ECXZEMA (Dermatitis Atopik) Disusun Oleh : Masrayani Harahap Nurlinda Andivitta Puspasari Paris Septiasari Sunarmi Kurnia Dewi
Ecxzema Pengertian Dermatitis Atopik (DA) merupakan dermatitis yang bersifat kronik, residif, distibrusi simetris, biasanya terjadi pada individu dengan riwayat gangguan alergi pada keluarga atau individu tersebut (Mulyono, 1986). B. Etiologi DA merupakan akibat defisiensi imunologik yang didasarkan pada kadar Imunoglobulin E (Ig E) yang meningkat dan indikasi sel T yang berfungsi kurang baik. Blokade reseptor beta adrenegik pada kulit.
Anatomi Fisiologi Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Klasifikasi berdasar : Warna : terang (fair skin), pirang, dan hitam merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa Jenisnya : Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa Tipis : pada wajah Lembut : pada leher dan badan Berambut kasar : pada kepala
Patofisiologi Gangguan pada Cell Mediated Immunity. Kadar IgE yang tinggi. Hipersensitifitas terhadap makanan. Respons reseptor beta adrenergik yang tidak normal. Produksi keringat yang meningkat. Produksi sebum menurun
Epidemiologi Jumlah penderita DA pada anak di Iran dan China sekitar 2%, di Amerika, Australia, England dan Scandinavia jumlahnya lebih tinggi, mencapai hingga 20% (Simmons, 2004).
Klasifikasi Dermatitis Atopik Menurut Mulyono, 1986(berdasarkan usia) 1. Tipe Infantil (usia 2 bulan – 2 tahun). 2. Tipe anak-anak (usia 2 – 10 tahun). 3. Tipe dewasa (17 -25 tahun). Menurut Djuanda dan Sularsito,2002: 1. Bentuk Infantil (usia 2 bulan – 2 tahun). 2. Bentuk anak ( usia 3 tahun – 11 tahun). 3. Bentuk remaja dan dewasa ( 12 tahun – 30 tahun).
Gambaran klinis Dermatitis Atopik Bentuk klinis DA berbeda menurut fase umur penderita. Dikenal 3 fase dengan gambaran klinik masing-masing fase berbeda (Moelyono, 1986) : 1. DA tipe infantil 2. DA tipe anak-anak 3. DA tipe Dewasa
Pemeriksaan Penunjang DA Pemeriksaan Penunjang DA menurut Mulyono tahun 1986 : 1. Pemeriksaan darah tepi 2. Pemeriksaan imunologi Pemeriksaan Penunjang DA menurut Siregar tahun 1995 : 1. White dermatographisme 2. Percobaan Asetilkolin
Penatalaksanaan Ecxzema Pengobatan DA tidak bersifat menghilangkan penyakit tapi untuk menghilangkan gejala dan mencegah kekambuhan. Secara konvensional pengobatan DA pada umumnya menurut Boguniewicz & Leung tahun 1996 (cit.Kariosentono, 2006) adalah sebagai berikut : Menghindari bahan iritan Mengeliminasi alergen yang telah terbukti Mengurangi stress Pemberian pelembab kulit dan menghilangkan pengeringan kulit Kortikosteroid topikal Antibiotik Antihistamin
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN ECXZEMA a ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN ECXZEMA a. Pengkajian Identitas Klien Nama :Ny.s MR : 208765 Masuk ke RS : 21 -06-2011 Tanggal Lahir :17-08-95 Umur : 34 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam Alamat : Medan
b. Pengkajian Riwayat Kesehatan - Riwayat kesehatan dahulu - Riwayat kesehatan keluarga - Riwayat kesehatan sekarang
c. Pemerikasaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang : a c. Pemerikasaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang : a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2. Laboratorium a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin b. Urin : pemerikasaan histopatologi
Pengkajian 11 Funggsional Gordon 1. Pola Persepsi Kesehatan 2. Pola Nutrisi Metabolik 3. Pola Eliminasi 4. Pola Aktivitas dan Latihan 5. Pola Tidur dan Istirahat 6. Pola Persepsi Kognitif 7. Pola Persepsi dan Konsep Diri 8. Pola Hubungan dengan Sesama 9. Pola Reproduksi Seksualitas 10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress 11. Pola Sistem Kepercayaan
2. Diagnosa Keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit Sasaran : pemeliharaan integritas kulit Hasil yang diharapkan : · Mempertahankan integritas kulit · Tidak ada laserasi · Tidak ada tanda – tanda cedera termal · Tidak ada infeksi · Memberikan obat topical yang diprogramkan · Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal.
3.INTERVENSI Mandiri: pantau keadaan kulit pasien Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cidera panas yang tidak terasa ( bantalan pemanasan, radiator ) HE: Anjurkan pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
Kolaborasi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti histamine dan salep kulit
RASIONAL Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan pilihan intervensi yang tepat Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas. Banyak masalah kosmetika pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik. Penggunaan anti histamine dapat mengurangi respon gatal serta mempercepat proses pemulihan
Kesimpulan Dermatitis Atopik (DA) adalah keadaan peradangan kulit kronis residif, disertai rasa gatal yang berhubungan dengan riwayat atopi.