ISUE-ISUE TERBARU TERKAIT OBAT HEWAN - UJI MUTU - TEKNOLOGI MANUFAKTUR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Negara Maju dan Negara Berkembang
Advertisements

ASPEK HUKUM E-BUSINESS
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
UU Nomor 18 Tahun 2009 Tentang PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
REGULASI TEKNIS BERBASIS STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN PRODUK PANGAN JAKARTA, 8 JUNI 2011 DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA.
MANAGEMENT LABORATORIUM Dr. IWAN D. SETYAWAN PH, S.Si., M.Si.
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
PENDAFTARAN DAN LEBELISASI PAKAN
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB I
Innovation in Service Journal Review Nanotechnology for enhancing food security in India Nanoteknologi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di India Oleh.
Kebijakan K3 Nasional Disampaikan pada: Pembinaan Bagi calon Ahli K3
2. Kompetensi Analis Bisnis
TUGAS IPS HUDA HELDIRIN NUSA 12 9F
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
DI BIDANG OBAT TRADISIONAL
PRINSIP PERENCANAAN PANGAN WILAYAH
Sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian
TEORI DEMOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN
Kebijakan Pendidikan Tinggi Prof. Munawar Ketua LP3M-UB
Oleh: Ricky W. Griffin Ronald J. Ebert
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
Standar Kompetensi: Menerapkan Distribusi Sediaan Obat Bebas, Bebas Terbatas, dan Obat Keras, Obat Psikotropika dan Narkotika.
SERTIFIKASI PRODUK PANGAN SEGAR HASIL PERTANIAN
SIFAT SIFAT DAGING.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC)
Kebijakan dan Strategi Pemerintah dalam Membangun Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Kambing dan Domba Disampaikan pada : SILATNAS dan JAMBORE 2015 Peternak.
CAC dan ISO Rini Hustiany.
PENDAHULUAN.
PERKEBUNAN DAN MASALAHNYA

Materi Tutorial Tatap Muka
Kuliah 2 ARTI DAN PERAN AMDAL.
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
Isu Etika dan Sosial dalam Perusahaan Digital
Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 telah ditentukan menjadi 3 bidang usaha: 1. Bidang Usaha Terbuka 2. Bidang Usaha Tertutup 3. Bidang.
PERANAN OBAT TRADISIONAL DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN TERNAK POTONG
TUGAS IPS NAMA : ERWIN BANGKIT PRASETYO NOMOR : 16 KELAS : 9D
Cukup jumlah dan mutu (gizi, beragam, dll)
Disusun oleh: I Dewa Putu Leo Parlin
Oleh : Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
Keamanan Informasi dan Administrasi jaringan
ASPEK HUKUM E-BUSINESS
PENGEMBANGAN INDUSTRI & STRATEGI INDUSTRIALISASI
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
TUGAS IPS NAMA : SIGIT ANDI PRASETYO NOMOR : 26 KELAS : 9D
BIOAVAILABILITAS OBAT “KETERSEDIAAN HAYATI OBAT”
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Peluang dan Tantangan Kuliner Kota Malang Disampaikan pada FGD
ANALISA USAHA DAN KEWIRAUSAHAAN.
CEMARAN KIMIA DAN OBAT PADA PRODUK ASAL HEWAN
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
Isu Komoditas Sapi Potong Merupakan isu terbesar
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
EKONOMI INFORMASI STIESS BATANG.
ANALISIS MAKRO DAN ANALISIS INDUSTRI
Pengantar Keamanan Informasi
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Laporan Kinerja PT
PROGRAM PENSIUN MENJELANG
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
REGULASI OBAT TRADISIONAL. Obat Tradisional merupakan salah satu produk budaya bangsa Indonesia. Kecendrungan penggunaan obat bahan alam oleh masyarakat.
KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) NASIONAL
LIMA KUNCI KEAMANAN PANGAN WHO
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
PENDAHULUAN. LINGKUP KEDUDUKAN LANDASAN HUKUM DEFINISI PERANAN FUNGSI RUANG LINGKUP KEGIATAN DAN KERJA.
Transcript presentasi:

ISUE-ISUE TERBARU TERKAIT OBAT HEWAN - UJI MUTU - TEKNOLOGI MANUFAKTUR Prinsip : Ketahanan pangan dan keamanan pangan makin nyata Mencegah penyalahgunaan – penggunasalahan obat hewan Setiap negara berinnovasi untuk menjadikan negara lain saling bergantung melalui Hak Kekayaan Intelektual

RI DALAM PERSAINGAN GLOBAL Global competitiveness index BASIC REQUIREMENT SUBINDEX Institution Infrastructure Macroeconomic Environment Health and Primary Education, EFFICIENCY ENHANCER SUBINDEX Higher Education and Training, Good Market efficiency, Labor Market Efficiency Financial Market Development, INNOVATION –SOPHISTICATION FACTORS Technological Readiness Maret size Business –Sophistication Innovation. Faktor-driven Efficiency-driveri Innovation-driven Peranan obat hewan = lingkaran merah

RI 2010-2040 MASUK KE BONUS DEMOGRAFI Penduduk Indonesia ke-4 terbesar didunia, dlm 20 tahun Ri memasuki periode “bonus demografi”, angka DEPENDENCY RATIO (indeks perbandingan antara usia tidak produktif di bagi usia produktif) mencapai angka minimal (< 50%) Dalam periode ini terdapatlebih banyak tenaga kerja produktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional Bonus demografi harus dimanfaatkan secara maksimal: disaat negara lain mengalami situasi AGING POPULATION (India, Rusia kecuali jepang mulai menurun)

KESEMPATAN DAN ACAMAN BONUS DEMOGRAFI RI MANUSIA UNGGUL BONUS DEMOGRAFI MANFFAT Faktor dipengaruhi obat hewan +lingkaran merah grade sangat memuaskan BONUS DEMOGRAFI ANCAMAN RI Faktor dipengaruhi obat hewan +lingkaran merah grade tidak memuaskan MANUSIA TIDAK UNGGUL

Stabil 7-8 tahun > market PET ANIMAL INNOVATION MENJADIKAN SETIAP NEGARA BERGANTUNG DENGAN PEMILIK TEKNOLOGI OBAT HEWAN FOOD SECURITY : ternak-unggas Dipantau DUNIA Benchmarking suatu negara/bangsa Menghindari : Abused- Missused Regulasi obat hewan Penegakan hukum Peningkatan IPTEK TOLERANSI (-) Responsibility UNIVERSAL Cito -> implikasi efficient Tuto -> implikasi healty- enviroment Curare -> implikasi berkualitas Et Jucunde -> implkasi Tatanan negara beradab Logis Logiko verifikatio) TEKNOLOGI TINGGI Stabil 7-8 tahun > market Dari 100 kanidat obat baru hanya 1-2 % yang berhasil digunakan hingga obat baru

PERSENTASE KEUNTUNGAN Rp. ANTARA OBAT HEWAN vs. OBAT MANUSIA 40%,Resiko abused-missused Tinggi 1- 5%, Risk abused-missused medium Produksi cost tinggi Teknologi tinggi 5-10%, Risk abused-missused medium SURVEY 2016 tak dipublikasikan, Data 9 perusahaan di P. Jawa : PMA 4 (Milik asing Asia 2, Eropa 2) PMDN 5

BAGAIMANA NEGARA MAJU MENATA OBAT HEWAN: Perangkat lunak Perangkat keras Official minimum requirement /book i.e FOHI, CPOHB, CPOAHB, vademekum National assay lab. i.e : BPMSOH, etc Regulation – law enforcement : Peraturan obat hewan Nation system alert – veterinary control abused-misused-quality control on the field Training & capacity building perform for qualified person Certified Human Resources Import qualified humen resources Union net working – Research center university, Association expert, Private research center, Expert research center, etc Indonesia cukup berhasil dalam mengelola hal tersebut terkait obat hewan, kecuali yang merah Indonesia masih lemah dalam mengelola hal tersebut terkait obat hewan

MENGAPA NEGARA MAJU MELAKUKAN HAL ITU Dampak pro Px Dampak untuk manusia, kesetimbangan populasi dan lingkungan Menghindari obat illegal yang merugikan konsumen Menghindari obat yang tidak bermutu yang akan diberikan Menghindari beredarnya obat hewan gelap dipasaran yang berpotensi kehilangan pajak dan menimbulkan abused – misused Menghindari residu obat hewan yang kelak produk segar asal hewan di konsumsi manusia antar negara dsb Menghindari pencemaran lingkungan akibat obat hewan Menghindari fenomena farmakogenetik Menghindari kemunculan obat-obat narkotika yang di buat dari bahan aktif illegal, untuk terorisme , untuk merusak populasi hewan di suatu wilayah…dsb Negara maju akan merasa merugi bila disuatu negar muncul penyakit aneh pada manusia akibat konsumsi hewan tercemar obat hewan

KOMPONEN KONTROL OBAT HEWAN SELAMA UJI KLINIK FASE IV KOMPONEN KONTROL OBAT HEWAN SELAMA UJI KLINIK FASE IV. Oleh pengguna obat hewan (drh praktek)

PERSOALAN TERBARU OBAT HEWAN di Tanah Air yang belum terlaporkan Penyalahgunaan obat untuk ternak / pet animal Penggunaan Ventipulmin, Optaflex (beta gonist-2 dan ractopamine B1 agonist) keperluan penggemukan sapi potong (SUMUT, JABAR, DKI) Penambahan Antihistamin untuk meningkatkan nafsu makan dan pada akhirnya untuk meningkatkan berat badan pada ternak / sapi potong (Jateng, jatim, Bukitinggi) Penambahan spasmolitik unstriated muscle (ephedrin, pseudo ephedrine, spasminal tablet mengandung ergometrin, ergotamin, extract belladona) untuk tujuan peningkatan berat badan unggas (Jawa barat) Penggunaan Neurotropika (B1-B6-B12 untuk tujuan penggemukan ternak (Jabar- DKI) Penggunaan alkohol 70 % sebagai tambahan pada campuran minum 5% : 95 % dengan air untuk efisiensi pakan ternak untuk sapi potong (Jabar s/d Jateng, Sulawesi Utara) Penambahan analgesik antipiretik pada minum untuk meningkatkan nafsu makan pada sapi potong (Jatim) Pengawasan obat-obat SSP depresant (ketamin, xylazine, luminal dsb untuk disalahgunakan keperluan penggunaan obat-obat napza) untuk anjing dan kucing (Pulau Jawa- Bali)

KASUS PENJUALAN ILEGAL OBAT HEWAN: Re-packaging obat hewan dan diperjualbelikan secara on-line Obat hewan baru yang dikemas secara diam-diam dan diperjualbelikan menggunakan media sosial Facebook dan Telegram via group, dsb Penjualan obat hewan termasuk obat keras antar benua dengan penawaran melalui internet dan pembayaran via kartu kredit Penggunaan obat keras untuk hewan oleh non-dokter hewan Pembelian dan penjualan obat keras untuk hewan yang diperoleh tanpa R/ dokter hewan Keberadaan obat hewan yang belum diregristrasi di Indonesia namun sudah menjadi obat idaman para dokter hewan dan atau pemilik hewan

TATALAKSANA OBAT HEWAN DI INDONESIA MENUJU UNIVERSAL YANG IDEAL Regulasi, SOP tatalaksana izin peredaran obat hewan, POH, PPOH dsb Lembaga pengujian mutu obat hewan , Regulasi up-date (1983-1985) Official book (FOHI, CPOHB, CPOAHB (rencana), Regulasi up-date (2009 >) Collaborasi - assosiasi keahlian – PT, regulasi update- official book up-date (> 2014) Collaborasi antar negara (lemabaga pengujian mutu, otoritas vet., Assosiasi keahlian, PT dari negara lain, Lemabag otoritas pendukung penguatan uji lab. Negara lain (2014 >) < 1977

Trend jenis obat hewan yang berkembang di dunia <1980 Sintetis hasil pengembangan obat manusia, pengembangan herbal klasik Biologik & bahan diagnostik 1980-2000 Standardisasi & universalisasi Assay lab, uji mutu Sertifikasi lab 2000> International standard Keamanan residu dan lingkungan Pengembangan herbal medicinal baru Farmasetik untuk Pet animal - Untuk anjing, kucing - Untuk burung dsb - Untuk ikan Farmasetik untuk ternak - Untuk ayam - Untuk sapi, kambing, domba, babi - Untuk kuda Premik pet animal - Anjing kucing, burung - Ternak sapi, ayam, angsa dsb - Kuda, babi Biologik - Untuk pet animal - Untuk unggas - Untuk ternak besar (sapi, babi)

s/d 2004 Residu obat hewan dan Waktu henti obat hewan Penggunaan agent biologis dan Biosafety lab. Material transfer agreement, Standard bahan alami untuk hewan, Simplisia terstandard s/d 2008 Produk transgenik, Beyod use date untuk produk farmasetik, Konsep : No observed effect level – Low effect level (NOEL LOWEL) Standardt uji mutu obat bersifat universal (penggunaan peralatan fisiko kimia mulai marak) s/d 2012 Zero level untuk semua residu obat hewan pada produk olahan asal hewan Adanya perilaku BAN dari negara eropa terhadap suatu negara yang masih tidak memperdulikan konsep Zero level residu obat hewan s/d 2017 Konsep “one health mulai muncul”, persoalan resistensi antibiotika mulai beraksi Adanya prudential pada penggunaan anti mikroba pada hewan dan obat-obat SSP depresant dan parasympatolitic Hubungan antar negara dan wilayah sudah secara intensif terpantau oleh institusi universal seperti : IFAH, OIE dsb

HATI-HATI MENYUSUN REGULASI, MINIMUM REQUIREMENT ATAU PEDOMAN2 YANG LAIN : Hindari membuat suatu aturan yang secara langsung atau tidak langsung justru melindungi produk asing. Contoh menetapkan angka2 untuk memberikan syarat kelulusan suatu produk asing yang bisa beredar di Indonesia. Misalkan sesuai standard AOAC..sementara untuk melakukan uji sesuai standard itu di Indonesia lab2 uji kita kelabakan membeli perangkat baca dan bahan kimia pereaksi uji serta kesulitan menciptakan SDM handal sebagai operator lab.

OVERVIEW: PAN SUATU NEGARA DALAM MELINDUNGI PERSOALAN OBAT HEWAN 12 negara Eropa (Inggris ±) : membuat system Alert untuk memonitor : distribusi obat hewan, penggunaan obat hewan, official book masing-masing negara dan “BAN” produk PAH yang tercemar obat hewan Negara “commonwealth”: bersatu membangun jaringan pengawasan obat hewan dan peningkatan SDM melakukan keamanan pangan – ketahanan pangan. Bersatu menciptakan innovasi baru dengan prinsi “ The winner : first to publish” Negara-negara “sahabat USA” : idem + menciptakan SDM unggul usia dini dengan membangun “start up disegala lini termasuk manufaktur obat hewan dan aplikasi lainnnya. Indonesia : mulai sejak muncul SKKNI 2014, KEMENRISTEK DIKTI di gabung untuk membuat banyak karya2 Innovasi yang bisa menjadikan indonesia mandiri. LITBANG-LITBANG KEMENTAN sudah mulai menjawab persoalan2 kemandirian suatu produk Bangsa namun kemajuannnya masih kurang cepat Negara-negara yang mandiri tahun 2014-sekarang MULAI BERMUNCULAN : CINA, KORSEL, THAILAND, BRAZILIA dan masih banyak negara-negara lainnya seperti Selandia Baru, dst

1 : Merancang virtual molekul bahan aktif obat hewan baru Kuantifikasi hub. Struktur aktivitas obat hewan 6 : Uji klinik fase III Field test tolerance menggunakan hewan sesungguhnya kondisi sakit jumlah beragam spesies di suatu wilayah dalam area lebih luas 2 : Melakukan sintesis pembuatan molekul obat Membuat molekul stabil farmasetik \ biofarmasetik 7 : Uji klinik fase IV Field test clearly menggunakan hewan sesungguhnya kondisi sakit selama peredaran 3 : Merancang eksipien bahan aktif Uji eksipien bahan aktif (in-vitro & in-vivo) 4 : Melakukan formulasi obat hewan BSO tertentu Uji in-vitro & in-vivo) 5 : Uji klinik fase I Field test restricted menggunakan hewan sesungguhnya 6 : Uji klinik fase II Field test medium restricted menggunakan hewan sesungguhnya kondisi sakit terbatas di suatu wilayah terbatas

Eropa, G-7, Brazillia, China , Asia pasifik Commonwealth , Korsel Australia, Selandia Baru Indonesia <<<< Eropa, G-7, Brazillia, China , Asia pasifik Commonwealth , Korsel Australia, Selandia Baru, Botswana, Negara pecahan Rusia, Rusia, INDONESIA Indonesia <<<< Eropa, G-7, Brazillia, China , Asia pasifik Commonwealth , Korsel Australia, Selandia Baru, Botswana, Negara pecahan Rusia, pecahan Yogoslavia, Rusia, INDONESIA Indonesia <<<< Eropa, G-7, Brazillia, China , Asia pasifik Commonwealth , Korsel Australia, Selandia Baru, Botswana, Negara pecahan Rusia, pecahan Yogoslavia, Rusia, INDONESIA

KEKUATAN INDONESIA DALAM MEMRODUKSI OBAT HEWAN VS. DUNIA Luar negeri Product biologi Antigen diagnostic Premiks Farmasetik terbatas/under licence Product biologi Antigen diagnostik Premik Farmasetik Owner / Authorization MENYERBU INDONESIA KATA KUNCI : INNOVATION – REGULASI – LAW ENFORCEMENT KUATIR : OBAT ILLEGAL MARAK

MARI KITA LIHAT PRODUK OBAT HEWAN INNOVATIF TINGKAT ASIA Thailand, vietnam, malaysia, filipina, Taiwan, China dsb Produk prob untuk pet animal (anjing, kucing, burung) Produk kosmetika untuk pet animal Produk H2 receptor untuk meregulasi asam lambung pada pet animal (oral, injeksi) Produk herbal untuk apetite stimulant pet animal Produk biologik lainnya (vaksin, sera, antigen diagnostik) Produk-produk blocking SSP untuk anaestesi general Premiks dsb Kalau tidak diatasi “gawat”

Apa yang harus di benahi di RI : Regulasi & Official book- SDM Perangkat keras , perangkat pendukung Harus selalu di update Harus selalu meningkatkan kompetensi SDM lab uji Human resources harus selalu up-date minimal 5 tahun ke depan Pendidikan tinggi harus menyiapkan SDM 10 tahun ke depan dengan sifat RTU (ready to used) 5 – 10 tahun ke depan harus mampu melakukan manufaktir sendiri 5-10 tahun ke depan harus banyak anak bangsa kita yang mampu melakukan sintesis sendiri sehingga industri kimia dasar di tanah air menjadi mandiri

Uji mutu obat hewan farmasetik Universal Nasional Uji minimum : Farmasetik - Kemurnian bhn aktif, - kemurnian eksipien - Pra syarat BSO obat Uji bioequivalensi Uji bioavailabilitas Potensi test Sesuai minimum requirement suatu negara Indonesia : Kemurnian bahan aktif dan syarat BSO obat Uji bioequivalensi dan bioavailabilitas ??? Tergantung SDM dan peralatan uji

Bila bentuk sediaan khusus misal tablet Uji farmasetik Uji tambahan Identitas R. cardinale Eksipien Syarat farmasetik BSO tablet - Waktu hancur - Kekerasan tablet - Uji disolusi & disintegrasi Uji bioequivalensi Uji biavailabilitas Potensi test Keseragaman tablet Bahan pembawa dan flavouring agent Bila terdapat salut maka tujuan penyalutan harus diuji misal untuk tujuan lepas lambat maka dilakukan uji ketersediaan hayati lepas lambat

Contoh lain obat-obat sediaan krim : Uji mutu universal Uji mutu nasional Komposisi minyak-air Komponen korpukel krim Kekuatan saponifikasi Nilai hydrofilik lipofilik balance system Stabilitas krim Kemurnian Kemurnian komposisi krim Homogenitas dan potensi Uji-uji lain yang dianggap perlu

Uji mutu obat hewan Kebutuhan perangkat lunak Kebutuhan perangkat keras SDM yang terdidik Memiliki pengalaman uji tinggi Beberapa negara mensyaratkan memiliki sertifikat Memiliki persyaratan khusus misal untuk penguji vaksin rabies harus dilakukan immunisasi Hubungan antar assay lab disuatu negara yang saling berinteraksi Berinteraksi dengan PT dan asosiasi keahlian Minimum requirement yang selalu up-date Instrumen preparasi yang selalu up-date Instrumen baca yang selalu ready to used Standard reference material yang selalu ada dan segar Metode kerja yang selalu dilakukan validasi Perlu pengembangan lab di wilayah provinsi untuk memantau kualitas mutu pada periode uji klinik fase IV

Pengembangan SDM di assay lab. Prasyarat SDM Penguasaan instrumen analysis Dokter hewan yang memiliki kompetensi farmasetika Apoteker terlatih Dokter hewan (S-1) masih belum memiliki kompetensi farmasetika veteriner oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan tambahan khusus Farmasi Vet. Instrumen fisiko kimia : Kelompok detektor optik, kelompok adsorpsipartisi, kelompok termal dan kelompok spektrum masa, kelompok termal Instrument immunoassay: - ELIZA - Bloting - PCR, dsb

VETERINARY DRUG ASSAY LABORATORY REPORT Bahan kimia dan peralatan Hasil mudah di tracer Metode selalu dilakukan validasi (sensitivitas, presisi interday dan intraday, akurasi /% harga perolehan kembali, LOD-LOQ, liniaritas, reprodusibilitas, ripitabilitas) Hal-hal tertentu dilakukan penilaian uncertainty Bahan kimia : tingkat kemurnian tinggi Standardt : tingkat CRM Peralatan : kalibrasi dan diusahakan menggunakan metode autosampler Umumnya kadar yang ditetapkan antara 0,001 hingga 0,5 ppm.

DATA FISIKO KIMIA – IMMONUASSAY BAHAN AKTIF HARUS SELALU ADA CONTOH Data immunoassay Jenis bahan aktif, asam/basa/garam Data bilangan gelombang dan % transmitant spektrum infra merah Data mass spectra Data kromatografi Data titik leleh dan titik lebur Data stabilitas permukaan (data dari surface area analyzer) Jenis komplemen Jenis antigen (aktif / inaktive) Rekombinant atau tidak Waktu pasase dan tanggal perbanyakan Asal antigen diperoleh Institusi penyimpan dan operator yang bertanggungjawab

TEKNOLOGI MANUFAKTUR OBAT HEWAN Dokter hewan pengawas industri obat hewansesuai CPOHB Dokter hewan harus memiliki kompetensi ilmu farmasetik dan biofarmasetik Membutuhkan perangkat keras yang selalu divalidasi serta bebas dari kontaminant apapun Setiap jenis obat memiliki spesifisitas perangkat pembuat obat berbeda-beda (inilah yang menyebabkan investasi industri obat menjadi mahal)

TEKNOLOGI MANUFAKTUR OBAT HEWAN Sediaan steril Sediaan non steril Membutuhkan teknologi aseptis yang tinggi Membutuhkan level kompetensi anatar 7-8 di Indonesia Competent ion Framework Membutuhkan prinsip kehati-hatian yang sangat tinggi Persyaratan mekanisasi sangat rinci Membutuhkan teknologi non aseptik dan tidak mebutuhkan kemampuan kompetensi yang sangat tinggi Mekanisasi proses pembuatan praktis tidak terlalu rinci sebab tidak bersifat steril

TEKNOLOGI MANUFAKTUR APA DOMAIN DOKTER HEWAN ATAU TIDAK ? Domain dokter hewan sebab di aturan CPOHB disebutkan bahwa pengawas/penanggungjawab industri obat hewan adalah dokter hewan Dalam PP Otoritas Veteriner masih belum tertulis secara jelas Dokter hewan harus mendapatkan pengetahuan dasar yang utuh semasa duduk di bangku kuliah. Pengembangan lebih lanjut pada pendidikan post graduate (brevet, spesialis atau s-2, s-3)

JENIS OBAT HEWAN YANG MEMBUTUHKAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR YANG CUKUP TINGGI Sediaan steril : Injeksi sediaan biologis Sediaan steril: Injeksi / tidak injeksi non sediaan biologis Teknologi oral lepas lambat Teknologi saturatio Teknologi suppositoria Obat-obat akuatik Obat-obat kosmetika topikal Ciri2 : membutuhkan bahan pembawa dengan kondisi khusus

IN Patent C0,020,160,307 Aneka BSO obat hewan

Teknologi manufaktur Sesuai dengan perkembangan IPTEK maka makin lama menjadi makin robotik Oleh sebab itu regulasi / pedoman / official book yang mengatur selalu dimutakhirkan sesuai perkembangan zaman Perkembangan teknologi tersebut juga harus dikuasai oleh calon2 SDM yang pada akhir mengawasi manufaktur industri obat hewan tersebut

Dalam industri obat hewan : Perkembangan yang tajam muncul yaitu teknologi ekspisien obat. Contoh : Eksipien untuk tablet yang membutuhkan waktu hancur 5 menit. Dengan demikian pedoman CPOHB harus selalu di mutakhirkan agar mampu menjadi petunjuk bagi industri obat hewan Indonesia. Demikian pula perkembangan dosis bahan aktif obat hewan yang mengikuti perkembangan teknologi eksipien. Perkembangan lain adalah teknologi aplikasi obat berupa alat penakar. Teknologi tersebut begitu cepat berkembang terutama pada unggas. Oleh sebab itu ketentuan mengenai alat penakar harus selalu di mutakhirkan.

BAGAIMANA DENGAN FOHI FARMASETIK : Masih belum mengadopsi perkembangan teknologi obat hewan Masih belum mengadopsi temuan-temuan bahan aktif obat hewan baru Masih belum menambah informasi identitas bahan aktif obat hewan mengenai ciri-ciri fisikokimia bahan aktiif. Masih belum memiliki daftar dosis lazim nasional Masih belum memiliki ketentuan ukuran alat penakar khusus untuk hewan Masih belum mengadopsi pengembangan teknologi eksipien obat hewan

Teknologi pengembangan obat hewan Membutuhkan riset yang panjang dan dilakukan oleh mereka-mereka yang terdiri dari dokter hewan dengan pengalaman klinik lama serta ahli kimia analitik dan farmasi yang selalu mengedepankan aspek EFISIENSI PENGGUNAAN OBAT NAMUN TETAP BERKUALITAS Kelompok tersebut berada di wilayah-wilayah LITBANG KEMENTERIAN DAN PERGURUAN TINGGI serta dalam HIMPUNAN KE PAKARAN TERTENTU. Oleh sebab itu dalam melakukan pemutakhiran regulasi/pedoman ada baikknya melibatkan kelompok-kelompok tersebut. Sebagai contoh penyusunan Cara Pembuatan Obat Alami pada Manusia yang melibatkan pakar-pakar di Perguruan Tinggi

BAGAIMANA DENGAN PENAMBAHAN KOMPETENSI TENTANG OBAT HEWAN UNTUK POH DI KABUPATEN DAN KOTA: Melalui PT di wilayah masing-masing Melalui agen-agen obat hewan yang telah memproduksi obat hewan di negara-negara maju Melalui pameran-pameran obat hewan tahunan seperti Indolivestock Melalui kunjungan-kunjungan ke Industri obat hewan yang berdiri di suatu wilayah tertentu Melalui pemutakhiran pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Kementerian

APAKAH BOLEH SUATU KABUPATEN DAN KOTA MEMBUAT PEDOMAN UNTUK MENGAWASI MUTU OBAT HEWAN ? Secara universal boleh dilakukan Ciri2nya : Berlaku untuk obat hewan yang diedarkan diwilayah tersebut Memiliki kriteria lebih ketat dibandingkan pedoman umum yang dibuat oleh suatu negara Bersifat mengikat untuk wilayah tersebut namun seandainya produk obat tersebut diedarkan ke wilayah lain maka mutunya tetap bisa diterima sebab memilikimkualitas diatas rerata ketentuan pedoman suatu negara

APA BENTUK PEDOMAN YANG SESUAI UNTUK KOTA DAN KABUPATEN: Formularium Vademekum Pedoman uji kualitas obat hewan untuk wilayah kabupaten dan kota tertentu Pedoman tambahan uji kualitas obat hewan bila pada Farmakope suatu negara syarat-syarat lain tentang kualitas obat hewan belum dusebutkan

TERIMA KASIH