UKURAN NILAI SENTRAL Sri Mulyati
UKURAN NILAI SENTRAL UKURAN NILAI SENTRAL MERUPAKAN NILAI TUNGGAL YANG MENUNJUKKAN DI SEKITAR MANA BILANGAN YANG ADA DALAM SEKUMPULAN DATA TERSEBAR. OLEH KARENA ITU UKURAN NILAI SENTRAL SERING DISEBUT “HARGA RATA-RATA” Sri Mulyati
MEAN DATA YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN MEAN DIHITUNG DENGAN CARA MENJUMLAHKAN NILAI-NILAI OBSERVASI KEMUDIAN HASILNYA DIBAGI DENGAN JUMLAH OBSERVASINYA, DG FORMULA SBB Xi X = -------- n Sri Mulyati
MEAN DATA YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN UNTUK MENGHITUNG MEAN GABUNGAN DARI BEBERAPA OBSERVASI, YANG MASING-MASING OBSERVASI MEMPUNYAI FREKUENSI TERTENTU, DIGUNAKAN FORMULA SBB : fi . Xi X = ----------- fi Sri Mulyati
MEAN DATA YANG DIKELOMPOKKAN UNTUK MENGHITUNG MEAN DARI DATA YG SUDAH DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN TITIK TENGAH SEBAGAI WAKIL NILAI DATA DARI MASING-MASING KELASNYA. FORMULANYA : fi .mi X =----------- fi Sri Mulyati
MEAN DATA YANG DIKELOMPOKKAN MENGHITUNG MEAN DENGAN MEMAKAI SKALA U (RUMUS SINGKAT) FORMULANYA : X = m0 + I [ fi Ui ] fi Sri Mulyati
MEDIAN DATA YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN MEDIAN ADALAH NILAI TENGAH DARI SEKUMPULAN DATA YANG SUDAH DIURUTKAN (BILA JUMLAH DATA GANJIL) ATAU RATA-RATA DARI DUA NILAI DATA YANG ADA DI TENGAH (BILA JUMLAH DATA GENAP) Sri Mulyati
MEDIAN DATA YANG DIKELOMPOKKAN MEDIAN ADL SUATU NILAI YANG MEMBAGI KURVA FREKUENSI MENJADI 2 BAGIAN YANG SAMA LUASNYA, SEHINGGA SETENGAH DARI DATA NILAINYA NILAI MEDIAN DAN SETENGAH LAGI NILAINYA NILAI MEDIAN FORMULANYA : Md = b + I {(n/2) – FK} fmd Sri Mulyati
MODUS DATA YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN MODUS MERUPAKAN DATA YANG PALING SERING MUNCUL. MODUS LEBIH MUDAH DITENTUKAN JIKA DATA TELAH DIURUTKAN DARI KECIL KE BESAR. SEKUMPULAN DATA BISA MEMPUNYAI SATU MODUS, DUA MODUS ATAU TIDAK BERMODUS Sri Mulyati
MODUS DATA YANG DIKELOMPOKKAN MODUS BERADA PADA KELAS DENGAN FREKUENSI TERBESAR FORMULA: Mo = b + I _ d1___ d1+ d2 Sri Mulyati
HUBUNGAN MEAN, MEDIAN DAN MODUS MEAN=MEDIAN=MODUS : KURVA AKAN SIMETRIS MEAN>MEDIAN>MODUS : KURVA MENCENG POSITIF /KANAN (EKOR KURVA MEMANJANG KE KANAN) MEAN<MEDIAN<MODUS : KURVA MENCENG NEGATIF/KIRI (EKOR KURVA MEMANJANG KE KIRI) Sri Mulyati
CONTOH BERIKUT ADALAH TABEL DISTRIBUSI NILAI TES MASUK SUATU AKADEMI, YANG DIIKUTI OLEH 200 ORANG CALON MAHASISWA. NILAI TES CALON MHS 20 – 29,9 30 – 39,9 40 – 49,9 50 – 59,9 60 – 69,9 70 – 79,9 80 – 89,9 90 – 99,9 15 25 50 35 30 20 10 Sri Mulyati
LANJUTAN….. PERTANYAAN : 1. HITUNGLAH MEAN NILAI TES 2. HITUNGLAH MEDIAN NILAI TES 3. HITUNGLAH MODUS NILAI TES 4. BAGAIMANA BENTUK KURVENYA ? 5. BILA CALON MHS YANG MEMPUNYAI NILAI MINIMAL 92 AKAN DIBEBASKAN UANG GEDUNG, HITUNGLAH BERAPA ORANG MHS YANG DIBEBASKAN UANG GEDUNG ? Sri Mulyati
Titik Tengah Nilai Penjualan (000 rp) Tugas Berikut ini adalah titik tengah nilai penjualan suatu produk dari 100 salesman “PT ABC” Titik Tengah Nilai Penjualan (000 rp) Jumlah Salesman 250 5 275 12 300 24 325 28 350 23 375 8 Sri Mulyati
Pertanyaan Susunlah distribusi frekuensi nilai penj. PT ABC Hitung mean, median dan modusnya Bagaimana kemencengan dari kurve frekuensinya? Berapa % salesman yang nilai penjualannya maksimal Rp 290.000,- Berapa orang salesman yang nilai penjualannya minimal Rp 320.000,- Berapa orang salesman yang nilai penjualannya antara Rp 280.000,- sampai Rp 330.000,- Sri Mulyati