DESAIN PENELITIAN Created by : Andi khairunnisa Ayudya Sekar Liana syarahwati Shahna Nur Safira Tias Dwi Cahya
Definisi Desain Penelitian Merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian Desain penelitian mencakup berbagai hal yang dilakukan peneliti, mulai dari : Identifikasi masalah Rumusan hipotesis Operasionalisasi hipotesis Cara pengumpulan data Analisis data
Manfaat desain penelitian Sebagai pegangan Menentukan batas-batas penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian. Desain selalu berhubungan erat dengan tujuan penelitian Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan , memberikan gambaran kesulitan yang dihadapi.
KLASIFIKASI PENELITIAN Berdasarkan waktu Penelitian transversal (cross- sectional) Penelitian longitudinal 2. Berdasarkan ruang lingkup penelitian Penelitian klinis Penelitian lapangan Penelitian laboratorium
Lanjutan… 3. Berdasarkan analisis Penelitian deskriptif Penelitian analitik
ANALITIK DESKRIPTIF DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL 1. UJI PRAKLINIS OBSERVASIONAL DESKRIPTIF SURVEI STUDI KASUS STUDI BANDING STUDI PREDIKSI STUDI KORELASI STUDI EVALUASI ANALITIK CROSS-SECTIONAL CASE-CONTROL KOHORT EKSPERIMENTAL 1. UJI PRAKLINIS 2. UJI KLINIS
DESAIN PENELITIAN OBSERVASIONAL Deskriptif Analitik Merupakan penelitian yang hanya menggambarkan fenomena yang ditemukan, baik itu berupa factor resiko, maupun suatu efek atau hasil Penelitian deskriptif tidak perlu ada hipotesis Contoh penelitian observasional deskrptif : survey, studi kasus, studi banding, studi prediksi, studi korelasi, dan studi evaluasi Pada penelitian observasional analitik, peneliti mencoba untuk mencari hubungan antar variable, yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap data yang dikumpulkan. Pada penelitian anailitik perlu dibuat hipotesis Desain penelitian analitik dibagi menjadi 3, yaitu : cross-sectional, case- control, dan kohort
Cross-sectional Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).
Kelebihan penelitian Cross Sectional Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel resiko maupun variabel efek.
Kekurangan penelitian Cross Sectional Diperlukan sampel dalam jumlah yang besar Tidak dapat menggambarkan pathogenesis, insidens, maupun prognosis Tidak praktis pada penilitian untuk kasus yang jarang Sulit menentukan sebab-akibat, karena pengambilan data factor risiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan Memungkinkan terjadinya salah interpretasi
Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau pendekatan cross sectional.
Tahapan cross-sectional Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel- variabel yang akan diteliti dan kedudukanya masing-masing. Tahap kedua : menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya. Tahap ketiga : Melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen-independen dan variabel-variabel yang dikendalikan secara bersamaan (dalam waktu yang sama) Tahap keempat : Mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan.
Case control suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospective.
Kelebihan penelitian Case Control Dapat digunakan untuk meneliti kasus yang jarang atau penyakit yang memiliki masa laten yang panjang Hasil diperoleh dengan cepat Biaya penelitian relative lebih sedikit Jumlah subjek penelitian lebih sedikit Dapat sekaligus mengidentifikasi beberapa faktor
Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas, dan reabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktor-faktor resikonya. Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar- benar sesui dengan kelompok kasus karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan. Validasi dari informasi kadang-kadang sulit didapat
Contoh Sederhana Penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi/ kekurangan gizi pada anak balita dengnan perilaku pemberian makanan oleh ibu.
Tahapan case-control Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel dependen ( efek ) dan variabel- variabel independen (faktor resiko ). Tahap kedua : Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Tahap ketiga : Mengidentifikasi kasus. Tahap Keempat :Pemilihan subjek sebagai control. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek pada kasus.
Tahap kelima : Melakukan pengukuran secara retrospektif. Tahap keenam : Melakukan pengolahan dan analisis data .
Kohort Penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.
Kelebihan Penelitian Cohort Merupakan rancangan terbaik dalam menentukan insiden/perjalanan penyakit dan efek yang diteliti Terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara factor risiko dengan efek secara temporal Terbaik dalam meniliti kasus yang bersifat fatal dan progresif Memiliki kekuatan yang andal dalam meniliti berbagai masalah kesehatan, karena sifat pengamatannya yang kontinu dan longitudinal
Kekurangan Penelitian Cohort Memerlukan waktu yang cukup lama Memerlukan sarana dan biaya yg besar Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis hasil Masalah etika penelitian sering terabaikan
Contoh Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara Ca paru (efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.
Tahapan kohort Tahap pertama : Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol). Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Tahap ketiga : Mengidentifikasi subjek Tahap keempat : Mengobservasi perkembangan Tahap kelima : Mengolah dan menganalisis data.
Penelitian eksperimental Penelitian eksperimental / studi intervensional merupakan salah satu rancangan yang digunakan untuk mencari hubungan sebab – akibat. Uji eksperimental dibagi menjadi dua : uji praklinis : secara in vitro (media kultur) maupun in vivo (binatang percobaan) Uji klinis : secara in vivo pada manusia, baik bersifat diagnostic maupun terapeutik.
TERIMAKASIH