Pengelolaan Ternak Ayam Kampung Intensif Oleh : Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS.
Ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras), atau ayam sayur. Penampilan ayam kampung sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya, penyebarannya sangat luas karena populasi ayam buras dijumpai di kota maupun desa
Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) memasok dua sumber protein dalam pangan : daging ayam dan telur. Sistem pemeliharaannya masih tradisonal, hal ini perlu diperbaiki menjadi intensif. Kawin silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-macam fungsi.
Pada pemeliharaan secara tradisional sering terjadi : gangguan binatang liar, tingkat kematian ayam dapat mencapai 56% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu, produksi telur rendah (47 butir per induk per tahun) walaupun begitu pemanfaatannya cukup berarti bagi petani.
Sistem Pemeliharaan Secara Semi Intensif Yang dimaksud dengan sistem pemeliharaan secara semi intensif adalah pemeliharaan ayam buras dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya dengan skala usaha rata-rata 9-10 ekor induk per petani.
Pakan tambahan hanya diberikan 25% dari kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif per ekor per hari. Pada pemeliharaan secara semi intensif ini tingkat kematian ayam dapat mencapai 34% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 59 butir per ekor per tahun
Sistem Pemeliharaan Secara Intensif Pemeliharaan secara intensif ini artinya dipelihara dikandangkan sepanjang hari, dengan skala usaha rata-rata 18-20 ekor induk ayam per petani. Cara pemeliharaan ini tidak jauh beda dengan sisitem pemeliharaan secara semi intensif, namun bedanya pakan diberikan secara penuh sesuai dengan kebutuhannya
Telur dieramkan oleh ayam-ayam yang khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas. Pada pemeliharaan secara intensif ini tingkat kematian ayam mencapai 27% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu Produksi telur dapat mencapai 103 butir per ekor per tahun.
1. Kriteria Bibit Ayam Kampung DOC ayam kampung yang sehat dan baik kriterianya sebagai berikut : Dapat berdiri tegap, Sehat dan tidak cacat, Mata bersinar, Pusar terserap sempurna, Bulu bersih dan mengkilap, Tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. Selain itu waktu penetasan bibit ayam kampung (DOC) harus tepat waktu (21 hari) tidak terlalu cepat atau terlalu lama.
Bibit mempunyai kontribusi : 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC langsung dari pembibit membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri.
Pakan Ayam Kampung Pakan mempunyai kontribusi : 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam ras pedaging, petelur ataupun puyuh.
Bahan pakan yang bisa diberikan : Konsentrat Dedak Jagung Pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya.
PK dan Energi Pakan Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu : protein kasar (PK) : 12% energi metabolis (EM) : 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut : 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Air minum diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin + antibiotika. Setiap hari air harus diganti dengan yang baru
3. Kontruksi Kandang Syarat kandang yang baik : Jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, Tidak lembab, Sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri.
Macam Kandang Ada tiga macam kandang, yakni kandang box, kandang postal dan kandang baterai. Kandang box sebagai tempat pemeliharaan anakan ayam kampung unggulan atau DOC. Disebut kandang box karena bentuknya yang memang kotak.
Kandang Box Dalam kadang box ukuran 1 x 1 m dapat diisi sebanyak 40-45 DOC. Lama pemeliharaan DOC dalam kandang box +/- 20 hari. Untuk menjaga kehangatan kandang diberikan lampu pada kandang box dengan suhu 30 – 32 derajat celcius.
Memasuki hari ke-21 ayam kampung dipindah ke kandang pembesaran atau kandang postal. Ukuran kandang postal menyesuaikan dengan jumlah ayam kampung yang dipelihara. Kandang postal ukuran 5 x 20 m bisa diisi sebanyak 1200 ekor ayam kampung
Ukuran kandang : Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang : 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang jangan terlalu padat.
Pada kandang postal dianjurkan lantainya dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Kandang baterai Untuk kandang baterai diperlukan sebagai kandang untuk indukan atau ayam kampung petelur. Sebelum kandang diisi dengan ayam kampung, perlu dilakukan penyucihamaan dengan disinfektan yang tidak berbahaya bagi ayam.
4. Manajemen Pemeliharaan Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan berperan 40% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat.
Sistem pemeliharaan ayam kampung ilakukan dengan 3 cara yaitu : Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Contoh kandang
Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang ekstra juga masalah pemberian pakan harus lebih diatur. Memelihara ayam kampung secara intensif memiliki keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase : starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu).
5. Pengendalian Penyakit Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan a.l : Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak Melakukan vaksinasi secara teratur Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit Manajemen pemeliharaan yang baik Kontrol terhadap binatang lain
Jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung 1. Tetelo (ND) Penyebab : Paramyxivirus Gejala : Ngorok dan batuk-batuk, Gemetaran, Kepala berputar-putar, Kelumpuhan pada kaki dan sayap, Kotoran berwarna putih kehijauan.
Pengendalian : Vaksinasi secara teratur, Sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
2. Gumboro (gumboro disease) Penyebab : Virus Gejala : Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, Sangat lesu, Lemah dan malas bergerak, Diare putih di sekitar anus.
Pengendalian Vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
3. Penyakit cacing ayam (worm disease) Penyebab : Cacing Gejala : Pertumbuhan terhambat, Kurang aktif, Bulu kelihatan kusam.
Pengendalian Pemberian obat cacing secara berkala, Sanitasi kandang yang baik, Penggantian litter kandang secara berkala, dan Mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara. Pengobatan : pemberian obat cacing seperti : pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain-lain
4. Berak kapur (Pullorum) Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum Gejala : Anak ayam bergerombol di bawah pemanas, Kepala menunduk, Kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
Pengendalian : Mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, Fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang. Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
5. Berak darah (Coccidiosis) Penyebab : Protozoa Eimeria sp. Gejala : Anak ayam terlihat sangat lesu, Sayap terkulai, Kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, Bulu-bulu disekitar anus kotor, Ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pengendalian Mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
6. Pengelolaan Produksi Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen Hal itu lebih disukai oleh pengumpul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak
Sumber Pustaka : www.produknaturalnusantara.com www.sentralternak.com http://www.ilmuternak.com/2015/01/sistem-pemeliharaan-ayam-kampung-buras.html
Sekian dan Terima kasih