LANDASAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DOSEN : Dr. HASMI M.Pd DISUSUN OLEH : DIAH NURUL UBUDIAH DEWI MONICA SARI ITA PUSPITA SARI
APA ITU LANDASAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM ???
Psikologis merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan , psikologis juga dapat diartikan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses mental,baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah membantu untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didiknya berdasarkan tugas-tugas perkembangannya
Dua cabang ilmu psikologi yang berkaitan erat dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu : a.Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya,perkembangan diperlukan terutama dalam hal penentuan isi kurikulum yang diberikan, dipelajari peserta didik, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta manfaatnya b.Psikologi Belajar Ilmu yang mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan berbagai bahan sekaligus pertimbangan sekaligus mendasari bahan belajar,dan juga berkenaan dengan strategi.
IMPLIKASI PSIKOLOGIS PERKEMBANGAN DALAM KURIKULUM
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan sel telur dengan spermatosoid sampai dengan masa dewasa. Informasi tentang perkembangan individu diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanalitik, sosiologik dan studi kasus. Individu manusia adalah sesuatu yang sangat kompleks tetapi unik, yakni memiliki banyak aspek seperti aspek jasmani, intelektual, sosial, emosional,dan moral. Di dalam psikologi perkembangan terdapat banyak pandangan ahli berkenaan dengan perkembangan individu pada tiap–tiap fase perkembangan.
Anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan.Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum, antara lain: a. Anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya, b. Disediakan pelajaran yang sifatnya umum (Program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah. c. Kurikulum, di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. d. Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan.
Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak sebagai peserta didik terhadap proses pembelajaran ( actual curriculum ) dapat diuraikan sebagai berikut ; 1. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku anak didik. 2. Bahan/materi pembelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak. 3. Strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. 4. Media yang digunakan selalu menarik perhatian dan minat anak didik. 5. Sistem evaluasi yang berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan dilaksanakan terus menerus.
PSIKOLOGIS BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Psikologi belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan tingkah laku, baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor yang terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.Psikologi belajar yang berkembang sampai saat ini, pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 3 kelas, antara lain : 1. Teori disiplin daya atau disiplin mental (faculty theory) Anak sejak lahir memiliki potensi atau daya tertentu (faculties) yang mempunyai fungsi tertent, seperti potensi/daya mengingat, daya fikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan sejenisnya. 2. Behaviorisme Dalam aliran behaviorisme ini terdapat 3 rumpun teori yang mencakup teori koneksionisme/asosiasi teori kondisioning dan teori operant conditioning (reinforcement). Behaviorisme muncul dari adanya pandangan bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu dipengaruhi oleh lingkungan (keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat.
c.Organismic/Cognitive Gestalt Field Menurut teori ini keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian , keseluruhan bukan kumpulan dari bagian –bagian. Manusia dianggap sebagai makhluk yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Prinsip-prinsip maupun penerapan dari organismic/cognitive gestalt field, antara lain ; – Belajar berdasarkan keseluruhan Prinsip ini mempunyai pandangan sebagaimana proses pembelajaran terpadu Belajar adalah pembentukan kepribadian Anak dipandang sebagai makhluk keseluruhan, anak diimbing untuk mendapat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara berimbang. – Belajar berkat pemahaman Menurut aliran Gestalt bahwa belajar itu adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan, dapat menyelaraskan sikap dan ketrampilannya.