Rumah Sakit Rujukan Nasional
Dasar Hukum KEPMENKES NO.390 tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN NASIONAL Adanya RS Rujukan Nasional Adanya RS Rujukan Propinsi Adanya RS Rujukan Regional
Hasil Survei Februari - Mei 2017 Pengembangan sebagai RS Rujukan Nasional masih belum mantap. Kemampuan komunikasi dengan Webinar meningkat tajam. Sebagian besar RS sudah menguasai. Pengembangan web sudah berjalan dengan baik di sekitar 50% RS Vertikal, dan 75% RS Rujukan Nasional Sebagian RS telah memahami mengenai peran Clinical Leaders di sistem Rujukan.
Pola Pengembangan ke depan Menggunakan Web dan tatap muka (Blended) Menggunakan pendekatan Masyarakat Praktisi (Community of Practice) Dapat berjalan bertahun-tahun. Dibutuhkan Direktur Utama dan Direksi RS Vertikal yang tangguh.
Pendekatan berbasis web Menggunakan teknologi terbaru dalam penyebaran ilmu berbasis web Kegiatan dapat diikuti secara live, ataupun tatap muka Kemajuan kegiatan dipantau dari web sehingga dapat diketahui RS mana yang mengalami kemajuan dan yang tidak
Masyarakat Praktisi Sebuah kelompok yang anggotanya adalah praktisi yang aktif Tidak bisa dilakukan oleh bukan praktisi Untuk berbagi tips dan pengalaman terbaik dan mendukung satu sama lainnya. Keanggotaan berdasarkan keahliannya. Anggota harus mempunyai paling tidak pengalaman dalam melakukan praktek di bidangnya.
Anggota Masyarakat Praktisi Direktur Utama dan Direksi RS Rujukan serta staf pimpinan yang terlibat Clinical Leaders Manajer IT dan Web.
Clinical Leader Apa ciri-cirinya? Mempunyai kompetensi klinis yang kuat (tersier, layanan rujukan). Mempunyai pengaruh (influence) dalam bidang layanan klinik. Mempunyai follower ( dokter lain yang merujuk).
Kesimpulan dan Saran Peran Clinical Leader sangat penting pada RS Rujukan Perlu Kajian Ulang dalam menentukan Layanan Unggulan didasarkan pada : Tersedianya Clinical Leader pada masing-masing layanan Tersedianya Sarana dan Prasarana yang memadai