PERENCANAAN TANGGUL SUNGAI Teknik Sungai
PENGERTIAN Tanggul adalah semacam tembok miring/tegak lurus baik buatan maupun alami dan dipergunakan untuk mengatur muka air
Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dibedakan sebagai berikut : Tanggul Primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kiri-kanan sungai guna menangkis debis banjir rencana. Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun dibelakang tanggul primer berfungsi sebagai pengaman dan pertahanan kedua apabila tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah yang bharus dilindungi (obyek vital) mungkin pembangunan tanggul tersier diperlukan.
KRITERIA DESAIN BANGUNAN TANGGUL Persyaratan 1.1.Data dan informasi Untuk membuat perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar diperlukan : Parameter desain, meliputi parameter desain topografi, hidrologi dan geoteknik yang merupakan hasil analisi data Data lain diperlukan adalah data atau informasi bahan bangunan dan banhan timbunan tanggul yang tersedia, sarana dan prasarana serta tenaga kerja yang tersedia. 1.2. Fungsi Tanggul yang direncanakan harus dapat berfungsi untuk : Membatasi penyebaran aliran Mengarahkan aliran di hilir Keperluan lain asal tidak menganggu fungsi utamanya
1.3. Keamanan dan stabilitas tanggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Stabil terhadapa gaya-gaya yang berkerja Aman terhadap gerusan, rembesan dan erosi buluh, abrasi, benturan, limpasan dan longsoran Stabil terhadap penurunan/settlement 1.4. Tanggung Jawab tanggul direncanakan harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis terhadap : Fungsi Keamanan dan stabilitas ekonomis
2. Ketentuan-ketentuan 2.1. Ketentuan Umum Terpenuhinya parameter dan data lain guna perencanaan teknis tanggul pada sungai 2.2. Ketentuan teknis 2.2.1. Tata letak Harus terletak di daerah yang dimungkinkan terjadinya pelimpasan aliran lahar Tanggul terletak pada lokasi dengan biaya pembuatan yang murah
2.2.2. Bentuk dan dimensi Tanggul dapat dibuat tunggal dan ganda Talud tanggul bagian dalam harus diberi perkuatan pasangan batu/beton kedap air Talud tanggul bagian luar dilapis tanah liat dan ditanami rumput dan apabila diperlukan diberi pasangan batu kosong dengan ijuk setebal 10 cm Bila tanggul lebih dari 3m, ketinggian tanggul 3m harus dibuat bahu dengan lebar minimal 1m, baik dalam maupun luar tanggul Kemiringan arah memanjang tanggul sama dengan kemiringan dasar sungai rencana Tinggi tanggul ditentukan nerdasrkan elevasi Tinggi jagaan tanggul ditentukan dengan syarat tinggi jagaan Lebar puncak minimal 4m pada talud luar dan dalam dibuat tangga pasangan batu dengan jarak maksimum 40 m; talud tanggul bagian dalam harus tahan terhadap abrasi dan benturan akibat aliran lahar,dengan ketentuan minimum perkuatan tanggul jika diuji di laboratorium seperti padaTabel B2.
2.3. Bahan bangunan Bahan bangunan yang dipergunakan untuk membuat tanggul sungai adalah: 1) tanah nonkohesif; 2) pasangan batu kali atau beton; 3) pasangan batu kosong; 4) ijuk dan suling-suling; 5) gebalan rumput. 2.4. Gaya-gaya yang bekerja Gaya-gaya yang bekerja pada tanggul sungai laharadalah sebagai berikut. 1) berat sendiri; 2) tekanan air; 3) tekanan sedimen; 4) benturan akibat aliran.
PROSEDUR PERENCANAAN 3.1. Desain hidraulikUntuk perencanaan teknis tanggul pada sungai,persamaan yang dipakai didasarkankan tinjauanterhadap gaya-gaya yang bekerja, sifat-sifat bahanyang dipergunakan, dan stabilitas tanggul. 3.1.1. Tinggi tanggul Tinggi tanggul dihitung dengan persamaan sebagaiberikut. h = hd + hs + hu + hf
1. Tinggi endapan (hd). Tinggi endapan pada kantong sedimen (sediment pocket) ditentukansesuai dengan perencanaan pengendalian sedimen. Jika tanggulterletak di luar kantong sedimen, tinggi endapan dapat diabaikan (hd =0). 2. Tinggi aliran lahar (hs) Tinggi aliran lahar dapat dihitung dengan tahap-tahap sebagai berikut. a. Menghitung besar debit rencana (Qp) Qp = (1 + C*)Q0 dengan: Qp adalah debit sediment rencana (m3/dt); C* adalah konsentrasi butiran dalam volume material debrispada dasar sunga i sebelum bergerak (unconsolidated materialdeposit); Q0 adalah debit banjir rencana (m3/dt). b. Menghitung lebar rata-rata sungai (Br) Br = kw.Qp^1/2 Br adalah lebar rata-rata aliran (m); kw adalah koefisien lebar sungai (Tabel B.4);Q p adalah debit sediment rencana (m3/dt).
c. Menghitung tinggi aliran dengan (hs) - Menentukan jenis aliran Adapun tipe aliran sedimen berdasarkan kemiringan dasar sungai dapatdikelompokkan menjadi : Aliran debris tan θ ≥ tan θd Aliran hiperkonsentrasi tanθd > tan θ ≥ tan θh Aliran individu/traktif tan θ < tan θh dimana:
d. Menentukan kecepatan aliran lahar (U) Untuk aliran debris digunakan rumus kecepatan berikut.
e. Menghitung debit aliran dengan: Q adalah debit aliran (m3/dt); U adalah kecepatan aliran lahar (m/dt); Br adalah lebar rata-rata aliran (m); hs adalah tinggi aliran lahar (m). Dalam perhitungan tinggi aliran terlebih dahulu diambil suatu nilai hasebagai asumsi awal dan dengan metode trial and error dilakukan perhitungan di atas hingga diperoleh nilai debit aliran (Q) yang samadengan nilai debit rencana (Qp).
3) Tinggi loncat aliran (hu) Tinggi loncatan aliran lahar dihitung dengan rumus :
Tinggi jagaan ditentukan seperti pada Tabel B.1. 3.1.2. Sudut datang (β) Sudut datang adalah besarnya sudut yang dihitung dari as tanggulterhadap as aliran lahar menurut arah jarum jam. 3.1.3. Tinggi jagaan (hf) Tinggi jagaan ditentukan seperti pada Tabel B.1. 3.2. Abrasi dan bentur3.2.1. Koefisien abrasi (CA) Koefisien abrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. dengan: CA adalah koefisien abrasi (mm3/cm2); V adalah volume beton yang mengalami abrasi (mm3); Ab adalah luas bidang permukaan yang mengalami abrasi (cm2). Besarnya koefisien abrasi disyaratkan sebagai berikut : Untuk kuat bentur beton, E = 27,54 kg.m2/dt2 : CA = 0,43 Untuk kuat bentur beton, E = 32,44 kg.m2/dt2 : CA = 0,33 Untuk kuat bentur beton, E = 29,99 kg.m2/dt2 : CA = 0,18
3.2.2. Kuat bentur (E) Kekuatan beton terhadap benturan dihitung sebagai berikut. dengan: E adalah kuat bentur (kg.m2/dt2 atau N.m); m adalah massa hammer (kg); g adalah percepatan gravitasi (m/dt2); hj adalah tinggi jatuh (m).
3.3. Stabilitas 3.3.1. Stabilitas fondasi Tegangan yang terjadi akibat berat sendiri, tekanan air, tekanansedimen, pukulan akibat aliran, dan gaya seret yang bekerja padatanggul tidak boleh melebihi daya dukung tanah pondasi yangdiizinkan, yaitu 2 kPa. 3.3.2. Rembesan tanggul Rembesan yang terjadi harus lebih kecil dari rembesan yangdiizinkan yaitu 0.0003 cm/dt seperti pada tabel B.6. 3.3.3. Stabilitas terhadap geser Stabilitas tanggul dihitung dengan persamaan :
3.3.4 Longsoran permukaan Longsoran permukaan lereng tanggul dapat dihitung denganpersamaan
Matur.. Nuwun…