N MI.11 PERSYARATAN K3 (TEKNISI)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan ke :2 Bab. II  Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay  Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam relay, fungsi.
Advertisements

JENIS PANEL LISTRIK DAN PANEL TEGANGAN TINGGI
PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI TT / TET
Sistem Hubungan Netral TR
Sistem Proteksi Jaringan Distribusi
GAMBAR INSTALASI LISTRIK DALAM GEDUNG
Pertemuan ke : 10 Bab. IX Pokok bahasan : Perlindungan Sistem Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengerti tentang pola pengamanan sistem distribusi,
Pertemuan ke : 8 Bab. VII Pokok bahasan : Proteksi Motor Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui tentang faktor-faktor penyebab gangguan, proteksi.
MENGIDENTIFIKASI GEJALA KEJUTAN LISTRIK (ELECTRIC SHOCK)
Listrik, Bahaya dan Pencegahannya
PENGANTAR SISTEM KONTROL
Kontak-Kontak Mekanik
SISTEM DISTRIBUSI.
GENERATOR PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
KOORDINASI OCR DAN GFR PADA JARINGAN DISTRIBUSI
PHB PANEL HUBUNG BAGI PERANGKAT HUBUNG BAGI PAPAN HUHUNG BAGI PHB adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan.
Peralatan instalasi.
MELAKSANAKAN PERBAIKAN KELISTRIKAN BODI
Standby Power System (GENSET-Generating Set)
Jenis Kabel Listrik.
Hilda Ashari Baso Ali Irvawansyah Amiruddin Bustamin Asriadi
Peralatan Listrik.
MEMASANG PROTEKSI PEMBANGKIT
Teknik Tegangan Listrik Dasar
Memasang peralatan proteksi
PRINSIP KERJA ALAT UKUR
MACAM – MACAM ALAT UKUR DAN PENGGUNAANYA
MEMASANG PANEL LISTRIK PEMBANGKIT
V. PERTIMBANGAN PERANCANGAN SISTEM SEKUNDER
System Pembangkit Tenaga Listrik
PENGANTAR SISTEM KONTROL
PRINSIP DASAR PROTEKSI
SPESIFIKASI ALAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FTUM
MEGGER PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK
TEKNIK LISTRIK BAHAYA LISTRIK Definisi MUHAMAD ALI, MT Pengantar
PRINSIP KERJA ALAT UKUR
Pengetahuan Selama Bekerja
KELOMPOK 1 PIRANTI PROTEKSI Anggota Kelompok : 1.Aditya Ananto ( ) 2.Alfian Eko Ramadani ( ) 3.Putra Darmawan ( ) 4.Rizky Subiyanto( )
N PERSYARATAN K3 (TEKNISI)
TUGAS PERALATAN TEGANGAN TINGGI KELOMPOK VII ERWIN PARIRAK ATNAN
PETUNJUK PENGOPERASIAN PANEL LVMSB
Sistem Jaringan Dirstribusi Loop
TRANSFORMATOR.
MENGIDENTIFIKASI GEJALA KEJUTAN LISTRIK (ELECTRIC SHOCK) oleh retno M
PROTEKSI GENERATOR Pokok bahasan : Proteksi Generator
Pengukuran : Pembatasan : 1. PENGENALAN APP 1.1. Pengertian
JOB SAFETY ANALYSIS & SAFETY OBSERVATION STUDY.  Sebuah alat yang berfokus terhadap runtutan pekerjaan dan digunakan untuk mengindentifikasi bahaya SEBELUM.
Beberapa jenis single line diagram yaitu :
Perawatan dan perbaikan mesin frais
PERSYARATAN K3 (TEKNISI)
Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi,
Pemeriksanaan dan Uji Riksa PHB PP-C1
ELCB Sebagai Pengaman Manusia Dari Listrik
N PERSYARATAN K3 (TEKNISI) PENGERTIAN PEMELIHARAAN
K3 DAN HUKUM TENAGA KERJA KELOMPOK 1 (SATU) ROBIATUL IRUDAH FIZA LESTARI RIZQI NABILAH HASNA.
POLA/sistem PEMBUMIAN
SISTEM TENAGA LISTRIK.
SISTEM TENAGA LISTRIK.
Materi 1 SUTT SUTET SKTT PMT PMS GI Pemeliharaan Kelistrikan – Edi Nugraha Kustiwa.
Nama : Muhamad Firdaus Robbani kelas : Elektro Nim : Tugas : Analisis Sistem Grounding Pada Gardu Induk Transformator Distribusi 20 KV.
DISUSUN OLEH: NAMA : AL RASHID BIN MOH ARSYAD NIM : KELAS : 2B D3 TEKNIK LISTRIK.
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan Grounding System.
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK AHMAD FAISAL, ST., MT PERTEMUAN 1b.
INSTALASI TENAGA LISTRIK OLEH : REZKY ADITYA PRATAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 : ABDURRAHMAN REZKY ADITYA PRATAMA VARHAND MAULANA AKBAR DAVID DWI PRASETYO ZENITA.
Kelistrikan Kulkas (Refrigerator Electrical). Kali ini kita akan membahas tentang cara kerja rangkaian kelistrikan pada sebuah refrigerator dengan kontrol.
Apriyanto. 1. Bahaya listrik 2. Bahaya listrik bagi manusia 3. Bahaya kebakaran dan peledakan.
PENGELOLAAN KELISTRIKAN MEDIS BERDASARKAN STANDAR PUIL OLEH : YEFFRY TRIA OKSAS PALANGKA RAYA, KAMIS 05 SEPTEMBER 2019.
Transcript presentasi:

N MI.11 PERSYARATAN K3 (TEKNISI) AWAS LISTRIK BISA MATI N UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MI.11 PERSYARATAN K3 (TEKNISI) PEMELIHARAAN INSTALASI, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LISTRIK DISTRIBUSI (EDITING APRIL 2016) H. SUMARSONO

2. Objek pemeliharaan : Gardu Distribusi, Trafo Distribusi, Jaringan Distribusi, Alat Pembatas dan Pengukur, Jaringan Distribusi Tegangan Menengah, Jaringan Distribusi Tegangan Rendah, Saklar dan Pengaman Pada Jaringan Distribusi Slide ini adalah Slide Wajib MI11.2. Pada Slide-Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Objek pemeliharaan yaitu : Gardu Distribusi, Trafo Distribusi, Jaringan Distribusi, Alat Pembatas dan Pengukur, Jaringan Distribusi Tegangan Menengah, Jaringan Distribusi Tegangan Rendah, Saklar dan Pengaman Pada Jaringan Distribusi.

Slide ini adalah Slide lanjutan MI11. 2 Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2. Instruktur akan menjelaskan Objek pemeliharaan yaitu : Gardu Distribusi, Trafo Distribusi, Jaringan Distribusi, Alat Pembatas dan Pengukur, Jaringan Distribusi Tegangan Menengah, Jaringan Distribusi Tegangan Rendah, Saklar dan Pengaman Pada Jaringan Distribusi dengan Single Line Diagram .

I. OPERASI GARDU DISTRIBUSI. PENGERTIAN OPERASI GARDU DISTRIBUSI. ADALAH SUATU OPERASI PELAKSANAAN YANG MENYANGKUT BEBERAPA SEGI TEKNIS YANG BERKAITAN DENGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DENGAN TUJUAN AGAR PENYALURAN TENAGA LISTRIK BISA TERSELENGGARA DENGAN BAIK SESUAI PERSYARATAN TEKNIS YANG BERLAKU. I.1. MACAM-MACAM GARDU DISTRIBUSI Slide ini adalah Slide Wajib MI11.2.1 Pada Slide ini dan berikutnya Instruktur akan menjelaskan pengertian operasi gardu distribusi termasuk macam-macam Gardu Distribusi. a.     GARDU CANTOL. b.     GARDU PORTAL. c.     GARDU KIOS. d.     GARDU BETON.

GARDU CANTOL KELENGKAPAN GARDU CANTOL GARDU CANTOL ATAU GARDU TIANG SELURUH INSTALASINYA DICANTOLKAN PADA TIANG JARINGAN, BIASANYA CAPASITAS TRAFONYA MAX < 100 Kva. KELENGKAPAN GARDU CANTOL SATU SET CUT OUT (3 BUAH ) SATU SET ARRESTER (3 BUAH ) Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur akan menjelaskan pengertian Gardu Cantol dan kelengkapannya. . SATU SET TRAFO TYPE CANTOL SATU SET PEMUTUS BEBAN TR SATU BUAH HANDEL PEMUTUS (TR) YG DAPAT DIOPERASIKAN DARI BAWAH

GARDU PORTAL GARDU PORTAL MERUPAKAN GARDU YANG SELURUH INSTALASINYA DIPASANG PADA DUA TIANG / LEBIH GARDU PORTAL INI MERUPAKAN PENGEMBANGAN DARI GARDU CANTOL YANG BEBANYA SUDAH BESAR DAN BANYAK DIPASANG PADA DAERAH PADAT PEN DUDUKNYA DAN KAPASITASNYA < 315 kVA GARDU PORTAL DILENGKAPI : SATU SET CUT OUT ( 3 BUAH) Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur akan menjelaskan pengertian Gardu Portal dan kelengkapannya. . SATU SET ARRESTER ( 3 BUAH) SATU BUAH TRAFO DIST < 315 kVA SATU ATAU 2 SET PEMUTUS BEBAN SATU SET RAK TR U/ FASILITAS 4 JURUSAN

GARDU KIOS FASILITAS GARDU DILENGKAPI : GARDU INI BANGUNANYA TERBUAT DARI METAL DAN DIPAKAI UNTUK SEMENTARA WAKTU : FASILITAS GARDU DILENGKAPI : SEBUAH PMS UNTUK KABEL MASUK DARI SUMBER SEBUAH PMT UNTUK KABEL OUT GOING Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur akan menjelaskan pengertian Gardu Kios dan kelengkapannya. . SEBUAH PENGAMAN TRAFO SEBUAH TRAFO SATU SET PERALATAN TR

GARDU BETON GARDU INI BANGUNANYA SECARA KESELURUHANYA TERBUAT DARI BETON DAN BEBANYA SUDAH MENCAPAI SAMPAI DENGAN 2 MVA / km2 FASILITAS YANG TERDAPAT PADA GARDU BETON SEBUAH CUBIKEL PEMISAH (PMS) DGN KODE AS. CUBIKEL INI UNTUK IN COMING DARI SUMBER SEBUAH CUBIKEL PEMUTUS BEBAN (PMT) DGN KODE AIS, CUBIKEL INI UNTUK MELAYANI KA- BEL OUT GOING. Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur akan menjelaskan pengertian Gardu Beton dan kelengkapannya. . SEBUAH CUBIKEL PENGAMAN TRAFO, CUBIKEL INI BERUPA PEMUTUS BEBAN DGN PENGAMAN LEBUR, DGN KODE CUBIKEL PB.

JENIS GARDU BETON DAPAT DIKELOMPOKAN : GARDU BETON PASANGAN TERBUKA ( OPEN TYPE). PERALATAN YG TERDAPAT DLM GARDU ( PMT, PMS CT,PT DLL) DAPAT DILIHAT SECARA LANGSUNG. PADA GARDU BETON BIASANYA DIPASANG PAGAR PENGAMAN YG BERGUNA UNTUK PENGAMAN DARI BAHAYA SENTUHAN TANGAN. GARDU BETON PASANGAN TERTUTUP ( CLOSED TYPE). Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur akan menjelaskan pengertian pengelompokan Beton dan kelengkapannya. . PERALATAN YG TERDAPAT DLM GARDU (PMT, PMS CT/PT DLL) DISIMPAN DALAM LEMARI METAL YANG SERING DISEBUT CUBIKEL, SHG PERALATAN TIDAK DAPAT TERLIHAT SECARA LANGSUNG OLEH MATA.

GARDU BETON PASANGAN TERBUKA Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur menjelaskan contoh Garduh beton Pasangan Terbuka. .

GARDU BETON PASANGAN TERTUTUP Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.1 Instruktur menjelaskan contoh Garduh beton Pasangan Tertutup. .

I.2. PERALATAN GARDU DISTRIBUSI. I.2.1. TRANSFORMATOR.              i.   JENISNYA.              ii.  PENGGUNAANYA.              iii.  HUBUNGAN LILITAN. I.2.2. PENGAMAN TRANSFORMATOR. -    PENGAMAN ARUS. -    PENGAMAN TEGANGAN. Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.2 Instruktur menjelaskan peralatan gardu distribusi .

II.1. RELAY (SPESIFIKASI). 1. MACAM PROTEKSI. ii. PENGAMAN GARDU DISTRIBUSI. TUJUAN PENGAMAN ADALAH UNTUK MEN-CEGAH ATAU MEMBATASI KERUSAKAN PADA GARDU BESERTA PERALATANYA, DAN JUGA KESELAMATAN UMUM YANG DISEBABKAN OLEH GANGGUAN DAN MENINGKATKAN KELANGSUNGAN PELA-YANAN PADA KONSUMEN. II.1. RELAY (SPESIFIKASI). 1.   MACAM PROTEKSI. 2.   PERSYARATAN SISTEM PROTEKSI. 3.   PENEMPATAN PROTEKSI. 4.   PEMAKAIAN PROTEKSI. 5.   JENIS PROTEKSI. 6.   KARAKTERISTIK RELAY. 7.   PENGETESAN RELAY. Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.2 Instruktur menjelaskan pengaman gardu distribusi.

b. RELAY ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT. 1. MACAM PROTEKSI. a.  RELAY ARUS LEBIH. b.  RELAY ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT. c.  RELAY ARUS GANGGUAN HUBUNG TANAH. 2. PERSYARATAN SISTEM PROTEKSI. a.     SENSITIP ( PEKA ). b.     SELEKTIP (MEMILIH) . Slide ini adalah Slide lanjutan dari Wajib MI11.2.2 Instruktur menjelaskan pengaman gardu distribusi dan persyaratan sistem proteksi. c.     REALIBILITY ( ANDAL ). d.     KECEPATAN BER OPERASI (WAKTU). e.     EKONOMIS ( HARGA ). f.      PROTEKSI CADANGAN ( BACK UP ). g.     STABIL TERHADAP LINGKUNGAN ( TAHAN ).

3.  PENEMPATAN RELAY. PADA SISTEM PROTEKSI PRIMER, PERALATAN RELAY DIPASANG LANGSUNG PADA SALURAN UTAMA ( GD ) TEGANGAN MENENGAH. PADA SISTEM PROTEKSI SKUNDER, PERALATAN DIPASANG / DISAMBUNG DARI SISI SEKUNDER PERALATAN BANTU TRAFO ARUS / CT YANG DIPASANG PADA SALURAN UTAMA (GD) TEGANGAN MENENGAH. 4. PEMAKAIAN RELAY Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.3 Instruktur menjelaskan penempatan relay dan pemakaian relay. PEMAKAIAN RELAY DAPAT DILAKSANAKAN DIPANGKAL FEEDER / GD UNTUK JARINGAN DAN JUGA DITEMPATKAN DI SISI PELANGGAN TM SEBAGAI PEMBATAS BEBAN.

JENIS RELAY (3) a. RELAY MAGNITIS, RELAY INI BEKERJA DENGAN BERDASARKAN PRINSIP MEDAN MAGNIT DARI SUATU KUMPARAN LISTRIK. b. RELAY THERMIS, RELAY INI BEKERJA DENGAN BERDASARKAN PRINSIP PANAS DARI SUATU ELEMEN PEMANAS / BIMETAL. c. RELAY ELEKTRONIS, RELAY INI BEKERJA DENGAN BERDASARKAN PRINSIP ELEKTROSTATIS DARI BEBERAPA KOMPONEN ELEKTRONIK Slide ini adalah Slide Wajib MI11.2.4 Instruktur menjelaskan jenis relay.

b. TEST TERHADAP PENGARUH LINGKUNGAN. KARAKTERISTIK RELAY. a.     RELAY DEFINIT. b.     RELAY INVERS. c.     RELAY INVERS DIFINIT PENGETESAN RELAY. a.     TEST KARAKTERISTIK. b.     TEST TERHADAP PENGARUH LINGKUNGAN. c.     TEST OPERASI, YANG MENYANGKUT : Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.4 Instruktur menjelaskan jenis relay dan pengetesan relay. -. SISTEM PENGAWATAN. -. POLARITAS / RATIO CT. -. TAHANAN ISOLASI RANGKAIAN PENGAWATAN -. TINGKAT KESALAHAN.

II.2. CUT OUT DAN ZEKRING. CUT OUT ADALAH PENGAMAN LEBUR YANG DITEMPATKAN PADA SISI TM YANG GUNANYA UNTUK MENGAMANKAN JARINGAN TM DAN PERALATAN KE ARAH GI, TERHADAP HUBUNG SINGKAT DI TRAFO . ZEKRING ADALAH PENGAMAN LEBUR YANG DITEMPATKAN PADA SISI TR TRAFO YANG GUNANYA UNTUK MENGAMANKAN TRAFO, TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DISISI TR SAMPAI DENGAN UJUNG JARINGAN TR. Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.5 Instruktur menjelaskanCut out dan Zekring.

TEGANGAN LEBIH MERUPAKAN GEJALA YANG DISEBABKAN OLEH SUATU KEJADIAN II.3. TEGANGAN LEBIH. TEGANGAN LEBIH MERUPAKAN GEJALA YANG DISEBABKAN OLEH SUATU KEJADIAN SURJA HUBUNG YANG DIAKIBATKAN OLEH TERBUKA / TERTUTUPNYA SALURAN YANG BERTEGANGAN DAN BERBEBAN. SURJA PETIR YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMBARAN PETIR PADA GARDU DISTR, BAIK SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.6 Instruktur menjelaskan tegangan lebih.

OPERASI JAR - DISTR ( SOP ). PROSEDUR OPERASI JAR - DISTR ( SOP ). PENGOPERASIAN TRAFO DISTRIBUSI TERBAGI MENJADI : TRAFO DISTRIBUSI TELAH SELESAI DIBANGUN DAN SIAP DI OPERASIKAN UNTUK MELAYANI KONSUMEN. TRAFO DISTRIBUSI YANG SUDAH MATI ( OFF ) KARENA GANGGUAN ATAU KARENA ADA KEPERLUAN (PEKERJAAN / PEMELIHARAAN). Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.7 Instruktur menjelaskan prosedur operasi jaringan distribusi. TUJUAN SOP ADALAH UNTUK MENGANTISIPASI ADANYA : KESALAHAN – KESALAHAN MANUVER JARINGAN MENGHINDARI KERUSAKAN PERALATAN KECELAKAAN MANUSIA

KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK MERUPAKAN SUATU JAMINAN KELANGSUNGAN PENYALURAN UNTUK MEMBERIKAN KEPUASAN BAGI KONSUMEN LISTRIK KARENA KUALITASNYA TUJUANNYA IALAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU PELAYANAN LISTRIK SEBAGAIMANA YANG DIKEHENDAKI OLEH PELANGGAN ( KONSUMEN ), BAIK DALAM PENGERTIAN OPERASI NORMAL MAUPUN PADA SAAT GANGGUAN Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.8 Instruktur menjelaskan keandalan sistem tenaga listrik prosedur operasi jaringan distribusi.

TINGKAT KEANDALAN MERUPAKAN SALAH SATU TOLOK UKUR DARI TINGKAT PELAYANAN PENYALURAN TENAGA LISTRIK DATA – DATA PENDUKUNG TINGKAT KEANDALAN : DATA-DATA JENIS GANGGUAN / LAMA GANGGUAN Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.8 Instruktur menjelaskan tingkat keandalan sistem tenaga listrik DATA STANDART LAMA PERBAIKAN KOMPONEN DATA JUMLAH KONSUMEN YG TERSAMBUNG/GD DATA JUMLAH GD / PENYULANG

KELANGSUNGAN PENYALURAN FAKTOR–FAKTOR KELANGSUNGAN PENYALURAN : PENGATURAN DAN PENGOPERASIAN TRAFO. KECEPATAN MELAKUKAN PENGALIHAN BEBAN. DARI HAL TSB DIATAS DIPERLUKAN : PROSEDUR OPERASI TRANSFORMATOR (SOP). Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.9 Instruktur menjelaskan kelangsungan penyaluran. SARANA KOMUNIKASI (RADIO, TELP, DLL). PERLENGKAPAN PERALATAN DETEKSI TRAFO. PETUGAS OPERASI YG CAKAP DAN TERAMPIL.

PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI PEMELIHARAAN GARDU MERUPAKAN SUATU KEGIATAN YANG MELIPUTI PEKERJAAN PEMERIKSAAN, PENDETEKSIAN, PENCEGAHAN, PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN PERALATAN PADA GARDU DISTRIBUSI YANG DILAKUKAN SECARA TERJADWAL ATAUPUN TANPA TERJADWAL TUJUAN PEMELIHARAAN TRAFO ADALAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN KEANDALAN, SERTA UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN PERALATAN DI GARDU, DAPAT MENURUNKAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN MENDAPATKAN SIMPATI SERTA KEPUASAN PELANGGAN DALAM PELAYANAN TENAGA LISTRIK Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.10 Instruktur menjelaskan tentang pemeliharaam gardu distribusi.

MACAM – MACAM PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN RUTIN ( TERJADWAL ). PEMELIHARAAN KOREKTIF. PEMELIHARAAN EMERGENCY ( TANPA JADWAL ). PEMELIHARAAN RUTIN DALAM PELAKSANAANYA DIBAGI 2 KATEGORI : PEMELIHARAAN SERVICE, PEMELIHARAAN DGN JANGKA WAKTU PENDEK, MELIPUTI PEKERJAAN RINGAN/KECIL. MISAL : Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.10.1. Instruktur menjelaskan macam-macam pemeliharaan. MEMBERSIHKAN PERALATAN ( AMPERE METER, VOLT METER, DLL ). MEMBERSIHKAN HALAMAN GARDU DSB.

PEMELIHARAAN KOREKTIF PEMELIHARAAN INSPEKSI PEMELIHARAAN JANGKA WAKTU PANJANG MELIPUTI PEKERJAAN PENGUKURAN, PENYETELAN, PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN PERALATAN DAN BAGIAN – BAGIAN DARI GARDU. PEMELIHARAAN KOREKTIF PEKERJAAN PEMELIHARAAN DGN MAKSUD UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN, PENYEMPURNAAN. Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.1. Instruktur menjelaskan keandalan sistem tenaga listrik ARTI PERBAIKAN KERUSAKAN ADALAH PEKERJAAN/ USAHA UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN HINGGA KEMBALI PADA KONDISI / KAPASITAS SEMULA.

CONTOH : PENGGANTIAN MOF TRAFO YG MELEDAK ( GD BETON ). PENGGANTIAN BUSHING TRAFO YANG RETAK/PECAH. PENGGANTIAN PACKING TRAFO YG BOCOR. PENGGANTIAN PMT, CO, DS YG RUSAK. ARTI PERBAIKAN / PENYEMPURNAAN ADALAH PEKERJAAN, USAHA UNTUK MENINGKATKAN / PENYEMPURNAAN GARDU DGN CARA MENGGANTI / MENGUBAH GARDU AGAR DICAPAI DAYA GUNA ATAU KEANDALAN YG LEBIH BAIK DENGAN TIDAK MENGUBAH KAPASITAS SEMULA. CONTOH : Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.1. Instruktur menjelaskan pemeliharaan Gardu distribusi. REHABILITASI GARDU DISTRIBUSI

PEMELIHARAAN EMERGENCY PEMELIHARAAN INI SIFATNYA MENDADAK, TIDAK TERENCANA INI AKIBAT GANGGUAN ATAU KERUSAKAN ATAU HAL – HAL LAIN DILUAR KEMAMPUAN, SEHINGGA PERLU DILAKUKAN PEMERIKSAAN / PENGECEKAN PERBAIKAN MAUPUN PENGGANTIAN PERALATAN, TETAPI MASIH DALAM KURUN WAKTU PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN INI DIAKIBATKAN OLEH BENCANA ALAM : Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.1. Instruktur menjelaskan pemeliharaan Gardu distribusi. TANAH LONGSOR BANJIR BESAR. GEMPA BUMI.

PERALATAN GARDU DISTRIBUSI SASARAN PEMELIHARAAN PADA GARDU DIST : INSTALASI TEGANGAN MENENGAH ISOLATOR TUMPU / DUDUK REL / BUS BAR TEGANGAN MENENGAH. PMS / PMT DI KUBIKEL. Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.10.2. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan gardu distribusi. SEKERING TM ( U/ GD PLG DIHAPUS). PENGAMAN SEL / BUS-BAR. KABEL PENGHUBUNG TM.

INSTALASI TEGANGAN MENENGAH CLOSED TYPE KUBIKEL / PANEL TERMINAL KABEL IN / OUT GOING. TRANSFORMATOR BUSHING TRAFO TANGKI DAN SIRIP TRAFO VOLUME MINYAK TRAFO Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.2. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan gardu distribusi. SILICA GEL TRAFO RODA DAN KONSTRUKSI TRAFO TAP CHANGER TRAFO KRAN TRAFO

RAK TEGANGAN RENDAH KABEL SINGLE CORE TR SEPATU KABEL. SAKLAR UTAMA TR. GROUND PLAT. GROUND CONDUCTOR. KONSTRUKSI RAK. Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.2. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan gardu distribusi. RAK TR. MUR / BAUT SERTA RING DLL.

PELINDUNG TEGANGAN LEBIH ARRESTER. GROUND CONDUCTOR. ROD GAP. GROUND ROD. SIPIL GARDU HALAMAN GD. LANTAI GARDU. PINTU PAGAR. DAK ATAS. Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.2. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan gardu distribusi. KUNCI PAGAR. VENTILASI. PINTU GARDU. SALURAN/TALANG AIR. KUNCI PINTU PAGAR. MAN HOLE. DINDING LUAR / DALAM. JALAN MASUK GD.

LAIN - LAIN PENERANGAN DALAM GARDU PENERANGAN LUAR GARDU INDIKATOR HUBUNG TANAH TRAFO ARUS/TEG (CT/PT) PERALATAN UKUR Slide ini adalah Slide lanjutan MI11.2.10.2. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan gardu distribusi.

PEMELIHARAAN PMT PMT DAPAT DIGOLONGKAN MENJADI : MENURUT JENIS DAN CARA PEMADAMAN BUSUR API YANG DITIMBULKAN PADA SAAT PMT MEMBUKA DAN MENUTUP PMT DAPAT DIGOLONGKAN MENJADI : PEMUTUS TENAGA MINYAK ( OCB ). Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.10.3. Instruktur menjelaskan peralatan pemeliharaan PMT PEMUTUS TENAGA HAMPA ( VCB ). PEMUTUS TENAGA UDARA TEKANAN TINGGI ( ABCB ). PEMUTUS TENAGA SF6.

SPESIFIKASI PMT ARUS KERJA MAXIMUM ( MAKING CURRENT ). ARUS PEMUTUS MAXIMUM ( RATED BREAKING CURRENT ). KAPASITAS PEMUTUSAN ( RATED BREAKING CAPACITY ). LAMA ARUS HUBUNG SINGKAT ( SHORT TIME CURRENT ). Slide ini adalah Slide wajib MI11.2.10.3.1. Instruktur menjelaskan spesifikasi PMT WAKTU PMT MEMBUKA ( OPENING TIME ). WAKTU PEMADAMAN BUSUR API ( ARC DURATION ). WAKTU TOTAL PEMUTUSAN ( TOTAL BREAK TIME ). FREKUWENSI SISTEM.

Proteksi Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100% aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal. Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap kecelakaan atau biaya akibat kerusakan. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.2.11. Instruktur menjelaskan dasar dan filosofi Proteksi Sistem tenaga listrik. Referensi yang digunakan adalah Computer-Based Relays for Power System Protection, 2005, Halaman 1.

Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah : Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 Prinsip Utama : Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah : Mencegah kecelakaan pada manusia Meminimalisasi kerusakan pada peralatan Membatasi durasi pemadaman listrik Note : ANSI = American National Standards Institute IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers Ini adalah Slide Wajib No.MI11.2.11.1. Instruktur menjelaskan Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listri. Referensi yang digunakan adalah ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.

1.Circuit Breaker & (atau) 2.Fuse (Sekering) Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control, Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : 1.Circuit Breaker & (atau) 2.Fuse (Sekering) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.2.11.3. Instruktur menjelaskan bahwa selain ELCB (GFCI) dan Overload Heater pada motor control, maka Alat proteksi listrik yang utama adalah Circuit Breaker dan/atau Fuse (Sekering). Referensi : ANSI/IEEE Std 242 1986/2001, halaman 189, 247

1. Circuit Breaker (CB) a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Protective Relays d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi dengan Protective Relays Ini adalah Slide lanjutan MI11.2.11.3 Instruktur menjelaskan macam-macam Circuit Breaker, mulai dari Miniatur Circuit Breaker sampai dengan SF6 Circuit Breaker. Referensi berdasarkan Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, bagian 10.

a).MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit) dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua kendali. Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang mengalir jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat. Ini adalah Slide lanjutan No.MI11.2.11.3. Instruktur menjelaskan mengenai MCB (miniatur Circuit Breaker). Referensi berdasaran manual book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 1 MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa

1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu : 1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. 2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. 3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. 4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. 5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan Ini adalah Slide lanjutan No.MI11.2.11.3. Instruktur menjelasakn jenis-jenis MCB (Miniatur Circuit Breaker). Referensinya berdasarkan Manual Book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 2.

b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Ini adalah Slide lanjutan No.MI11.11.3. Instruktur menjelaskan MCCB (Molded Case Circuit Breaker). Referensi dari ANSI/IEEE Std 242 -1986/2001, halaman 193. Keterangan : 1. Bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan 4. Penggerak lepas-sambung 5. Kontak bergerak 6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat 7. Unit magnetik trip Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

c). ACB (Air Circuit Breaker) ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Ini adalah Slide lanjutan No.MI11.2.11.3. Instruktur mejelaskan ACB (Air Circuit Breaker ). Referensi dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.79 􀁸 LV-ACB: Voltage = 250V dan 660V Current Rating = 800A-6300A Interrupting Rating = 45kA-170kA 􀁸 MV-ACB: Tegangan = 7,2kV dan 24kV Current Rating = 800A-7000A Interrupting rating = 12,5kA-72kA Gambar ACB (Air Circuit Breaker)

d). OCB (Oil Circuit Breaker) Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api. Ini adalah Slide lanjutan No.MI11.2.11.3. Instruktur menjelaskan OCB (Oil Circui Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.81 Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)

e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Ini adalah Slide lanjutan MI11.2.11.3. Instruktur menjelaskan VCB (Vacuum Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.84 tampak dalam Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)

(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) f). SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Ini adalah Slide lanjuitan No.MI11.2.11.3. Instruktur menjelaskan SF6 CB (SF6 Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.89 Rating tegangan CB antara 3.6 KV - 760 KV.

3. Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik Ini adalah Slide Wajib MI11.3. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik .

Slide ini adalah Slide wajib No. MI11. 3. 1 Slide ini adalah Slide wajib No.MI11.3.1. Instruktur menjelaskan tentang pelaksanaan Pemeliharaan.

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 3. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.3.2. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 3. 3 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan1). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib MI11. 3. 4 Ini adalah Slide Wajib MI11.3.4. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan2). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 3. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.3.5. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di Distribusi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 3. 6 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.3.6. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan Trafo Distribusi. Referensi dari Dokumen Cartepillar

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 3. 7 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.3.7. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan Breaker. Referensi dari Dokumen Cartepillar

Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya 5. Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5. Pada Slide selnjutnya Instruktur akan menjelaskan Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi.

Bahaya listrik (Electrical Hazard): 1.Shock = tersengat listrik = kesetrum 2.Arc = Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire) 3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast” 4.Bahaya lainnya : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Dan lain-lain Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.1. In struktur menjelaskan Bahaya Listrik (Electrical Hazard) yaitu : Shock, Arc, Blast, dan Bahaya lainnya (Bahaya Induksi Elektromagnetik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, dan lain-lain. Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick, halaman 1.1.

Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik: Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan menggunakan “hirarki pengendalian” : 1.Eliminasi : Menghilangkan bahaya 2.Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya. 3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko 4.Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang. 5.Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll. 6.Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan benar. Ini adalah Slide Wajib MI11.5.3. Instruktur menjelaskan Pengendalian risiko bahaya listrik. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12.

Risk Matrix RISK MATRIX Ini adalah Slde Wajib No.MI11.5.4. Instruktur menjelaskan “Risk Matrix”. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12. RISK MATRIX = Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)

Shock (electric) = Tersengat listrik = Kesetrum = Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh. (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body.) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.5. Instruktur menjelaskan mengenai Bahaya listrik yang pertama yaitu “SHOCK”. Shock = Tersengat listrik = Kesetrum, yaitu Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body). Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick, halamam 1.2

SHOCK Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω. Jika tegangan sistem 220 Volt, Kondisi terjelek: -Tahanan tubuh paling kecil,Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220V / 200 Ω = 1,1 A -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh=50 V/200 Ω = 0,25 A  1,1 A > 0,25 A : Berbahaya Kondisi terbaik: -Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω=0,0002198 A = 0,2198 mA -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA  0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.8. Instruktur menjelaskan Shock dengan tahan kontak kulit manusia dan tahan internal tubuh manusia, dan perhitungan sederhana tentang bahayanya. Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick

Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan Daerah Reaksi tubuh 1 Tidak terasa 2 Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan 3 Kejang otot, dan gangguan pernafasan 4 Kegagalan detak jantung, kematian Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.9. Instruktur menjelaskan mengenai Kurva Arus yang mengalir ketubuh manusia –vs- Waktu, untuk menggambarkan secara komprehensif efek dari bahaya Shock. Instruktur juga menjelaskan bahwa pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket, sehingga Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. 0,01 Amper=10 mA Setara dengan : Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt 0,1 Amper=100mA Setara dengan : Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket  Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide wajib MI11.5.12. Instruktur menjelaskan sekurang-kurangnya ada 9 Cara untuk mecegah bahaya Shock. Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013

Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide Wajib MI11.5.13. Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013

Ini adalah Slide lanjutan MI11. 5. 13 Ini adalah Slide lanjutan MI11.5.13. Instruktur menjelaskan checklist APD.

Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.25. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mencegah bahaya Shock adalah dengan memeri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja. Referensinya dari PUIL 2011.

Pasang peralatan INTERLOCKING (bila perlu) Peralatan ini biasa di pasang pada pintu-pintu pada Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door switch). Ini adalah Slide wajib No.MI11.5.26. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah dengan memeasang peralatan “interlocking”. Referensinya dari PUIL 2011.

Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.27. Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah dengan Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik. Refrensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick

Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang (Electrician + Helper). Dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.35. Instruktur menjelaskan bahwa Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Referesi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick

Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.36. Instruktur menjelaskan P3K (Pertolongan Perttama Pada Kecelakaan) dalam kecelakaan listrik.Referensi : PUIL 2011.

Arc (electric) = Percikan api  Kebakaran (Fire) = Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara. (The heat and light energy release that is caused by the electrical breakdown of and subsequent electrical discharge through an electrical insulator, such as air). Ini adalah Slide Wajib MI11.5.37. Instruktur menjelaskan bahwa Arc (electric) = Percikan api  Kebakaran (Fire) = Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara (The heat and light energy release that is caused by the electrical breakdown of and subsequent electrical discharge through an electrical insulator, such as air). Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Jenis-jenis Arc : Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.38. Instruktur menjelaskan Jenis-jenis Arc yaitu: 1). Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)], dan 2).Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Ini adalah Slide wajib No.MI11.5.39. Instruktur menjelaskan Jenis Arc yang pertama yaitu ARC FLASH yaitu Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 5. 40 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.40. Instruktur menjelaskan Arc flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. (Courtesy Brosz and Associates.)

4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.41. Intruktur menjelaskan sekurang-kurangnya ada 4 cara untuk mencegah terjadinya Arc Flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.42. Instruktur menjelaskan Penggunaan APD yang benar, tepat dan baik untuk mencegah efek dari Arch Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

2. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.43. Instruktur menjelaskan Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick

Segitiga api (Fire Triangle) Ini adalah Silde Wajib No.MI11.5.44. Instruktur menjelaskan Segitiga Api sebelum menjelaskan mengenai Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John cadick

CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: “HEAT” BISA TIMBUL KARENA: 1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit 2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik 3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor). 4. Ukuran kawat terlalu kecil 5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain) CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection” Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.45. Instruktur menjelaskan proses timbulnya Heat, dan Cara mencegah timbulnya Heat pada sistem listrik terutama pada pekerjaan Pemeliharaan Listrik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Gunakan jenis kabel yang benar (8) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.54. Instruktur menjelasakan secara rinci kabel NYY. Referensi dari SNI

Gunakan jenis kabel yang benar (9) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.55. Instruktur menjelasakan secara rinci kabel N2XY. Referensi dari SNI

Gunakan jenis kabel yang benar (10) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.56. Instruktur menjelasakan secara rinci kabel NY.FGbY Referensi dari SNI

Hindari terjadinya “Loss Connection” Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω. Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A. Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan : I2R = 112 x 20 = 2420 W Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel adalah MicroOhm meter. Ini adalah Slide Wajib. Instruktur menjelaskan tentang “Loss connection (sambungan kendor)” sebagai salah satu timbulnya Heat yang akan menyebabkan Kebakaran (Fire). Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Blast (electric) = Ledakan : Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material yang superpanas secara mendadak dari percikan api (The explosive effect caused by the rapid expansion of air and other vaporized materials that are a superheated by the sudden presence of an electric arc). Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.61. Instruktur menjelaskan bahwa Blast=Ledakan adalah Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material yang superpanas secara mendadak dari percikan api (The explosive effect caused by the rapid expansion of air and other vaporized materials that are a superheated by the sudden presence of an electric arc).

Blast (ledakan) : Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik , misalnya : Tranformator meledak Battery meledak Dan lain-lain Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.62. Instruktur menjelaskan Jenis-jenis Blast yaitu 1).Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik , misalnya Tranformator meledak, Battery meledak, Dan lain-lain, 2).Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse

Efek “Blast” Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.63. Instruktur menjelaskan efek blast yang dasyat. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Transformator meledak 1. Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : Ini adalah Slide wajib No.MI11.5.64. Instruktur menjelaskan Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya Trafo meledak, Batery (Aki) meledak, dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Transformator meledak Battery meledak

Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.65. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

2. Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI9.5.66. Instruktur menjelaskan mengenai Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Exterior after Blast Interior after Blast

CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi blast. Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : - Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load) , dan Short circuit - Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit. CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.71. Instruktur menjelaskan Cara mencegah blast yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, pada pekerjaan Pemeliharaan di Pembangkit Listrik. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast : 1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Cara mencegahnya : Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.5.72. Instruktur menjelaskan Cara Mencegah bahaya-bahaya lain dari listrik pada pekerjaan Pemeliharaan di Pembangkit Listrik Bahaya lain yang dimaksud adalah : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya radiasi, Bahaya terpeleset, Bahaya jatuh dari ketinggian, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik , dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick

Checklist Identifikasi Potensi (Shock, Arc,Blast dan bahaya 6. Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan

CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK Uraian Temuan Rekomendasi 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). Ini adalah Slide Wajib No.MI116.1. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Shock, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar

CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH Uraian Temuan Rekomendasi 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE) Ini adalah Slide Wajib No.MI9.6.2. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Arc, naik Arc Flash maupun Arc yang menyebabkan Kebakaran (Fire), Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection”

Cara mencegah bahaya BLAST karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan Uraian Temuan Rekomendasi 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Cara mencegah BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI11.6.3. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Blast, baik Blast karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan, maupun BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.

Cara mencegah bahaya listrik lainnya Uraian Temuan Rekomendasi a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI11.6.4. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya listrik lainnya, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik h. Dan lain-lain : ...............................................................................

7. Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi , Peralatan Distribusi

(2) JOB Safety Analysis (JSA) Bertujuan mencari/ menemukan adanya sumber bahaya dan usaha menghilangkannya dari suatu rangkaian proses pekerjaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7.1. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi.

Langkah-langkah JSO Ada lima langkah yang ahrus dilakukan : 1. Memilih pekerjaan yang diamati 2. Melaksanakan pengamatan 3. Mencatat hasil-hasil pengamatan 4. Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerja yang diaamati 5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja yang aman. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7.2. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi.

Ada 4 aspek yang membantu dalam JSA : 1. Manusia orang yang terkait : operator, supervisor dll 2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari perkerjaan yang dianalisis. 3. Peralatan dan mesin yang digunakan 4. Material (Bahan) 5. Lingkungan kerja Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7.3. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Distribusi, Perlengkapan Distribusi, Peralatan Distribusi.

Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk bidang Pemeliharaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7.4. Instruktur menjelaskan standar Format JSA(Job Safety Analysis) dari National Safety Council, Referensi dari National safety Council

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 7. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.7.5. Instruktur menjelaskan Contoh pengisian JSA(Job Safety Analysis), Referensi dari Fluor, Trpatra, Chevron

8. Checklist pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan dan Corrective Maintenance) Ini adalah Slide Wajib No.MI11.8. Pada slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan dan Corrective Maintenance)

CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan Corrective Maintenance) Uraian Temuan Rekomendasi 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Preventive Maintenance (PM) dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ? 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Predictive Maintenance (PdM) dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ? Ini adalah Slide Wajib No.MI11.8.1. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis pemeliharaan (PM, PdM dan CM) Referensi: RCM II-John Moubray, Maintenance Engineering Handbook-Lindley R.Higgins, Maitenance Manager’s Standard Manual-Thomas A.Westerkamp 1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada pelaksanaan Corrective Maintenance (CM) termasuk Perbaikan darurat (Breakdown Maintenance dapat meningkatkan Ketersediaan (Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas Lingkungan hidup (Enviroment) ?

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 8. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.8.2. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeliharaan PMT 20 kV. Referensi: RCM II-John Moubray, Maintenance Engineering Handbook-Lindley R.Higgins, Maitenance Manager’s Standard Manual-Thomas A.Westerkamp

Tahanan Isolasi PMT Ini adalah Slide Wajib No.MI11.8.3. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeliharaan tahanan isolasi PMT 20 kV. Referensi: RCM II-John Moubray, Maintenance Engineering Handbook-Lindley R.Higgins, Maitenance Manager’s Standard Manual-Thomas A.Westerkamp

Tahanan kontak PMT Ini adalah Slide Wajib No.MI11.8.4. Instruktur menjelaskan CHECK LIST pemeliharaan tahanan kontak PMT 20 kV. Referensi: RCM II-John Moubray, Maintenance Engineering Handbook-Lindley R.Higgins, Maitenance Manager’s Standard Manual-Thomas A.Westerkamp

10. Checklist pemeriksaan dan pengawasan persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Distribusi Ini adalah Slide Wajib No.MI11.10. Pada slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Checklist pemeriksaan dan pengawasan persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Distribusi, dalm hal SDM dan Jadwal

Ini adalah Slide Wajib No. MI11. 10. 1 Ini adalah Slide Wajib No.MI11.10.1. Pada slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Checklist pemeriksaan dan pengawasan persyaratan administrasi K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di Distribusi, dalm hal SDM dan Jadwal

Persyaratan K3 alat-alat uji 11. Persyaratan K3 alat-alat uji Isolasi Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Persyaratan K3 alat-alat uji Isolasi.

Teknologi untuk mengetahui kondisi isolasi : Insulation (isolasi) sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast. Teknologi untuk mengetahui kondisi isolasi : 1.Teknologi kesatu (paling awal) adalah dengan menggunakan Insulation Resistance Tester (Meger) : Untuk Tegangan Rendah s/d Tegangan Menengah Rule of Thumb : Insulation Resistance minimum = 1000 Ohm/Volt. Aplikasi didunia industri seringkali + 1 MOhm, sehingga menjadi (kV operasi isolasi) + 1 MOhm. Contoh : Jika tegangan operasi kabel berisolasi 220 Volt (=0,22 kV), maka Insulation Resistance minimum = 0,22 MOhm + 1 MOhm = 1,22 Mohm. Insulation Resistance Test merupakan “Go or No Go Test” Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11.1. Instruktur menjelaskan Insulation sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast – Meger Test. Referensi dari 1).Standard Handbook for Electrical Engineer-Donald G.Fink, H.Wayne Beaty.2). Handbook of Electrical Engineering For Practitioners - Alan L. Sheldrake

2. Teknologi kedua adalah “Polarization Index (P.I) Test” : Khusus untuk equipment yang ada winding-nya, misalnya Motor, Generator, Transformator, dll. Untuk Tegangan Rendah s/d Tegangan Menengah. Nilai PI menurut standar IEEE 43-2000 : Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11.2 . Instruktur menjelaskan Insulation sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast – P.I Test. Referensi dari 1).Standard Handbook for Electrical Engineer-Donald G.Fink, H.Wayne Beaty.2). Handbook of Electrical Engineering For Practitioners - Alan L. Sheldrake

3. Teknologi ketiga adalah dengan “Hi Pot Test”. The DC Hi-Pot withstand test is a Pass/Fail test that has been applied to many types of cable and accessories. The DC Hi-Pot leakage current technique is a diagnostic test which involves the measurement of leakage current when a high potential (above nominal) is applied to the conductor while the metallic shield of the cable is grounded. The behavioral characteristics of the leakage current are evaluated to determine the condition of the cable, specifically the insulation. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11.3 . Instruktur menjelaskan Insulation sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast – Hi Pot Test. Referensi dari 1).Standard Handbook for Electrical Engineer-Donald G.Fink, H.Wayne Beaty.2). Handbook of Electrical Engineering For Practitioners - Alan L. Sheldrake

4. Teknologi keempat adalah “Tangen Delta Test”: Untuk Tegangan Menengah keatas. “Tangen Delta Test” = Power Factor Test (American) = Tan Delta Test (European) = Loss Angle Test = Dissipation Factor Test = Capacitance Measurement = Tan Delta Measurement = Dielectric Loss Test Standar ANSI C 57.12.90, interpretasi hasil uji tangen deltanya sebagai berikut : Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11.4. Instruktur menjelaskan Insulation sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast – Tangen Delta Test. Referensi : 1).Standard Handbook for Electrical Engineer-Donald G.Fink, H.Wayne Beaty.2). Handbook of Electrical Engineering For Practitioners - Alan L. Sheldrake

5. Teknologi kelima (paling modern sampai saat ini) adalah “Partial Discharge (PD) Test”: Untuk Tegangan Menengah keatas. Ini adalah Slide Wajib No.MI11.11.5 . Instruktur menjelaskan Insulation sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast – Partial Discharge Test. Referensi dari 1).Standard Handbook for Electrical Engineer-Donald G.Fink, H.Wayne Beaty.2). Handbook of Electrical Engineering For Practitioners - Alan L. Sheldrake

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERIMA - KASIH