TEOLOGI ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN RASIONAL Drs. Parluhutan Siregar, M.Ag.
PENDAHULUAN Teologi adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang hal-hal yang diimani (yang umumnya bersifat irrasional). Sebagai disiplin ilmu, definisi teologi ini mengacu pada ciri-ciri pengetahuan ilmiah. Berteologi berarti memahami iman dengan cara lebih baik, melalui penggunaan akal pikiran dan pengalaman empiris.
Fungsi Teologi: merasionalisasikan konsep-konsep yang bersifat imani untuk memperkuat keyakinan dan untuk menjawab keraguan pengikut agama karena adanya kritik yang datang dari luar agama. Kebenaran teologi adalah kebenaran korelasional atau persesuaian antara arti kitab suci dengan kenyataan obyektif yang selalu berupa nilai-nilai manusiawi yang universal.
Teologi merupakan refleksi dari wahyu yang didorong oleh kebutuhan dan tujuan masyarakat pada era dan wilayah tertentu. Karena itu, pemikiran teologi terus berkembang mengikuti situasi zaman. Perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan pengetahuan dari zaman ke zaman membuat paradigma dan cara perumusan teologi pun bervariasi.
NALAR QURANI Alquran memiliki nalar sendiri untuk menjelaskan konsep-konsep iman dalam kaitannya dengan akal atau pemikiran. Pola yang lazim digunakan adalah ajakan berpikir dengan cara dialektika.
Contoh dialektika Alquran; Ajakan untuk memikirkan alam untuk meyakinkan Wujud Allah; أَفَلا يَنظُرُونَ إِلَى الإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاء كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20) (Surat Al-Ghasiyah) 2. Ajakan untuk menggunakan akal atas Kuasa Allah yang Tak Terbatas; وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78) قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ (Surat Yasin) عَلِيمٌ (79)
UNSUR RASIONALITAS DALAM ILMU KALAM Ilmu Kalam; disiplin ilmu yang disusun atas dorongan perkembang-an pemikiran filsafat di dunia Islam. Perumusan Ilmu Kalam mengguna-kan pendekatan filsafat atau Mantiq (Logika) untuk menjelaskan ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan aqidah. Ilmu Kalam=teologi filosofis.
Contoh: Ahli Kalam mengambil filsafat “Causa Prima” dari Aristoteles untuk membuktikan adanya Tuhan. Ahli Kalam, seperti Abu Hasan Al-Asy’ari, menyusun argumen logis, seperti; - Setiap yang ada pasti ada yang meng- ada-kannya. - Alam ini ada. - Jadi, alam ini pasti ada yang meng-ada- kannya.
RASIONALITAS PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN Pemikiran Teologi Islam pada era modern tidak hanya bersifat rasional filosofis, tetapi sudah rasional-teoritis. Teologi Islam yang dirumuskan Sarjana Muslim pada era modern mengambil teori-teori ilmiah sebagai rujukan untuk menafsirkan ayat Alquran tentang aqidah.
Sebagai Contoh: Husain Al-Jisri menggunakan “Teori Tsunami” untuk menjelaskan Mukjizat Nabi Musa ketika memukulkan tongkat ke laut, lalu laut terbelah. Ada juga Teolog Muslim yang menggunakan teori “Expanding Universe” untuk menjelaskan proses terjadinya qiamat.
EMPIRISITAS TEOLOGI ISLAM TRANSFORMATIF Pada era Posmodern, muncul pemikiran dan gerakan teologi pembebasan dari pastor Katolik di Amerika Latin, dan diikuti sarjana lainnya, termasuk sarjana Islam. Perumusan Teologi Islam Transformatif merujuk pada pengalaman nyata/empiris umat manusia. Di sini, penderitaan dija-dikan sbg dasar untuk menafsirkan ayat-ayat Alquran yang berkenaan dgn aqidah.
Fokus perhatian dalam perumusan teologi ini adalah mencari akar teologi, metodologi, dan aksi yang dapat membuka jalan menuju transformasi sosial. Sasaran pemikiran teologi adalah memberdayakan umat manusia (terutama orang miskin dan kaum tertindas), seperti theo-antropho-centris, keadilan sosial dan anti penindasan, dan lain-lain.
PENUTUP Pemikiran Teologi Islam mengalami proses pergeseran dari rasional filosofis/logis ke rasional-teoritis dan terakhir ke rasional-empiris. Sebagai suatu hasil bepikir manusia, pergeseran pemikiran itu wajar terjadi dan diperlukan agar Teologi Islam dapat menjawab persoalan umat yang muncul karena perubahan zaman.