PERSYARATAN K3 (TEKNISI)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDUKSI ELEKTOMAGNETIK
Advertisements

Busbar/Rel Merupakan peralatan tempat pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik.
PSK (Pengantar Sistem Kontrol)
JENIS PANEL LISTRIK DAN PANEL TEGANGAN TINGGI
PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI TT / TET
Perawatan Mesin dan Peralatan
Sistem Proteksi Jaringan Distribusi
SISTEM TENAGA LISTRIK.
Pertemuan ke : 10 Bab. IX Pokok bahasan : Perlindungan Sistem Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengerti tentang pola pengamanan sistem distribusi,
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
INSPEKSI K3.
MENGIDENTIFIKASI GEJALA KEJUTAN LISTRIK (ELECTRIC SHOCK)
TRANSFORMATOR DAN DISTRIBUSI DAYA
Listrik, Bahaya dan Pencegahannya
GENERATOR PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
PHB PANEL HUBUNG BAGI PERANGKAT HUBUNG BAGI PAPAN HUHUNG BAGI PHB adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan.
MELAKSANAKAN PERBAIKAN KELISTRIKAN BODI
Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Standby Power System (GENSET-Generating Set)
Dasar elektronika daya
Hilda Ashari Baso Ali Irvawansyah Amiruddin Bustamin Asriadi
Peralatan Listrik.
MEMASANG PROTEKSI PEMBANGKIT
Teknik Pembangkit Listrik
Teknik Tegangan Listrik Dasar
Memasang peralatan proteksi
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
MEMASANG PANEL LISTRIK PEMBANGKIT
V. PERTIMBANGAN PERANCANGAN SISTEM SEKUNDER
System Pembangkit Tenaga Listrik
PRINSIP DASAR PROTEKSI
PEMELIHARAAN.
MEGGER PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK
TEKNIK LISTRIK BAHAYA LISTRIK Definisi MUHAMAD ALI, MT Pengantar
KELOMPOK 1 PIRANTI PROTEKSI Anggota Kelompok : 1.Aditya Ananto ( ) 2.Alfian Eko Ramadani ( ) 3.Putra Darmawan ( ) 4.Rizky Subiyanto( )
N PERSYARATAN K3 (TEKNISI)
INDUKSI ELEKTOMAGNETIK
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).
PETUNJUK PENGOPERASIAN PANEL LVMSB
TRANSFORMATOR.
MENGIDENTIFIKASI GEJALA KEJUTAN LISTRIK (ELECTRIC SHOCK) oleh retno M
PROTEKSI GENERATOR Pokok bahasan : Proteksi Generator
Beberapa jenis single line diagram yaitu :
Perawatan dan perbaikan mesin frais
Manfaat dan Bahaya Listrik
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNTIRTA
N MI.11 PERSYARATAN K3 (TEKNISI)
Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi,
Pemeriksanaan dan Uji Riksa PHB PP-C1
ELCB Sebagai Pengaman Manusia Dari Listrik
N PERSYARATAN K3 (TEKNISI) PENGERTIAN PEMELIHARAAN
Seminar Fisika PENERAPAN PRINSIP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA GENERATOR LISTRIK AC Diajukan Oleh : NURUL IZZATI NIM Mahasiswa Fakultas Tarbiyah.
K3 DAN HUKUM TENAGA KERJA KELOMPOK 1 (SATU) ROBIATUL IRUDAH FIZA LESTARI RIZQI NABILAH HASNA.
Presentasi Kegiatan Belajar 1 klasifikasi pembangkit tenaga listrik
SISTEM TENAGA LISTRIK.
SISTEM TENAGA LISTRIK.
Perawatan Mesin dan Peralatan
KONSEP DASAR ANALISIS HUBUNG SINGKAT Pelatihan Analisis Sistem Tenaga.
DOC ID © Chevron 2005 Modul 09 – ISOLASI dan LOTO Orientasi Chevron OE/HES untuk FDT.
DISUSUN OLEH: NAMA : AL RASHID BIN MOH ARSYAD NIM : KELAS : 2B D3 TEKNIK LISTRIK.
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK AHMAD FAISAL, ST., MT PERTEMUAN 1b.
INSTALASI TENAGA LISTRIK OLEH : REZKY ADITYA PRATAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 : ABDURRAHMAN REZKY ADITYA PRATAMA VARHAND MAULANA AKBAR DAVID DWI PRASETYO ZENITA.
DASAR – DASAR KELISTRIKAN. Dasar – dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Molecules Atoms Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu.
Kelistrikan Kulkas (Refrigerator Electrical). Kali ini kita akan membahas tentang cara kerja rangkaian kelistrikan pada sebuah refrigerator dengan kontrol.
Pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan.
Apriyanto. 1. Bahaya listrik 2. Bahaya listrik bagi manusia 3. Bahaya kebakaran dan peledakan.
PENGELOLAAN KELISTRIKAN MEDIS BERDASARKAN STANDAR PUIL OLEH : YEFFRY TRIA OKSAS PALANGKA RAYA, KAMIS 05 SEPTEMBER 2019.
Transcript presentasi:

PERSYARATAN K3 (TEKNISI) AWAS LISTRIK BISA MATI N UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MI.5 PERSYARATAN K3 (TEKNISI) PEMELIHARAAN INSTALASI, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LISTRIK PEMBANGKITAN (EDITING APRIL 2016) H. SUMARSONO

1. Ruang lingkup pemeliharaan pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Slide ini adalah Slide Wajib (Slide yang harus ditunjukkan kepada peserta pelatihan) No.MI9.1. Instruktur akan menjelaskan lingkup pemeliharaan pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan pembangkitan, dan Peralatan pembangkitan pada Slide berikutnya.

1.1. Pengertian dan tujuan pemeliharaan pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.1. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan tentang Pengertian dan tujuan pemeliharaan pada Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan pada Pembangkitan.

1.1.1. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.1.1. Instruktur menjelaskan Pengertian dan tujuan pemeliharaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4.

Ada pula yang mengatakan bahwa Pemeliharaan : Kegiatan yang meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang (unjuk kerja) dengan tujuan utama untuk mempertahankan peralatan tersebut beroperasi secara optimum. Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.1.2. Instruktur menjelaskan pengertian lain dari Pemeliharaan berdasarkan Referensi Dokumen PLN No. PT-KITSBS-26 : Prosedur Pemeliharaan Pembangkitan & Peralatan Pendukung, halaman 1.

Sedangkan menurut John Moubray dalam bukunya RCM II, mengatakan Pemeliharaan : pemastian bahwa aset fisik melanjutkan memenuhi fungsi yang diinginkannya. (Maintenance : Ensuring that physical assets continue to fulfil their intended fungtions) Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.1.3. Instruktur menjelaskan pemahaman yang berbeda tetapi senada, mengenai pemeliharaan berdasarkan referensi Buku RCM II - John Moubray, halaman 6.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency. Untuk memperpanjang umur peralatan. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. Meningkatkan Safety peralatan. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan. Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.1.4. Instruktur menjelaskan Tujuan Pemeliharaan peraltan listrik berdasarkan referensi Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4.

1.2. Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance, Corective Maintenance) Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.2. Pada slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Jenis Pemeliharaan yang terdiri dari Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PdM), dan Corrective Maintenance (CM) pada Instalasi pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, dan Peralatan Pembangkitan.

Pemeliharaan Listrik terdiri dari : Preventive Maintenance (PM) = Overhaul = Service = Shutdown = Turn Around (TA), dll. Ciri-cirinya : Off line (equipment dalam keadaan dimatikan) Terjadwal (Scheduled) : Berdasarkan kalender : mingguan, bulanan, tahunan, 3 tahunan, 5 tahunan, dlsb. Berdasarkan “running hours” : setiap 10.000 jam, dlsb. Berdasarkan “running distances” : setiap 5.000 km, dll Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.2.1. Instruktur menjelaskan jenis-jensi Pemeliharaan listrik yaitu Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PdM), dan Corrective Maintenance (CM), serta menjelaskan istilah Breakdown Maintenance. Referensi yang digunakan adalah buku RCM II - John Moubray, Halaman 5

Pemeliharaan Listrik terdiri dari : Predictive Maintenance (PdM) = Condition Monitoring Ciri-cirinya : On line (equipment dalam keadaan hidup), atau Off line. Contoh : Vibration Monitor, On line Partial Discharge, Thermography,dll Corrective Maintenance (CM) terencana ≈ Breakdown Maintenance tidak terencana = Fix it when it broke = Repair = Perbaikan Bisa Off line line, maupun On line. Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.2.1. Instruktur menjelaskan jenis-jensi Pemeliharaan listrik yaitu Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PdM), dan Corrective Maintenance (CM), serta menjelaskan istilah Breakdown Maintenance. Referensi yang digunakan adalah buku RCM II - John Moubray, Halaman 5

Scheduled Overhauls = Service = Shutdown = Turn Around (TA) Slide ini adalah Slide Wajib No.MI9.1.2.2. Instruktur menunjukkan bagian potongan dari buku RCM II – John Moubray yang digunakan sebagai acuan, agar para peserta pelatihan nantinya bisa mengekplorasi lebih jauh mengenai jenis-jenis Pemeliharaan yang telah dijelaskan. Scheduled Overhauls = Service = Shutdown = Turn Around (TA) = Preventive Maintenance (PM) Condition Monitoring = Predictive Maintenance (PdM) Fix it when it broke = Repair = Perbaikan = Corrective Maintenance (CM) /Breakdown Maintenanace

Preventive Maintenance Jenis-jenis Pemeliharaan Jenis–jenis pemeliharaan peralatan listrik adalah sebagai berikut : Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Preventive Maintenance (lanjutan) Jenis-jenis Pemeliharaan Jenis–jenis pemeliharaan peralatan listrik adalah sebagai berikut : Preventive Maintenance (lanjutan) Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance). Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Predictive Maintenance (lanjutan) Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance). Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Corective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksana-kan dengan terencana. Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Corective Maintenance Sedangkan istilah Breakdown Maintenance diartikan sebagai pemeliharaan yang dilaku- kan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Ini adalah Slide Wajib MI9.1.2.3. Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.

Transformator, Generator 2. Objek pemeliharaan : Jenis Pembangkit, Instalasi Listrik, Transformator, Generator Switchgear, Proteksi, Elektronik, APAR Slide ini adalah Slide Wajib MI9.2. Pada Slide-Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Objek pemeliharaan yaitu :Jenis Pembangkit, Instalasi Listrik Transformator, Generator Switchgear, Proteksi, Elektronik, APAR

Instruktur menjelaskan ilustrasi Sistem Pembangkitan

Jenis Pembangkit Jenis-jenis Pembangkit Listrik : Tenaga listrik dihasilkan dipembangkit tenaga listrik. Berdasarkan sumber dan asal tenaga listrik dihasilkan, dapat dikenal pusat listrik : Pembangkit listrik tenaga thermo Pembangkit listrik tenaga thermo mengguna kan bahan bakar yang berbentuk padat, cair, dan gas. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit (lanjutan) Pembangkit Listrik tanaga thermo, terdiri dari : Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pada pembangkit listrik tenaga uap menggunakan bahan bakar batu bara, minyak, atau gas sebagai sumber energi primer. Untuk memutar generator pembangkit listrik meng- gunakan putaran turbin uap. Tenaga untuk meng- gerakkan turbin berupa tenaga uap yang berasal dari ketel uap. Bahan bahan bakar ketelnya berupa batu bara, minyak bakar, dan lainnya. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit (lanjutan) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pada pembangkit listrik tenaga gas, energi primer berasal dari bahan bakar gas atau minyak. Untuk memutar generator pembang kit listrik menggunakan tenaga penggerak turbin gas atau motor gas. Untuk memutar turbin gas atau motor gas menggunakan tenaga gas. Gas berasal dari dapur tinggi, dapur kokas, dan gas alam. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit (lanjutan) Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Pada pembangkit listrik tenaga diesel, energi primer sebagai energi diesel berasal dari bahan bakar minyak diesel/solar. Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan tenaga pemutar yang berasal dari putaran mesin diesel. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit (lanjutan) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pada Pembangkit listrik tenaga gas dan uap merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap oleh ketel uap dan meng- hasilkan uap sebagai penggerak turbin uap. Turbin uap selanjutnya memutar generator listrik. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit Pembangkit listrik tenaga hydro Pembangkit listrik yang menggunakan hydro power atau air, disebut Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer. Tenaga air tersebut menggerakkan turbin air dan turbin air memutar generator listrik. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit Pembangkit listrik tenaga hydro (lanjutan) Pembangkit Listrik Tenaga Air dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk daerah bukit, memanfaatkan selisih tinggi jatuhnya air yang tinggi. Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk daerah datar, memanfaatkan debit air dan tinggi jatuhnya air rendah. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Pembangkit listrik ini, tenaga nuklir diubah menjadi tenaga listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar dan menjadi sumber energi primer. Uranium mengalami proses fusi (fussion) didalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi panas. Energi panas digunakan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (lanjutan) Uap panas yang dihasilkan ketel uap diguna kan untuk menggerakkan turbin uap dan turbin uap memutar generator listrik. Pembangkit listrik tenaga thermo berada di pusat pemakaian atau konsumen, kecuali pembangkit listrik tenaga nuklir. Sedangkan pembangkit listrik tenaga air berada jauh dari pusat pemakaian atau konsumen. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Jenis Pembangkit Pembangkit listrik energi baru terbarukan (PLEBT) Pembangkit Litrik Tenaga Panas Bumi (PLTP); Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB); Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Instalasi Listrik Instalasi Listrik pada Pembangkit Listrik : Secara umum, pusat pembangkit listrik mem- bangkitkan tenaga listrik arus bolak-balik tiga fasa yang dihasilkan oleh generator sinkron. Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membang- kitkan tegangan listrik sampai 150 kV. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.2.1. Instruktur menjelaskan tentang (1)Pusat Listrik tenaga thermo yang terdiri dari : PLTU,PLTG,PLTD, PLTGU; (2)Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), (3)Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), (4)Pusat Listrik energi terbrukan yang terdiri dari PLTP, PLTB, PLTS. Referensi dari Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pembangkit listrik sederhana Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.2.1. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial secara umum ditunjukkan pada Gambar. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan step- up transformator sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT). Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.2.2. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Semua saluran keluar dari pusat listrik dihu-bungkan dengan rel pusat listrik. Saluran yang keluar dari rel pembangkit listrik digunakan untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar kelokasi pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pembangkit listrik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.2.2. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain). Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah. Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sumber listrik arus searah yang digunakan pada pusat pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.2.3. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Transformator Klasifikasi Transformator Tenaga Transformator tenaga dapat diklasifikasikan, sebagai berikut : Pemasangan Pemasangan dalam; Pemasangan luar. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Transformator Klasifikasi Transformator Tenaga Fungsi dan pemakaian Transformator mesin (untuk mesin- mesin listrik); Transformator Gardu Induk; Transformator Distribusi. Kapasitas dan Tegangan Contoh gambar : transformator 3 phasa, tegangan kerja > 1.100 kV dan daya > 1.000 MVA. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 2. 3. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3.2. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

transformator untuk pengukuran; transformator untuk proteksi; Usaha untuk mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi : transformator besar, transformator sedang, transformator kecil; transformator untuk pengukuran; transformator untuk proteksi; auto transformator. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3.3. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Transformator Sistem Pendinginan Menurut cara Pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut : Pendinginan secara natural; ONAN; Pendinginan dengan tekanan (force). ONAF; OFAN OFAF. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Generator Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.3. Instruktur menjelaskan mengenai Generator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty

Switchgear Ini adalah Slide wajib No.MI9.2.5. Instruktur menjelaskan mengenai Switchgear baik yang indoor maupun yang outdoor (Switchyard). Referensi dari Manual Book Switchgear

Proteksi Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100 % aman (safe) atau 100 % dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6. Instruktur menjelaskan dasar dan filosofi Proteksi Sistem tenaga listrik. Referensi yang digunakan adalah Computer-Based Relays for Power System Protection, 2005, Halaman 1.

Proteksi Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk- assessment) untuk menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap kecelakaan atau biaya akibat kerusakan. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6. Instruktur menjelaskan dasar dan filosofi Proteksi Sistem tenaga listrik. Referensi yang digunakan adalah Computer-Based Relays for Power System Protection, 2005, Halaman 1.

Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik, adalah : Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std 242 1986 / 2001 Prinsip Utama : Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik, adalah : Mencegah kecelakaan pada manusia; Meminimalisasi kerusakan pada peralatan; Membatasi durasi pemadaman listrik. Note : ANSI = American National Standards Institute IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.1. Instruktur menjelaskan Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listri. Referensi yang digunakan adalah ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 2. 6. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.2. Instruktur menampilkan potongan asli dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001 tentang Tujuan sistem Proteksi dan koordinasi sitem listrik, agar peserta pelatihan bisa mengeksplorasi lebih jauh mengenai hal itu.

Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control, Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : Circuit Breaker (CB) & (atau) Fuse (Sekering) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.3. Instruktur menjelaskan bahwa selain ELCB (GFCI) dan Overload Heater pada motor control, maka Alat proteksi listrik yang utama adalah Circuit Breaker dan/atau Fuse (Sekering). Referensi : ANSI/IEEE Std 242 1986/2001, halaman 189, 247

Circuit Breaker (CB) MCB (Mini Circuit Breaker) : bisa trip sendiri; MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri; ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Relay Protective; OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays; Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.4. Instruktur menjelaskan macam-macam Circuit Breaker, mulai dari Miniatur Circuit Breaker sampai dengan SF6 Circuit Breaker. Referensi berdasarkan Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, bagian 10.

Circuit Breaker (CB) VCB (Vacum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays; SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi dengan Protective Relays. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.4. Instruktur menjelaskan macam-macam Circuit Breaker, mulai dari Miniatur Circuit Breaker sampai dengan SF6 Circuit Breaker. Referensi berdasarkan Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, bagian 10.

Air Circuit Breaker (ACB) ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.8. Instruktur mejelaskan ACB (Air Circuit Breaker). Referensi dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.79

Gambar ACB (Air Circuit Breaker) 􀁸 LV-ACB : Voltage = 250 V dan 660 V Current Rating = 800 A-6.300 A Interrupting Rating = 45 kA-170 kA 􀁸MV-ACB : Tegangan = 7,2 kV dan 24 kV Current Rating = 800 A-7.000 A Interrupting rating = 12,5 kA-72 kA Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.8. Instruktur mejelaskan ACB (Air Circuit Breaker). Referensi dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.79

Oil Circuit Breaker (OCB) Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang meng- gunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.9. Instruktur menjelaskan OCB (Oil Circui Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.81

Gambar OCB (Oil Circuit Breaker) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.9. Instruktur menjelaskan OCB (Oil Circui Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.81

Vacum Circuit Breaker (VCB) Vacum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Ini adalah Slide Wajib MI9.2.6.10. Instruktur menjelaskan VCB (Vacum Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.84

Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker) Ini adalah Slide Wajib MI9.2.6.10. Instruktur menjelaskan VCB (Vacuum Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.84 tampak dalam

Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker (SF6CB) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.11. Instruktur menjelaskan SF6 CB (SF6 Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.89

Gambar SF6CB (SF6 Circuit Breaker) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.11. Instruktur menjelaskan SF6 CB (SF6 Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.89 Rating tegangan CB antara 3.6 kV - 760 kV.

Circuit Breaker dengan Rele Proteksi Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.12. Instruktur menjelaskan bahwa Protective Relay merupakan “perantara” untuk men-trip-kan Circuit Breaker. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.

Combination Circuit Breakers & Fuses as Protective Devices Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI9.2.6.16. Instruktur menjelaskan aplikasi kombinasi Circuit Brekaer dan Fuse dalam sistem listrik. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001, halaman 174. Combination Circuit Breakers & Fuses as Protective Devices

3. Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik, meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik Ini adalah Slide Wajib MI9.3. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik .

PELAKSANAAN PEMELIHARAAN Pelaksanaan Pemeliharaan pada dasarnya dikerjakan sesuai petunjuk pabrik pembuatnya. Untuk memulai pekerjaan kecuali pada hal-hal yang darurat , pelaksanaan pemeliharaan hanya boleh dilaksanakan setekah syaratnya lengkap, utamanya adalah perintah kerja, material pemeliharaan dan kepala pelaksana. Atas dasar perintah kerja, bon material, standar metode pekerjaan, jika rencana pemeliharaan direalisasikan oleh petugas pemeliharaan dari bidang mekanik, listrik, instrumen dan kimia yang dipimpin oleh kepala regu dan pengawas yang sesuai dengan bidang dan tanggungjawabnya. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.3.1. Instruktur menjelaskan tentang pelaksanaan Pemeliharaan.

PELAKSANAAN PEMELIHARAAN Petugas pemeliharaan haruslah sudah pernah mengalami pendidikan. Data mulai dan selesainya pekerjaan diisikan kedalam formulir oleh pencatat progres pekerjaan. Secara rutin beberapa Kepala Regu pemeliharaan, Kepala Gudang dan Kepala Kontrol perlu berkumpul bersama untuk membahas progres pekerjaan dan problem yang ada, guna secara bersama dicarikan jalan pemecahan dan pemeliharaan dapat selesai sesuai rencana. Kesepakatan pemecahan akan dilaksanakan pada keesokan harinya. Slide ini adalah Slide wajib No.MI9.3.1. Instruktur menjelaskan tentang pelaksanaan Pemeliharaan.

Referensi : Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR Slide Wajib No.MI9.3.1. Referensi : Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.3.2. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 3. 3 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan1). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib MI9. 3. 4 Ini adalah Slide Wajib MI9.3.4. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan2). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 3. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.3.5. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

4. Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan Pengornaisasian Penggerakan Pengendalian Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan, Pengornaisasian, Penggerakan, Pengendalian.

(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) P.O.A.C (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 4.A. Perencanaan (Planning) Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan akan pemeliharaan dan kondisi sistem. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.1. Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.

Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan itu terpenuhi sebaik mungkin. Hasil dari perencanaan ini adalah jadwal dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk setiap peralatan. Berdasarkan pengalaman lapangan yang cukup lama didalam memelihara peralatan instalasi listrik ini, maka bisa dilakukan perubahan dengan mengurangai siklus pemeliharaan peralatan. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.2. Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.

4.B. Pengorganisasian (Organizing) Rencana pemeliharaan sebagai hasil perencanaan tersebut merupakan dasar dalam pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. Pengorganisasian ini perlu dalam mengalokasikan sumber daya yang ada atas pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan agar dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.3. Instruktur menjelaskan Pengorganisasian (Organizing) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 4. 4 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.4. Instruktur menjelaskan “typical line” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku 1).Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18, 2).Maintenance Engineering Handbook-Lindley Higgins,1988

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 4. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.5. Instruktur menjelaskan “typical line-staff” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 4. 6 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.6. Instruktur menjelaskan “typical functional” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 19.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 4. 7 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.7. Instruktur menjelaskan “typical geographic” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 4. 8 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.8. Instruktur menjelaskan “combined” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 20.

4.C. Penggerakan (Actuating) Setelah ada rencana kerja, kemudian pengalokasian sumber daya, tibalah saatnya pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang disebut sebagai penggerakan. Pada tahap ini sumber daya manusia merupakan salah satu penentu bagi keberhasilan pencapaian sasaran sehingga diperlukan suatu sifat kepemimpinan, motivasi dan komunikasi yang baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.9. Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.

Dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan mulai dari persiapan sampai akhir pekerjaan diperlukan proses mempengaruhi dan mengarahkan orang menuju ke pencapaian tujuan yaitu terlaksananya pekerjaan pemeliharaan dengan baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.10. Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.

4.D. Pengendalian (Controlling) Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang direncanakan, diperlukan pengendalian, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan tindakan koreksi. Untuk dapat melaksanakan pengendalian diperlukan sasaran pengendalian, indikator - indikator dan standar yang jelas. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.4.11. Instruktur menjelaskan Pengendalian (Controlling) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.

Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya 5. Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5. Pada Slide selnjutnya Instruktur akan menjelaskan Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan.

Bahaya listrik (Electrical Hazard): 1.Shock = tersengat listrik = kesetrum 2.Arc = Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire) 3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast” 4.Bahaya lainnya : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Dan lain-lain Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.1. In struktur menjelaskan Bahaya Listrik (Electrical Hazard) yaitu : Shock, Arc, Blast, dan Bahaya lainnya (Bahaya Induksi Elektromagnetik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, dan lain-lain. Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick, halaman 1.1.

Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik: Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan menggunakan “hirarki pengendalian” : 1.Eliminasi : Menghilangkan bahaya 2.Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya. 3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko 4.Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang. 5.Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll. 6.Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan benar. Ini adalah Slide Wajib MI9.5.3. Instruktur menjelaskan Pengendalian risiko bahaya listrik. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12.

Risk Matrix RISK MATRIX Ini adalah Slde Wajib No.MI9.5.4. Instruktur menjelaskan “Risk Matrix”. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12. RISK MATRIX = Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)

Shock (electric) = Tersengat listrik = Kesetrum = Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh. (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body.) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.5. Instruktur menjelaskan mengenai Bahaya listrik yang pertama yaitu “SHOCK”. Shock = Tersengat listrik = Kesetrum, yaitu Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body). Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick, halamam 1.2

Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas proteksi dari kejut listrik sebagai berikut : 131.2.1(2.1.2.1) Proteksi dari sentuh langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung). 131.2.2(2.1.2.2) Proteksi dari sentuh tak langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung). Ini adalah Slide Wajib MI9.5.6. Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2000 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2000 halaman 21.

Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.7. Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2000 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2000 halaman 21. Disini dicantumkan gambar-gambarnya. (a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung

SHOCK Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω. Jika tegangan sistem 220 Volt, Kondisi terjelek: -Tahanan tubuh paling kecil,Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220V / 200 Ω = 1,1 A -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh=50 V/200 Ω = 0,25 A  1,1 A > 0,25 A : Berbahaya Kondisi terbaik: -Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω=0,0002198 A = 0,2198 mA -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA  0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.8. Instruktur menjelaskan Shock dengan tahan kontak kulit manusia dan tahan internal tubuh manusia, dan perhitungan sederhana tentang bahayanya. Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick

Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan Daerah Reaksi tubuh 1 Tidak terasa 2 Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan 3 Kejang otot, dan gangguan pernafasan 4 Kegagalan detak jantung, kematian Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.9. Instruktur menjelaskan mengenai Kurva Arus yang mengalir ketubuh manusia –vs- Waktu, untuk menggambarkan secara komprehensif efek dari bahaya Shock. Instruktur juga menjelaskan bahwa pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket, sehingga Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. 0,01 Amper=10 mA Setara dengan : Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt 0,1 Amper=100mA Setara dengan : Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket  Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.

Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide Wajib MI9.5.13. Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013

Ini adalah Slide lanjutan MI9. 5. 13 Ini adalah Slide lanjutan MI9.5.13. Instruktur menjelaskan checklist APD.

Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.25. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mencegah bahaya Shock adalah dengan memeri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja. Referensinya dari PUIL 2011.

Pasang peralatan INTERLOCKING (bila perlu) Peralatan ini biasa di pasang pada pintu-pintu pada Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door switch). Ini adalah Slide wajib No.MI9.5.26. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah dengan memeasang peralatan “interlocking”. Referensinya dari PUIL 2011.

Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.27. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah dengan Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik. Refrensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick

Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang (Electrician + Helper). Dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.35. Instruktur menjelaskan bahwa Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Referesi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick

Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.36. Instruktur menjelaskan P3K (Pertolongan Perttama Pada Kecelakaan) dalam kecelakaan listrik.Referensi : PUIL 2011

Arc (electric) = Percikan api  Kebakaran (Fire) = Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara. (The heat and light energy release that is caused by the electrical breakdown of and subsequent electrical discharge through an electrical insulator, such as air). Ini adalah Slide Wajib MI9.5.37. Instruktur menjelaskan bahwa Arc (electric) = Percikan api  Kebakaran (Fire) = Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara (The heat and light energy release that is caused by the electrical breakdown of and subsequent electrical discharge through an electrical insulator, such as air). Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Jenis-jenis Arc : Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.38. Instruktur menjelaskan Jenis-jenis Arc yaitu: 1). Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)], dan 2).Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Ini adalah Slide wajib No.MI9.5.39. Instruktur menjelaskan Jenis Arc yang pertama yaitu ARC FLASH yaitu Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.40. Instruktur menjelaskan Arc flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. (Courtesy Brosz and Associates.)

4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.41. Intruktur menjelaskan sekurang-kurangnya ada 4 cara untuk mencegah terjadinya Arc Flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.42. Instruktur menjelaskan Penggunaan APD yang benar, tepat dan baik untuk mencegah efek dari Arch Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

2. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.43. Instruktur menjelaskan Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Segitiga api (Fire Triangle) Ini adalah Silde Wajib No.MI9.5.44. Instruktur menjelaskan Segitiga Api sebelum menjelaskan mengenai Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John cadick

CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: “HEAT” BISA TIMBUL KARENA: 1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit 2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik 3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor). 4. Ukuran kawat terlalu kecil 5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain) CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection” Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.45. Instruktur menjelaskan proses timbulnya Heat, dan Cara mencegah timbulnya Heat pada sistem listrik terutama pada pekerjaan Pemeliharaan Listrik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Hindari terjadinya “Loss Connection” Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω. Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A. Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan : I2R = 112 x 20 = 2420 W Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel adalah MicroOhm meter. Ini adalah Slide Wajib. Instruktur menjelaskan tentang “Loss connection (sambungan kendor)” sebagai salah satu timbulnya Heat yang akan menyebabkan Kebakaran (Fire). Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Blast (electric) = Ledakan : Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material yang superpanas secara mendadak dari percikan api (The explosive effect caused by the rapid expansion of air and other vaporized materials that are a superheated by the sudden presence of an electric arc). Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.61. Instruktur menjelaskan bahwa Blast=Ledakan adalah Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material yang superpanas secara mendadak dari percikan api (The explosive effect caused by the rapid expansion of air and other vaporized materials that are a superheated by the sudden presence of an electric arc).

Blast (ledakan) : Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik , misalnya : Tranformator meledak Battery meledak Dan lain-lain Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.62. Instruktur menjelaskan Jenis-jenis Blast yaitu 1).Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik , misalnya Tranformator meledak, Battery meledak, Dan lain-lain, 2).Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse

Efek “Blast” Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.63. Instruktur menjelaskan efek blast yang dasyat. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Transformator meledak 1. Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : Ini adalah Slide wajib No.MI9.5.64. Instruktur menjelaskan Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya Trafo meledak, Batery (Aki) meledak, dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Transformator meledak Battery meledak

Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.65. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

2. Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.66. Instruktur menjelaskan mengenai Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Exterior after Blast Interior after Blast

Semua angka dilihat dari Tabel diatas : Contoh Soal : Suatu bangunan tinggi menggunakan transformator minyak 2500 KVA, 20 KV/400 VOLT dengan impedansi 7%, jika data hubung singkat sisi sumber PLN 20 KV seperti tabel diatas dan kontribusi beban motor utilitas bangunan tersebut adalah 50% dari arus nominal transformator, tentukan rating kapasitas pemutusan kA dari Circuit Breaker induk pada PUTR (Panel Utama Tegangan Rendah) agar instalasi listrik bangunan tersebut cukup aman dan terproteksi? Jawaban : Semua angka dilihat dari Tabel diatas : Dengan impedansi 7% trafo & data arus hubung singkat sumber primer 20 kA, diperoleh arus hubung singkat sisi 400 V transformator 49.02 kA. Kontribusi arus hubung singkat dari motor adalah 4 x 50% arus nominal trafo = 7.22 kA ( berdasarkan arus starting DOL = 2 ~ 4 kali ). Jadi total kA= 49.02+7.22 = 56.24 kA Jika kita menginginkan proteksi lebih 120% dan agar umur Circuit Breaker induk PUTR lebih panjang maka digunakan Circuit Breaker dengan rating lebih besar dari (120% x 56,24 kA), diputuskan sebesar 75 kA. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.70. Instruktur menjelaskan Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (2). Referensi dari PLN

CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi blast. Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : - Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load) , dan Short circuit - Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit. CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.71. Instruktur menjelaskan Cara mencegah blast yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, pada pekerjaan Pemeliharaan di Pembangkit Listrik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast : 1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Cara mencegahnya : Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.72. Instruktur menjelaskan Cara Mencegah bahaya-bahaya lain dari listrik pada pekerjaan Pemeliharaan di Pembangkit Listrik Bahaya lain yang dimaksud adalah : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya radiasi, Bahaya terpeleset, Bahaya jatuh dari ketinggian, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik , dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Checklist Identifikasi Potensi (Shock, Arc,Blast dan bahaya 6. Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK Uraian Temuan Rekomendasi 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6.1. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Shock, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar

CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH Uraian Temuan Rekomendasi 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6.2. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Arc, naik Arc Flash maupun Arc yang menyebabkan Kebakaran (Fire), Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection”

Cara mencegah bahaya BLAST karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan Uraian Temuan Rekomendasi 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Cara mencegah BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6.3. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Blast, baik Blast karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan, maupun BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.

Cara mencegah bahaya listrik lainnya Uraian Temuan Rekomendasi a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6.4. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya listrik lainnya, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik h. Dan lain-lain : ...............................................................................

7. Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA (Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

(2) JOB Safety Analysis (JSA) Bertujuan mencari/ menemukan adanya sumber bahaya dan usaha menghilangkannya dari suatu rangkaian proses pekerjaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7.1. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

Langkah-langkah JSO Ada lima langkah yang ahrus dilakukan : 1. Memilih pekerjaan yang diamati 2. Melaksanakan pengamatan 3. Mencatat hasil-hasil pengamatan 4. Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerja yang diaamati 5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja yang aman. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7.2. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

Ada 4 aspek yang membantu dalam JSA : 1. Manusia orang yang terkait : operator, supervisor dll 2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari perkerjaan yang dianalisis. 3. Peralatan dan mesin yang digunakan 4. Material (Bahan) 5. Lingkungan kerja Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7.3. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk bidang Pemeliharaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7.4. Instruktur menjelaskan standar Format JSA(Job Safety Analysis) dari National Safety Council, Referensi dari National safety Council

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 7. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.7.5. Instruktur menjelaskan Contoh pengisian JSA(Job Safety Analysis), Referensi dari Fluor, Trpatra, Chevron

8. Checklist pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan dan Corrective Maintenance) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.8. Pada slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan dan Corrective Maintenance)

CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan Corrective Maintenance) Uraian Temuan Rekomendasi 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Preventive Maintenance (PM) dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ? 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Predictive Maintenance (PdM) dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ? Ini adalah Slide Wajib No.MI9.8.1. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (PM, PdM dan CM) Referensi: RCM II-John Moubray, Maintenance Engineering Handbook-Lindley R.Higgins, Maitenance Manager’s Standard Manual-Thomas A.Westerkamp 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Corrective Maintenance (CM) termasuk Perbaikan darurat (Breakdown Maintenance dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ?

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 8. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.8.2. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (PM, PdM dan CM) Referensi: Industri

9. Persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.9. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan, dalam hal SDM dan Jadwal

contoh foto atau scan sertifikat ahli K3 dan teknisi K3 bidang listrik contoh dokumen penunjukan PJK3 Permenaker 4/95 tentang PJK3 PP 50/2012 (perusahaan sudah ikut atau belum SMK3) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.9.1. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan, dalam hal SDM dan Jadwal

Kep Dir PPK & K3 no Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik Kep Dir PPK & K3 no Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang pembinaan calon teknisi K3 bidang listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI9.9.2. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan, dalam hal SDM dan Jadwal

10. Checklist pemeriksaan dan pengawasan persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan Ini adalah Slide Wajib No.MI9.10. Pada slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Checklist pemeriksaan dan pengawasan persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan, dalam hal SDM dan Jadwal

Ini adalah Slide Wajib No. MI9. 9. 3 Ini adalah Slide Wajib No.MI9.9.3. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Pembangkitan, dalam Jadwal

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERIMA - KASIH