan pengertian Nampaknya, anda merasa bahwa… Yang saya tangkap adalah bahwa… Jadi, menurut penglihatan anda…. Sependengaran saya, anda….. Anda pasti merasa…… Apa yang anda sampaikan tampaknya seperti, “saya……” Ungkapan menunjukan pengertian
Kiat Komunikasi Efektif Gunakan umpan balik Saluran komunikasi yang banyak Mengenali siapa penerima pesan Komuniukasi tatap muka Menyadari dampak bahsa tubuh Menanggapi isi pembicaraan Sopan dan wajar Menghormati semua orang Mengendalikan emosi Dll
Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi