STABILISASI DAN PERKUATAN TANAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PONDASI 1.
Advertisements

Tanah Agregat Beton Bata Geotextile
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
TEKNIK PERBAIKAN TANAH
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Tujuan klasifikasi tanah
1/2/2014 materi e-learning ttm ke-13 2  Si merupakan unsur ke-2 terbanyak di litosfer setelah oksigen, namun dalam bentuk tidak tersedia. Pelapukan.
Konsistensi Tanah.
TEKNOLOGI BETON.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Pengantar Beton bertulang :
Aspal Beton Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur,
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
ANALISIS SEMEN.
3. AGREGAT Agregat dalam beton digunakan sebagai bahan pengisi, dan dipandang sebagai bahan untuk mempermurah harga beton. Agregat dalam beton menempati.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Bahan pembentuk beton dan persyaratannya
Inovasi Bahan dan Teknologi Beton
PEMBENTUKAN TANAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL
DEMULSIFIKASI, CREAMING DAN INVERSI
PEMURNIAN Lanjutan.
PROSES PENGECORAN.
Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS
METODE PERHITUNGAN (Analisis Stabilitas Lereng)
AIR SADAH Kesadahan Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara)
TANAH FAJRI ANUGROHO Sumber Pustaka:
PEMBAGIAN ALAT BERAT.
Keasaman Tanah.
SIFAT FISIK TANAH Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna.
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Stephanus Benedictus, S.T., M.Si.
AGREGAT DAN PRODUKSINYA
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
Overlay Kesesuaian Lahan (Overlay)
Air untuk: proses pencucian alat dan bahan, pengolahan dan sebagai bahan baku. Sumber air: PAM, sumur bor dan sungai harus memenuhi syarat air minum (potable.
ASPAL.
CALIFORNIA BEARING RATIO
AIR SADAH Kesadahan Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara)
PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENGANDUNG LOGAM BERAT
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON SEMEN DAN AIR.
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON AGREGAT.
SPECIAL BLENDED CEMENT
JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN JALAN
MEKANIKA TANAH 1 “Pemadatan Tanah” COMPACTION OF SOIL
SOIL CEMENT BASE (LAPIS PONDASI TANAH SEMEN)
KAOLIN.
SIFAT BAHAN PEMBENTUK BETON
FAKTOR LINGKUNGAN YG UTAMA BAGI TUMBUHAN
TUGAS KIMIA DASAR BAHAN KONSTRUKSI SEMEN.
Beton sebagai Konstruksi
BAB 1 MORTAR Sep-18.
PENYIAPAN BAHAN-BAHAN UNTUK PERKERASAN JALAN
ASPAL.
MATERIAL DAN PROSES PRODUKSI PRODUK-PRODUK BETON
Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
DURABILITAS BETON TERHADAP LINGKUNGAN YANG SANGAT KOROSIF DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN TIPE I, TIPE V, DAN NITOCOTE EN 901 DIPRESENTASIKAN OLEH M.REZAL RASYAD.
Kelompok 11: Dwi luthfiah Siti Sofiatul H Faris Aldy.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012
1 PROYEK CIVIL – JALAN TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
BAHAN PERKERASAN JALAN
Agregat By Leo Sentosa.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
pertemuan 3 Lapisan – lapisan perkerasan & Persyaratan materialnya
ASSALAMMUALAIKUM NEXT. CONSTRUCTION MATERIAL ASPAL GROUP 4 Kisworo Kisworo Lia Mufaricha Lia Mufaricha M. Febri M. Febri M.Rizki M.Rizki NEXT.
STABILISASI TANAH Adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, Atau dapat pula Stabilisasi Tanah adalah Usaha.
SEMEN Semen Portland adalah material berbentuk bubuk berwarna abu-abu dan banyak mengandung kalsium dan alumunium silika. Bahan dasar pembuat semen adalah.
Transcript presentasi:

STABILISASI DAN PERKUATAN TANAH DOSEN : Dr. Ir. Firdaus Chaeruddin, M.S. NAMA : SONNY WIJAYA STAMBUK : 1334013

Recommended Practice For Stabilization Of Subgrade Soils and Base Materials ( Praktek Yang Direkomendasikan Untuk Stabilisasi Material Dan Tanah Dasar ) Tanah dasar merupakan bagian penting dari pekerjaan konstruksi karena tanah ini mendukung seluruh konstruksi yang berada diatasnya. Pembangunan konstruksi tidak selalu berada diatas tanah dasar yang relatif baik, ada kemungkinan berada diatas tanah yang kurang baik. Akibatnya tanah tersebut tidak dapat digunakan sebagai lapisan dasar. Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang ada. Pada prinsipnya stabilisasi tanah merupakan suatu penyusunan kembali butir-butir tanah agar lebih rapat dan saling mengunci.

Proses stabilisasi tanah ini meliputi : Penggantian tanah asli : mengganti tanah dengan tanah yang sesuai spesifikasi. Perbaikan gradasi butiran. Stabilisasi dengan bahan kimia : seperti semen Stabilisasi dengan pemadatan. Tujuan perbaikan tanah tersebut adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang stabil pada semua kondisi. Metode-metode stabilisasi yaitu : Stabilisasi mekanis Stabilisasi kimia

1. STABILISASI MEKANIS Stabilisasi mekanis adalah tanah yang telah distabilisasikan secara mekanis dan telah memiliki daya dukung tanah tertentu terhadap deformasi oleh muatan, disebabkan adanya kait mengait dan gesekan antar butir tanah serta daya ikat butir oleh bagian tanah yang halus/tanah liat. Beberapa usaha penambahan kekuatan atau daya dukung tanah dengan stabilisasi mekanis seperti mengganti jenis tanah eksisting, mengatur gradasi tanah atau melakukan pemadatan.

Perbaikan Gradasi Butiran Perbaikan dilakukan dengan menambahkan butiran tertentu sehingga dicapai gradasi butiran yang sesuai dengan spesifikasi. Sebelum penambahan, dilakukan pengambilan sampel tanah dasar untuk diteliti gradasi butirannya, bila ditemukan pada butiran tertentu kurang baik, maka dilakukan penambahan butiran. Perbaikan ini sangat penting memngingat bahwa setiap jenis gradasi memiliki fungsi yang berbeda, yang saling melengkapi satu sama lain.

Stabilisasi Dengan Pemadatan Untuk mengantisipasi tanah terutama bersifat ekspansif (kembang-susut) yang mengikuti kadar airnya maka diperlukan pemadatan (compaction) karena mempengaruhi daya dukung tanah. Adapun untuk melakukan stabilisasi tanah dengan cara pemadatan diperlukan peralatan yang berfungsi untuk memadatkan tanah tersebut. Alat-alat pemadatan yang dapat digunakan memiliki jenis yang berbeda untuk keperluan tipe pemadatan yang berbeda Smooth steel roller (penggilas dengan permuakaan halus) seperti three wheel roller, tandem roller. Pneumatic tired roller (penggilas roda ban angin) Sheep foot type roller (penggilas dengan kaki kambing)

Penggantian Tanah Asli Bila kondisi eksisting tanah di lapangan sangat buruk dan tidak memungkinkan untuk dilakukan stabilisasi dengan cara perbaikan gradasi tanah, pemadatan, ataupun kimiawi karena alasan ekonomis ataupun kemudahan pengerjaan, maka tanah eksisting dapat diganti dengan tanah baru yang diambil dari tempat lain sehingga daya dukungnya mampu mencapai spesifikasi yang diinginkan dengan biaya dan waktu yang relatif efisien.

2. STABILISASI KIMIAWI Stabilisasi tanah secara kimiawi merupakan penambahan bahan stabilisasi yang dapat mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. Di dalam usaha stabilisasi tanah ini, dikenal banyak jenis stabilizing agent’s yaitu air sendiri di dalam jumlah yang tepat dan tanah lait dalam jumlah proporsional. Adapun stabilizing agent’s untuk tanah liat antara lain adalah kapur pasang, bitumen, dan lain-lain. Stabilizing agent’s yang disebutkan tadi merupakan bahan-bahan yang menghasilkan produk yang baik sesuai dengan tujuan penstabilan tanah yang bersangkutan, derajat peningkatan mutu dan mudah dikerjakan

Stabilisasi Tanah Dengan Bitumen Stabilisasi dengan bitumen digunakan dengan cara mencampur tanah dengan bitumen hingga kedalaman tertentu. Stabilisasi digunakan dengan cara menyemprotkan minyak pada permukaan dan membiarkannya terserap. Merupakan cara stabilisasi dengan bitumen yang mula-mula dilakukan. Bitumen dan material berbutir akan mencegah absorpsi air ke dalam tanah. Untuk meningkatkan penetrasi dan adhesi terhadap tanah, bitumen biasa dicampur dengan tanah sebagai emulsi, cut-back, atau busa

Stabilisasi clay (tanah yang kohesif) akan menghasilkan tanah yang lebih waterproof Stabilisasi sand (tanah granular), bitumen berfungsi sebagai bahan pengikat Ada 2 macam campuran: 1. Sand bitumen : jika yang distabilisasi clean cohensionless sand maka perlu ditambah fines material untuk menambah angle of internal friction. Tipe bitumen yang digunakan : cut back atau emulsion. 2. Soil bitumen : tipe bitumen yang digunakan : cut back : RC, MC, SC; Emulsion : MS dan SS

Material Bitumen Dan Tanah Stabilisasi bitumen menggunakan asphalt cement, cutback asphalt, atau asphalt emulsi. Penggunaannya tergantung tipe tanah yang distabilisasi, metode konstruksi, dan kondisi cuaca. Walaupun tanah lempung distabilisasi dengan emulsi atau cutback, dengan peforma yang cukup, kegunaan utama stabilisasi dengan emulsi bitumen adalah untuk pasir karena kohesinya yang sangat rendah atau kebutuhannya terhadap tindakan waterproofing.

Gambar Stabilisasi Tanah Dengan Bitumen

Syaratnya : 1. tidak ada aturan untuk gradasi, biasanya tanah yang digunakan harus lebih dari 50% yang melewati saringan 3/16 inci dan 10-50% melewati saringan no.200 2. batas cair harus kurang dari 40% dan indeks plastisitas kurang dari 18 3. tanah dengan lebih dari 75% melewati saringan no.200 dan batas cair lebih dari 50 masih tetap dapat diberi perlakuan. Adhesi yang lemah antara bitumen dengan permukaan pasir silika akan menyebabkan stripping jika air memasuki tanah, dan menghilangkan efek stabilisasi.

Material Lain Air air dibutuhkan dalam pemadatan. Dapat digunakan jenis air apapun kecuali air laut, untuk menghindari resiko mengembang. Serangan bakteri serangan bakteri dapat menyebabkan penggetasan pada bitumen, kondisi ini dapat terjadi dimana terdapat sulfat di dalam air atau tanah. Namun, pengaruhnya terhadap stabilisasi tanah belum dapat dipastikan.

Garam atau materi organik konsentrasi tinggi garam dan materi organik dapat mereduksi pengaruh bitumen ketika garam atau material organik melapisi partikel tanah dan menghalangi adhesi antara bitumen dan tanah. Aditif lain Aditif sebanyak kurang dari 1% yang ditambahkan ke tanah dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap air. Penambahan aditif ke dalam cutback dapat meningkatkan kekuatan namun juga menurunkan ketahanan terhadap air.

Stabilisasi Tanah Dengan Semen Klasifikasi stabilisasi tanah dengan semen dibagi kedalam 5 tipe (kezdi,1979:108) yaitu: Soil-Cement. Tipe stabilisasi tanah-semen ini merupakan tipe yang umum, dimana pencampuran tanah dan semen biasa digunakan untuk pondasi bangunan, perlindungan tanah terhadap erosi dan pembekuan tanah. Cement Improved Granuler-Soil Mix. Stabilisasi tipe ini digunakan untuk mengurangi sifat kembang-susut dan plastisitas tanah yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah, dengan menambahkan semen sesuai yang diperlukan.

Cement Improved Silt-Clay Mix Cement Improved Silt-Clay Mix. Penambahan kadar semen dilakukan secara bertahap dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan tipe 2 untuk mengurangi sifat kembang-susut tanah dan meningkatkan daya dukung tanah sesuai dengan kadar air yang ada di lapangan. plastic Soil-Cement. Tipe stabilisasi ini digunakan untuk tanah dengan kadar air yang lebih tinggi misalnya untuk aliran irigasi, parit dan bangunan pengairan lainnya. Hasil stabilitas dapat memberikan perlindungan terhadap tanah dari erosi.

Cement-Treated Soil Pastes And Mortars Cement-Treated Soil Pastes And Mortars. Tipe ini digunakan untuk kondisi tanah dengan kadar yang sangat tinggi dengan cara menginjeksi campuran tanah-semen ke dalam tanah sebagai perkuatan. Pada umumnya ditambahkan beberapa bahan kimia pembantu.

Gambar Stabilisasi Tanah Dengan Semen

Jenis semen yang biasa digunakan adalah semen portland tipe 1 yang paling banyak digunakan. Masalah yang dihadapi dalam penggunaan semen tipe ini adalah pada saat digunakan pada tanah yang mengandung kadar air serta bahan organik, sulfat dan garam-garaman dalam kadar air yang tinggi. Kendala lain dari penggunaan semen ini adalah penyerapan air untuk hidrasi semen dan reaksi awal ettringgite relatif kecil yaitu 28% dari berat semen serta dapat terjadi keretakan. Stabilisasi tanah dengan semen lebih cocok untuk jenis tanah tertentu yaitu tanah kepasiran atau batu kerikil.

Penambahan semen, akan meningkatkan daya dukung tanah dan memperbaiki daya tahan tanah terhadap air (sweeling rendah) sehingga durabilitasnya meningkat. Kandungan semen yang tinggi, juga tidak akan berdampak baik. Karena berpengaruh terhadap kekakuan campuran (cracking).

Mekanisme Stabilisasi Tanah Dengan Semen Semen portland terdiri dari kalsium-silikat dan kalsium aluminat, ketika dikombinasikan dengan air, hidrat untuk membentuk senyawa kalsium-penyemenan silicatehydrate dan kalsium-aluminate-hidrat, serta kelebihan kalsium hidroksida. Karena bahan semen, serta kalsium hidroksida terbentuk, semen portland mungkin bisa berhasil menstabilkan baik tanah granular dan halus, serta agregat dan lain-lain.

Pozzolanat reaksi antara kalsium hidroksida dilepaskan selama hidrasi silika dan alumina tanah dan tanah terjadi pada tanah liat halus dan merupakan aspek penting dari stabilisasi tanah tersebut. Permeabilitas cement stabilized material sangat berkurang. Hasilnya adalah bahan yang tahan kelembaban yang sangat tahan lama dan tahan tahan terhadap pencucian dalam jangka panjang.

Stabilisasi Tanah Dengan Kapur Metode perbaikan tanah dengan kapur salah satu alternatif usaha perbaikan tanah yang tidak memenuhi standar sebagai lapisan tanah dasar untuk perkerasan atau pondasi bangunan. Tujuan stabilisasi tanah dengan kapur yaitu meningkatkan akses di tanah basah (reaksi penguapan akibat campuran air dan kapur dalam tanah). Kapur bereaksi dengan air tanah sehingga merubah sifat tanahnya, mengurangi kelekatan dan kelunakan tanah.

Sifat ekspansif yang menyusut dan berkembang karena kondisi airnya akan berkurang secara drastis karena butir kapur. Kapur yang terdiri dari ion-ion Ca, Mg dan sebagian kecil Na dapat digunakan untuk : 1. mengurangi sifat mengembang dari tanah 2. mengurangi plastisitas dari tanah 3. meningkatkan daya dukung dari tanah

Mekanisme dasar stabilisasi dengan kapur : 1. adanya ikatan ion Ca, Mg dan Na yang menyebabkan bertambahnya ikatan antara partikel tanah. 2. adanya proses sementasi ( antara kapur dan tanah sehingga kekuatan geser/daya dukung tanah menjadi naik ). 3. stabilisasi tanah dengan campuran kapur hanya efektif digunakan untuk tanah lempung dan tidak efektif untuk tanah pasir.

Material Yang Diperlukan 1. kapur spesifikasi persyaratan untuk kapur : a. Calcium oxide ( CaO ) kandungan Ca & MgO ± 92% kandungan CO2 (oven) ± 3% : CO2 (lap) ± 10% b. Calcium Hidroxide ( Ca(OH)2 ) kandungan Ca & MgO ± 95% kandungan CO2 (oven) ± 5% : CO2 (lap) ± 7%

2. Tanah Efektif digunakan pada tanah yang lempung yang plastisitasnya tinggi Membuat struktur tanah jadi rapuh sehingga mudah dipadatkan dengan konsekuensi nilai kepadatan maksimum menjadi turun 3. Air Air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung asam Air laut boleh digunakan tapi tidak boleh mengalami kontak dengan lapisan aspal

Efek Kandungan Kapur Terhadap Kuat Tekan Bebas Dari Beberapa Jenis Tanah

Pengaruh Tundaan Pemadatan Terhadap Bahan Campuran Semen Dan Kapur

Perbandingan Kuat Geser Tanah Terhadap Lama Waktu Campuran Antara Kapur Dan Semen

Mekanisme Stabilisasi Kapur Pada Tanah Lempung

Truk Yang Disiapkan Untuk Kapur Yang Akan Dicampur Dengan Tanah

Proses Pemberian Kapur Ke Tanah

Proses Pengadukan/Pencampuran Kapur Dengan Tanah

Proses Pemberian Air Pada Campuran Kapur Dan Tanah

Proses Pemadatan Pada Campuran Kapur Dan Tanah