IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
Imunoprofilaktik Imunoprofilaktik merupakan suatu bentuk pencegahan penyakit dengan mekanisme peningkatan derajat imunitas melalui suatu proses imunisasi. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit.
Tujuan Imunisasi Mempersiapkan dan memampukan tubuh untuk melawan penyakit yang disebabkan mikroorganisme Merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit Meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit.
Dasar Imunisasi Respon Imun primer adalah respon imun yang muncul saat pertama kali tubuh terpajan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun sekunder. Respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah IgG, dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalami transformasi, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih cepat mengalami transformasi dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga lebih banyak terbentuk sel efektor dan sel memori. Pada imunisasi, respons imun sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa kelak. Untuk mendapatkan titer antibodi yang cukup tinggi dan mencapai nilai protektif, sifat respons imun sekunder ini diterapkan dengan memberikan vaksinasi berulang beberapa kali.
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap organisme tertentu, tanpa menyebabkan seorang sakit terlebih dahulu. Vaksin dimasukan ke dalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi ke dalam vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang. Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunitas ketika suatu saat tubuh di serang oleh mikroorganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
Alami Aktif Buatan Imunisasi Pasif Ditinjau dari cara memperolehnya, imunisasi dibagi menjadi: a. Imunisasi aktif, yaitu kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuhnya secara aktif membentuk antibodi b. Imunisasi pasif, yaitu bila imunitas itu berasal dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Imunisasi Aktif Alami Buatan Pasif
Imunisasi Aktif Alami Imunisasi aktif alami adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya pada individu yang pernah terkena campak maka akan terjadi silent abortive, sembuh selanjutnya kebal terhadap penyakit tsb. Hal ini karena paparan penyakit terhadap sistem kekebalan (limfosit) akan beredar dalam darah darah dan apabila suatu ketika terpapar lagi dengan antigen yang sama, sel limfosit akan memproduksi antibodi untuk mengembalikan kekuatan imunitas terhadap penyakit tersebut.
Imunisasi Aktif Buatan Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang diperoleh dengan memasukan patogen atau komponennya dalam keadaan hidup atau mati (vaksinasi) untuk merangsang produksi antibodi oleh tubuh. Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan imunitas aktif pada manusia.
Persyaratan Vaksin Mengaktivasi APC untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi interleukin Mengaktivasi sel T dan sel B untuk membentuk banyak sel memori Mengaktivasi sel T dan sel Tc terhadap beberapa epitop Memberi antigen yang persisten sehingga dapat merangsang sel B sewaktu-waktu untuk menjadi sel plasma yang membentuk antibodi terus-menerus sehingga kadarnya tetap tinggi.
Komponen Vaksin Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau dimatikan Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen Adjuvan adalah bahan yang berfungsi untuk meningkatkan respons imun terhadap antigen. Biasanya berupa garam aluminium.
Vaccine JENIS-JENIS VAKSIN Live Annuated Inactivated Organism Toxoid Subunit
1. Vaksin Hidup (Live attenuated vaccine) Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya (atenuasi) namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin hidup, yaitu : Vaksin dapat bereplikasi dalam tubuh sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alaminya namun lebih ringan Dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Dipengaruhi oleh circulating antibody Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95% sehingga tidak diperlukan pemberian ulang (booster) Contoh Vaksin: Bakteri : vaksin TBC (BCG), vaksin Demam tifoid Virus : vaksin Polio (Sabin), Campak, Mumps, Rotavirus, dan vaksin demam kuning
2. Vaksin Mati (Inactivated vaccine) Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin mati, yaitu : Vaksin tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh, sehingga diberikan dalam bentuk dosis penuh Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alaminya Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan pemberian ulang (booster). Dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan sistem imun, respon imun protektif baru baru muncul setelah dosis kedua dan ketiga Contoh vaksin: Bakteri : vaksin Whole-cell pertussis (wP) Virus : vaksin polio (Salk), vaksin kolera, vaksin influenza, vaksin rabies.
3. Vaksin Toxoid Vaksin ini digunakan ketika racun bakteri merupakan penyebab utama penyakit. Terbuat dari toksin yang telah dibuat tidak berbahaya tetapi dapat merangsang pembentukan antitoksin. Vaksin toksoid aman karena tidak dapat menyebabkan penyakit alaminya dan tidak ada kemungkinan menjadi bersifat patogen kembali. Antigen vaksin ini tidak aktif bereplikasi dalam tubuh dan tidak dapat menyebar ke individu lain yang tidak diimunisasi. Vaksin ini stabil karena tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan cahaya. Contoh: Vaksin Difteri dan Vaksin Tetanus.
4. Vaksin Subunit Vaksin subunit hanya menyertakan bagian antigenik dari suatu patogen. Vaksin subunit dikategorikan menjadi: Vaksin Subunit Protein, contoh vaksin Hepatitis B mengandung protein yang diproduksi oleh virus hepatitis (HBsAg) Vaksin Subunit Polisakarida Beberapa bakteri ketika menginfeksi manusia sering dilindungi oleh kapsul polisakarida yang membantu organisme menghindari sistem pertahanan manusia. Vaksin polisakarida membuat respon terhadap molekul kapsul bakteri. Contoh: vaksin penyakit meningococcus, penyakit pneumococcus Vaksin Subunit Conjugate Vaksin subunit conjugate juga membuat respon terhadap molekul dalam kapsul bakteri. Namun vaksin ini merupakan vaksin polisakarida yang diikat dengan protein pembawa yang dapat menginduksi respon protektif jangka panjang bahkan pada bayi. Contoh : vaksin Influenza tipe B (Hib)
Kesimpulan Imunisasi adalah proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap infeksi mikroorganisme Imunisasi bertujuan untuk mengurangi angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya Ada 2 jenis imunisasi, yaitu Imunisasi Aktif (tubuh aktif membentuk antibodi) dan Imunisasi Pasif (antibodi didapat dari luar tubuh) Imunisasi Aktif dapat dicapai secara alami (setelah sembuh dari suatu penyakit) dan secara buatan (melalui vaksinasi) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I): Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus, Tuberkulosis, Campak, Poliomielitis, dan Hepatitis B.