Manajemen Usaha Pertanian ASPEK TANAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KLASIFIKASI TANAH (Sistem FAO-UNESCO)
KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA BAB I Kelas VIII Semester I o l e h NASRUDIN, S.PdI. Ayunia.wordpress.com 9 Juli 2010.
PENGANTAR KLIMATOLOGI
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Pengertian Konservasi Tanah dan Air
TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA
Dinamika HIDROSFER.
BAB 1 KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
KLASSIFIKASI TANAH, SURVAI TANAH, DAN PEMETAAN TANAH
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
KLASIFIKASI TANAH (Sistem U S D A) Materi Kuliah DASAR ILMU TANAH
PANTAI Daerah pantai atau pesisir merupakan wilayah sepanjang garis pantai yang sekiranya masih terkena pengaruh langsung dari aktivitas marin dengan berbagai.
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
TANAH-TANAH APEL DI BATU
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
BAB 2 PEDOSFER.
PENGELOLAAN TANAH Apa? Mengapa? Bagaimana?.
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4
Banyak mengalami kendala untuk pengembangan pertanian
HANDOUT 1 GEOGRAFI TANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP PENDAHULUAN Tanah secara umum dipahami sebagai bagian.
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM TANAH DAN LAHAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KUALITAS LAHAN dan ASPEK PASAR
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
EVALUASI LAHAN PENGERTIAN DAN RISALAHNYA
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
Warna Tanah.
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
ARSITEKTUR TROPIS…...
Proses Perkembangan Tanah
EVALUASI LAHAN Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
TANAH MERUPAKAN LAHAN BUDIDAYA
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
Bab 6 HIDROSFER.
KULIAH-4 4. PREDIKSI EROSI-1 A. Formula USLE
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
MK. DASAR ILMU TANAH. Smno.jursntnh.fpub.febr2014
Bab 4 pedosfer.
PEDOSFER.
Dasar-dasar Ilmu Tanah (PTN 101)
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
PEDOSFER.
Oleh: Risyana Hermawan
B. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA
Pengantar Klasifikasi Tanah
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
KONSEP TANAH Apa itu Tanah ? Alasan untuk mempelajari ilmu tanah
BAB II. FAKTOR PEMBENTUK TANAH
NAMA KELOMPOK : 1.AGUNG JIMANTORO C
Tanaman Padi Berdasarkan Tempat Tumbuh
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
Potensi fisik dan sosial wilayah indonesia
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Sebagai Pemenuhan Tugas “pengelolaan tanah berlanjut”
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
Transcript presentasi:

Manajemen Usaha Pertanian ASPEK TANAH PNE1304 Manajemen Usaha Pertanian ASPEK TANAH Semester Gasal 2017/2018 SUKRON ROMADHONA Departemen of Soil, Faculty of Agriculture, University of Jember 085793050867

ASPEK TANAH, AIR DAN PUPUK SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI Ir. H. Herru Djatmiko, MS. 1 Pokok Bahasan: ASPEK TANAH, AIR DAN PUPUK SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI DALAM USAHA TANI Matakuliah : PNE1304 Manajemen Usaha Pertanian SKS : 2 - 1 Pengampu : Sukron Romadhona M.Ling FAKTOR TANAH DAN BEBERAPA ASPEKNYA SUMBER AIR DAN IRIGASI DALAM USAHA PERTANIAN KESESUAIAN LAHAN PUPUK DAN PEMUPUKAN Handout matakuliah Manajemen Usaha Pertanian PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2011

mendukung produksi tanaman, tempat landasan pemukiman, 2 Tanah merupakan sumberdaya lahan yang terpenting sampai saat ini, oleh karena hampir semua aktivitas mahluk hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang masih memerlukan tanah. Sebagaimana diketahui bahwa tanah merupakan bagian permukaan bumi yang memiliki kemampuan untuk: mendukung produksi tanaman, tempat landasan pemukiman, penampungan dan penyimpanan sumber air, peredaran hidrologi, peredaran hara dan aliran energi, keragaman hayati (biodeversitas), kestabilan ekosistem dan kepentingan lain yang menyangkut sosial dan ekonomi.

3 Dengan mempelajari karakteristik tanah ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi bahwa tanah merupakan salah satu faktor produksi yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen usaha pertanian. Pemilihan dan/atau penggunaan lahan yang berbeda akan menentukan besar - kecilnya biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam usaha tani.

SUMBER DAYA LAHAN DALAM USAHA PERTANIAN Ir. H. Herru Djatmiko, MS. SUMBER DAYA LAHAN DALAM USAHA PERTANIAN 4 Climate Relief and Geological formation Soils (including soil hydrology) Water (including geohydrology) Artifactial elements of a stable nature Vegetations and related biological feature Berdasarkan tingkat kestabilannya, dapat dibagi dalam 3 group: Very stable resources (climate, relief & geological formation). Moderately stable resources (soil, water, artifactial elements). Relatively unstable resources (vegetation, biological feature). Tingkat kestabilan tsb. berkaitan dengan tindakan/aktivitas manusia untuk mempengaruhinya yang menyebabkan kerusakan dan/atau perubahan Handout matakuliah Manajemen Usaha Pertanian PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2011

manusia tidak dapat merubah atau mempengaruhi 5 1. VERY STABLE RESOURCES sangat stabil manusia tidak dapat merubah atau mempengaruhi manusia hanya dapat menyesuaikan diri a. Iklim: Tindakan yang dapat dilakukan: Forcasting (peramalan) Membuat hujan buatan Mengalihkan lokasi hujan Green house Pengaruh tindakan manusia: - Polusi udara  sedikit berpengaruh terhadap iklim Sedikit diubah oleh manusia Hanya dapat berubah karena proses alam b. Relief c. Formasi geologi

2. MODERATELY STABLE RESOURCES 6 Manusia mampu sedikit mempengaruhi / merubah Tanah: merubah bentuk permukaan, misalnya - sawah (artifactial element) - memperbaiki (pe +an BO, dsb.) - merusak (penggalian pasir, dsb.) Air :  - mengendalikan kualitas - mengatur distribusinya mengatur pemanfaatannya mengupayakan konservasinya 3. RELATIVELY UNSTABLE RESOURCES Vegetasi Biologi Dapat dipengaruhi /diubah oleh manusia

7 T A N A H JENIS TANAH KARAKTERISTIK TANAH (sifat kimia, fisika dan biologi) KONDISI TANAH (basah, kering) LETAK / POSISI TANAH (pegunungan, dataran, pantai, rawa). POTENSI TANAH KENDALA AKTUAL

JENIS TANAH SOIL TAXONOMY FAO LPT 8 1. ENTISOLS (- ent) Tanah muda hanya dgn horison Okric. Regosol Arenosol Fluvisol Aluvial Lithosol 2. VERTISOLS (- ert) Lempungan(>30%); Retakan periodik; Gilgai; slickensides - Vertisol - Grumusol 3. INCEPTISOLS (- ept) Tanah muda dgn horison Kambik Cambisol Latosol Mediteran Brown Forest Podzolik coklat Sebag. Aluvial Tanah-tanah Humic gley dsb. 4. ARIDOSOLS (- id) Mempunyai lingkup lengas kering dgn horison Okrik & kadang Argilik Yermosol Xerosol Solonchak Solonetz (Na tinggi) 5. MOLLISOLS (- oll) Tanah dgn hor. Mollic Chernozem Kastanozem Bbrp Phaenozem Rendzina Prairie soils Brown Forest dst

Lanjutannya SOIL TAXONOMY FAO LPT 9 6. SPODOSOLS (- od) Tanah dengan horison Spodik Podzol Podzolic coklat Podzol air tanah 7. ALFISOLS (- alf) Tanah dgn horison Argilik dan kejenuhan basa (BS) tinggi Luvisol Nitosol Acrisol (BS > 35%) Mediteran Podzolik kelabu coklat Non Calsic Brown soil. 8. ULTISOLS (- ult) Tanah dgn horison Argilik dan kejenuhan basa (BS) rendah Acrisol Sebagian Nitosol Luvisol (BS < 35%) Podzolic merah kuning Lateritic Planosol 9. OXISOLS (- ox) Tanah dgn horison Oksik Ferrasol Lateritik Latosol 10. HISTOSOLS (- ist) Tanah organik / gambut Histosol Organosol 11. ANDISOLS (- ands) Tanah muda berkembang dari abu vulkanik.(BV < 0,85 g/cm3) Andosol 12. GELISOLS (- els) Padanan : - Criosol Permukaan tanah dalam keadaan beku (permafrost) sampai pada kedalaman 100 cm, atau Mempunyai Gelic materials dalam 100 cm dan permafrost sampai kedalaman 200 cm

Sebagai tanah muda yang belum mengalami deferensisasi horison 10 ENTISOLS Padanan:- Regosol - Aluvial - Lithosol Sebagai tanah muda yang belum mengalami deferensisasi horison + 10,6% dari luas Kepulauan Indonesia Tingkat perkembangan yang masih sangat lemah a.l disebabkan oleh: Ilkim yg sangat basah atau kering, sehingga perombakan bahan induk terhambat. Bahan induk yg sangat resisten terhadap pelapukan. Misalnya: pasir, kuarsa. Adanya erosi yg selalu menggerus epipedon, sehingga tidak pernah terbentuk horison iluviasi. KARAKTERISTIK: DAERAH PENYEBARAN: Di sepanjang kanan kiri sungai Sekitar rawa Sekitar kawasan gunung berapi Di daerah pantai Kawasan penebangan liar, dll. Sangat tergantung keadaan TEKSTUR tanahnya Kandungan bahan organik Proses terbentuk dan bahan induk

ENTISOLS PEMANFAATAN PENGELOLAAN: Dataran Rendah: Persawahan Ir. H. Herru Djatmiko, MS. 11 ENTISOLS PEMANFAATAN Dataran Rendah: Persawahan Lahan tegal Tambak Dataran Tinggi: Hutan industri Perkebunan Tegal Kawasan lindung PENGELOLAAN: Di daerah basah Persawahan di Pantura Di daerah kering Masalah: Keterbatasan air Kegaraman Bali, NTB dan NTT Handout matakuliah Manajemen Usaha Pertanian PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2011

1. Tropofluvents 2. Tropopsaments Merupakan great group yang tersebar luas diseluruh kepulauan, terutama di daerah-daerah volkanik. Kendala: berbatu, solum dangkal, defisit air, dan mudah tererosi. Kesesuaian: dapat ditanami tanaman tahunan maupun semusim asal diikuti dengan tindakan konservasi. 2. Tropopsaments Great group ini banyak berkembang di daerah pantai maupun daerah pengendapan/ pengikisan. Kendala: tekstur kasar, defisit air, didekat pantai sering berdrainasi buruk dan pada kondisi tertentu sering ditemukan tanah dengan salinitas tinggi. Kesesuaian: dapat dipergunakan untuk tanaman semusim yang toleran terhadap cekaman (stres) air atau kekeringan.

3. Sulfaquents Tanah ini banyak didapatkan di daerah pantai atau rawa pantai dan berkondisi tereduksi terus-menerus mengakibatkan terakumulasinya bahan Sulfuric pada kedalaman < 50 cm. Kendala: mempunyai kemasaman potensial, pada kondisi tergenang tanah bereaksi netral sampai sedikit masam, tetapi bila didrainasi akan menjadi sangat masam dan keracunan Al meningkat. Kesesuaian: untuk padi sawah, tetapi dikelola tanpa pengeringan dan pengolahan tanah. Palawija bisa produktif asal sebelum tanam tanah sudah di reklamasi melalui deacidivikasi dan desalinisasi. Umumnya proses reklamasi ini sulit dilakukan dan memerlukan biaya sangat mahal.

INCEPTISOLS Merupakan tanah muda yang sudah mulai berkembang PADANAN: 12 INCEPTISOLS Merupakan tanah muda yang sudah mulai berkembang PADANAN: Latosol Mediteran Brown Forest Podzolik coklat Sebagian Aluvial Tanah-tanah Humic gley dsb. FAKTOR PEMBENTUK: Bahan induk yg resisten terhadap pelapukan Banyak mengandung abu vulkan dan tidak memenuhi sifat2 Andik Sifat Andik: - BV < 0,85 g/cm3 - mengandung bahan piroklastik vitrik (bhn vulkanik) > 80% - mengandung bahan amorf (alofan) >> Posisi dalam bentang lahan yg ekstrim yaitu daerah curam dan lembah Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah baru mulai.

INCEPTISOLS KARAKTERISTIK: Umumnya merupakan tanah muda yang subur 13 INCEPTISOLS KARAKTERISTIK: Umumnya merupakan tanah muda yang subur Masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk Tetapi untuk Inceptisol yg berkembang dari endapan tanah hasil erosi, longsoran, hasil kulmatasi rawa dan/atau endapan banjir : tingkat kesuburannya sangat dipengaruhi oleh bahan tanah asal. WILAYAH PENYEBARAN: Terdapat hampir di seluruh kepulauan Indonesia PENGGUNAAN: Pemanfaatan tanah ini sangat beragam: Persawahan Hutan Perkebunan Tegal dll KENDALA ?

Berdasarkan sifat-sifat umum tersebut maka potensi tanah ini sangat bervariasi dan kesesuaiannya tergantung pada kendala masing-masing great group. 1. Eutropepts Penyebarannya terutama di Jawa, dan Bali serta sebagian kecil di Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku Selatan. Kendala: berkembang di daerah beriklim kering, kesuburan alaminya tinggi, kaya basa, bereaksi agak masam sampai netral dan pada daerah agak berlereng solumnya dangkal dan peka erosi. Kesesuaian: dapat digunakan untuk hampir semua tanaman tropis asal diikuti dengan konservasi tanah untuk mempertahankan kelestariannya.

2. Dystropepts Tanah-tanah ini dapat diketemukan terutama di Sumatra, Irian Jaya, sedikit di Kalimantan, Maluku, Nusatenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Kendala: kesuburan rendah, KB rendah, terbentuk dari bahan asal batuan masam, respon terhadap pemupukan, pH pada kisaran masam lemah sampai masam, dan mengandung kadar aluminium tinggi. Tanah yang terbentuk di daerah pegunungan relatif dangkal dan mudah tererosi. Kesesuaian: tanaman tahunan untuk wilayah dengan ketinggian > 1000 m dan berlereng, seperti Kopi, Karet, Cengkeh dan beberapa tanaman buah-buahan untuk ketinggian < 400 m dengan disertai tanaman penutup tanah atau naungan. Dataran rendah bisa digunakan untuk tanaman semusim dan sayuran seperti palawija, tebu dan padi sawah tetapi dikuti dengan pemupukan dan penambahan bahan organik atau mulsa.

3. Tropaquepts 4. Humiptropepts Terutama ditemukan di Jawa Timur dan Tengah. Kendala: sering tergenang atau kebanjiran dalam waktu yang cukup lama, dan kesuburan umumnya baik. Kesesuaian: padi sawah dan untuk tanaman lain perlu tindakan drainasi. 4. Humiptropepts Tanah ini ditemukan di Jawa, Sumatra, Irian Jaya dan sedikit di Sulawesi Selatan dan Kalimantan. Kendala: KB relatif rendah, kaya humus, kesuburan relatif rendah, mudah tererosi pada kondisi terbuka, dan reaksi masam lemah. Kesesuaian: padi sawah, palawija, tanaman umbi-umbian, tanaman akar-akaran pada dataran rendah. Dataran tinggi sebaiknya untuk tanaman tahunan yang diikuti dengan pengawetan tanah.

5. Sulfaquepts, Sulfic Tropaquepts dan Sulfic Haplaquepts Tanah berkembang pada rawa pantai atau pengaruh pasang surut dan secara umum disebut cat clay. Kendala: reaksi tanah sangat masam (pH<3,5), pada kedalaman 0,5 m keracunan besi dan aluminium, kesuburan rendah, tergenang setiap saat atau permanen, secara potensial mengandung pirit atau jarosit. Kesesuaian: sulit dilakukan reklamasi dan tanaman yang tahan keracunan Fe dan Al dan kemasaman, yang dapat ditanam pada tanah ini seperti padi sawah varitas tertentu, talas dan sagu.

VERTISOLS (GRUMUSOL) SIFAT KHUSUS: Ir. H. Herru Djatmiko, MS. 14 VERTISOLS (GRUMUSOL) SIFAT KHUSUS: Mempunyai sifat vertik, krn mengandung mineral lempung tipe 2:1 (monmorilonit), sehingga mempunyai sifat mengembang (swelling) dan mengkerut (shrinking) yg besar. Kadar lempung > 30% Terjadi retakan di musim kemarau sedalam 50 cm dan lebar > 1 cm Struktur butir Gilgai/timbulan renik 30 - Struktur -lempeng -baji 60 - Batuan basal 90 - Dan satu atau lebih: Musim kemarau Terjadi retakan Musim hujan Gilgai (topografi poligonal crabhole) Slickenside pada kedalaman 25-100cm Struktur baji pada kedalaman 25 -100cm Pada keadaan basah terjadi pengembangan tanah, yg menyebabkan kenaikan permukaan Tanah (gilgai) Bahan permukaan jatuh ke dlm retakan SIFAT LAIN: - Konsistensi sangat keras (kering) - KTK tinggi Handout matakuliah Manajemen Usaha Pertanian PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2011

Vertisols Di Indonesia, Vertisol terbentuk pada: Ir. H. Herru Djatmiko, MS. 15 Vertisols Di Indonesia, Vertisol terbentuk pada: Daerah dengan perbedaan MK dan MH yang tegas Pada ketinggian ≤ 300 m dpml Temperatur tahunan rata2 25 0 C Curah hujan < 2500 mm/th Topografi datar s/d berbukit Bahan induk batu kapur, tuff, endapan aluvial dan abu vulkan KARAKTERISTIK: Warna tanah umumnya hitam kelam Konsistensi basah sangat lekat, pada kondisi kering sangat keras Permeabilitas sangat lambat Pengolahan tanah berat KENDALA ? WILAYAH PENYEBARAN: Jawa Barat ( di Cianjur sedikit) Jawa Tengah Jawa Timur (Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Situbondo, Banyuwangi) NTT, Sulawesi (sekitar D. Tomini) dll. Handout matakuliah Manajemen Usaha Pertanian PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2011

1. Chromuderts Terdapat terutama di Jawa. Kendala: selain sifat-sifat di atas, pada tanah ini sering terbentuk struktur gumpal yang besar pada permukaan tanah. Kesesuaian: produktivitas tanah rendah karena adanya musim kering sehingga intensitas penanaman rendah. Bila air mencukupi dapat dipergunakan untuk padi sawah dan palawija secara rotasi dan palawija secara tumpangsari. Pada tanah yang tidak tergenang sesuai untuk tebu, mangga, jambu atau tanaman hortikultura.

2. Chromustert Terdapat terutama di Jawa, Nusatenggara, dan Sulawesi. Kendala: terdapat perbedaan musim kering dan penghujan yang tegas, tetapi kondisi fisiknya lebih baik daripada Chromuderts. Kesesuaian: tanah ini sesuai untuk pertanian tanaman semusim atau tahunan bila air mencukupi kebutuhan tanaman selama pertumbuhannya.

ALFISOLS Padanan: - Luvisol - Mediteran KARAKTERISTIK: 16 ALFISOLS Padanan: - Luvisol - Mediteran KARAKTERISTIK: Merupakan tanah yg secara potensial termasuk tanah yg subur (seperti halnya Entisols, Inceptisols dan Vertisols). Sebagian besar telah dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Dengan ciri2: Tanah dengan horison Argilik Kejenuhan basa (BS) tinggi KTK rendah s/d tinggi pH masam s/d netral Berkembang dari batu kapur, olivin, tuff dan lahar Bentuk wilayah bergelombang sampai tertoreh (dataran rendah s/d tinggi) Luas Alfisols : + 18,749 juta ha

17 Alfisols PENYEBARAN: Jawa Timur dan Madura (al. pantai utara dekat Tuban) Jabar: a.l sebelah Selatan Sukabumi Jawa Tengah: a.l Playen Gunung Kidul Sumatra: Pantai Selatan dan dekat Aceh, puilau Siberut dan Sumatra Selatan Kalimantan: dekat Tarakan (Kaltim) Sulawesi: Selatan, Tenggara dan Tengah Papua: Fak Fak dan sekitarnya, Biak NTB dan NTT BEBERAPA PERMASALAHAN DI LAHAN ALFISOL Di beberapa daerah dijumpai kondisi berlereng dan berbatu, yg disebabkan oleh erosi Horison B Argilik dapat mencegah perkembangan akar, karena horison tersebut bertektur lempung berat. Pengelolaan yg intensif sering dapat menyebabkan bahan organik turun drastis. Fixasi K dan P karena adanya mineral Illit, sehingga sering dijumpai kandungan K dan P tersedia rendah.

ULTISOLS PADANAN: - Laterit - Podzolik merah kuning - Planosol 18 PADANAN: - Laterit - Podzolik merah kuning - Planosol KARAKTERISTIK: Merupakan tanah yg sudah berkembang lanjut (telah mengalami pelapukan lanjut), dengan ciri2: Kejenuhan basa < 35% KTK < 24 Bahan organik umumnya rendah pH masam (< 5,5) Terjadi proses Luxivisasi (pencucian) dan Podzolisasi yg intensif. LUAS HAMPARAN: 29,7% dari luas daratan Indonesia (+ 51 juta ha) 95% (+ 48,3 juta ha) berada di: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua. 5% (+ 1,7 juta ha) berada di P. Jawa.

Ultisols POLA PENYEBARAN: Di daerah iklim tropika basah 19 Ultisols POLA PENYEBARAN: Di daerah iklim tropika basah Di daerah bentukan tua dengan bahan induk tuff masam, batu pasir dan bahan endapan dari pasir masam, bahan induk tua (batuan lempung) Topografi bergelombang s/d berbukit Sering berasosiasi dengan: Oxisols, Alfisols, Inceptisols dan Entisols Penyebaran Ultisols hampir di seluruh pulau di Indonesia, kecuali: Bali, NTB, NTT dan Maluku Selatan. PENGGUNAAN: Kebanyakan sebagai lahan kering Hutan tropika basah Padang alang-alang Perkebunan Sebagian sudah diusahakan sebagai lahan pertanian (padi lahan kering). Misalnya di Sitiung (Sumatra). ULTISOLS merupakan tanah yang kurang subur !!!!! Bagaimana pengelolaannya?

ANDISOLS KARAKTERISTIK: (Andosol) 20 ANDISOLS KARAKTERISTIK: (Andosol) Merupakan tanah yang cukup subur, karena berkembang dari bahan induk abu vulkanik. Di Indonesia abu vulkan bersifat andesitik sampai basalt Tanah bersifat andik yg dicirikan: BV < 85 g/cm3 Didominasi bahan amorf (alofan) pH NaF 1N > 9,4 Mengandung bahan piroklastik vitrik (bahan vulkanik) > 80 % SIFAT LAIN: Warna hitam kelam (coklat sampai hitam) Daya menahan air tinggi, tetapi bersifat “irreversible” BO 8 – 30% pada hor. A1 dan 2 – 8 % pada hor B2, terasa berminyak (smeary) apabila diremas. Sangat porous, gembur, non plastic, non sticky (tidak lekat), struktur remah/granuler Mempunyai pasir semu (pseudo sand) Rawan erosi ( angin maupun hujan)

Andisols KENDALA / PERMASALAHAN: 21 Andisols KENDALA / PERMASALAHAN: Sangat berkaitan dengan karakteristiknya WILAYAH PENYEBARAN: Andisol di Indonesia menempati areal seluas 3,4% luas daratan atau 6,491 juta ha. Pada umumnya terhampar di lereng gunung berapi dengan ketinggian > 1000 m (tetapi dapat pula dijumpai pada ketinggian 0 – 3000 m) Sumatra: dari Aceh sampai Lampung di sekitar Bukit Barisan Jawa Barat: G.Lirang (dekat Pandeglang), G.Salak, G.Pangrango, G.Tangkupanprahu (Lembang), dataran tinggi Pangalengan. Jawa Tengah: G.Lawu, Peg. Dieng, G.Merapi, G.Merbabu, dll. Jawa Timur: G.Lawu, G.Wilis, Peg.Tengger, G.Kawi, G.Arjuna, Peg.Ijen, G.Argopuro, dll. P. Bali: di sekitar G.Agung dan Batur. P. Lombok: di sekitar G.Rinjani P. Sumbawa: di sekitar G.Tambora, terus ke timur sampai P.Solor, Alor, Wetan Sulsel: G.Gandali, G.Watu, G.Kambuno. Sulut: di sekitar G.Saputan.

22 MOLLISOLS PADANAN: Rendzina Chernozem Prairie soils Brown Forest dst Merupakan tanah yang cukup subur, tetapi di Indonesia hanya 0,43% (1,662 juta ha) (paling sempit dibanding tanah yg lain) KARAKTERISTIK: Kadar BO tinggi BS tinggi pH sedang – netral (5,7 – 9) Warna hitam Konsistensi kering lunak/gembur KTK tinggi (dpt > 100 me/100 g tanah) Solum dangkal FAKTOR PEMBENTUK: Di daerah iklim kering dengan c.hujan rendah (300 – 1000 mm/th) Fluktuasi suhu tegas Bahan induk batu kapur Dipengaruhi vegetasi padang rumput Melanisasi: yi. Proses bercampurnya mineral dgn BO Ep. Mollic (warna gelap)

Mollisols PEMANFAATAN LAHAN: 23 Mollisols PEMANFAATAN LAHAN: Di Indonesia lahan Mollisol antara lain di gunakan untuk Pertanaman palawija Hortikultura Kebun pisang dan pepaya Perkebunan dan tanaman buah-buahan dll. WILAYAH PENYEBARAN: Pada wilayah datar – bergelombang dengan slope 250 Pada ketinggian 1 - >1000 m dpml Renzina dapat dijumpai di Sumatra, Sulawesi, Jawa, NTB, Irian, Maluku (terutama yg mempunyai c.hujan agak rendah). KENDALA: Solum dangkal (hor. A langsung di atas hor. C/ batu kapur). Sering dijumpai pada kedalaman 50 cm terdapat lithic yg keras sehingga pertumbuhan akar terhambat. Termasuk zona daerah kering Banyak sebaran batuan Peka erosi Mempunyai sifat “irreversible”

ARIDOSOLS PADANAN: Solonchak Solonetz (Na tinggi) 24 ARIDOSOLS PADANAN: Solonchak Solonetz (Na tinggi) Tanah yg berkembang di daerah dgn lingkup lengas kering atau rejim yang kelembabannya Aridik atau Torik (c.hujan < 500 mm/th) KARAKTERISTIK: Termasuk tanah marginal yg kurang subur Seringkali mempunyai kadar garam tinggi Air sebagai faktor pembatas pH tanah alkalis Kenampakan umum lahan Aridosol: Vegetasi pohon jarang Vegetasi yang tumbuh keluarga Kaktus dan rumput. Sebaran di Indonesia masih belum diketahui secara pasti, kalaupun ada kemungkinan di daerah NTT, P. Timor.

SPODOSOLS PADANAN: Podzolic coklat Podzol Podzol air tanah 25 SPODOSOLS PADANAN: Podzolic coklat Podzol Podzol air tanah KARAKTERISTIK: Tanah endopedon Spodik (akumulasi Fe, Al dgn BO) Bahan induk berlempung s/d berpasir Iklim Boreal (dingin), sub tropis dan tropis Topografi datar – bergelombang Vegetasi Conifer (berdaun jarum) atau campuran dgn Decidious (berdaun lebar) Berkembang di daerah dingin dan iklim lembab pH < 5 PEMANFAATAN: Hutan Tanaman hortikultura PENYEBARAN: Kalimantan Tengah (di atas bahan induk pasir kwarsa) Sumatra, Sulawesi dan Papua KENDALA: Produktivitas sangat rendah Miskin unsur hara Tekstur pasiran pH masam

26 OXISOLS PADANAN: Lateritik Latosol Ferrasol Merupakan tanah yang sudah mengalami tingkat pelapukan lanjut. KARAKTERISTIK UMUM: Horison Oksik (adalah hor. yg mengandung butir berukuran lempung dgn mineral lempung tipe 1:1 Kaolinit dan didominasi aksida2 Fe, Al dan Si) Sudah terjadi proses pencucian yg hebat, sudah berkembang lanjut Tidak dijumpai mineral primer dan mineral lempung tipe 2:1 SIFAT FISIKA: BV 1 – 1,3 WHC rendah (karena mineral lempung tipe 1:1) Konsistensi kering: gembur Drainasi dan infiltrasi cepat Stabilitas agregat tinggi Sifat fisika baik

Oxisols SIFAT KIMIA: KB rendah (< 35%) 27 Oxisols SIFAT KIMIA: KB rendah (< 35%) Kandungan sesquioksida (Fe, Al & Si) tinggi KTK rendah BO rendah pH sangat masam – netral Warna merah KENDALA: Berkaitan dengan sifat kimiawinya yang bersifat buruk Antara lain perlu PENGAPURAN + BO WILAYAH PENYEBARAN: Daerah datar bertoreh s/d bergunung daerah tropika basah Ketinggian 200 – 1000 m dmpl. Sumatra: Aceh, Sumbar, P.Bangka, Lampung Kalimantan: Kalsel, Kalteng dan Kalbar Sulawesi: Sulteng dan Sultra Papua: sedikit di drh kepala burung sekitar Manokwari, Kep. Obi Jawa: a.l drh antara Jakarta – Bogor dll.

28 Oxisols PEMANFAATAN : Lahan Oxisols jarang digunakan sebagai lahan pertanian, karena mempunyai banyak kendala, a.l: 1. cadangan hara sangat rendah 2. kesuburan alami sangat rendah 3. kemasaman aktual yg tinggi 4. kadar Aldd tinggi 5. Permeabilitas tinggi Tetapi lahan Oxisols merupakan cadangan lahan yang potensial karena cukup luas. Saat ini terdapat lahan yang dimanfaatkan untuk: 1. perladangan, pengembalaan 2. perkebunan intensif (tebu, nanas, pisang, kopi dll) misal: di Pelaihari Kalsel untuk perkebunan tebu. Perlu pengelolaan intensif, a.l: 1. pemupukan tinggi 2. pengapuran 3. penambahan bahan organik 4. pemilihan tanaman yang tepat

HISTOSOLS Bukan tanah mineral 29 HISTOSOLS Bukan tanah mineral Kurang subur dan kemampuan rendah untuk tanaman pangan KARAKTERISTIK: Bahan induk sisa tanaman dan hewan Warna coklat tua atau kelam BV 0,08 – 0,23 g/cm3 WHC sangat tinggi, dapat menahan air 2 – 4 kali berat isinya. Plastisitas rendah, porous, terbuka, mudah diolah Keadaan kering: sangat ringan, lepas2, irriversible pH 3 – 4,5 FAKTOR PEMBATAS APABILA UNTUK TAN. PANGAN Ketebalan dan kematangan gambut Kandungan BO tinggi pH sangat rendah Kejenuhan air Porous dan terbuka Drainasi jelek Miskin unsur hara

Histosols FAKTOR PEMBENTUK: 30 Histosols FAKTOR PEMBENTUK: Pembentukan tanah gambut mengikuti 3 teori, yaitu: Selalu Tergenang: terbentuk gambut Obrogen. Prosesnya karena pengaruh curah hujan tinggi dan/atau air yang selalu tergenang. Suhu Dingin: terbentuk gambut Pegunungan. Prosesnya karena suhu dingin di dataran tinggi pada daerah depresi atau plato di puncak pegunungan yg telah mati dan tidak menjadi danau. Misal: gambut di Peg. Papandayan Jabar. Depresi Topografi: terbentuk gambut Topogen. Prosesnya karena depresi topografi di rawa2 di Indonesia (di dataran rendah maupun pegunungan) Antara lain: - Rawa Lakbok, Pangandaran - Rawa Pening, Ambarawa - Rawa Bedodo, Gumukmas – Jember - Tanah Payau, Deli - Danau2 di Kalsel.

KENDALA PENGELOLAAN HISTOSOLS: 31 KENDALA PENGELOLAAN HISTOSOLS: Muka air dangkal, drainasi dan perembihan buruk. Tanah sangat lembek dan irreversible. Jenuh sepanjang tahun, suasana anaerop/reduksi. BO mentah, sehingga akar tanaman sulit menembus ke bagian bawah karena kekurangan oksigen, akar banyak yang muncul ke permukaan. Histosols di daerah pantai (marin) sering di jumpai pirit (FeS2). Tempat bersarangnya hama dan penyakit tanaman pH sangat rendah BO tinggi Terjadi penyusutan yang cepat setelah dibuat saluran drainasi dan pembersihan vegetasi pada waktu pembukaan lahan Temperatur tanah tinggi setelah lahan dibuka.

GelisolS PADANAN menurut FAO: Criosol 32 GelisolS PADANAN menurut FAO: Criosol Gelisol adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan yang sangat dingin). Tanah jenis ini dinamakan gelisol karena terbentuk dari material gelic. Gelic adalah campuran dari bahan mineral dan organik tanah yang tersegresi es pada lapisan yang aktif. Tanah jenis ini membeku pada ketebalan 100-200 cm dari permukaan tanah. 

Di bawah lapisan bahan organik pada 33 KARAKTERISTIK Secara struktural, Gelisols tidak memiliki horizon B dan hanya memiliki horison A yang berada di lapisan es. Bahan organik pada tanah Gelisol banyak terakumulasi di lapisan atas, sehingga Gelisols kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua . Di bawah lapisan bahan organik pada tanah Gelisol terdapat bahan material yang dangkal. Meskipun pengaruh pencairan es di sebagian besar wilayah di mana Gelisols terjadi, tanah Gelisol termasuk tanah yang subur karena adanya bahan organik yang relatif tinggi pada bagian atas Gelisol.

34 Kandungan kimia yang dominan pada Gelisol adalah K, tetapi bahan kimia ini sangat mudah tercuci oleh pencairan es, hal ini membuat Gelisol sangat sulit untuk direkayasa/ dimanfaatkan karena apapun yang ditempatkan di situ pasti akan ikut bergerak ketika terjadi pencairan es. 

PENYEBARAN Gelisols ditemukan terutama di Siberia, Alaska dan Kanada. 35 PENYEBARAN Gelisols ditemukan terutama di Siberia, Alaska dan Kanada. Untuk jumlah yang lebih kecil ditemukan di Andes (terutama dekat persimpangan antara Chili, Bolivia dan Argentina), Tibet, Skandinavia utara dan bagian-bagian yang bebas es Greenland dan Antartika. Fosil Gelisols dikenal dari sejauh zaman es Prakambrium 900 juta tahun yang lalu.  Gelisol berada pada lingkungan dengan iklim yang ekstrim sehingga gelisol belum bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Penyebaran tanah gelisol hanya sekitar 9% dari daratan di bumi. Ordo tanah gelisol relative masih baru dipelajari dan masih jarang penelitian tentang tanah gelisol.