Oleh : Faik Agiwahyuanto

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
Advertisements

Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
KONSEP BIAYA PS KARS 2011.
STRATEGI HARGA.
Analisis finansial dan analisis ekonomi
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
Break Even Point Analysis
wignyanto Jur TIP – FTP –UB Wignyanto.ub.ac.id
Tarif Pelayanan Kesehatan
ANALISIS TITIK IMPAS Kulaih ke - 14.
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
Keuangan Bisnis 1 ANALISIS PULANG POKOK ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
SRI SULASMIYATI, S.SOS., M.AP
ANALISIS BREAK EVEN ALK.
BIAYA PRODUKSI Robinhot Gultom, SE, M.Si.
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
Aplikasi fungsi linier
Analisis break even point
EVALUASI PROYEK A, 6.1 dan B. 6.2 DR. MUNAJAT, S.P., M.Si.
Manajemen Pembiayaan Pendidikan:
BEP (Break Even Point) Kelompok 5 : Lokawati Tulus Mulia ( )
Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro
Analisis Breakeven Operating Leverage
TEORI BIAYA.
ANALISIS BIAYA KESEHATAN
LEVERAGE OPERASI DAN KEUANGAN SERTA BEP
10. Biaya, Tarif Angkutan dan
MANAJEMEN FARMASI Break Even Point (BEP)
* RETNO B. LESTARI07/16/96 B 6 Perencanaan Laba A B PENGANTAR EKONOMI*
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS BREAK EVEN POINT
ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) PADA PENDIRIAN APOTEK ANUGRAH RAYA
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
ANALISA TITIK IMPAS PERTEMUAN 13TH DESEMBER 2007.
Penentuan Tarif Rumah Sakit Tata Tachman
Analisis BEP.
Fungsi biaya, fungsi penerimaan dan bep
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PRODUKSI DAN BIAYA.
BIAYA PRODUKSI & HARGA.
ANALISA BREAK EVENT POINT DI APOTEK
KELAYAKAN USAHA TANI Silvana Maulidah, SP, MP
BREAK EVEN POINT ANALYSIS
Konsep Biaya dan Distribusi Biaya
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS BREAK EVEN ALK.
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
06 Matematika Bisnis Perhitungan & BEP Irson, SE., MM. EKONOMI
ANALISIS BIAYA DAN PENYESUAIAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN
STRATEGI PENETAPAN TARIF PADA YANKES RS
Analisis dan Estimasi Biaya
KEUNTUNGAN PRODUSEN EKONOMI MIKRO.
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
PENYUSUNAN CASH FLOW DAN LAPORAN LABA/RUGI. CASH FLOW.
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
EKONOMI TRANSPORTASI (CIV -205)
Konsep Dasar Penghitungan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
PERENCANAAN BIAYA PENDIDIKAN
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS BREAK EVEN POINT OLEH : PAK PROJO. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Definisi BEP  Break Even Point = BEP= Titik Pulang Pokok Adalah keadaan suatu.
Transcript presentasi:

Oleh : Faik Agiwahyuanto Biaya dan Tarif Oleh : Faik Agiwahyuanto

a.Biaya tetap (Fixed Cost = FC): Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/ tujuan tertentu. Pengorbanan  uang, barang, tenaga, pikiran, waktu dan kesempatan. Biaya : nilai uang dari sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk barang/ jasa. JENIS BIAYA : Pengaruhnya thd perubahan skala produksi: a.Biaya tetap (Fixed Cost = FC): Biaya untuk faktor produksi tetap. Secara relatif tak dipengaruhi oleh besarnya jml. Produksi.

b. Biaya variabel (Variable Cost = VC): Tetap hrs dikeluarkan terlepas apakah pelayanan diberikan. Contoh : nilai (rupiah) gedung, kendaraan, peralatan medis b. Biaya variabel (Variable Cost = VC): Volume biaya dipengaruhi oleh banyaknya produksi/pelayanan. Contoh : biaya  obat, makanan, ATK habis pakai, alkes habis pakai, biaya pemeliharaan alat. Biaya ini sering disebut biaya rutin  volumenya dapat direncanakan sec. Rutin. Biaya gaji  semi variabel. c. Biaya Total (Total Cost = FC + VC): Jumlah biaya tetap dan biaya variabel.

b.Lama penggunaannya: a. Biaya investasi : b. Biaya operasional: Biaya yang kegunaannya dpt berlangsung utk waktu yg lama (biasanya > 1 tahun). Hampir sama dgn biaya tetap. Contoh: biaya pembangunan gedung, pembelian mobil, peralatan medis atau non medis. b. Biaya operasional: Biaya untuk melaksanakan proses produksi dan bersifat habis pakai dlm waktu relatif singkat (biasanya < 1 tahun). Hampir sama dgn. biaya variabel. Contoh: biaya obat, makanan, gaji pegawai, ATK habis pakai, alkes habis pakai, biaya umum (aneka rekening).

c. Biaya pemeliharaan: 3.Dalam kaitannya dgn biaya satuan (unit cost): Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai barang investasi agar tetap berfungsi dengan baik Contoh: biaya pemeliharaan gedung, alat medis, alat kantor, kendaraan. 3.Dalam kaitannya dgn biaya satuan (unit cost): a. Biaya langsung : Biaya yang berkaitan langsung dgn pelayanan kepada konsumen/ pasien. Ditempatkan pada unit-unit pelayanan konsumen (unit produksi/pelayanan)

b. Biaya tidak langsung: Contoh: semua biaya yg dikeluarkan oleh unit rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi, rontgen, b. Biaya tidak langsung: Biaya yang tidak berkaitan langsung dgn pelayanan kepada konsumen/ pasien, Ditempatkan pada unit-unit penunjang pelayanan. Contoh: semua biaya yg dikeluarkan oleh kepala puskesmas, Bagian Administrasi dan Keuangan, Bagian Loket/ karcis puskesmas.

CONTOH MATRIKS PEMETAAN BIAYA DI PUSKESMAS Biaya tidak langsung (Pusat biaya penunjang) Biaya langsung (pusat biaya pelayanan) Biaya Investasi - Gedung kantor Puskesmas - Peralatan & furniture - Alat non medis lain, dll - Gedung ruang periksa. - Ambulance/ Pusling - Peralatan/ furniture - Alat-alat medis dll Biaya Ope rasional - Gaji Ka.Puskesmas. - Gaji petugas Adm. - ATK pakai habis. - Biaya umum dll Obat-obatan Alkes pakai habis Biaya makan pasien. - Biaya umum dll Biaya Pemeliha raan Pemeliharaan gedung Pemeliharaan alat2 non medis dll - Pemlhr gdg pelayanan - Pemlhr alat2 medis - Pemlr kend/ Pusling

4.Biaya kesempatan (Opportunity Cost): Merupakan dasar konsep Ilmu Ekonomi  pilih memilih (the science of choices). Setiap sumber daya yang sifatnya langka mempunyai alternatif pemanfaatan. Biaya yg terjadi karena suatu kesempatan yang hilang akibat melakukan pilihan suatu pilihan. Secara rasional  manusia sebagai “homo economicus”  memilih yang biayanya rendah sedangkan manfaat/ hasilnya besar. Berkaitan dgn alokasi sumber dana  suatu dana sejml ttt akan dipakai untuk membeli stetoskop atau tensimeter, membangun sebuh RS atau beberapa Puskesmas, untuk program P2M atau membangun jalan dan jembatan dsb.

5.Biaya depresiasi (penyusutan): Biaya yg timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang2 investasi akibat penggunaannya utk proses pelayanan  secara keuangan tidak tercatat Dlm yankes biasa dipakai Annualized Investment Cost (AIC) atau biaya penyusutan disetahunkan. Rumus  AIC = IIC (1 + i ) t L IIC = Initial investment cost  nilai Rp. Awal suatu alat/barang. i = laju inflasi (perekonomian normal). t = masa pakai alat. L = perkiraan masa hidup alat/ barang.

Jawab: AIC = 100 juta (1 + 0,08) 2 10 = Rp.11.644.000,- Contoh : harga pembelian alat USG Rp.100 juta, sudah dipakai 2 thn, masa hidup alat diperkirakan 10 thn, berapa biaya depresiasi per thn bila laju inflasi 8%. Jawab: AIC = 100 juta (1 + 0,08) 2 10 = Rp.11.644.000,-

Tarif (Pricing) Yankes

Fungsi sosial lawan fungsi ekonomi yankes: Profit atau social maximization  Grafik BEP (Break Even Point/ Titik Impas):

Total Revenue = Price x Quantity  TR = Tarif yankes x Jumlah pelayanan Total Cost = Total Fixed Cost + Total Variable Cost  TC = TFC + TVC TR > TC  surplus/ laba  maks. profit ? TR = TC  Impas/ Break Even Point (BEP) TR < TC  rugi/ defisit  maks.sosial ?

TARIF PELAYANAN KESEHATAN Masalah tarif yankes di Indonesia: Yankes (pemerintah)  tarif sangat rendah. Diposisikan sbg pelayanan sosial Situasi dan kondisi saat ini sudah berbeda , sosek masy berbeda (pendidikan, penghasilan, nilai-nilai masy)  kemampuan, kemauan membeli yankes. Peraturan (Kepmenkes / Perda) kurang melihat realitas yang terjadi di masy, provider yankes & kemampuan pemerintah utk memberi subsidi.

Tarif Ranap RS klas III Rp.2000,- - Rp.3000, Tarif < Unit Cost (Biaya Satuan riil yang dibelanjakan utk pelaksanaan pelayanan). Tarif Ranap RS klas III Rp.2000,- - Rp.3000, Unit Cost (tanpa biaya investasi)  Rp.4000,- - Rp.8000,- (tahun 1993) Tarif rajal umum Puskesmas Rp.2500,- Unit Cost (tanpa biaya investasi dan gaji) Rp.5.600,- (hasil studi Analisis Biaya Puskesmas di salah satu puskesmas di Kab. Banyumas tahun 2000)

Yankes (swasta)  tarif bisa leluasa  dari awal pendirian hrs swadana dan mandiri  bgmn kontrol utk kepentingan konsumen ?. For profit  tarif tinggi  sosek atas. Not for profit  tarif rendah  sosek bawah  butuh subsidi dan bantuan.

Akibat tarif yankes yang rendah  a Akibat tarif yankes yang rendah  a. Menyulitkan posisi provider  Tarif rendah menyulitkan pihak provider  dilema  memberikan pelayanan yg berkualitas dgn tarif rendah ?. Peningkatan kualitas pelayanan butuh dana (TR > TC). b. Melemahkan kemampuan bersaing (dengan swasta) c. Lemahnya posisi tawar menawar dengan pihak ketiga dlm pembayaran pelayanan (misal: perusahaan askes).

Penyesuaian/ kenaikan tarif ?? a. Pada kondisi demand tinggi  bermakna. Angka kunjungan/ BOR tinggi  peningkatan tarif tak banyak berpengaruh pd demand tambahan pendapatan digunakan utk peningkatan kualitas pelayanan. b. Pada kondisi demand rendah  kurang bermakna. Angka kunjungan / BOR rendah  peningkatan tarif akan mengurangi demand (trtm. pada yankes primer spt. rajal RS atau Puskesmas)  perlu analisis lebih lanjut ttg elastisitas demandnya.

Kebijaksanaan ttg tarif pd masy. Luas : a Kebijaksanaan ttg tarif pd masy. Luas : a. Tingkat utilisasi (demand) dan elastisitas demand b. Besar tarif relatif thd. biaya satuan pelayanan (Unit Cost). c. Public goods dan private goods  utk yankes yg. public goods maka tarif rendah / bahkan bisa gratis  subsidi pemerintah sangat perlu . d. Siapa yg banyak memanfaatkan pelayanan  kajian kemampuan masy.  yankes dgn kualitas (non medis) tinggi maka tarif dinaikkan  subsidi silang.

Faktor2 yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan tarif yankes: Jenis pelayanan yang beraneka ragam  analisis tarif semakin rumit. Perpaduan motivasi sosial dan ekonomi sekaligus Biaya satuan (Unit Cost) masing2 yankes  hasil perhitungan analisis biaya. Tingkat utilisasi pelayanan  kenaikan tarif lebih tepat dikenakan pada kondisi demand/ pembelian tinggi.

ATP dan WTP dan consumer’s surplus  untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membeli dari masyarakat. Kebijakan dan kemampuan subsidi dari pemerintah. Besarnya surplus (profit) yang direncanakan  agar rencana institusi untuk meningkatkan pelayanan termasuk meningkatkan sarana/ fasilitas pelayanan, menambah insentif bagi pegawai bisa dibiayai. Tarif dan mutu pelayanan pesaing .

SEKIAN